Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
KELAS : B1
DOSEN :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
TAHUN 2019
STEP I KLARIFIKASI ISTILAH ASING
1. Apa saja kandungan dari tape ketan yang membuat ibu indah pusing dan linlung?
2. Bagaimanakah proses fermentasi ?
3. Bagaimanakah cara mengidentifikasi kandungan yang terdapat dalam tape ketan?
4. Apakah waktu fermentasi tape mempengaruhi kandungan dari tape tersebut?
5. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan untuk mengidentifikasi kandungan tape ketan?
2. Proses Fermentasi
Beras Ketan Mengandung Pati (Amilum)
Pati + Air (H2O) Glukosa Alkohol
Amilum/Pati Amilase Maltosa
Maltosa Maltase Glukosa
Glukosa Ragi Alkohol
5. Alat :
- Wadah Plastik
- Pipet Tetes/pipet volum
- Tabung Reaksi
- Rak Tabung
Bahan :
- Aquadest
- Aluminium Foil
- Tisu
- Ketan
- Ragi Tape
Bahan
pengukusan
2. Proses Fermentasi (Sari & Fajar, Jurnal Analisis kualitatif dan kuantitatif kandungan alcohol,
2018: 36)
Amilum/Pati Amilase Maltosa
2(C6H10O5) + nH2O nC12H22O11
Maltosa Maltase Glukosa
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Glukosa Ragi Alkohol + Karbondioksida
2C6H12O6 C2H5OH 2CO2
3. - Analisis kualitatif diuji dengan pereaksi iodaform dan potassium dikromat
- Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode titrasi alkalimetri
Bahan :
Adapun bahan-bahan yang diperlukan adalah Aluminium Foil, Asam Kromat, Aquadest, Beras
Ketan, Ragi, Reagen Lukas (Campuran Zink Klorida dalam Pekat,Tisu
Tape merupakan makanan selingan yang cukup populer di Indonesia. Pada dasarnya ada dua
tipe tape, yaitu tape ketan dan tape singkong. Tape memiliki rasa manis dan sedikit mengandung
alkohol, memiliki aroma yang menyenangkan, bertekstur lunak dan berair. Sebagai produk
makanan, tape cepat rusak karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi
tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi. Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun
singkong dengan jamur Endomycopsis fibuligeria, Rhizopus oryzae ataupun Saccharomyces
cereviciae sebagai ragi. Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan
putih, serta kayu manis. Sebelum membuat tape perlu diperhatikan untuk menghasilkan kualitas
yang bagus warnanya, rasanya manis dan strukturnya lembut. Bahan yang biasa digunakan untuk
membuat tape adalah bahan yang mengandung karbohidrat. Bahan makanan sumber karbohidrat
berasal dari makanan pokok seperti biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan.
(Dino Kanino, Pengaruh konsentrasi ragi pada pembuatan tape ketan, Hal 64-65)
Mikroba yang berperan dalam pembuatan tape yaitu jenis khamir (Saccharomyces cereviciae).
Proses pembuatan tape harus dilakukan dengan baik untuk menghasilkan kualitas warna, rasa,
tekstur serta aroma khas tape yang baik. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum
Makanan Fermentasi Tape. (Dino Kanino, Pengaruh konsentrasi ragi pada pembuatan tape ketan,
Hal 65)
Proses Pembuatan Tape Ketan afalah sebagai berikut. Alat dan bahan disiapkan, kemudian beras
ketan hitam dan beras ketan putih ditimbang sesuai dengan perlakuan. Selanjutnya beras ketan
dicuci sebanyak 2 kali dan direndam selama 30 menit. Setelah proses perendaman selesai, beras
ketan tersebut dikukus hingga masak. Kemudian didinginkan. Selanjutnya taburi ragi tape sesuai
dengan perlakuan yang diberikan, aduk perlahan hingga ragi rata. Lalu dibentuk bulat-bulat dan
dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang dilapisi daun pisang. Terakhir, disimpan ditempat
yang tidak terkena cahaya matahari langsung. (Dino Kanino, Pengaruh konsentrasi ragi pada
pembuatan tape ketan, Hal 65)
Tape merupakan makanan tradisional yang dapat dibuat atau berbahan baku singkong maupun
ketan yang diolah melalui proses fermentasi. Tape memiliki tekstur yang lunak berair, beraroma
alkohol dan mempunyai rasa yang manis. Kandungan gizi tape ketan (dalam 100 gram bahan)
yaitu Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Besi dan Vitamin B1. Selama fermentasi,
tape mengalami perubahan, perubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan tape adalah dari genus Aspergillus,
Saccharomyces dan Acetobacter. Mikroba Aspergillus dalam pembuatan tape berfungsi untuk
menghidrolisis pati pada bahan baku menjadi gula-gula sederhana, Saccharomyces berfungsi
mengubah gula menjadi alkohol, sedangkan Acetobacter mengubah alkohol menjadi asam laktat.
Hal ini sesuai dengan Ganjar (2003) bahwa dalam proses fermentasi tapr digunakan beberapa
jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Aspergillus dan
Acetobacter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan tape yaitu suhu, keasaman, oksigen dan ragi. Suhu
yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang berperan dalam proses
fermentasi, suhu optimal untuk fermentasi tape yaitu 350C–400C. Tingkat keasaman sangat
berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk pertumbuhan
bakteri adalah 3,5-5,5. Derajat aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam pengendalian
fermentasi, oksigen harus dibatasi pada fermentasi tape agar tercipta suasana fermentasi anaerob.
Ragi yang digunakan dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh dikarenakan ragi yang
digunakan tersebut bisa tidak menggunakan kultur murni yaitu dengan penambahan beras.
Jumlah ragi yang diberikan juga dapat mempengaruhi apabila ragi yang diberikan terlalu banyak
maka dapat membuat tape tersebut sangat lunak. Hal ini sesuai dengan pendapat Haryadi (2013)
yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan tape yaitu oksigen, suhu,
tingkat keasaman dan ragi.
PROSES FERMENTASI
Adapun mekanisme fermentasi tapai diawali dari pati yang terdapat dalam tapai ketan putih dan
singkong dihidrolisis menjadi glukosa. Menurut Groggins (1958) “dalam” Utami dan Noviyanti (2010)
dalam pembuatan tapai tahap hidrolisa diwakili oleh tahap perebusan. Didalam proses hidrolisa
terjadi penambahan molekul air pada molekul penyusun pati. Reaksinya dapat dtuliskan sebagai
berikut (Matz, 1970 “dalam” Utami dan Noviyanti (2010):
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan, namun reaksi
fermentasi berbeda-beda tergantung bahan dasar yang digunakan. Adapun persamaan reaksi kimia
pada fermentasi tapai (Matz, 1970 “dalam” Utami dan Noviyanti (2010):
Dimana ketika terjadi proses fermentasi gula menjadi alkohol terdapat enzim yang berperan
dalam memecah glukosa menjadi alkohol dan CO2 yaitu enzim zimase yang dihasilkan oleh
Sacharomyces cereviseae. Menurut Haryadi (2013), proses ini terus berlangsung dan akan
terhenti jika kadar etanol sudah meningkat sampai tidak dapat diterima lagi oleh sel-sel khamir.
(Jurnal Uji Kadar Alkohol Pada Tapai Ketan Putih Dan Singkong melalui fermentasi dengan
dosis ragi yang berbeda, Vol.2, No.1, 2016 : 110)
Pada proses fermentasi, jumlah mikroba antara lain dipengaruhi oleh lama fermentasi yakni
semakin lama fermentasi jumlah mikroba semakin banyak dan produksi etanol semakin tinggi.
Proses ini terjadi jika kadar etanol sudah meningkat sampai tidak dapat di tolelir lagi oleh sesl-
sel khamir. Tingginya kandungan etanol akan menghambat pertumbuhan khamir dan hanya
mikroba yang toleren terahadap alcohol yang dapat tumbuh ( Ketchun(1988) dalam Hambali
(2001).
Tape ketan hitam mengandung energy sebesar 356 kilokalori, protein 2.02 gram, karbohidrat 21.
09 gram, lemak 0.9 gram, kalsium 2 mgr , fosfor 8 mgr, dan zat besi 0.14. selain itu di dalam
tapai beras ketan hitam juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU , vitamin B1 0,02 miligram
dan vitamin C 0 miligram. Hasil ersebut di dapatkan dari melakukan penelitian terhadap 100
gram tapai beras ketan hitam, dengan jumlah yang dapat dimkan sebanyak 100% ( Godam, 2012)
ALKOHOL
CH3
(2 Butanol)
CH3
(2Metil-2 propanol)
Sifat-sifat Alkohol
Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-molekulnya sehingga titik didih
alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida atau eter yang bobot molekulnya sebanding.
Karena kemampuan membentuk ikatan hidrogen ini maka kelarutan alkohol dibandingkan alkil
halida yang sebanding juga lebih besar. Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air,
sedangkan alkil halida padanannya tidak larut. Alkohol berupa cairan jernih, berbau khas,
mendidih ditemperatur tinggi, sangat larut dalam air karena ada ikatan hidrogen antara gugus –
OH dan molekul H2O.
Alkohol R-OH memiliki bagian hidrofob (R-) dan hidrofil (-OH). Bagian hidrokarbon dari
suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak molekul-molekul air. Makin panjang rantai
hidrokarbon maka makin rendah kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup
panjang, sifat hidrofobnya akan dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus
hidrofil.Peningkatan kelarutan sebanding dengan bertambahnya jumlah gugus hidroksil dalam
senyawa. Semakin banyak gugus hidroksil maka kelarutannya semakin tinggi.
Berdasarkan literature lain, Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, mortar dan alu,
spatula, neraca ohauss, daun pisang, magic com/pemasak, wadah plastik, pisau, sendok,
gelas ukur, gelas beker, alat titrasi (stip dan biuret), dan pipet tetes. Bahan yang
digunakan adalah beras ketan putih, ragi, larutan indikator fenolftalein 1 % dan larutan
NaOH 0,1 N, aquades, air.
1. Pembuatan reagen
a. Pembuatan Natrium hidroksida 10% : 10 gram NaOH dilarutkan ke dalam 30 ml air, setelah
larut dan dingin masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dan diencerkan sampai tanda batas pada
labu.
b. Pembuatan reagen Biuret : 150 mg Tembaga (II) sulfat (CuSO4. 5H2O) dan 600 mg Kalium
natrium tartrat (KNaC4H4O6. 4H2O) dilarutkan dalam 50ml Aquades dalam labu takar 100 ml.
Kemudian ditambahkan 30 ml Natrium hidroksida 10% sambil dikocok-kocok, selanjutnya
tambahkan Aquades sampai tanda batas2.