Anda di halaman 1dari 10

Badan Koordinasi eKesehatan Nasional (BKeKN)

Kajian Terhadap Kebutuhan Untuk Pengendalian eKesNas Dan Tupoksi


dr. Daryo Soemitro Sp.BS
Konsultan IT Pada Pusdatin Kemenkes

Latar Belakang
Dewasa ini eKesehatan/eKes (eHealth) secara mendunia telah menjadi model untuk mendukung
pelayanan kesehatan dan menjadi in< dari suatu sistem kesehatan yang responsif. Kegiatan sehari-hari di
bidang kesehatan sudah sangat bergantung pada informasi dan komunikasi, baik untuk kepen<ngan
pelayanan kesehatan, peneli<an maupun dalam meningkatkan kapasitan tenaga kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan eKes sebagai penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam bidang kesehatan.

eHealth as the use of informa0on and communica0on technologies (ICT) for health 1.
Dalam ar< luas, eKes berkaitan dengan meningkatkan arus informasi melalui sarana elektronik, untuk
mendukung pelayanan kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan. TIK memberikan manfaat yang
signifikan <dak hanya dalam mencapai tujuan kesehatan, tetapi juga dalam menilai apa yang telah dicapai
dan berapa besar efisiensi biaya.
Merujuk pada Na0onal eHealth Strategy Toolkit (WHO-ITU) 2 , dinyatakan bahwa keberadaan TIK serta
kesiapan lingkungan untuk memanfaatkan kemajuan TIK oleh masyarakat di suatu negara dikelompokan
sebagai berikut.

Gambar 1. Perkembangan eKesehatan Dalam Konteks Nasional

I. Eksperimen dan adopsi awal (Experimenta0on and early adop0on), kondisi TIK dan kesiapan lingkungan
berada baru pada tahap awal

1 Building foundations for eHealth: progress of Member States: report of the WHO Global Observatory for eHealth. Geneva, World
Health Organization, 2006 (www.who.int/goe/publications, accessed 14 May 2012).
2 National eHealth strategy toolkit. © World Health Organization and International Telecommunication Union 2012

1
II. Pembangun dan pengembangan (Developing and building up), kondisi TIK tumbuh pada <ngkat yang
lebih cepat dari kesiapan lingkungan
III. Peningkatan dan pengarusutamaan (Scaling up and mainstreaming), lingkungan sudah siap untuk
mendukung adopsi dan pematangan TIK yang lebih luas
Berdasarkan pengelompokan ini, perkembangan TIK di Indonesia lebih sesuai untuk dimasukkan dalam
kelompok kedua yaitu tahap Pembangunan dan Pengembangan, dimana lingkungan TIK tumbuh pada
<ngkat yang lebih cepat dari pertumbuhan kemampuan lingkungan untuk memanfaatkan potensi TIK.
Dengan kata lain, perkembangan TIK lebih pesat dibanding kemampuan dalam membangun kesiapan
masyarakat pengguna untuk bekerja dalam suatu sistem berskala nasional. Kondisi sektor kesehatan
Indonesia saat ini ditandai oleh pemandangan proyek TIK yang terfragmentasi dengan berbagai data dan
sistem informasi kesehatan (SIK) yang terkotak-kotak, sehingga menjadi hambatan yang signifikan untuk
terselenggaranya pertukaran informasi secara efek<f diantara para pengguna di sektor kesehatan.
Meskipun pemerintah, mitra, dan lembaga-lembaga swasta terus berinvestasi dalam berbagai inisia<f TIK,
tanpa perencanaan dan koordinasi secara nasional, duplikasi data akan terus berlangsung, pembiayaan
menjadi <dak efek<f, dan penciptaan solusi baru dalam bidang TIK <dak dapat menghasilkan integrasi untuk
kepen<ngan kon<num perawatan.
Dampak era digital yang dipacu oleh kemajuan teknologi, investasi dalam bidang ekonomi serta perubahan
sosial dan budaya, telah mempengaruhi pula bidang kesehatan. Di Indonesia, banyak pihak sudah mulai
berinisia<f dalam memanfaat TIK untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil dan aman
bagi semua warga, serta untuk memenuhi kebutuhan peneli<an kesehatan masyarakat, pelaporan dan
program kemanusiaan. Sebagaimana diilustrasikan dalam gambar 2 berikut, perkembangan ini terus
bergulir mengiku< pesatnya kemajuan di bidang TIK dan pada akhirnya akan mewarnai pelayanan
kesehatan serta mempengaruhi ekosistem data kesehatan.

5 Aspek Kondisi Lingkungan yang mewarnai


pelayanan kesehatan Masa Kini

Pemberdayaan
1 Pasien 2
Demografi
Partisipasi Aktif
Kecepatan Pertumbuhan
Penduduk dan Keragaman Bertambahnya Pengalaman
Etnik

Pertumbuhan
Yankes 4
Kemudahan akses
3 Sektor pelayanan kesehatan
Non-Pemerintah digital
Kebutuhan aturan
untuk inovasi baru

Kebugaran 5
Pertumbuhan kesadaran
terhadap pencegahan

Gambar 2. Ilustrasi Dampak Era Digital Dalam Pelayanan Kesehatan

Unit eHealth WHO bersama Laboratorium E<ka Kesehatan dan Kebijakan, Ins<tut Epidemiologi Biosta<s<k
dan Pencegahan, University of Zurich secara konsep telah melakukan kajian terhadap ekosistem data
kesehatan sbb. 3 :

3 http://www.who.int/ehealth/resources/ecosystem/en/

2
Perkembangan ekosistem data kesehatan
Secara global, evolusi ekosistem data kesehatan di dalam dan di antara negara-negara menunjukkan
suatu peluang baru dalam praktek pelayanan kesehatan, peneli<an dan inovasi. Stakeholder baru dan
kemampuan baru telah tumbuh sebagaimana terlihat dalam bidang teknologi, metode analisis dan
perubahan kebijakan serta kemampuan beradaptasi dalam rangka mewujudkan potensi mahadata (big
data) dalam kesehatan. Lingkungan ini membuka kemungkinan dan tantangan baru dan membutuhkan
respon yang inova<f di seluruh spektrum.

Gambar 3. Ilustrasi Mahadata (Big Daya) dalam eKesehatan

Perluasan sumber data


Disamping sumber-sumber data yang secara tradisional dihasilkan dari pelayanan kesehatan dan
kegiatan kesehatan masyarakat, dewasa ini telah berkembang kemampuan untuk menangkap data
kesehatan melalui sensor, alat kesehatan yang dipakai (wearables) maupun semua jenis alat monitor
kesehatan.

Kemampuan bertumbuh
Metode analisis baru memungkinkan untuk dilakukannya tautan (link) ke sumber data lain yang
berbeda; seper< lingkungan, geospasial, gaya hidup dan data perilaku. Kemampuan teknologi baru
memungkinkan pembuatan, penyimpanan dan eksploitasi data di banyak aspek kesehatan manusia.

Stakeholder baru
Perubahan ekosistem data kesehatan juga tercermin dalam munculnya pemangku kepen<ngan baru.
Sebagaimana stakeholder tradisional yang beradaptasi tehadap perubahan lingkungan, mereka justru
sudah bekerja dalam konfigurasi baru dan menguasai keterampilan baru.

3
Tantangan Governance Dalam eKesNas
Dalam upaya meningkatkan kualitas eKesehatan Nasional (eKesNas) agar mampu menunjang ketersediaan
data dan informasi bagi tenaga kesehatan, manajemen pelayanan kesehatan, masyarakat maupun
pemangku kepen<ngan terkait bidang kesehatan lainnya, banyak faktor yang perlu ditata agar berbagai
sistem informasi kesehatan yang telah diimplementasikan di Indonesia dapat berjalan secara harmonis.
Meskipun belum ada asesmen secara komprihensif terkait kondisi TIK di bidang kesehatan, namun
berdasarkan pengamatan sekilas terhadap keadaan lingkungan TIK di sektor kesehatan, perlu ada perha<an
yang memadai terhadap aspek sebagaimana dalam gambar 3 berikut.

Perubahan tata-pengendalian
Belum bertumbuhnya kesadaran Proses manajemen perubahan perlu
dibutukan untuk menunjang
terhadap eKesehatan ditingkatkan
eKesehatan Nasional

Pengembangan sistem informasi di


Kebijakan terkait manajemen data Pertukaran data antara organisasi di
berbagai fasyankes masih belum
sebagian besar tidak ada luar sektor publik masih sedikit
terkoordinasi secara nasional

Proses penguatan eKesehatan untuk


Berbagai standar internasional masih Perhatian terhadap stadar kualitas data
pelayanan kesehatan masih
belum diadopsi kesehatan terbatas
berlangsung

Adopsi inovasi teknologi dalam


Kolaborasi pertukaran data diantara Tantangan dan peluang bagi sektor
pelayanan kesehatan menghadapi
organisasi masih belum membudaya swasta di bidang infrastruktur IT
kendala remunerasi

Dunia usaha sektor kesehatan


Program penelitian spesifik dalam Kapasitas sumber daya eKesehatan
menunggu kebijakan dan standar
eKesehatan masih minimal secara umum masih terbatas
nasional

Pelatihan terstruktur untuk peningkatan Pendidikan akademik spesifik di Keterlambatan pertambahan jumlah
kapasitas individu dalam informasi bidang eKesehatan belum menjadi tenaga terampil dalam eKesehatan
kesehatan masih terbatas fokus secara nasional perlu perhatian

Gambar 4. Beberapa Kondisi Lingkungan eKesehatan Berdasarkan pilar strategi eKesehatan

Gambar 4 dikelompokan berdasarkan komponen eKesehatan yang menjadi standar WHO-ITU

Leadership and Governance

Strategy Service and Applications Legislation, Workforce


and Policy and
Investment Compliance
Standard & Interoperability

Infrastructure

Gambar 5. Komponen eKesehatan

Komponen Keterangan
Leadership and • Mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan eKesehatan di <ngkat nasional; memas<kan keselarasan
Governance dengan tujuan kesehatan dan dukungan poli<k; meningkatkan kesadaran dan melibatkan pemangku
kepen<ngan. Daerah kri<s pengendalian adalah pada pengelolaan agenda eKesehatan, keterlibatan
stakeholder, strategis arsitektur, keamanan klinis, manajemen dan operasi, monitoring dan evaluasi, dan
pengawasan kebijakan
‣ mengarahkan mekanisme, keahlian, koordinasi dan kemitraan untuk mengembangkan atau mengadopsi
komponen eKesehatan (misalnya standar)
‣ mendukung dan memberdayakan perubahan lingkungan yang diperlukan, mengimplementasikan
rekomendasi dan hasil pemantauan untuk menghasilkan manfaay yang diharapkan
Strategy and • Memas<kan respon terhadap strategi dan perencanaan terkait pembangunan lingkungan eKesNas.
Investment • Mengarahkan perencanaan dengan melibatkan pemangku kepen<ngan di sektor utama
• Menyelarskan pembiayaan dengan prioritas; mengiden<fikasi pendataan dari donor, pemerintah dan sektor
swasta untuk target jangka menengah.

4
Komponen Keterangan
Services and • Menyediakan sarana yang nyata untuk memungkinkan layanan dan dukungan terhadap sistem; akses ke, dan
applicaJon pertukaran dan pengelolaan informasi serta konten. Pengguna termasuk masyarakat umum, pasien,
penyedia, asuransi, dan lain-lain. Sarana dapat berasal dari pemerintah atau komersial.
Standards and • Mempromosikan dan memungkinkan pertukaran informasi kesehatan melintasi batas-batas geografis dan
Interoperability sektor kesehatan; melalui penggunaan standar umum untuk struktur data, terminologi, dan informasi berita.
Merupakan salah satu strategi untuk memas<kan kepatuhan terhadap data kesehatan
• Standar untuk interoperabilitas adalah pelaksanaan ser<fikasi untuk perangkat lunak atau akreditasi yang
harus dipatuhi agar dapat terselenggara pertukaran informasi kesehatan.
LegislaJon, • Mengadopsi kebijakan nasional dan undang-undang di bidang yang menjadi prioritas; meninjau kebijakan
Policy and sektoral untuk diselaraskan dan dilengkapi; melakukan kajian kebijakan secara reguler.
Compliance • Menciptakan lingkungan dan penegakan hukum untuk membangun kepercayaan dan perlindungan terhadap
konsumen maupun praktek dan sistem dalam industri eKesehatan.
‣ Contoh ini adalah peraturan tentang bagaimana informasi kesehatan disimpan, diakses dan dibagi
melintasi batas-batas sektor geografis; pelaksanaan iden<Zas yang unik; pelaksanaan standar data
kesehatan nasional; dan ser<fikasi perangkat lunak atau akreditasi
Infrastructure • Menetapkan dan mendukung pertukaran informasi kesehatan, yaitu berbagi informasi kesehatan melintasi
batas-batas geografis dan sektor kesehatan, dan melaksanakan cara-cara inova<f untuk memberikan
pelayanan kesehatan dan informasi. Infrastruktur melipu< teknologi fisik dan pla[orm soZware, layanan dan
aplikasi untuk mendukung pertukaran informasi kesehatan.
‣ Contoh dari ini adalah konek<vitas kecepatan <nggi dan infrastruktur komputasi, seper< komputer dan
perangkat mobile untuk pengumpulan, pencatatan dan pertukaran informasi elektronik
Human • Mengupayakan agar pengetahuan dan keterampilan tentang eKesehatan selalu tersedia bagi kepen<ngan
Resource eksper<se internal, kerjasama teknis atau sektor swasta.
• Membangun program pendidikan dan pela<han eHealth untuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan yang
akan menggunakan eHealth di garis terdepan, penyedia layanan informasi kesehatan, pekerja teknologi
komunikasi, dan tenaga kesehatan lainnya.

Konsep Good Governance dalam pengendalian sehari-hari sistem kesehatan memiliki komponen pen<ng,
yaitu (1) pemerintah; (2) kelompok pendukung pelayanan kesehatan yang dapat dianggap sebagai pelaku
usaha dan (3) masyarakat sendiri yang perlu turut berpar<sipasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan.
Semua komponen harus bekerja secara sinergis dalam suatu aturan yang komprehensif dan saling
memper<mbangkan kebutuhan dan keperluhan se<ap komponen tersebut. Secara internal di dalam
pelayanan kesehatan, sistem yang dibentuk harus mencakup semua aspek yang diperlukan untuk
terlaksananya sistem pelayanan yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat konsumen. Ini
berar< perlu adanya good governance yang mengalir secara sistema<s mulai dari <ngkat pusat, Dinkes
Provinsi dan Kab/Kota, <ngkat rumah sakit, sampai ke good governance di <ngkat pelayanan medis/klinis
terdepan.

1 Manajemen Manajemen
2 Pendukung
Tenaga
Pemerintah Medis
Tenaga Ners
Pelayanan
Monitoring
Perawatan
Kamar Operasi ICU, NICU Sarana &
Manajemen Monitoring pengobatan prasarana
Imajing
Sisfo

pengobatan
perawatan
individu
diagnosis rehabilitasi
diagnosis

Manajemen monitoring Sistem


Diagnosis jarak jauh Laboratorium
Administrasi Imajing manajemen
Laboratorium pencegahan
perawatan
pelayanan rumah
gawat-darurat
Pra-Rumkit/
Monitoring follow up
Ambulans
Lingkungan
/ Ekologi Manajemen
Obat-obatan
Manajemen
Pasien Masyarakat
ds Manajemen
Alkes Luas

4 3
Gambar 7. Lingkup Governance dalam Ekosistem eKesNas

5
Organisasi BKeKN
Hubungan dengan Kementerian kesehatan RI
✴ Untuk melakukan penyempurnan secara sistema<s tehadap SIKNAS yang saat ini sudah
sebagian berjalan serta menyelaraskan dengan pedoman yang direkomendasikan oleh
WHO-ITU dan berbagai badan internasional, keberadaan sebuah badan independen
berskala nasional untuk mengkoordinasikan dan menjembatani kebutuhan pemerintah,
sektor swasta dan lingkungan telah menjadi prasyarat yang <dak dapat dihindari.
Keberadaan BKeKN yang baik merupakan Cri<cal Success Factor dalam memas<kan
keberhasilan keseluruhan dari Strategi eKesNas di Indonesia, oleh karena salah satu tugas
BKeKN adalah memberikan perspek<f keadaan eKesNas ke Kementerian dan stakeholder
ICT serta memberikan rekomendasi kebutuhan SIKNAS, prioritas, dan inisia<f dalam negeri.

Kementerian Kesehatan RI Sumber Visi, Misi dan Kebijakan Program Pelayanan Kesehatan

Komite Pengarah Pengarah dalam menetapkan prioritas nasional


(Pusdatin, Ditjen, Badan) Sumber keputusan atas rekomendasi yang diberikan oleh BKeKN

Badan Koordinasi eKesehatan Mendukung Strategi dan Portfolio eKesNas


Nasional (BKeKN) Merekomendasikan lingkup solusi eKesNas dan mekanisme kepemimpinan

Penasehat strategis untuk pemilihan prioritas TIK yang ada dalam


roadmap eKesNas dan melakukan inisiatif nasional
Forum Grup Diskusi Untuk Prioritasi
Infrastruktur Mengatur prioritas tahunan portofolio TIK eKesNas dan langkah-
langkah untuk menangani perbedaan dalam portofolio eKesNas

Penasehat utuk strategi , portofolio maupun solusi eKesNas, dan


Forum Grup Diskusi untuk
Arsitektur TIK Pelayanan Kesehatan proyek nasional yang dipilih

Gambar 6. Hubungan organisasi antara Kementerian Kesehatan RI dengan BKeKN

Lingkup tanggung-jawab BKeKN


✴ Strategi: mereview dan memantau hasil pelaksanaan strategi SIKNAS serta membuat
rekomendasi dan prioritas pengembangan untuk diper<mbangkan oleh Komite Pengarah
SIKNAS

Strategi eKesehatan Nasional


Strategi menyediakan
Strategi menyediakan
panduan untuk mengelola
panduan untuk portofolio solusi/produk nasional

Manajemen Portofolio Nasional Manajemen Produk / Solusi Nasional

Strategi dalam menyediakan panduan untuk mengelola solusi/produk dan


inisia5f portofolio nasional memiliki saling ketergantungan

Gambar 7. Gambaran Secara Kontekstual Tanggung Jawab BKeKN

✴ Investasi: membuat usulan pengembangan sistem dan investasi SIKNAS sebagai bahan
per<mbangan oleh Komite Pengarah SIKNAS, serta melakukan monitoring dana investasi
SIKNAS

6
✴ Eksekusi: mengkoordinasikan inisia<f proyek baru menyangkut fondasi, manajemen
perubahan, dan keselarasan arah pengembangan SIKNAS, dengan berfokus pada ketepatan
waktu dan biaya; pelaporan kemajuan proyek; serta mengatasi ketergantungan proyek,
risiko, dan isu-isu terkait
✴ Pengembangan standar: mendefinisikan, memelihara, dan meningkatkan standar SIKNAS
serta mengimplementasikan proses secara konsisten

Target Aktivitas
✴ Memberikan bimbingan kepemimpinan dan strategi dalam mewujudkan SIKNAS agar
sejalan dengan prioritas dan strategi SIKNAS
✴ Memberikan dukungan eksper<se dan pengetahuan SIKNAS dalam upaya mem[erluas
jangkauan pelayanan.
✴ Mengawasi pelaksanaan strategi SIKNAS.
✴ Menginisiasi SIKNAS di <ngkat nasional, regional, dan kabupaten/kota.
✴ Mengatur dan menyusun prioritas terkait kebijakan dan proyek SIKNAS, serta menilai dan
mengiden<fikasi start-up dan proyek SIKNAS berikutnya.
✴ Mengkoordinasikan perumusan dan kajian Strategi SIKNAS.
✴ Mengawasi rencana SIKNAS, standar, dan pelaksanaan yang harmonis dari semua proyek.
✴ Menetapkan kriteria untuk seleksi berbagai solusi masalah SIKNAS.
✴ Mengiden<fikasi peluang untuk bekerja sama dengan mitra nasional dan internasional.
✴ Mengupayakan peluang pendanaan dan investasi untuk mendukung Strategi SIKNAS.
✴ Memberikan saran kepada Menteri dan para pemangku kepen<ngan terkait alokasi atau
realokasi sumber daya yang sesuai untuk mencapai Strategi SIKNAS.

Sasaran Kegiatan BKeKN


BKeKN beranggotakan wakil dari Ditjen/Badan di Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit, lembaga
pemerintah lainnya, asosiasi, mitra dan ahli, yang memiliki kompetensi dalam sistem kesehatan atau
infrastruktur kesehatan. Keterlibatan lembaga dan sektor di luar anggota komite akan dilakukan melalui
proses kerja sama kemitraan. Kompetensi diantara anggota BKeKN harus ditetapkan secara seimbang,
sebagai upaya untuk mengatasi tantangan di lapangan yang menjadi ruang lingkup BKeKN, termasuk:

Membangun Kerjasama
Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kategori kebijakan dan isu-isu yang dapat meningkatkan
kemampuan pengembang, departemen, organisasi, dan yurisdiksi untuk bekerja di lingkungan yang
terkoordinasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif: Kategori ini mencakup masalah-masalah kebijakan yang
berkaitan dengan pembangunan lingkungan yang kondusif untuk adopsi kelancaran solusi
SIKNAS.
2. Berbagi informasi, pengetahuan dan praktek: Kategori ini mencakup masalah-masalah kebijakan
yang terkait dengan proses pertukaran informasi, pengetahuan, dan kegiatan antara organisasi.
3. Mempermudah pertukaran informasi. Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang
memungkinkan kelancaran pertukaran informasi dari satu stakeholder ke yang lain atau dari satu
lembaga ke lembaga yang lain.
4. Membangun keamanan pertukaran informasi. Kategori ini mencakup masalah-masalah kebijakan
yang terkait dengan pertukaran informasi secara aman dan terintegrasi.

7
5. Tantangan untuk perawatan jaringan. Kategori ini mencakup berbagai tantangan yang dapat
dihadapi selama penyediaan perawatan jaringan.

Memfasilitasi Pertukaran Informasi Lintas Yurisdiksi


Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kebijakan dan isu-isu yang berhubungan dengan
pertukaran informasi dan penyediaan pelayanan kesehatan antara yurisdiksi yang berbeda.
1. Portabilitas profesional. Kategori ini berkaitan dengan isu-isu yang berkaitan dengan kewenngan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk memberikan perawatan kepada pasien atau memberi
eksper<se kepada dokter di wilayah hukum selain di mana mereka sedang berlisensi.
2. Tantangan dalam praktek antar-yurisdiksi. Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang dapat
menimbulkan tantangan untuk pelaksanaan SIKNAS antar-yurisdiksi.

Memperkecil Kesenjangan Digital


Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kebijakan dan isu-isu yang meningkatkan penggunaan
SIKNAS antara populasi yang paling membutuhkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
1. Meningkatkan penetrasi layanan. Kategori ini terdiri dari isu-isu kebijakan yang dapat
meningkatkan kemampuan teknologi untuk menjangkau kelompok masyarakat miskin, terpencil
dan paling rentan.
2. Mengembangkan kebijakan "Terbuka". Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang dapat
membuat SIKNAS tersedia untuk kelompok miskin dan terpencil dari populasi.

Integrasi dengan sistem yang sudah ada


Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kebijakan dan isu-isu yang memungkinkan integrasi
proyek SIKNAS dan program dengan layanan reguler. Masalah-masalah yang tercakup dalam tema
ini dikelompokkan di bawah empat kategori berikut:
1. Mencapai tujuan yang lebih luas melalui Integrasi. Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang
harus dimasukkan sebagai bagian dari visi pemerintah atau lembaga untuk mendapatkan
keuntungan maksimal dari teknologi SIKNAS.
2. Memfasilitasi integrasi. Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang dapat memfasilitasi
integrasi layanan SIKNAS di layanan ru<n yang disediakan oleh individu atau ins<tusi pelayanan
kesehatan.
3. Mengiden<fikasi dan melibatkan para pemangku kepen<ngan. Kategori ini mencakup isu-isu
kebijakan yang berhubungan dengan iden<fikasi dan masuknya berbagai kelompok pemangku
kepen<ngan dalam perencanaan dan pelaksanaan SIKNAS.
4. Tantangan dengan integrasi. Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang dapat menimbulkan
tantangan untuk integrasi layanan SIKNAS.

Menanta Informasi Dalam Berbagai Tingkat


Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kebijakan dan isu-isu yang dapat meningkatkan
kemampuan lembaga untuk melaksanakan SIKNAS dengan baik. Masalah-masalah yang tercakup
dalam tema ini dikelompokkan di bawah <ga kategori berikut:
1. Menetapkan peran yang pas<. Kategori ini mencakup isu-isu kebijakan yang menentukan peran
dari pemain yang berbeda dalam memperkenalkan teknologi baru dan inova<f dalam pelayanan
kesehatan.
2. Mengelola perubahan yang diakibatkan oleh keberadaan teknologi dan ide-ide baru. Kategori ini
mencakup masalah-masalah kebijakan yang mendukung kelancaran transisi suatu lembaga
dengan adanya teknologi.

8
3. Menilai teknologi. Kategori ini mencakup masalah-masalah kebijakan untuk memas<kan bahwa
teknologi yang diperoleh untuk program SIKNAS sesuai dan dapat diterima oleh pengguna.

Mengatur tujuan Kebijakan


Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kebijakan dan isu-isu yang dapat memandu lembaga
dalam mendefinisikan kebijakan dalam SIKNAS. Masalah-masalah yang tercakup dalam tema ini
dikelompokkan di bawah empat kategori berikut:
1. Membuat SIKNAS mungkin / layak. Kategori ini melipu< bidang pengembangan kebijakan yang
bisa meningkatkan profil dari SIKNAS, dan memungkinkan lembaga untuk mendapatkan manfaat
yang lebih baik dari inovasi ini.
2. Membuat kebijakan yang fleksibel. Kategori ini melipu< karakteris<k tertentu dari kebijakan yang
akan memberikan fleksibilitas untuk mengelola perubahan dan membawa perubahan
berkelanjutan.
3. Menyediakan pemerintahan yang efek<f. Kategori ini melipu< bidang pengembangan kebijakan
yang menunjang tata kelola yang baik untuk program SIKNAS.
4. Pedoman bagi para pemangku kepen<ngan yang berbeda. Kategori ini mencakup isu-isu
kebijakan yang memungkinan berbagai pemangku kepen<ngan berhasil mengadopsi SIKNAS.

Evaluasi dan Penelitian


Termasuk dalam tema ini yaitu menyiapkan kebijakan dan isu-isu yang dapat memandu proses
evaluasi dan peneli<an untuk menghasilkan buk< untuk adopsi SIKNAS. Masalah-masalah yang
tercakup dalam tema ini dikelompokkan di bawah berikut dua kategori:
1. Mengevaluasi dampak SIKNAS. Kategori ini melipu< kebijakan untuk pengukuran berbagai
dampak dari SIKNAS dalam lingkungan yang berbeda:
2. Menilai teknologi baru. Kategori ini melipu< bidang penilaian teknologi yang mungkin
memerlukan dukungan kebijakan.

Persiapan Pembentukan BKeKN


Sebagai langkah awal pembentukan BKeKN, ada dua kegiatan utama yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Pembentukan Tim Internal di Kemenkes/Pusda<n untuk mematangkan konsep BKeKN, Tupoksi, struktur
organisasi dan keanggotaan
2. Menyiapkan draZ cetak biru Arsitektur Sistem Informasi Kesehatan, sebagai bahan untuk
disempurnakan melalu FGD Par<sipa<f dalam BKeKN dan kemudian dijadikan dasar untuk merevisi Peta
Jalan Sistem Informasi Kesehatan 2015-2019 yang sudah ada agar selaras dengan perkembangan terkini.

Rincian jadwal kegiatan adalah sbb:

2017
20 20
KEGIATAN J F M
A M J J A S O N D 18 19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP PERSIAPAN
I. BADAN KOORDINASI eKESEHATAN NASIONAL (BKeKN)
1. Pembentukan Tim Internal Persiapan BKeKN
a. Penyusunan keanggotaan, tugas dan produk l l
b. SK Tim Persiapan BKeKN l l
✴ Anggota tim diutamakan dari berasal dari Pusdatin, Hukor, Rokom dan
perwaklan Ditjen/Badan yang memahami aspek manajemen dan legal
✴ Bertugas sampai terbentuknya PKeKN
2. Menyiapkan mekanisme kerja dan struktur BKeKN
a. Penyusunan kriteria keanggotaan, tugas dan fungsi l l
b. Desain kedudukan BKeKN dan legalitas keorganisasian

9
2017
20 20
KEGIATAN J F M
A M J J A S O N D 18 19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
b. Presentasi ke Pimpinan l
c. Penyempurnaan sesuai arahan Pimpinan l l
3. Persetujuan Konsep BKeKN l
4. Pembentukan BKeKN
a. Pertemuan perdana calon anggota BKeKN l
b. Permohonan kesediaan menjadi anggota BKeKN l l
c. Pembuatan SK BKeKN l l
✴ BKeKN
‣ merupakan TIM INTI pengendali eKesNas
‣ anggota tdd dari unsur K/L terkait maupun non-pemerintah yang
memiliki kapasitas setara level strategis
II. PEMBUATAN DRAFT CETAK BIRU ARSITEKTUR SIKNAS l l l l
✴ Draft Cetak Biru Arsitektur SIKNAS merupakan pengembangan dari
SIKNAS yang diperkaya dengan aspek yang belum tercakup
✴ Akan menjadi bahan bagi BKeKN untuk disempurnakan secara
partisipatif menjadi Arsitektur Final SIKNAS
OPERASIONAL BKeKN
III. PENYEMPURNAAN ROADMAP SISFOKES 2015-2019
1. Pematangan cetak biru Arsitektur SIKNAS
a. Pembentukan FGD & penetapan materi diskusi l l
b. Finalisasi cetak biru Arsitektur SIKNAS l l l l l l l l l
c. Pengesahan oleh Jajaran Pimpinan Kemenkes l l
✴ Cetak biru merupakan bentuk masa depan eKesNas dan menjadi
dasar pembuatan peta jalan
2. DraZ Penyempurnaan Roadmap Sisfokes 2015-2019
a. Penetapan skala prioritas sampai akhir 2019
b. Pembentukan FGD l l
c. Penyempurnaan Konsep Roadmap Sisfokes 2015-2019 l l l l l l l l l
d. Pengesahan oleh Jajaran Pimpinan Kemenkes l l
IV. INTEGRASI DATA KESEHATAN
1Pembentukan FGD untuk Connectathon l l
a. Membuat sarana pengujian l l l
b. Melakukan pengujian pendahuluan l l l l
c. Penyusunan Acara dan Persetujuan l l
2. Pelaksanaan Connectathon l
3. Pesiapan implementasi l l
4. Operasional l l l l l l l

lllll

10

Anda mungkin juga menyukai