Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

Busi atau dalam bahasa Inggris disebut spark plug merupakan salah satu komponen di
dalam sistem pengapian pada mobil khususnya untuk motor bensin. Busi yang berasal
dari bahasa Belanda bougie adalah alat yang dipasang pada mesin yang ujung
elektrode berada di dalam ruang bakar. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pada
mesin diesel campuran udara dan bahan bakar terbakar karena adanya panas yang
disebapkan oleh langkah kompresi. Sedangkan pada mesin bensin campuran udara
dan bahan bakar dibakar oleh percikan bunga api pada busi.

Busi merupakan komponen yang sangat vital pada sistem pengapian, biasanya
busi diganti secara periodik kurang lebih setiap 20.000 KM. Setiap mobil di tune up
maka busi biasanya juga diperiksa dan dibersihkan, ini untuk menjaga agar peran busi
pada sistem pengapian tetap maximal. Ada beberapa akibat jika busi tidak bekerja
dengan baik, sudah jelek atau rusak (mati), diantaranya mesin pincang, mbrebet, tidak
bertenaga, mesin sering mati sendiri, sulit hidup. Dan jika dikaitkan dengan emisi gas
buang maka kandungan HC akan meningkat karena bahan bakar tidak terbakar
dengan sempurna.

Dalam sistem pengapian busi berfungsi untuk memercikkan bunga api yang
diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi,
sehingga terjadi langkah usah. Busi memilki 2 elektroda, yakni elektroda tengah dan
elektroda negatif (masa).
Setelah arus listrik dibangkitkan oleh ignition coil (koil pengapian) menjadi arus
listrik tegangan tinggi, kemudian arus tersebut mengalir menuju distributor, kabel
tegangan tinggi dan ke busi, pada busi arus melompat dari elektroda tengah ke
elektroda negatif (massa) sehingga menimbulkan loncatan bunga api yang dibutuhkan
untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.

 SEJARAH BUSI

Busi pertama kali ditemukan oleh Edmond Berger pada tanggal 2 Februari 1839.

Merek busi yang mendunia pertama kali dan menguasai pasar adalah busi - busi dari
Perancis di sekitar tahun 1900-an. Sebelumnya muncul seorang bernama Albert
Champion yang lahir di Perancis tahun 1878. Pada tahun 1889, Albert Champion
hijrah ke Amerika Serikat dan berkompetisi diserangkaian perlombaan di sana. Albert
membawa beberapa motor ke Amerika, tetapi di Amerika pada waktu itu sulit untuk
mendapatkan spare part untuk motornya. Dan untuk mengatasi hal itu Albert
Champion membuat sendiri spare part yang dibutuhkannya. Dan untuk bisa menutup
biaya, Albert kemudian membuat sendiri busi untuk motor dan menjualnya ke teman-
temannya.

Sekembalinya ke Perancis Albert Champion membuka sebuah toko dan mulai


memproduksi busi-busi ciptaannya.

 KONSTRUKSI BUSI
Connection (Terminal)

Terminal ini dirancang dengan jenis koneksi SAE atau ulir 4mm. Kabel pengapian atau
kabel koil disambungkan ke konekstor ini. Pada saat terbentuk tegangan tinggi maka
tegangan harus bisa dialirkan menuju ke ujung busi (elektroda busi).

Insulator

Insulator ini terbuat dari keramik yang memiliki dua fungsi. Fungsi utamanya adalah
sebagai insulasi yaitu mencegah flashover (meloncat) tegangan tinggi ke massa
(minus), dan berfungsi untuk membantu mengalirkan panas pada kepala silinder.
Insulator terbuat dari porselen alumunium murni yang mempunyai daya tahan panas
tinggi, kekuatan mekanikal, kekuatan dielektrik pada temperatur tinggi dan
menghantar panas (thermal conductivity).

Creepage Current Barriers

Gelombang yang dibuat pada permukaan insulator keramik (Creepage current


barriers) berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara terminal
(Connection) dan massa (Metal Case) hal ini untuk mencegah terjadinya loncatan
bunga api tegangan tinggi. Sehingga arus listrik dapat dipastikan mengalir melalui jalur
elektroda tengah tanpa mengalami kebocoran arus ke massa.

Interference Suppression

Interference suppression dibuat untuk memastikan kompatibilitas elektromagnetik


(EMC) hal ini berfungsi mengurangi gangguan frekwensi radio dan merapatkan bagian
tengah elektronika sehingga terhindar dari kebocoran arus, gelas (glass melt)
digunakan di bagian tengah elektroda busi untuk menghindari kebocoran udara serta
mengikat poros tengah dengan elektroda tengah.

Middle Electrode (Elektroda Tengah)

Bagian elektroda tengan busi terbuat dari paduan nikel. Dari ujung elektroda ini arus
meloncat ke elektroda masa (earth electrode) agar terjadi loncatan bunga api.
Elektroda tengah memiliki inti dari bahan tembaga untuk meningkatkan kemampuan
disipasi (pelepas/perambat) panas saat busi bekerja dalam perubahan temperatur yang
drastis.
Metal Case (Casing Besi)

Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan sebagai mounting (dudukan
untuk memasang) busi pada mesin. Casing atau wadah busi ini memiliki peran penting
dalam membantu proses perambatan panas busi.

Seal Ring (Cincin Perapat)

Seal ring mencegah kebocoran gas pembakaran pada tekanan yang sangat tinggi saat
terjadi langkah kompresi dan pembakaran didalam ruang bakar. Selain itu, seal ring
membantu merambatkan panas busi ke kepala silinder.

Inner Seals (Perapat Pusat)

Inner Seal berfungsi untuk mengunci sambungan antara insulator dengan casing (metal
case). Pada bagian ini, sebuah cincin pengikat (talcum ring) dibantu oleh dua cincin
tambahan sebagai pengunci dalam mempererat ikatan antara insulator dengan casing,
sehingga mampu mencegah kebocoran gas. Walaupun busi mengalami keretakan,
namun inner seal akan memberikan ikatan yang optimal dalam mencegah kebocoran
gas.

Earth Electrode (Elektroda Masa)

Elektroda masa dibuat dari bahan yang sama dengan elektroda tengah yaitu paduan
nikel. Pada beberapa tipe busi, elektroda masa dibuat dengan alur berbeda, ada yang
dibuat alur U (U Groove), alur V (V Groove) dan alur-alur khusus lainnya, hal ini
bertujuan untuk memudahkan loncatan bunga api sehingga mampu meningkatkan
kemampuan pengapian/pembakaran campuran udara dan bahan bakar pada ruang
bakar.

 JENIS BUSI
Busi Standar

Busi ini adalah busi bawaan pabrik, ujung


elektroda terbuat dari nikel dan diameternya
rata-rata 2.5 mm. Jarak pakai busi standar
dapat mencapai 20.000 Km ketika kondisi
pembakaran normal dan tak dipengaruhi
oleh faktor lain macam oli mesin dan
konsumsi BBM yang berlebihan.
Busi Platinum

Busi ini banyak di gunakan para


pengendara yang menyukai tour/touring.
Ujung elektroda terbuat dari nikel dan
center electrode terbuat dari bahan
platinum, jadi pengaruh panas ke metal
platinum lebih sedikit. Diameter center
electrode adalah mulai dari 0.6 mm
hingga 0.8 mm. Jarak pakai busi platinum
dapat mencapai 30.000 Km.

Busi Iridium

Busi iridium biasanya digunakan oleh motor besar 150


cc ke atas. Ciri dari busi iridium adalah ujung elektroda
terbuat dari nikel dan center electroda terbuat dari
iridium alloy berwarna platinum buram. Diameter
center electroda antara 0.6 mm hingga 0.8 mm. Jarak
pakai busi dapat mencapai 70.000 Km.

Busi Racing

Busi racing sudah jelas di pakai untuk para


pembalap, hehe. Busi jenis ini harus tahan
terhadap kompresi dan temperatur yang tinggi.
Jarak pakai bui racing dapat mencapai 30.000
Km. Diameter center electroda seperti jarum
yang runcing.
Busi Resistor

Busi resistor dipakai untuk melindungi perangkat


elektronik seperti speedometer dan alat elektronik
lainya pada kendaraan. Busi resistor biasa ditemui
dengan kode huruf R pada bagian insulatornya.
Busi ini menghilangkan gangguan pada radio,
telepon genggam dan ECU (Electronic Control
Unit) pada kendaraan. Jadi jika busi kendaraan
memakai tipe R, jangan sekali-kali menggantinya
dengan busi biasa karena dapat mengganggu kerja
peralatan elektronik lainnya.

Sedangkan menurut tingkat kemampuan melepas panasnya, busi terbagi


menjadi 2, yaitu:

Busi panas

Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya lebih lambat. Artinya panas tersimpan
pada busi dan lambat disalurkan keluar busi. Busi panas biasa dipakai pada kendaraan
harian. Busi standar, iridium, platinum, resistor dan alur V tergolong busi panas.
Indeks panas (heat rating) busi panas NGK berkisar dari 2 sampai 8

Busi dingin

Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya cepat. Artinya panas harus cepat
disalurkan keluar busi. Busi dingin identik dengan busi racing yang harus melepas
panas mesin dengan cepat. Indeks panas busi dingin NGK berkisar dari 9 – 12. Pada
umumnya salah kaprah terjadi di pemakai kendaraan yang beranggapan memakai
busi racing (busi dingin) akan membuat kendaraan menjadi lebih cepat. Padahal,
mesin kendaraan bukanlah mesin balap. Pemakaian busi racing di mesin standar hanya
akan membuat mesin sulit distarter pada awal pemakaian karena panas cepat
tersalurkan keluar.

Nilai Panas

Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang dapat
dipindahkan oleh busi.

Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki
isolator / luas permukaan isolator
Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi mesin

BUSI PANAS BUSI DINGIN

Busi panas

• Luas permukaan kaki isolator besar

• Banyak menyerap panas

• Lintasan pemindahan panas panjang, akibatnya pemindahan panas sedikit

Busi dingin

• Luas permukaan kaki isolator kecil

• Sedikit menyerap panas

• Lintasan pemindahan panas pendek, cepat menimbulkan panas

 JENIS KERUSAKAN BUSI

WARNA HASIL PEMBAKARAN PADA BUSI

1. Normal :Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu.


Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai panas busi yang
tepat.

2. Tidak Normal :Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan
elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau
karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah.
3. Tidak Normal :Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan
campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan
pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai
panas busi.

4. Tidak Normal :Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah
disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian.

5. Tidak Normal :Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh
disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi
dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar
& udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada
perubahan, ganti busi yang lebih dingin.

 CARA MENSETTING KERENGGANGAN BUSI


Gap busi biasa umumnya berkisar antara 0,6-0,8 mm. Sedangkan busi twin
iridium mempunyai jarak yang lebih rapat karena busi twin iridium elektrodanya tidak
memerlukan voltase tinggi untuk bisa menghasilkan loncatan bunga api. Ukuran celah
busi twin iridium berkisar 0.1 mm. Perlu diperhatikan bahwa penyetelan celah busi
tidak boleh dilakukan teralu sering, penyetelan celah busi hanya boleh dilakukan pada
busi yang sudah lemah dan perlu dikuatkan dengan merapatkan celah busi tersebut.
Hal ini dilakukan untuk memperpanjang masa pakai busi dengan tujuan efisiensi.
Tetapi untuk kefektifannya sebaiknya Anda mengganti busi dengan yang baru agar
kinerja pengapian di mobil tetap berada kondisi yang normal.

Berikut ini akibat yang terjadi jika celah busi / gap busi tidak dalam kondisi yang
standar :

1. Celah busi terlalu rapat.

• Pengapian jadi kecil.


• Pengapian tidak sesuai dengan pembakaran (terlalu cepat).
• Sulit mencapai RPM tinggi .
• Power putaran menengah ke atas jadi lemah.

2. Celah busi terlalu renggang

• Pengapian pada RPM dan kecepatan tinggi jadi kacau.


• Mesin jadi "mberebet"
 SPESIFIKASI BUSI

Anda mungkin juga menyukai