Anda di halaman 1dari 27

EFEKTIVITAS HYPNOBIRTHING DAN YOGA TERHADAP PENURUNAN NYERI

DAN KECEMASAN PADA PERSALINAN NORMAL

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kahamilan menyebabkan perubahan biologis, fisiologis dan psikologis yang


seringkali menimbulkan kecemasan. Kondisi kecemasan tersebut akan berdampak dalam
proses persalinan tidak hanya pada ibu namun juga pada janin. Partus lama, fetal distress, neri
selama persalinan merupakan dampak-dampak yang bisa terjadi karena kondisi tersebut.
Salah satu metode yang sekarang berkembang dalam mengatasi hal tersebut adalah metode
hypnobirthing yang merupakan metode melahirkan atau persalinan dengan relaksasi dan
bebasstres. Hypnobirthing adalah upaya alami menanamkan niat kepikiran bawah sadar untuk
menghadapi persalinan dengan tenang dan sadar, sehingga membantu ibu menjalani proses
persalinan secara fisiologis dengan rasa tenang dan nyaman. Pengaruh hipnobirthing terhadap
fisiologi dan psikologi persalinan normal penting mearik untuk dikaji. Hampir semua wanita
merasakan ketakutan ketika menghadapi proses melahirkan atau persalinan. Ketakutan
tentang melahirkan atau persalinan terjadi karena hampir setiap orang menyatakan proses
melahirkan atau persalinan adalah momen hidup dan mati bagi seorang wanita. Rasa takut
pada wanita saat menghadapi persalinan membuat seluruh tubuh mereka tegang dan
menghalangi tubuh mereka untuk menjalankan fungsi fisiologisnya untuk melahirkan dengan
nyaman. Akibatnya mereka mengalami proses persalinan yang panjang dan sangat sakit
sehingga membutuhkan intervensi medis yang sebenarnya tidak diperlukan jika tubuh mereka
bisa relaks. Secara fisiologis proses persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor utama , yaitu :
power (kekuatan kontraksi uterus), passage (jalan lahir) dan passanger (Janin). Ketiga faktor
tersebut harus normal agar proses persalinan juga dapat berjalan dengan normal. Selain itu
proses persalinan juga dipengaruhi beberapa faktor tambahan yaitu psyche (kondisi psikhis
ibu), physician (penolong) dan position (posisi pada waktu melahirkan. Apabila ibu
mengalami gangguan psikologis, dapat menyebabkan faktor kekuatan menjadi tidak normal
karena jiwa ibu terganggu sehingga tidak bisa mengkoordinir tenaga yang digunakan untuk
proses persalinan (ibu tidak bisa mengejan). Menurut Crooke (2006) managemen nyeri
persalinan analog dengan struktur bangunan. Sebagai pondasinya adalah terkait dengan

1
kalitas pelayanan obstetri dan kondisi emosional ibu hamil. Bagian lantai dasar adalah
metode non farmakologi, Sebagai bangunan paling atas adalah metode farmakologi
kompleks. Layaknya sebuah bangunan, kekuatan bangunan ditentukan dengan semua
kekuatan struktur bangunan pendukung, terutama struktur yang paling bawah. Keberhasilan
pengurangan nyeri persalinan sangat ditentukan oleh perasaan aman, nyaman dan percaya diri
karena semua ini akan berpengaruh terhadap persepsi dan interpretasi sensasi nyeri. Salah
satu metode bisa digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan adalah metode hypnobirthing
yang merupakan metode melahirkan atau persalinan dengan relaksasi dan bebas-stres.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah efektivitas hypnobirthing
terhadap penurunan rasa nyeri dan kecemasan pada persalinan normal.

Dan Yoga adalah perpaduan olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat membantu ibu
hamil melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama dalam trimester III. Senam
hamil yoga memiliki lima aspek yaitu latihan fisik yoga, pernafasan (pranayama), positions
(mudra), meditasi dan deep relaksasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan manfaat
selama kehamilan yang dapat membantu kelancaran dalam kehamilan dan kelahiran anak
secara alami dan sehat. Prenatal yoga memiliki efek positif untuk ibu hamil yaitu mengurangi
stress, kecemasan, rasa sakit saat kehamilan, ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri
persalinan. Sindhu juga menyatakan bahwa salah satu manfaat berlatih yoga bagi kehamilan
adalah dapat mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk menghadapi
persalinan. Menurut penelitian Kyle Davis, et al yang melibatkan 46 ibu hamil dengan gejala
depresi dan cemas menunjukkan bahwa yoga prenatal adalah intervensi yang layak dan dapat
diterima oleh ibu hamil yang memiliki gejala cemas dan depresi. Peserta juga menyampaikan
kepuasan yang tinggi dan tidak ada hasil yang merugikannya.

B. TUJUAN
1). Tujuan Umum: Menganalisis efektivitas hypnobirthing terhadap penurunan rasa
nyeri dan kecemasan persalinan normal.
2). Tujuan Umum Mengetahui pengaruh prenatal yoga terhadap kecemasan pada ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.

2). Tujuan khusus hipnobirthing


1. Mengetahui tingkat kecemasan sebelum dan sesudah hypnobirthing pada subyek
perlakuan
2. Mengetahui tingkat kecemasan pada subyek kontrol

2
3. Mengetahui lama persalinan subyek perlakuan
4. Mengetahui lama persalinan subyek kontrol
5. Mengetahui tingkat nyeri subyek perlakuan
6. Mengetahui tingkat nyeri subyek kontrol
Tujuan Khusus senam yoga
1. Mengetahui karakteristik responden penelitian meliputi umur, pekerjaan,
pendidikan, paritas, riwayat abortus.
2. Mengetahui rata-rata kecemasan pada kelompok eksperimen sebelum dan setelah
mengikuti prenatal yoga.
3. Mengetahui rata-rata kecemasan pada kelompok kontrol sebelum dan setelah
mengikuti senam hamil.
4. Mengetahui perbedaan rata-rata kecemasan pre terhadap post pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
5. Mengetahui perbedaan rata-rata kecemasan kelompok eksperimen terhadap
kelompok kontrol.
6. Mengetahui pengaruh variabel luar terhadap kecemasan

3
BAB II. TINJAUAN TEORI

A. Hipnobirthing
Rasa nyeri saat melahirkan bisa disebabkan oleh ketakutan. Namun, rasa
nyeri itu kini dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Lewat sebuah
proses latihan relaksasi dan metode hypnobirthing, diperkenalkan cara melahirkan
tanpa rasa sakit. Hypnobirthing adalah upaya alami menanamkan niat kepikiran
bawah sadar untuk menghadapi persalinan dengan tenang dan sadar. Hypno-birthing
bukan sesuatu yang baru. Di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman dulu Saat ini
dilengkapi dengan penjelasan secara ilmiah dan terprogram sehingga hasilnya lebih
optimal. Hypnobirthing berasal dari kata Yunani yaitu Hypnos (tidur/pikiran tenang )
dan Birthing adalah proses kehamilan sampai melahirkan. Metode ini dikembangkan
oleh Marie Mongan sejak tahun 1959 dan di Indonesia diperkenalkan oleh Lanny
Kuswandi. Menurut Erwin (2002) manusia ibarat sebuah komputer yang hidup (bio
komputer) yang terdiri dari 3 komponen dasar yaitu: batin sebagai programmer, jiwa
bawah sadar sebagai disket dan fisik hasil print out dari disket (jiwa bawah sadar).
Rekaman pikiran bawah sadar manusia berperan 82% thd fungsi diri.
Nyeri pada persalinan merupakan gejala yang umum dikeluhkan. Hanya sedikit ibu
melahirkan yang tidak mengeluh nyeri. Nyeri pada persalinan bisa menyebabkan
kecemasan & kelelahan. Selain itu bisa menyebabkan efek negatif pada kemajuan
persalinan. Respon nyeri sangat tergantung pada kultur dan persepsi sebelumnya.
Rasa takut dan tegang dapat menimbulkan kenyerian karena faktor sugesti negatif
yang masuk ke pikiran bawah sadar. Untuk mengatasi kecemasan itu Lanny
Kuswandi sejak tahun 2002 mengembangkan teknik relaksasi dan hypnobirthing yang
disadapnya dari berbagai pusat latihan di Amerika Serikat. Pada beberapa penelitian
di negara Barat membuktikan, ibu hamil yang mengikuti latihan mengalami lebih
sedikit komplikasi dibandingkan dengan yang tidak terbiasa melakukan relaksasi
secara teratur. Adanya rasa nyeri yang berlebihan lebih disebabkan adanya rekaman di
alam bawah sadarnya.

4
Hypnobirthing merupakan salah satu tehnik otohipnosis (self hypnosis) atau
swasugesti dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan
sehingga para ibu hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan
cara yang alami, lancer dan nyaman (tanpa rasa sakit). Ketika seorang ibu secara fisik,
mental dan spiritual mempersiapkan dirinya untuk melahirkan atau persalinan maka
dia akan mengalami proses melahirkan atau persalinan dengan kebahagiaan, lebih
mudah, lebih nyaman dan seringkali tanpa rasa sakit. Melalui program deep
relaxation, self hypnosis dan implantasi afirmasi positif. Dalam persalinan , rasa nyeri
dapat terabaikan dengan cara relaksasi dan visualisasi karena pada dasarnya manusia
biasa memusatkan perhatian pada satu hal saja pada suatu waktu.

B.Senam yoga

Yoga dari bahasa sansekerta berarti "penyatuan", yang bermakna "penyatuan


dengan alam" atau "penyatuan dengan Sang Pencipta". Yoga merupakan salah satu
dari enam ajaran yang menitikberatkan pada aktivitas di mana seseorang memusatkan
seluruh pikiran untuk mengontrol tubuhnya secara keseluruhan.

Kebugaran tubuh sangat penting bagi wanita yang sedang hamil. Latihan pada
saat hamil dianjurkan dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk kebugaran, dan
memperlancar proses persalinan. Pada umumnya, usia kehamilan seorang wanita
terbagi menjadi 3 semester atau lebih dikenal dengan sebutan trisemester. Selama
trisemester kehamilan, ibu mengalami perubahan fisik dan psikis yang terjadi akibat
perubahan hormon. Perubahan ini akan mempermudah janin untuk tumbuh dan
berkembang sampai saat dilahirkan. Pada trimester ketiga (28-40 minggu) ibu hamil
akan mengalami kecemasan menjelang persalinan terutama pada primigravida. Pada
usia kandungan tujuh bulan keatas, tingkat kecemasan ibu hamil semakin berat dan
sering, seiring dengan mendekatnya waktu kelahiran bayi. Disamping hal tersebut,
pada masa trimester ini merupakan masa riskan terjadinya kelahiran bayi premature
dan menyebabkan tingginya kecemasan pada ibu hamil. Yoga dibangun atas tiga
struktur utama, yaitu olahraga, pernapasan dan meditasi.Yoga adalah sebuah ilmu
yang menjelaskan kaitan antara fisik, mental dan spiritual manusia untuk mencapai
kesehatan yang menyeluruh. Yoga merupakan sebuah aktivitas fisik yang meditatif
dan intuitif, dilakukan dengan penuh kesadaran yang tidak hanya membina tubuh
secara fisik, tetapi juga akan memperhalus rasa dan memperluas kesadaran. Prenatal

5
yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan modifikasi dari yoga klasik yang telah
disesuaikan dengan kondisi fisik wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang
lebih lembut dan perlahan.

a. Manfaat yoga bagi kehamilan Perubahan-perubahan fisik yang terjadi selama


kehamilan akan mempengaruhi kenyamanan ibu hamil baik secara fisik maupun
psikis. Berlatih yoga merupakan salah satu solusi yang bermanfaat sebagai media self
help yang akan mengurangi ketidaknyamanan selama masa hamil. Sindhu
menyebutkan ada beberapa manfaat berlatih yoga bagi kehamilan, yaitu

1) Meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh saat hamil

2) Melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin

3) Mengatasi sakit punggung dan pinggang, skiatika, konstipasi, saluran urine yang
lemah, pegal dan bengkak pada sendi

4) Melatih otot perineum untuk lebih kuat dan elastis sehingga mempermudah proses
kelahiran.

5) Mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk menghadapi


persalinan

6) Mempermudah proses kelahiran

7) Menjalin komunikasi antara ibu dan anak sejak masih berada di dalam kandungan

8) Mempercepat pemulihan fisik dan mengatasi depresi pasca melahirkan

6
BAB III. PENELITIAN TERKAIT

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat Deskripsi Penurunan nyeri dan kecemasan Berdasarkan tabel 2


diketahui bahwa tingkat nyeri sesudah perlakuan sebagian besar responden
mengalami nyeri dan cemas pada tingkat nyeri ringan yaitu sebanyak 14 responden
(78%), selanjutnya nyeri menggelisahkan sebanyak 3 responden (17%), dan
menganggu kenyamanan sebanyak 1 responden (5%).

Tabel I. Distribusi tingkat nyeri sebelum perlakuan

No Tingkat nyeri frekuensi %

1. Tidak nyeri 0 0
2. Nyeri ringan 0 0
3. Mengangu kenyamanan 3 17
4. Nyeri mengelisahkan 12 66
5. Nyeri menyusahkan 3 17
6. Nyeri menyiksa 0 0
Jumlah 18 100

Tabel 2. Distribusi tingkat nyeri sesudah perlakuan

No Tingkat nyeri Frekuensi %

1. Tidak nyeri 0 0
2. Nyeri ringan 14 78
3. Mengangu kenyamanan 1 5
4. Nyeri mengelisahkan 3 17
5. Nyeri menyusahkan 0 0
6. Nyeri menyiksa 0 0
Jumlah 18 100

7
Penlitian terkait senam yoga
Prenatal yoga dapat dilakukan setiap hari selama 1-1,5 jam. Sementara bagi ibu yang
bekerja, dapat melakukan gerakan di pusat yoga atau dirumah dengan ditemani suami.
Jika rutin dilakukan, otot-otot perut semakin kuat, tubuh lebih elastis, keluhan nyeri,
serta beban perut yang semakin besar tidak akan mengganggu ibu hamil saat
beraktifitas. Dapat dilakukan sepanjang kehamilan. Selama tak ada peregangan otot
perut, yoga sangat bermanfaat untuk membantu ibu hamil lebih santai. Kriteria inklusi
yaitu umur kehamilan ≥ 24 minggu dan kriteria eksklusi yaitu memiliki kontraindikasi
di antaranya pre-eklampsi, placenta previa totalis, cervix incompetence, hipertensi,
ada riwayat keguguran sebelumnya yang disebabkan oleh lemah kandungan dan
penyakit jantung. Kriteria eksklusi tersebut akan peneliti ketahui dengan cara :
a. Melakukan wawancara untuk mengetahui riwayat keguguran sebelumnya.
b. Memeriksa riwayat tekanan darah pada buku KIA dan melakukan pemantauan
tekanan darah untuk mengetahui hipertensi.
c. Peneliti akan langsung mengeksklusi ibu hamil bila dari awal sudah terdiagnosa
pre-eklampsi, placenta previa totalis, cervix incompetence dan penyakit jantung.
Namun, jika diawal penelitian ibu hamil belum terdiagnosa maka diperbolehkan
untuk menjadi responden, dengan catatan peneliti akan memantau kondisi ibu
termasuk keluhan yang dirasakan seperti:
1) Rasa pusing mual, dan muntah yang berkelanjutan
2) Gangguan penglihatan
3) Kram pada perut bagian bawah
4) Kontraksi
5) Perdarahan
6) Pecah air ketuban
7) Pembengkakan pada tangan dan kaki
8) Berkurangnya produksi air seni
9) Tremor (tangan dan kaki bergetar)
10) Detak jantung yang terlalu cepat
11) Gerakan janin melemah

8
Tabel 1. Tingkat Kecemasan Responden Sebelum Diberikan Yoga Antenatal

Tingkat kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)


Tidak cemas 2 5,8
Cemas ringan 8 22,8
Cemas sedang 9 25,7
Cemas berat 16 45,7
Panik 0 0
Total 35 100,0

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa terdapat sebagian besar ibu memiliki kecemasan
berat yaitu sebesar 45,7% sebelum diberikan yoga antenatal. Analisis univariat
dilakukan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil setelah diberikan yoga
antenatal. Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa terdapat sebagian besar ibu memiliki
kecemasan ringan yaitu sebesar 40,0% setelah diberikan yoga antenatal.

Tabel 2. Tingkat kecemasan Responden Setelah Diberikan Yoga Antenatal

Tingkat kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)


Tidak cemas 9 25,7
Cemas ringan 14 40,0
Cemas sedang 13 8,6
Cemas berat 9 25,7
Panik 0 0
Total 35 100,0

Tabel 3. Perbedaan Tingkat Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan


Yoga Antenatal.
Kategori Tingkat kecemasan Tingkat kecemasan Pre – post
sebelum diberikan sesudah diberikan
yoga antenatal yoga antenatal
Tidak cemas 2 9
Cemas ringan 8 14
Cemas sedang 9 13
Cemas berat 16 9
Panik 0 0
Z -5.659
sig 0,000

9
BAB IV RENCANA PRODUK YANG AKAN DIHASILKAN

J U D U L S O P T E R A P I H Y P N O B I R T H I N G

Pengertian Upaya alami menanamkan niat kepikiran bahwa


sadar untuk menghadapi persalinan dengan tenang
dan sabar
Tujuan - Mencegah post partum depression
- Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh
untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi
dan merasa relaks
- Kondisi tenang dan damai selama hamil akan
dirasakan oleh janin di dalam kandungan dan
membentuk SQ (nilai kedamaian diri)
- Meningkatkan ikatan batin
- Mengurangi rasa mual, muntah, pusing dll
- Menciptakan keadaan yang seimbang sehingga
pertumbuhan fisik dan jiwa bayi lebih sehat
Indikasi Terapi ini dilakukan pada klien yang hamil dengan
tingkat kecemasan tinggi
Kontraindikasi
Persiapan Lingkungan Ruang yang tenang dan bersih serta cukup ventilasi
Persiapan Pasien - klien diberitahukan tindakan yang akan
dilakukan
- Klien dalam posisi dudukatau berbaring sambil
memejamkan mata
Persiapan Alat Menggunakan kaset dan CD musik atau lagu
kesayangan yang memiliki nada atau irama
berulang-ulang, tenang, serta lembut untuk
menimbulkan respon tubuh terbaik
Cara Kerja 1. memutar kepala dengan posisi miring ke atas
bahu sebanyak 8 kali hitungan.meletakan jari
jemari kiri dan kanan diatas bahu, lalu memutar

10
ke belakang sebanyak 8 kali dan ke dapan 8 kali.
2. untuk relaksasi otot, berbarang santai.
meluruskan lengan kanan dan kiri sejajar tubuh.
memposisikan telapak kanan ke atas.
menegangkan telapak kaki hingga merambat ke
betis, paha dan pinggul dan dada. menarik
pundak ditarik ke atas dan kedua telapak tangan
dikepal kuat-kuat. mengerutkan dahi, tarik lidah
ke arah langit-langit.
3. selajutnya relaksasi pernafasan. ketika berbaring,
napas akan terdorong ke arah perut. menarik
nafas panjang lewat hidung sambil hitung
sampai 10. mengembuskan berlahan-lahan lewat
mulut. lakukan 10 kali.
4. merelaksasi pikiran. memejamkan mata sejenak
lalu buka perlahan-lahan sambil memandang
satu titik yang tepat di atas mata, makin lama
kelopak mata makin rileks, berkedip, dan pada
hitungan kelima, mata akan menutup. ketika
kondisi sudah nyaman masukan pikiran positif
yang akan terekam dalam alam bawah sadar.

11
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LATIHAN FISIK YOGA
Pengertian Senam yoga adalah kombinasi gerakan teknis
bernafas, relaksasi, meditasi dan peregangan.
Yoga mengajarkan individu untuk melakukan
sebuah gerakan yang bertujuan agar dapat
merileksasi ketegangan yang terjadi dengan
gerakan yang mudah, sederhana dan dapat
dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang
lain

Tujuan a. Meningkatkan keseimbangan jiwa.

b. Meningkatkan ketenangan batin

c. Meningkatkan kepuasan dalam diri.

d. Meningkatkan konsentrasi.

e. Meningkatkan kecerdasan.

f. Membuat tubuh menjadi rileks.

g. Mengurangi stres.
Petugas Bidan
Peralatan 1) Ruangan santai dan tenang

2) Alas seperti matras, karpet, handuk

3) Musik

Prosedur . Tahap Pra-Interaksi:


pelaksanaan 1. Periksa catatan perawatan dan kaji catatan
medis pasien.
2. Kaji kebutuhan pasien.
3. Eksplorasi dan falidasi perasaan pasien.
b. Tahap Orientasi:
1. Beri salam dan panggil pasien dengan
namanya.

12
2. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
3. Menjelaskan manfaat dari senam yoga
4. Menjelaskan prosedur yang akan
diberikan instruktur
5. Menganjurkan pasien untuk mengikuti
gerakan senam yoga yang diberikan
instruktur
6. Berikan kesempatan pada klien untuk
bertanya.

c. Tahap Pelaksanaan:
1. Sebelum memulai senam yoga pasien
harus memakai pakaian yang tidak
terlalu longgar dan tidak terlalu sempit
2. Gerakan yoga :
a. Pemanasan
a) Duduk diatas tumit dengan kedua
lutut dilipat

b) Kedua jati ibu kaki saling


menempel.

c) Kedua lutut diregangkan lebih


lebar sedikit daripada panggul.

d) Bernapas perlahan.

e) Putar leher perlahan selama 2


menit

b. Inti
1) Supta Baddha Konasana (posisi
kupu-kupu berbaring) selama 2
menit :
 Tubuh dalam posisi duduk.

13
 Letakkan tangan dibelakang
tubuh dan perlahan baringkan
punggung ke alas.
 Kedua tangan disamping
tubuh atau kepala saling
memeluk siku, relaks dan
napas dalam dan tahan
selama yang diinginkan.
 Tekan kedua siku di samping
tubuh dan perlahan angkat
kembali tubuh kedalam
posisi duduk semula

2) Adho Mukha Svanasana (postur


anjing) selama 2 menit :
 Dalam posisi merangkak,
kedua pergelangan tangan
dibawah bahu dan lutut
sejajar dengan panggul, jari-
jari kaki menjejak pada alas
 Tarik napas, angkat lutut dari
alas, luruskan lutut, arahkan
tulang ekor dan pinggul ke
langit-langit. Jari kaki
berjinjit dan jari tangan
terentang.
 Sambil membuang napas,
perlahan turunkan tumit
hingga telapak kaki
menempel keatas. Tarik perut
ke arah dalam dan arahkan
pinggul bertumpu pada
telapak tangan dan kaki.

14
Kepala lurus sejajar dengan
tulang punggung. Bernapas
normal dan tahan selama 15-
30 detik.
 Lakukan beberapa kali.

3) Virabhadrasana I (postur pejuang


I) selama 3 menit :
 Berdiri tegak
 Renggangkan kedua kaki
hingga lebih lebar daripada
bahu, dan rentangkan kedua
lengan sejajar dengan bahu.
Kaki kaan diputar 90 derajat
ke arah luar dan aki kiri 30
derajat ke arah dalam. Kedua
tumit sejajar.
 Arahkan telapak tangan
menghadap atas, dan sambil
menarik napas, kedua tangan
tarik ke atas kepala sehingga
telapak tangan saling
menempel. Tubuh tegak.
 Hadapkan tubuh ke kanan.
Buang napas, tekuk lutut
kanan sehingga sejajar
dengan tumit. Jaga lutut kiri
agar tidak tertekut. Perlahan,
wajah menengadah menatap
ujung jari-jari tangan. Tahan
selama 15-30 detik sambil
bernapas normal.
 Tarik napas, dan kembali

15
berdiri tegak.
 Ulangi dengan sisi lainnya.

4) Trikonasana (postur segitiga)


selama 3 menit :
 Berdiri tegak
 Renggangkan kedua kaki
lebih lebar daripada bahu dan
rentangkan kedua lengan
sejajar dengan bahu. Kaki
kanan diputar 90 derajat arah
keluar dan kaki kiri 15
derajat ke arah dalam. Kedua
tumit sejajar.
 Buang napas, turunkan
tangan kanan hingga
menggapai sejauh mungkin
pergelangan kaki.
 Rentangkan tangan kiri
sejajar vertikal dengan
tangan kanan. Wajah
menengadah. Bernapas
normal. Tahan selama 15-30
detik.
 Kembali berdiri tegak dan
ulangi dengan sisi lainnya

5) Parsvottanasana :
 Berdiri tegak
 Renggangkan kedua kaki hingga
lebih lebar daripada bahu. Kaki
kanan diputar 90 derajat kearah
luar dan kaki kiri 30 derajat ke

16
arah dalam. Kedua tumit sejajar.
 Tempelkan kedua tangan
dibelakang punggung
 Hadapkan tubuh ke kanan. Tarik
napas. Buka dada.

6) Garudasana 2 menit :
 Tubuh berdiri tegak
 Perlahan, tekuk kedua lutut,
bebankan pada kaki kiri dan
tumpangkan paha kanan atas
di paha kiri, kemudian puntir
hingga punggung kaki kaan
mengait pada otot betis kiri.
 Silangkan kedua tangan
didepan bahu, dengan posisi
lengan kiri lebih bawah.
Posisi siku kiri berada
dibawah siku kanan. Tekuk
kedua siku dan tangkupkan
kedua telapak tangan.
 Bernapas normal dan tahan
selama 30-60 detik. Perlahan,
lepaskan tangan dan kaki
 Lakukan disisi lainnya.

7) Virabhadrasana III :
 Condongkan tubuh, lengan
dan tangan ke muka
 Perlahan, angkat kaki kiri
hingga sejajar dengan tubuh
dan lengan. Kaki kanan lurus
dan kuat menjejak bumi.

17
Wajah menatap satu titik
didepan tubuh. Bernapas
normal.
 Tarik napas, dan kembali
turunkan kaki kiri pada alas
dan kembali ke postur
virabhadrasana I, perlahan
kembali tegak.
 Ulangi dengan sisi lainnya
lakukan selama 15-30 detik

8) Navasana (postur perahu)


selama 2 menit :
 Tubuh dalam posisi duduk
 Perlahan, condongkan
punggung ke belakang
sambil menekuk lutut.
 Angkat telapak kaki dari alas
dengan kedua tangan
memegang belakang paha.
Perlahan, luruskan lutut dan
lepaskan tangan. Jaga
keseimbangan pada sakrum
sambil bernapas normal
selama 10-20 detik
9) Bhujangasana (postur kobra)
selama 2 menit :
 Berbaring menelungkup dengan
kaki merapat, kedua telapak
tangan disamping dada dan jari-
jari tangan dibawah bahu. Wajah
menempel pada alas.
 Tarik nafas, perlahan angkat

18
wajah, dada, dan perut dari alas.
 Buka dada dan menengadah.
Wajah menatap satu titik terjauh
diatas kepala.
 Jaga kaki tetap rapat, lengan
sedikit ditekuk, bahu tidak
terangkat, otot bokong kuat, dan
tubuh bagian bawah tidak
terangkat. Bernapas normal
selama 15-30 detik.
 Buang napas dan turunkan
kembali tubuh ke alas.

10) Janu shirsasana (postur duduk


dengan satu kaki) selama 3 menit
:
 Posisi tubuh dalam posisi
duduk
 Tekuk lutut kanan dan
tempelkan telapak kaki kanan
ke paha kiri bagian dalam
atas. Jaga agar punggung
kaki tegak lurus terhadap
tulang kering.
 Tarik nafas dan rentangkan
kedua tangan diatas kepala
dengan punggung tegak.
 Buang nafas dan bergerak
dari pinggul ke arah kaki.
Pegang pergelangan kaki,
telapak kaki, atau bawah
lutut bila tubuh masih belum
terlalu lentur.

19
 Dekatkan wajah ke kaki dan
usahakan agar punggung
tidak membungkuk.
 Bernafas normal dan tahan
selama 15-30 detik.
 Tarik nafas dan kembali
duduk tegak. Ulangi dengan
kaki lainnya.
11) Viparita karani (postur berbaring
dengan kaki bersandar pada
dinding) selama 2 menit. :
 Duduk menyamping pada
dinding.
 Berputar dan arah bokong
sedekat mungkin menempel
dengan dinding, kedua
tangan menahan tubuh
dibelakang.
 Luruskan kaki dan perlahan
turunkan punggung hingga
berbaring dialas.
Renggangkan kaki sejajar
dengan pinggul.
 Kedua tangan tergeletak
disisi tubuh atau diatas
kepala saling memeluk siku.
 Relaks dan bernapas dalam.
Lakukan selama yang
diinginkan.
 Untuk kembali pertahankan
tekuk lutut ke dada dan
berguling ke samping kanan
12) Savasana (posisi mayat/relaksasi

20
total) selama 5-10 menit :
 Membaringkan diri dengan
kedua kaki sedikit
diregangkan.
 Kedua tangan diletakkan
disamping tubuh dan posisi
telapak tangan membuka
keatas.
 Posisi leher dan tulang
punggung lurus.
 Diam dan tidak bergerak
sama sekali
 Relaks dan bernapas dalam
dan normal.

d. Tahap Terminasi:
1. Tanyakan perasaan pasien setelah
dilakukan tindakan.
2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Rapikan peralatan dan cuci tangan.

21
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Teknik relaksasi merupakan salah satu cara untuk menyiasati rasa tidak nyaman selama
kehamilah dan juga ketika proses persalinan. Rasa takut terbukti hanya akan membangkitkan
ketegangan dan membuat apa yang ditakutkan benar-benar terjadi. Teknik
relaksasi HypnoBirthing dan yoga dapat dilakukan kapan saja, sesering mungkin untuk
mempermudah Ibu mencapai kondisi rileks kapan pun dan dimana pun.
Metode ini sudah mulai diterapkan di Indonesia, meskipun baru beberapa kota besar saja
yang sudah menyebarluaskan metode ini. Tetapi, karena adanya hambatan atau belum
terbiasanya ibu hamil melakukan relaksasi ini, sehingga banyak yang belum dapat dengan
optimal untuk mengaplikasikan metode ini. Metode Hypnobirthing dan yoga hanya bisa
dijadikan sebagai jalan alternatif bagi Ibu hamil yang ingin mendapatkan rasa nyaman dan
aman selama kehamilan dan persalinannya.
Saran
1. Bagi bidan yang ingin menerapkan metode Hypnobirthing dan yoga dalam
memberikan asuhannya, terlebih dahulu harus memahami dengan baik tentang perubahan-
perubahan anatomi, fisiologi dan psikologis yang terjadi pada Ibu hamil di tiap trimesternya,
rasa nyeri dan ambang nyeri seseorang pada saat persalinan, serta memiliki keterampilan
dalam konseling, penyuluhan, dan selalu memberikan dukungan yang positif pada kliennya.
Dan tentu saja, harus mampu menguasai ilmu hipnoterapi dan yoga dalam kehamilan dan
langkah-langkah pelaksanaan Hypnobirthing dan yoga itu sendiri.
2. Ibu Hamil Diharapkan dapat mengikuti atau mempraktikkan gerakan yoga secara
teratur yaitu 1-2 kali seminggu sebagai alternatif dalam mencapai perasaan nyaman, rileks
dan membantu mengurangi keluhan selama kehamilan.

22
LAMPIRAN

23
24
25
26
27

Anda mungkin juga menyukai