Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Post partum merupakan satu periode dalam minggu minggu
pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar
menganggapnya antara 4-6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relative
tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya
perubahan fisiologi. Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya sedikit
mengganggu ibu baru, walaupun komplikasi serius juga sering terjadi.
(Cunningham, F, et al, 2013)
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama
masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Askep ibu masa nifas, 2011)
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama. (Prawirohardjo, 2006 :122). Masa nifas tidak kurang
dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan
pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi. (Benneth & Brown, 1999, P :
590)
Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk
meninggkatkan status kesehatan ibu dan anak. Masa nafas dimulai setelah 2
jam lahirnya plasenta atau setelah proses persalinan kala 1-4 selesai.
Berakhirnya proses persalinan bukan berarti ikut terbebas dari bahaya atau
komplikasi. Berbagai komplikasi dapat dialami ibu pada masa nifas dan bila
tidak tertangani dengan baik akan memberi kontribusi yang cukup besar
terhadap tingginya angkat kematian ibu di Indonesia.

B. Tujuan
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu postpartum.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Post Partum


1. Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi, 2012).
2. Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).
3. Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluarr lepas dari rahin sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kemballi organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan sebagainya berkaitan saat
melahirkan. ( Suhermi, 2009)
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa nifas (puerperium) masa
yang berlangsung sekitar 6 minggu yang dimulai beberapa jam setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.

B. Tahap Masa Post Partum


Tahapan masa nifas menurut Anggraini (2010), tahapan masa nifas di bagi atas:
1. Puerperium dini yaitu Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan - jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6–8 minggu
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan.

C. Perubahan Fisiologis Postpartum


1. Alat genetalia
Alat – alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur – angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi, selain
itu juga perubahan – perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan
timbulnya laktasi karena lactogenik hormone dari kelenjar hipofisis
terhadap kelenjar mammae.
2. Fundus uteri
Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri kira – kira setinggi pusat, segera
setelah lahirnya plasenta TFU kurang lebih 2 jari diatas pusat, pada hari ke –
5 post partum tinggi uterus yaitu 7 cm di atas simphysis. Sesudah 12 hari
post partum uterus tidak dapat diraba lagi diatas symphisis. Tebal Dinding
uterus sendiri adalah 1,25 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta
lebih tipis dari bagian lain. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan
penanganan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri,
segera setelah persalinan otot – otot uterus berkontraksi setelah post partum,
pembuluh – pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot uterus akan
terjepit, proses ini yang mengakibatkan perdarahan dapat berhenti setelah
plasenta dilahirkan.
Proses involusi :
Involusi TFU
Segera setelah persalinan 2 cm di bawah pusar

12 jam setelah persalinan 1 cm diatas pusat dan menurun


kira – kira 1 cm setiap hari

Hari ke – 2 setelah persalinan 1 cm di bawah pusat

Hari ke 3 -4 setelah persalinan 2 cm di bawah pusat

Hari ke 10 pasca persalinan Tidak teraba

3. Serviks
Segera setelah persalinan / post partum, bentuk serviks agak menganga
seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, seolah – olah pada perbatasan antara korpus dan
serviks, uteri terbentuk semacam cincin.
4. Vagina dan perineum
 Vagina nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping
lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
 Perineum
Episiotomi :Penyembuhan dalam 2 minggu.
Laserasi :
TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan s/d otot
TK II : Meluas sampai dengan otot perineal
TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter
TK IV : melibatkan dinding anterior rektal
Pada post partum terdapat lochia, yaitu cairan / sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina.
Macam – macam lochia :
a. Lochia rubra
Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, cairan yang
keluar berwarna merah dan berlangsung selama 2 hari pasca
persalinan
b. Lochia sanguinolenta
Berisi darah dan lendir, cairan yang keluar berwarna merah agak
kekuningan dan berlangsung pada hari ke 3 – 7 pasca persalinan
c. Lochia serosa
Berisi darah berwarna kuning, berlangsung dari hari ke 7 – 14 hari
pasca persalinan
d. Lochia alba
Cairan putih terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan

5. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara, kolostrum diproduksi mulai di akhir
masa kehamilan sampai hari ke 3 – 5 post partum dimana kolostrum
mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih
sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena
menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI
6. Ligamen
Ligamen – ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama
kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, berangsur – angsur ciut kembali
seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang pula wanita
mengeluh “kandungnya turun” setelah melahirkan karena ligament, fasia
dan jaringan alat peunjang genetalia menjadi agak kendor. Untuk
memulihkan kembali jaringan – jaringan penunjang alat genetalia tersebut,
juga otot – otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk
melakukan latihan – latihan tertentu pada 2 hari post partum sudah dapat
diberikan fisioterapi, keuntungan lain ialah dapat mencegah stasis darah
yang mengakibatkan trombosis masa nifas.
7. Sistem pencernaan
 Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
 Nafsu makan kembali normal.
 Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
8. Sistem perkemihan
Uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi
melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis
dan edema, seringkali disertai daerah – daerah kecil hemoragi
9. Sistem integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang sebelumnya

10. Sistem Kardiovaskuler


Kehamilan menyebabkan hipervolemia, sehingga dapat menambah 50%
dari peningkatan sirkulasi volume darah. Darah keluar sekitar 400-500 cc
pada persalinan normal dan pada persalinan pada perasi sekitar 700- 1000 cc
masih dianggap normal. Bradikardi (50-70x/mnt) sebagai kompensasi dari
jantung untuk menurunkan resusitansi cairan di pelvis. Sedang takikardi
sebagai refleksi dari berbagai kesulitan persalinan diantaranya perdarahan
banyak.

D. Adaptasi Psikologis Post Partum


Penerimaan peran sebagai orang tua (psikologis) menurut Reva Rubin
1. Taking In Fase (dependen)
Terjadi pada jam pertama kelahiran sampai dengan 1-2 hari. pada fase ini
ibu tergantung dan pasif, perlu tidur dan makan.
2. Taking Hold (fase dependend-independen)
Terjadi pada hari ke 3 – 10, ibu tampak mandiri dalam perawatan dirinya
dan perlu bertemu dengan bayi. Ibu mudah menerima pelajaran tentang
perawatan bayi dan personal hygiene dan dapat menerima tanggung jawab.
3. Letting Go (fase interdependen)
Terjadi pada hari-hari terakhir pada minggu pertama persalinan, pada fase
ini ibu mandiri dan penuh peran.

Selain itu adaptasi psikologis pada ibu postpartum meliputi :


Gejala depresi postpartum (PDD):
 Baby blues: Sangat pendek durasinya, mungkin tidak memerlukan
pengobatan medis tetapi perawatan di rumah
 Depresi postpartum: Berlangsung lebih lama, lebih melelahkan, dan
membutuhkan perawatan medis
 Psikosis postpartum: bentuk paling parah, memerlukan perawatan
kejiwaan agresif karena sudah timbul halusinasi dan gejala psikosis lainnya
Ada banyak kemungkinan gejala depresi postpartum, termasuk berikut:
 Sulit tidur atau malah tidur lebih banyak dari biasanya
 Perubahan nafsu makan
 Kekhawatiran ekstrem dan khawatir tentang bayi atau kurangnya minat
atau perasaan untuk bayi
 Merasa tidak mampu mencintai bayi atau keluarga
 Kemarahan terhadap bayi, pasangan, atau anggota keluarga lainnya
 Kecemasan atau serangan panik
 Takut merugikan bayi Anda; pengalaman ini mungkin obsesif, dan Anda
mungkin takut ditinggal sendirian di rumah dengan bayi Anda
 Iritabilitas –peka terhadap rangsangan
 Kesedihan atau menangis berlebihan
 Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat
 Perasaan ragu, rasa bersalah, tak berdaya, putus asa, atau gelisah
 Kelelahan ekstrem
 Kehilangan minat pada hobi atau kegiatan biasa lainnya
 Perubahan suasana hati yang berlebihan dan terendah
 Merasa mati rasa emosional
 Mati rasa atau kesemutan di lengan atau kaki
 Sesak napas
 Sering ke dokter anak dengan ketidakmampuan untuk diyakinkan
 Pikiran berulang tentang kematian, yang dapat mencakup berpikir tentang
atau bahkan berencana bunuh diri
 Pikiran obsesif-kompulsif dan perilaku yang mengganggu.

E. Perawatan Ibu Post Partum


1. Perawatan Masa Nifas
a. Mobilisasi
1. Dengan tidur telentang lengan disamping, menarik otot perut selagi
menarik nafas kedalam angkat dagu ke dada : tahan satu hitungan
sampai 5 reflek dan ulangi 10x.
2. Untuk memperkuat otot vagina latihan regel
3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat,
dan pinggul tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi katihan
sebanyak 5x.
4. Mulai mengerjakan 5x latihan untuk setiap gerakan setiap minggu
naikkan 5x. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
melakukan sebanyak 30x
b. Diet
Ibu menyusui membutuhkan kalori tambahan 500 setiap hari. Makanan
diet harus berimbang dari protein, mineral, dan vitamin cukup.
Suplemen zat besi harus diminum minimal 40 hari pasca melahirkan.
Minum sedikitnya 3 liter.
c. Miksi hendaknya dilakukan sendini mungkin karena kandung kemih
yang penuh menyebabkan perdarahan.
d. Defekasi
Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan bila
tidak bisa maka diberi obat oral atau klisma.
e. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu.
b. Menggunakan BH menyongkong payudara
c. Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI keluar pada
sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dari puting susu yang tidak lecet
d. Apabila lecet berat diistirahatkan 24 jam
e. Apabila payudara bengkok akibat pembendungan ASI, dilakukan :
1. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit
2. Urut payudara dari pangkal menuju puting
3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
puting susu menjadi lunak
4. Susukan bayi < 3 jam
5. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

f. Laktasi
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberikan perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan
siap diminum. Tanda ASI cukup :
a. Bayi kencing 6x dalam 24 jam
b. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan
c. Bayi tampak puas sewaktu merasa lapar,bangun dan tidur cukup
d. Bayi menyusu 10-11 kali dalam 24 jam
e. Payudara terasa lembut dan kosong setiap kali menyusui
f. Ibu merasa geli karena aliran ASI
g. Bayi BB bertambah
Tanda ASI tidak cukup :
a. Jarang disusui
b. Bayi diberi makan lain
c. Payudara tidak dikosongkans setiap kali habis menyusui.
(Sarwono,2012)

F. Tanda dan Bahaya Masa Nifas


1. Perdarahan pervagina tiba-tiba bertambah banyak ( lebih dari perdarahan
Haid atau memerlukan pergantian pembalut 2x dalam setengah jam )
2. Pengerluaran cairan vagina yang berbau busuk
3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri uluh hati, atau masalah
penglihatan.
5. Pembengkakan di wajah atau tangan
6. Demam, muntah, rasa sakit saat BAK
7. Payudara bertambah atau berubah menjadi merah panas atau sakit
8. Kehilangan Nafsu Makan dalam waktu yang lama
9. Rasa sakit merah, lunak atau pembengkakan dikaki
10. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri bahkan
dirinya sendiri
11. Merasa sangat letih dan nafas terengah-engah. (Siti Saleha,2009)
G. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 Jam Post partum (Jika Hb <
10 g/dl dibutuhkan suplemen Fe), Eritrosit, Leukosit dan Trombosit.
2. Jika Klien dengan dower kateter diperiksa culture urine.

H. Pengkajian Dasar Data Klien


1. Aktivitas / Istirahat
Dapat tampak berenergi atau kelelahan/keletihan mengantuk .
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50-70 x/m) karena hipersensitifitas TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respons terhadap analgesik / anestesi atau
meningkat pada respon terhadap pemberian oksotoxin atau hipertensi
karena kehamilan. Edema, bila ada mungkin dependen (misalnya,
ditemukan pada ekstremitas bawah, atas dan bawah)
3. Integritas Ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah, misalnya perilaku
menunjukkan kurang kedekatan, kelelahan. Dapat mengekspresikan masalah
atau meminta maaf untuk perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol
dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir atau
perawatan segera pada neonatal.
4. Eliminasi
Hemoroid sering ada menonjol kandung kemih mungkin teraba diatas
simfisis pubis.
5. Makanan/Cairan
Dapat mencegah haus lapar atau mual
6. Neurosensori Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesia spinal dan analgesia.
7. Nyeri b.d Ketidaknyamanan
Misalnya setelah nyeri trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung
kemih penuh atau perasaan dingin dengan menggigil.
8. Keamanan
Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut/ ketidaknyamanan b.d trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi,efek-efek hormonal.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL bd kelemahan tubuh
3. Ketidakefektifan Menyusui bd tingkat pengetahuan,pengalaman
sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan,struktur karakteristik
fisik payudara.
4.
J. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut/ ketidaknyamanan b.d trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyeri teratasi
Kriteria Hasil : Mengindentifikasi dan menggunakan intervensi untuk
mengatasi nyeri akut dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya
ketidaknyamanan.
Intervensi :
a. Tentukan adanya lokasi, sifat ketidaknyamanan. Tinjau ulang
persalinan dan catatan kelahiran
b. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy. Perhatian edema,
nyeri tekan lokal, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan
jaringan.
c. Berikan kompres es pada jaringan perineum khususnya 24 jam
pertama setelah kelahiran.
d. Berikan kompres panas lembab
e. Anjurkan duduk
f. Kaji nyeri tekan uterus : tentukan adanya frekuensi
g. Inspeksi payudara dan jaringan puting
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b.d kelemahan tubuh
Tujuan : Penuhan ADL terpenuhi
Kriteria Hasil : klien memenuhi kebutuhan ADL
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien dan bantu jika tidak bisa memenuhi
kebutuhan
b. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
c. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya
3. Ketidakefektifan menyusui bd tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik
fisik payudara.
Tujuan : Setelah dilakukan demonstrasi tentang perawatan payudara
diharapkan tingkat pengetahuan Ibu bertambah
Kriteria Hasil : mengungkapkan pengetahuan tentang proses menyusui,
mendemontrasikan teknik efektif dari menyusui, menunjukkan
kepuasan regimen menyusui satu sama lain, dengan bayi terpuaskan
setelah menyusui
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan dan pengalaman menyususi sebelumnya.
b. Berikan Informsasi verbal dan tertulis mengenai fisiologis dan
keuntungan menyusui,perawatan puting dan payudara
c. Demontrasikan dan tinjau ulang teknik-teknik menyusui.
d. Kaji puting klien
e. Anjurkan untuk mengeringkan puting dengan udara selama 20-30
enit setelah menyususi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Postpartum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. Postpartum atau masa nifas dibagi dalam 3
periode : puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan jalan, purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh
alat genetalia yang lamanya mencapainya 6-8 minggu dan, remote puerperium
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
B. Saran
Diharapkan kepada perawat dapat menggunakan proses keperawatan
sebagai kerangka kerja untuk perawatan pasien dengan postpartum.

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, etc. 2016. Nursing Intervention Classifiation (NIC). Jakarta: Elsevier

Moorhead,sue etc. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta:


Elsevier

Nurarif A.H. & Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnose Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Salemba Medika

Ningrum, Susanti Prasetya. 2017. Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi


Post Partum Blues. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 4 (2) : 205-218

Wahyuni Sri, dkk. 2014. Faktor Internal dan External yang Mempengaruhi
Depresi Postpartum. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan.Vol 3 (2) : 106-214

Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai