Iptek Seni Dalam Islam
Iptek Seni Dalam Islam
PEMBAHASAN
ILMU PENGETAHUAN , TEKNOLOGI DAN SENI
DALAM ISLAM
1.1 A.Konsep Ilmu Pengetahuan , Teknologi dan Seni dalam Islam
Pengetahuan dapat di artikan sebagai hasil tahu manusia terhadap sesuatu objek yang
dihadapi, hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Maka , pengetahuan
adalah segala fenomena alam yang dapat dicapai oleh indra manusia . Konsekwensi logis dari
pengetahuan akan melahirkan berbagai pengalaman manusia , akan tetapi pengalaman
manusia ini terkadang kebenarannya tidak mutlak dan perlu diuji lagi.
Kata sains disadur dalam bahasa Indonesia menjadi ilmu pengetahuan , sedangkan
dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tanggapan panca indera
dan instuisi, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah diinterpretasi ,
diorganisasi dan disistematisasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif , sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara alamiah. Secara etimologis kata ilmu berarti
kejelasan , karena segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai cirri kejelasan (M.
Daud Ali, 1998:69)
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya ,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan
netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.
Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehidupan
manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu sendiri. Oleh sebab itu kebenaran
ipteks sangat relatif. Sumber ipteks dalam islam adalah wahyu allah. Ipteks yang islami selalu
mengutamakan kepentingan orang banyak dan kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Untuk
itu ipteks dalam pandangan islam tidak bebas nilai. Integrasi ipteks dengan agama merupakan
suatu keniscayaan untuk menghindari terjadinya proses sekularisasi yaitu pemisah
antaradoktrin-doktrin agama dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(Hamda Mansoer,2004:93)
Tujuh factor yang menjadi pendorong bagi kemajuan IPTEK di dunia islam pada abad
yang lalu, antara lain:
1. kesatuan agama dan budaya agama islam
2. arabisasi dan peranan bahasa arab
3. akademi, sekolah, observasi, dan perpustakaa
4. kebijakan Negara tentang pengembangan IPTEK
5. Perlindungan Negara sangat jelas terhadap para ilmuan dan para insinyur
6. Penelitian, eksperimen dan penemuan baru
7. Perdagangan internasional
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian
dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan
kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari
ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya
terus bertambah.
Menurut Ernst Diez dalam Muhammad abdul jabbar (1998:2) cirri ciri seni islam atau
seni islamisadalah seni yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada allah.
Syarat-syarat ilmu.
Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga unsure
pokok sebagai berikut:
1. Ontologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki obyek studi yang jelas. Obyek
studi sebuah ilmu ada dua yaitu obyek material dan obyek formal.
2. Epistimologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yag jelas. Ada
tiga metode kerja suatu bidang studi yaitu metode deduksi, induksi dan edukasi.
3. Aksiologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatannya.
Bidang studi tersebut dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis,hukum—hukum, generalisasi,
kecenderungan umum, konsep-konsep, dan kesimpulan-kesimpulan logis, sistematis dan
koheren.
BAB IV
1.4 D. Tanggung Jawab Ilmuan terhadap Alam Lingkungan
Kemajuan IPTEK tidak dipungkiri telah mengantar manusia kepada kemudahan,
efektivitas Sdan efisiensi hidup. Dengan IPTEK manusia telah mampu meraih apa yang dulu
dianggap sebagai suatu yang mustahil.
Namun disisi lain kemajuan IPTEK juga telah membawa akses yang negative dan
destruktif yang merugikan dan mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan
lingkungannya. Dalam (QS. Ar-Rum:45) menyebutkan “telah timbul kerusakan di darat di
lautan karena ulah tangan manusia”.
Untuk itu ilmuan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dari
kelompok-kelompok perusak (ya’juj dan ma’juj). Ilmuan harus mempunyai tanggung jawab
karena diberi amanahAllah untuk berbuat baik terhadap lingkungan
Ada dua fungsi manusia didunia yaitu sebagai ‘abdun (hamba allah)dan sebagai
khalifah allah di bumi. Tugas utama seorang abdun adalah mengaktualisasikan ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan allah. Adapun tugas utamanya
sebagai khalifah allah di muka bumi adalah memakmurkan dunia ini sekaligus menjaga
keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal. Manusia diberi kebebasan untuk
mengeksplorasi , menggali sumber daya alam , serta memanfaatkannya dengan sebesar-
beesar kemanfaatanuntuk kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak
negatif lingkungan , karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri.
Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memadai. Tanpa menguasai IPTEKS , fungsi hidup manusia sebagai khalifah
akan menjadi kurang dan kehidupan yang lebih baik tidak akan terwujud dan kehidupan
manusia akan tetap terbelakang. Allah menciptakan alam karena allah menciptakan manusia.
Seandainya allah tidak menciptakan manusia. Maka tidak perlu menciptakan alam. Oleh
karena itu maka manusia mendapat amanah dari allah untuk memelihara alam agar terjaga
kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia itu sendiri.