Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Auditing I

Dosen Pengampu : Rita Yuniarti, DR., S.E., M.M., Ak., CA

Disusun Oleh :

Daniel Xaverius (0117101224)

M Dandy H (0117101224)

Ine Hirli Haryanti (0117101226)

Nida Shilva Hadian

Claudia

Triwani

Dinio

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikanmakalah ini. Dengan judul “PROFESI AKUNTAN PUBLIK”. Makalah ini
disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Auditing I. Kami
selaku mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rita Yuniarti, DR., S.E., M.M.,
Ak., CA selaku dosen mata kuliah Auditing I yang telah mengarahkan dalam menyusun
makalah ini serta kepada kami yang telah berpartisipasi didalam penyusunan makalah ini
sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami juga menyadari bahwa materi yang digunakan dalam makalah ini masih memiliki
beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
agar makalah ini menjadi lebih sempurna dan dapat dipergunakan oleh pembaca secara
maksimal dan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I KERANGKA KONSEPTUAL ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.1. Pengertian Akuntan Publik........................................ Error! Bookmark not defined.

1.2. Kode Etik................................................................... Error! Bookmark not defined.

1.3. Hierarki Organisasi Kantor Akuntan Publik ............. Error! Bookmark not defined.

1.4 Jasa yang diberikan .................................................................................................... 1

1.5 Syarat Untuk Membuka Kantor Akuntan Publik ........................................................ 1

1.6 Perizinan Profesi Akuntan Publik ............................................................................... 1

1.7 Sifat Kantor Akuntan Publik dan Akuntansi Publik .................................................. 1

BAB II JURNAL ...................................................................................................................... 3

2.1 Penjelasan .................................................................................................................... 6

2.2 Penjelasan .................................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................... Error! Bookmark not defined.

3.1. Kesimpulan................................................................ Error! Bookmark not defined.

3.2. Saran .......................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA………....…………………………………………………………….15
BAB I

KERANGKA KONSEPTUAL

1.1 PENGERTIAN AKUNTAN PUBLIK

Profesi Akuntan Publik merupakan salah satu profesi akuntan yang pekerjaannya

menjual jasa profesionalnya kepada masyarakat/klien, terutama untuk jenis layanan

atau jasa pemeriksaan laporan keuangan. Seorang yang akan menjadi akuntan publik

harus lulus gelar sarjana di fakultas ekonomi dan memperoleh gelar akuntan dari

orgaanisasi profesi. Selain itu, jika ingin berpraktek menjadi seorang akuntan publik

harus mendapatkan ijin dari departemen keuangan.

Profesi Akuntan Publik berperan dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas

informasi keuangan, serta mendorong peningkatan good corporate governance. Profesi

Akuntan Publik diatur dalam UU No. 5 tahun 2011 Tentang Akuntan Publik. Profesi

Akuntan Publik berkaitan erat dengan pemeriksaan akuntansi, karena salah satu

pekerjaannya adalah dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan.

Menurut Mulyadi, timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik adalah

sejalan dengan berkembangnya perusahaan itu. Pada saat perusahaan masih kecil yang

umumnya berbentuk perusahaan perseorangan, laporan keuangan yang dihasilkan

perusahaan biasanya digunakan oleh pemilik perusahaan untuk mengetahui hasil usaha

dan posisi keuangannya. Hal ini berlanjut pada perusahaan yang berbentuk firma.

Laporan baru dimanfaatkan oleh para sekutu atau firma. Dengan kata lain, laporan

keuangan lebih kepada kepentingan intern.

Pada kondisi seperti ini kebutuhan akan profesi akuntan publik masih sangat

rendah, karena para pemimpin perusahaan dan pihak luar belum banyak memerlukan

informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan.


Dalam melakukan pemeriksaan, seorang akuntan harus selalu berpedoman pada 3

hal, yaitu :

1. Norma Pemeriksaan Akuntan, tolok ukur mutu pekerjaan.

2. Prinsip Akuntan Indonesia, kriteria penilaian terhadap laporan keuangan yang

diperiksa.

3. Kode Etik Profesi, yang harus dijunjung tinggi oleh Akuntan agar jasanya dapat

dipertanggung jawabkan dan dipercaya masyarakat.

1.2 KODE ETIK

Setiap Profesi memiliki pedoman dalam melakukan pekerjaan secara professional,

seperti halnya Profesi Akuntan Publik yang juga memiliki kode etik Akuntan yang

harus ditaati dalam menjalankan praktik Akuntan Publik. Kode Etik Akuntan Indonesia

terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Kode etik akuntan secara umum

2. Kode etik khusus untuk akuntan publik

3. Penutup

 Kode Etik Secara Umum

Dalam Kode etik secara umum ini mengatur tentang :

a) Kepribadian

b) Kecakapan profesional

c) Tanggung jawab

d) Pelaksanaan kode etik

e) Pelaksanaan kode etik dan penyempurnaannya

 Kode Etik Khusus Untuk Akuntan Publik

Kode etik ini mengatur mengenai beberapa hal yaitu :


a) Kepribadian

Kepribadian akuntan disini diartikan sebagai kepribadian yang

independen dan obyektif Independen diartikan sebagai sikap yang

bebas dan tidak tergantung kepada pihak lain. Sedangkan sikap yang

obyektif diartikan sebagai sikap yang tidak memihak dalam

mempertimbangkan fakta dan terlepas dari kepentingan pribadi.

Independensi akuntan publik mempunyai tiga aspek, yaitu:

 Independen dalam diri akuntan yang berupa kejujuran dalam

melakukan pemeriksaan fakta yang ditemukan. Sikap ini

disebut sebagai independence in fact.

 Independen dalam penampilan atau independence in

appearance. Independen ini dipandang dari sudut pandang

pihak lain yang mengetahui informasi yang bersangkutan

dengan diri akuntan. Misalnya seorang akuntan publik

memeriksa perusahaan yang dipimpin ayahnya. Menurut

independencein appearance akuntan publik ini sudah tidak

independen karena mempunyai hubungan yang istimewa

dengan pimpinan perusahaan.

 Independen dipandang dari sudut keahlian. Misalnya seorang

akuntan yang tidak mengetahui tentang komputer jika

memeriksa laporan keuangan yang diolah dengan komputer

dikatakan tidak independen. Hal ini disebabkan akuntan tidak

dapat mempertimbangkan dengan obyektif informasi

keuangan yang dihasilkan oleh komputer. Independensi

merupakan hal yang unik dalam profesi akuntan, karena


akuntan dituntut independen dari pengaruh klien sedangkan

dilain sisi akuntan dituntut memenuhi keinginan klien karena

klienlah yang membayar honorarium.

b) Kecakapan profesional

Pada bagian kecakapan profesional ini diatur mengenai kompetensi

dan standar teknis pelaksanaan pekerjaan akuntan. Lenih jelas, hal-

hal yang diatur pada bagian ini adalah :

1. Kewajiban akuntan publik untuk menjelaskan kepada staf dan ahli

yang bekerja padanya tentang keterikatannya dengan Kode Etik

Akuntan Indonesia.

2. Akuntan publik tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau

kantornya mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan

kompetensi profesional (sesuai dengan Norma Pemeriksaan

Akuntan).

3. Melarang akuntan publik mengkaitkan namanya dengan prediksi

untuk mencegah timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya

prediksi.

c) Tanggung jawab kepada klien

Di sini diatur mengenai dua hal, yaitu:

1. Mengatur mengenai penjagaan kerahasiaan informasi yang

diperoleh akuntan selama penugasan profesional.

lnformasi yang diperoleh tidak boleh diungkapkan kepada pihak

ketiga kecuali

1) Atas ijin dari klien, dan

2) Dikehendaki oleh hukum atau negara.


2. Mengatur mengenai honorarium untukjasa yang diserahkan.

Akuntan tidak boleh menerima honorarium berdasarkan atas

manfaat yang akan diterima klien.

d) Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi ini mengatur dua hal

ya i t u :

1. Akuntan publik wajib menjaga hubungan baik dengan akun

tan lain apabila klien memutuskan menggunakan

akuntan lain.

2. Jika orang atau badan yang sedang diperiksa suatu kantor aku

ntan meminta saran atau pendapat dari akuntan publik lain,

akuntan publik ini harus berkonsultasi dulu dengan kantor

akuntan yang sedang memeriksanya.

e) Tanggung jawab lainnya

Terdapat tiga perilaku lain yang dipandang tidak etis profesi

akuntan publik :

1. Mengiklankan diri atau mengijinkan pihak lain mengiklankan

nama atau jasa yang dijualnya.

2. Membayar imbalan untuk memperoleh pekerjaan.

3. Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien.

Pelanggaran kode etik yang diadukan secara tertulis akan ditindak

oleh Dewan Kehormatan yang dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI). Dewan Kehormatan akan menjatuhkan sanksi kepada anggota

IAI yang melanggar kode etik. Sanksi tersebut dapat berupa


peringatan tertulis, teguran tertulis, pemberhentian sementara atau

pemberhentian.

1.3 HIERARKI ORGANISASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Gambar di atas menunjukkan hierarki organisasi yang ada pada kantor akuntan public

yang meliputi :

1. Partner (1 orang)

Merupakan Top Legal Client Relationship dengan tugas me-review (menelaah)

pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan

penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan

pekerjaan audit.

2. Manajer (1-2 orang)

Merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung

pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci terhadap pekerjaan audit, dan

melakukan penagihan atas fee audit.

3. Akuntan Senior (3-4 orang)

Merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan

pelaksanaan pekerjaan audit,dan me-review pekerjaan para akuntan yunior yang

dibawahinya.

4. Akuntan Yunior (5-6 orang)


Merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaa lapangan.

5. Asisten

1.4 JASA YANG DIBERIKAN

a. Jasa Atestasi

Jasa atestasi merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA mengeluarkan

komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi

tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Selanjutnya jasa atestasi ini dapat

dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1) Audit

Contoh utama dari jasa audit adalah audit laporan keuangan. Jenis audit ini

meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari

laporan keuangan historis yang membuat asersi yang dibuat oleh

manajemen entitas. Berdasarkan audit tersebut, CPA memberikan

pernyataan pendapat “positif” tentang apakah laporan tersebut telah

menyajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Biasanya criteria yang telah digunakan adalah prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum (GAAP).

2) Pemeriksaan

Istilah pemeriksaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa lain

yang muncul dalam pernyataan positifsuatu pendapat tentang kesesuaian

asersi yang di buat pihak lain dengan criteria yang telah ditetapkan.

3) Review

Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen

entitas serta analisis komparatifatas informasi keuangan. Lingkup jasa ini


kurang signifikan apabila dibandingkan dengan jasa audit atau jasa

pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk memberikan “keyakinan negatif”

sebagai lawan dari pernyataan posotif yang diberikan pada suatu audit.

4) Prosedur yang telah disepakati

Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang telah disepakati juga

lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan. Sebagai

contoh, klien dan kantor CPA dapat membuat kesepakatan bahwa prosedur-

prosedur tertentu hanya akan dilaksanakan pada elemen dan akun tertentu

dalam laporan keuangan sebagai lawan dari laporan keuangan secara

keseluruhan. Untuk jenis jasa ini, kantor CPA dapat menerbitkan suatu

“ringkasan temuan”.

b. Penyuluhan Pajak

Kantor akuntan menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan dan

perseorangan, baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan. Selain itu

banyak kantor akuntan yang mengurus pajak tanah, pajak hadiah, perencanaan

perpajakan dan lain-lain konsultasi pajak.

c. Konsultasi Manajemen

Jasa ini berkisar dari pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem

akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran,

memanfaatkan instalansi komputer yang ada ada dengan sebaik-baiknya, dan

konsultasi asuransi.

d. Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan

Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan

laporan keuangannya kepada kantor akuntan. Ada kalanya kantor akuntan tersebut

juga menyelenggarakan audit setelah jasa administrasi pembukuannya selesai,


namun ada kalanya pula tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan

keuangan saja tanpa melaksanakan audit.

1.5 SYARAT MEMBUKA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut Pasal 6 SK. Menkeu No. 43/1997, izin untuk membuka Kantor Akuntan

Publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan sbb :

1. Berdomisili di wilayah Indonesia.

2. Memiliki Register Akuntan.

3. Menjadi anggota IAI.

4. Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh IAI.

5. Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun sebagai akuntan dan pengalaman audit

umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik.

6. Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum sekurang-

kurangnya 1 tahun.

7. Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada Koperasi Jasa Audit.

Menurut sejarah untuk menjalani profesi akuntan publik harus memiliki register

akuntan yang keluarkan oleh Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur pada pasal

3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan. Nomor

register hanya dapat diberikan oleh Departemen Keuangan RI kepada :

1. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri yang telah

mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

kebudayaan.

2. Telah lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA)


1.6 PERIZINAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Berdasarkan UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, menteri Keuangan

berwenang memberikan izin menjadi Akuntan Publik dan memberikan sanksi dalam

hal Akuntan Publik tidak mematuhi ketentuan dalam UU tersebut. Akuntan Publik

dapat dikenai sanksi berupa sanksi administratif maupun sanksi pidana. Sanksi

administratif terberat yang dikenakan pada Akuntan Publik adalah sanksi pencabutan

izin, jika Akuntan Publik dikenai sanksi pencabutan izin maka yang bersangkutan tidak

dapat lagi mengajukan permohonan izin sebagai Akuntan Publik. Akuntan Publik

dalam memberikan jasa harus melalui Kantor Akuntan Publik. Oleh karena itu, setelah

memperoleh izin dari Menteri Keuangan Akuntan Publik diberi waktu hingga paling

lama 180 hari untuk mendirikan atau menjadi rekan pada ssuatu Kantor Akuntan

Publik.

1.7 SIFAT KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AKUNTANSI PUBLIK

Akuntansi publik mendirikan kantor akuntan sebagai basis untuk melayani dan

memberi jasa para nasabah. Sedangkan akuntan publik mendirikan kantor akuntan

untuk memberikan jasa pelayanan kepada berbagai unit organisasi yang membutuhkan

jasa akuntan, antara lain melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Mereka juga

memberi jasa konsultasi manajemen.

a. Pemeriksa laporan keuangan yang disusun oleh nasabah, kemudian memberi

jasa akuntansi dan manajemen untuk menyempurnakan laporan keuangan yang

akan disusun dalam periode berikutnya.

b. Membantu penyusunan laporan keuangan suatu unit organisasi (perusahaan)

untuk keperluan perpajakan dan perkreditan.


c. Menyusun suatu metode akuntansi yang sesuai bagi bidang aktivitas unit

organisasi yang bersangkutan.

d. Menyusun laporan keuangan yang digunakan untuk tujuan studi kelayakan

dalam rangka mengajukan permintaan kredit kepada lembaga keuangan.

e. Dan lain-lain jasa akuntansi yang diperlukan oleh berbagai unit organisasi

dengan ketentuan para akuntan harus selalu bertindak independen (tidak

memihak).

Standar Profesional Akuntan Publik

Mengingat profesi akuntan publik sangat penting perannya dalam dunia bisnis di

Indonesia, maka Akuntan Publik harus selalu menjaga integritas (integrity) dan

profesionalisme melalui pelaksanaan standar dan kode etik profesi secara konsekuen

dan konsisten. Dalam setiap penugasan yang diberikan, Akuntan Publik harus selalu

bersikap independen dan menggunakan kemahiran jabatannya secara profesional.

Akuntan Publik dan KAP agar menghindarkan diri dari tindakan tercela, seperti kolusi

(collusion) dengan klien atau menutupi terjadinya tindak kecurangan (fraud) yang

sangat merugikan berbagai pihak.

Menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa KAP

bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti

bahwa KAP berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima,

menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip

pertimbangan hati-hati, KAP disarankan selektif dalam menentukan hubungan

profesionalnya seperti;

1. Penetapan Tanggung Jawab


KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat

melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya secara efektif. Hal-

hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai, dalam penetapan tanggung

jawab, adalah kompetensi individu, penetapan wewenang, dan lingkup supervisi

yang diberikan.

2. Komunikasi

KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

kepada personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai

bahwa kebijakan dan prosedur tersebut dapat dipahami. Pada umumnya,

komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis, namun efektivitas

sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi

kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP. Umumnya,

dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar akan

lebih ekstensif dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula

dokumentasi akan lebih ekstensif pada KAP yang memiliki banyak kantor

dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP yang hanya memiliki satu kantor.

3. Pemantauan

KAP harus memantau efektivitas sistem pengendalian mutunya dengan

mengevaluasi, secara rutin, kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya,

penetapan tanggung jawab, dan komunikasi kebijakan dan prosedurnya. Inspeksi

yang merupakan salah satu unsur pengendalian mutu, termasuk dalam kegiatan

pemantauan, namun kegiatan pemantauan tidak hanya terbatas pada inspeksi saja.

Anda mungkin juga menyukai