PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental , spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
Tahun 1945, setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang berat bagi negara ,
dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
kemampuan untuk hidup sehat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Masyarakat berhak untuk memperoleh derajat kesehatan yang sama dan
pemerintah. Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional
yang perlu mendapat prioritas utama . Sehingga pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(Kemenkes,2015).
Berdasarkan data dan informasi profil kesehatan di Indonesia tahun 2017,
Kabupaten OKI terdiri dari 18 kecamatan, 327 desa dan 809.203 jiwa,memiliki luas
wilayah 19.023.47 km2 dengan 75% perairan/ rawa atau 42jiwa/km2. Memiliki sara
Seperti yang diketahui bahwa masih banyak permasalahan kesehatan yang masih
merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat timbulnya penyakit
oleh karena itu permasalah sanitasi dasar (air bersih, akses fasilitas sanitasi,
perhatian utama bagi pemerintah kita. Menurut WHO, lebih dari 2,6 milyar orang
pada wilayah pedesaan dan perkotaan kini tidak memiliki akses terhadap sanitasi
penyakit menular. Jika tidak melakukan PHBS maka penyakit tersebut akan
tersebut merupakan penyakit yang dapat menular melalui dahak atau bersin, .
Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan kematian akibat
23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015).
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Program kesehatan
Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas kementrian kesehatan dan keberhasilan
program KIA menjadi salah satu indikator utama dakam Rencana Pembangunan
kejadian sakit di kalangan ibu , bayi dan anak . oleh karena itu, angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat dan salah satu indikator terpenting untuk melihat kualitas
pelayanan.
diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup dan masih jauh dari
target MDGs 2015 (102/100.000 kelahiran hidup) sehingga masih memerlukan kerja
keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Sementara untuk AKB
pada tahun 2007 sebesar 34/1000 kelahira hidup (2007) . Adapun target AKB pada
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Angka lahir mati di Sumatera
Selatan tahun 2014 adalah 3,7 per 1000 kelahiran hidup lebih tinggi dari tahun 2013
sebesar 2,8 per 1000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi pada tahun 2014
berjumlah 114 kasus, angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2013
yaitu sebanyak 123 kasus. Untuk jumlah angka kematian ibu di provinsi sumatera
selatan dari tahun 2006-2014 tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebanyak 155
sampai dengan bulan Desember 2014 mencapai 629 kasus , yaitu menurun jika
dibandingkan pada tahun 2013 sebanyak 733 kasus, dan jumlah kematian balita tahun
prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas mulai meningkat khususnya pada
kelompok sosial ekonomi menengah ke atas di perkotaan. Dengan kata lain, saat ini
Kekurangan gizi pada umumnya terjadi pada balita karena pada umur tersebut anak
mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di
suatu kelompok masyarakat dimana dimasa itu merupakan masa peralihan antara
masa saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa ( Adisasmito, 2007)
. Menurut data dalam laporan LB3 Puskesmas 2016 , angka kematian bayi akibat gizi
buruk di Indonesia masih sangat tinggi. Yaitu 52,78 per 100.000 kelahiran.
Dari data profil kesehatan yang sudah tertera diatas di Indonesia khususnya
kesehatan yang akan di bahas yaitu mengenai sanitasi lingkungan, KIA dan peran
kader namun permasalahan utama di Indonesia saat ini yaitu mengenai KIA, dimana
digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan
angka harapan hidup saat lahir (WHO, 2016) yang juga merupakan Program utama
dari pembangunan kesehatan , selain itu di kabupaten Ogan Komering Ilir jumlah
kasus AKI tahun 2014 juga termasuk kategori tertinggi ke-5 yaitu berjumlah 11
kasus.
adalah tingkat angka kematian ibu, hal ini menggambarkan bagaimana kualitas
kesehatan ibu dan anak. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program
untuk mengurangi AKI dan AKB. Program ini di Indonesia dituangkan dalam bentuk
persalinan sehat dan aman, serta pelayanan obstetri esensial di pusat layanan
74.957 desa. Di Indonesia terdapat provinsi sumatera selatan yang memiliki jumlah
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kegiatan
kepada ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, pelayanan kepada bayi dan balita, salah
satunya yaitu pelayanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006), dimana program
tersebut dapat mencegah tingginya angka kematian ibu dan angka kematian anak
seperti pelayanan ibu hamil dengan kegiatan berupa ANC (Antenatal care),
Perawatan Ibu hamil melalui penyuluhan kepada ibu hamil mengenai kehamilan
dengan para kader , kemudian kunjungan kepada ibu nifas , penyuluhan yang
diberikan tentang pemberian ASI eksklusif serta makanan pendamping ASI yang
Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK sewilayah Purwakarta, 2007). Salah
satu peran penting kader posyandu adalah memberikan motivasi kepada ibu
khususnya yang mempunyai balita, agar selalu rutin tiap bulan menimbangkan
Kader posyandu juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Ogan Komering Ilir. Dimana pada tahun 2019 kami di bagi menjadi 25 kelompok dan
1.2 Tujuan
paru, dan KIA untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program
PBL kelompok 21 Desa Lubuk Ketepeng Kecamatan Jejawi pada tahun 2019.
selama perkuliahan.
dan penelitian.