Anda di halaman 1dari 2

– ‫ بالنية‬:‫ “إنما األعمال بالنيات – وفي رواية‬:‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫عن عمر

بن الخطاب رضي هللا عنه قال‬


‫وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى هللا ورسوله فهجرته إلى هللا ورسوله ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها أو امرأة‬
”‫يتزوجها فهجرته إلى ما هاجر إليه‬

Dari Sahabat Umar bin Khaththab ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda,
‘Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan
apa yang dia niatkan. Barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak
dinikahinya maka hijrahnya sesuai ke mana dia hijrah.’” (HR. Bukhari & Muslim)

Apa makna Hijrah? Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan diri
dan berpindah tempat.

Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan
mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.

Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut sebagaian ulama ada yang
mengertikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”. Keluar dari
kekufuran menuju keimanan.

Dalam konteks kehidupan umat Islam di zaman sekarang, makna hijrah dapat di kelompokkan
menjadi 4 jenis, iaitu:

1. Hijrah I’tiqadiyah.

Iaitu hijrah keyakinan. Iman seorang, kadang kuat, kadang lemah mendekati kekufuran. Oleh karena
itu Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan
kemusyrikan keyakinan.

2. Hijrah Fikriyah.

Ertinya hijrah pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus
informasi, seolah dunia tanpa batas.

Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan peperangan yang tidak nampak
mata. Medan perang yang ada tapi tidak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia
peperangan tersebut namanya “Ghozwul Fikr” (Perang pemikiran).

Isu sekularisme, kapitalisme , liberalisme, pluralisme, dan lain sebagainya telah menyusup ke dalam
sendi-sendi dasar pemikiran umat islam sekarang.

Oleh karena itu Kita perlu hijrah kan pemikiran kita kepada pemikiran Islam yang sebenar.

3. Hijrah Syu’uriyyah.

Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan sejenisnya.

Terkadang cita rasa kita sudah tidak Islami seperti hiburan, musik, bacaan, gambar/hiasan, gaya
pakaian, rumah, dan sebagainya. Oleh karena itu hijrahkan cita rasa kita kepada yang lebih bersifat
Islami.
4. Hijrah Sulukiyyah/khuluqiyah.

Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juga akhlaq.

Dalam perjalanan ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari pergeseran nilai. Pergeseran
dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela akhlaqul sayyi’ah).

Sehingga tidak aneh jika banyak timbul berbagai tindakan yang tida bermoral di masyarakat. Seperti
Pencurian, merompak, pembunuhan, pelecehan sexual, pergaduhan dan kezaliman seolah-olah
telah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat kita.

Dalam momentum hijrah sekarang ini, sangat tepat jika kita mengkoreksi akhlaq dan kepribadian
kita untuk kemudian menghijrahkan akhlaq kita menuju akhlak yang mulia.

Ya Allah jadikan tahun baru ini untuk dapat menjadikan kami berubah dalam kehidupan kami untuk
mencari keredhaan-Mu. Mudah-Mudahan hijrah kami pada tahun ini akan membawa keberkatan
kepada kami dalam kehidupan kami di dunia ini. Aamiinn Yaa Robbal ‘Aalamiin !!!!!

Anda mungkin juga menyukai