Anda di halaman 1dari 44

TUGAS I

1. a. Apa yang dimaksud dengan infiltrasi dan perkolasi ?


Infiltrasi adalah perpindahan air dari atas kedalam permukaan tanah
(sampai batas permukaan air tanah).

Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh (antara
permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah) kedalam daerah
jenuh ( daerah dibawah permukaan air tanah).

b. Faktor yang mempengaruhi infiltrasi dan perkolasi:


 Dalamnya Genangan diatas Permukaan Tanah (surface
detention) dan Tebal Lapisan Jenuh.
Infiltrasi air melalui permukaan tanah dapat diumpamakan
sama dengan aliran lewat pipa-pipa sangat kecil, dalam jumlah
yang sangat besar dengan panjang dan diameter tertentu.

Laju infiltrasi dalam tanah adalah merupakan jumlah perkolasi


dan air yang memasuki tampungan (storage) diatasa
permukaan air tanah. Pada permulaan hujan pada umumnya
tanah masih jauh dari jenuh, sehingga pengisian tampungan
akan berjalan terus dalam waktu yang lama.
 Kadar air dalam tanah
Jika pada saat permulaan hujan keadaan tanah masih sangat
kering, maka didalam tanah akan terjadi tarikan kapiler searah
dengan gravitasi sehingga memberikan daya infiltrasi yang
tinggi. Jika air mengalami perkolasi kebawah, lapisan
permukaan tanah akan menjadi setengah jenuh yang
menyebabkan mengecilnya gaya-gaya kapiler sehingga
besarnya daya infiltrasi (fp) akan menurun.
Suatu jenis tanah berbutir halus yang dapat digolongkan
sebagai koloid, bila terkena air dan menjadi basah akan
mengemban. Pengembangan tersebut akan mengakibatkan
berkurangnya volume pori-pori ( micro voids), sehingga daya
infiltrasinya makin mengecil pula.

 Pemampatan oleh curah hujan.


Gaya pukulan butir-butir hujan terhadap permukaan tanah akan
mengurangi daya infiltrasi. Akibat pukulan-pukulan tersebut
butir-butir tanah yang lebih halus dilapisan permukaan akan
terpencar dan masuk ruang-ruang antara, sehingga terjadi efek
pemampatan.

 Tumbuh-tumbuhan.
Lindungan tumbuh-tumbuhan yang padat misalnya seperti
rumput atau hutan cenderung untuk menaikkan daya infiltrasi.
Ini disebabkan oleh sistem akar yang padat menembus
kedalam tanah, lapisan sampah (debris) organik yang
membentuk permukaan empuk (sponge like surface), binatang
dan serangga pembuat liang membuka jalan kedalam tanah,
lindungan tumbuh-tumbuhan menghindarkan permukaan tanah
dari pukulan butir-butir hujan dan dengan transpirasi tumbuh-
tumbuhan mengambil air dari dalam tanah sehingga
memberikan ruangan bagi proses infiltrasi berikutnya.

 Lain-lain
Rekahan-rekahan tanah akibat kekeringan menaikkan daya
infiltrasi pada permulaan musim hujan. Sebaliknya udara yang
terperangkap diantara butir-butir tanah dapat menurunkan daya
infiltrasi.

c. Cara mengukur infiltrasi :


 Infiltrometer
Infiltrometer dalam bentuknya yang paling sederhana terdiri
atas tabung baja, yang ditekankan kedalam tanah.

Permukaan tanah didalam tabung digenangi air, dan


banyaknya air yang ditambahkan untuk mempertahankan agar
tinggi air dalam tabung tetap konstan, diukur. Makin kecil
diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran
kesamping dibawah tabung.
Efek aliran kesamping ini dapat dihilangkan sebagian dengan
memasang tabung konsentris diluarnya, dimana kedalam
kedua tabung tersebut diisi air.
 Testplot
Pengukuran daya infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat
dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar
untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya daya infiltrasi
untuk daerah yang luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih
sebidang tanah yang datar, dikelilingi oleh tanggul dan
digenangi air. Daya infiltrasinya didapat dari banyaknya air
yang ditambahkan agar permukaan airnya konstan. Jadi
sebenarnya testplot ini adalah infiltrometer yang berskala
besar.

 Pengamatan dengan Lysimeter.


Lysimeter berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah diisi
dengan tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya,
dilengkapi dengan fasilitas drainage dan supply air.
Untuk tujuan yang lebih baik digunakan lysimeter timbang.
Dengan lysimeter timbang tersebut besarnya infiltrasi dengan
kondisi curah hujan yang sebenarnya dapat dipelajari. Curah
hujan harus diukur dengan alat pencatat hujan yang harus
ditempatkan didekat lysimeter tersebut.

 Test penyiraman.
Diatas sebidang tanah dengan luas beberapa puluh meter
persegi, diberikan hujan buatan dengan intensitas yang
diketahui dan konstan sebesar i ≥ f p. Permukaan tanahnya
dibuat agak miring, sehingga limpasan permukaan sebesar i -
fp dapat mengalir diatas permukaan tanah dan diukur.
 Dari hubungan curah hujan dan limpasan dalam daerah
pengaliran kecil.
Tidak mudah untuk mendapatkan penurunan kehilangan hanya
dari akibat infiltrasi saja, dibandingkan dengan gabungan dari
semua kehilangan. Lebih sulit lagi kalau harus memperkirakan
besarnya tampungan dalam sprinkling area yang relatif kecil,
sehingga analisa penurunan akibat gabungan semua
kehilangan menjadi lebih sulit.
Dasar Teori no 1. “Hidrologi Teknik”, CD . Sumarto, Jilid 1.

2. a. Apa yang dimaksud dengan evaporasi dan transpirasi ?


 Evaporasi adalah penguapan atau perubahan air di
laut/danau/sungai menjadi uap air akibat adanya radiasi
matahari.
Uap air tersebut akan berubah bentuk menjadi awan. Jadi
sebenarnya laju penguapan adalah laju netto, yaitu selisih
antara evaporasi (segala bentuk penguapan yang terjadi, baik
perubahan dari molekul air dalam bentuk zat cair menjadi
molekul uap air, dan dari bentuk padat ke bentuk cair) dikurangi
laju kondensasi (perubahan dari bentuk gas ke bentuk cair/
pengembunan).
Proses penguapan sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang
berkelanjutan, yaitu :
- Interface evaporation yaitu proses transformasi dari air menjadi
uap air di permukaan yang tergantunga dari besarnya tenaga.
- Vertical vapor transfer yaitu pemindahan lapisan udara
yang kenyang uap air dari interface, sehingga proses
penguapan berlangsung mulus (transfer dipengaruhi oleh
kecepatan angina, stabilitas topografi dan iklim local).

 Transpirasi adalah proses penguapan air yang terserap tumbuh-


tumbuhan melalui daun.

b. Bagaimana cara mengukur evaporasi dan transpirasi.

 Atmometer
Atmometer adalah suatu alat untuk mengukur evaporasi dari
permukaan basah yang dibakukan (standardized wet surface).
Digunakan untuk tujuan klimatologis untuk mengetahui kemampuan
mengering udara. Permukaan basah diberikan oleh benda berpori
yang dibasahi oleh air yang ditempatkan pada suatu wadah.

 Atmometer PICHE
Terdiri dari gelas yang diberi skala, bagian bawahnya diisi
dengan air. Diantara gelas berskala dan bagian bawahnya diberi
sehelai kertas filter yang ditekan terhadap suatu piringan.
Kehilangan air (dalam cm3) per hari adalah merupakan suatu
ukuran laju evaporasi.
Gbr. ATMOMETER PICHE

 Atmometer LIVINGSTONE
Merupakan bola porselin berpori diisi dengan air, untuk
memberikan muka evaporasi. Bola tersebut dapat berwarna
putih atau hitam. Perbedaan evaporasi antara bola putih dan
bola hitam dikorelasikan dengan radiasi matahari.

Gbr. ATMOMETER LIVINGSTONE


 Panci evaporasi.
Panci evaporasi dibuat untuk meniru (simulate) kondisi evaporasi
permukaan air bebas. Panci evaporasi dapat dipasang diatas
permukaan tanah, ditanam dalam tanah, dan mengambang di air.
Panci evaporasi telah diusahan untuk meniru keadaan sebenarnya,
namun kenyataannya panci evaporasi masih berbeda dengan
tubuh air yang besar (telaga, waduk, dll) meskipun diexpose
terhadap kondisi meteorologi yang sama.

 Panci evaporasi diatas permukaan tanah.

 Panci evaporasi didalam tanah.

 Panci evaporasi mengambang di air.


 Mengukur radiasi matahari.
Radiometer untuk mengukur gelombang pendek radiasi yang
masuk dari matahari/angkasa dan radiasi netto yang dipantulkan.
Radiasi yang dipantulkan merupakan penjumlahan dari radiasi
gelombang pendek dan gelombang panjang. Radiasi netto ini
sangat penting untuk studi evaporasi.

 Mengukur kecepatan angin.


Kecepatan angin diukur dengan anemometer sedang arah angin
dengan kipas (wind vane). Anemometer yang konvensional adalah
jenis cup anemometer yang terdiri dari 3 atau 4 cup yang berputar
terhadap sumbu vertikal. Kecepatan putar menentukan besarnya
kecepatan angin dan jumlah putarannya merupakan ukuran dari
wind run, yang merupakan jarak yang ditempuh oleh udara yang
bergerak dalam waktu tertentu.

 Mengukur kelembaban udara


Udara dapat menyerap air dalam bentuk uap air. Banyaknya
tergantung dari suhu udara dan tersedianya air. Makin tinggi suhu
udara makin banyak air yang dapat diserap.
 Mengukur suhu.
Suhu udara dicatat dengan termometer yang ditempatkan dalam
sangkar yang diberi ventilasi dan diletakkan setinggi 1,20 m diatas
permukaan tanah.

 Neraca Air (water balance).


Besarnya penguapan dapat pula diukur dengan melakukan
perhitungan kesetimbangan air. Rumus kesetimbangan air adalah :
E=I–O± S
Dengan : E = Penguapan total (evapotranspirasi)
I = aliran masuk (inflow)
O = aliran keluar
S = perubahan tampungan

 Rumus-rumus Empiris menghitung penguapan


Dalam hal ini ada 4 cara yaitu :
 Cara Blaney – Criddle.

Uc = k. F
F = t.p : 100

Uc = consumptive use/ penggunaan air konsumtif bulanan (inchi).


t = suhu rata- rata bulanan (‘F)
p = prosentase jam penyinaran tahunan dalam bulan yang
bersangkutan.
K = koefisien tanaman, tergantung dari jenis tanaman, jenis tanah,
iklim, tingkat pertumbuhan tanaman.
 Cara Turc – Langbein – Wund.
Metode Blaney – Criddle mempunyai kelemaham karena faktor
koefisien tanaman (K) harus ditentukan, pemakai harus berhati-hati
dengan factor lain yang berpengaruh terhadap koefisien tanaman.

 Pendekatan Penman.
Pendekatan Penman dikembangkan dengan “energy balance
approach”. Proses pendekatan dilakukan sebagai berikut :

 Radiasi matahari, (cal/cm2hari), tergantung dari lokasi tempat di


bumi dan waktu. Besarnya radiasi ini disebut “angka angot”.
 Di atmosfir, sebagian dari energi radiasi ini diserap oleh awan
sehingga hanya sebagian yang sampai di permukaan bumi,
yang diperkirakan dengan :
RC = RA ( 0,2 + 0,48 (n/D))
n = jumlah jam matahari bersinar
D = jumlah yang maksimum matahari bersinar.
 Sebagian lagi dipancarkan kembali (reflected) sebagai “short
wave” maupun “long wave” radiation.
 Pemakaian hukum Dalton :

Eo = c. f(u) (eo – e1)

Dengan : Eo = penguapan dari muka air bebas.


c = konstanta
f(u) = fungsi kecepatan angin
eo = tekanan uap jenuh pada temperatur
air.
e1 = tekanan uap jenuh pada temperature
udara.
 Cara Thornthwaite.
Metode ini untuk memperkirakan evapotransirasi potensial
berdasarkan data klimatologi.

c. Faktor yang mempengaruhi evaporasi dan transpirasi :


 Radiasi matahari.
Proses evaporasi yang merubah air menjadi uap memerlukan
input energi yang berupa panas latent, dan akan berlangsung
sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Proses
evaporasi ini akan terhambat bila ada awan sebagai penghalang
radiasi matahari dan akan mengurangi input energi.

 Angin.
Jika air menguap keatmosfir maka lapisan batas antara tanah
dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses
evaporasi berhenti. Evaporasi akan berjalan lagi bila lapisan
jenuh tadi diganti dengan udara kering. Penggantian ini akan
terjadi bila ada angin, jadi kecepatan angin sangat berperan
dalam proses evaporasi.

 Kelembaban (humiditas) relative.


Jika kelembaban relatif udara naik maka kemampuannya untuk
menyerap uap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya
akan turun.

 Suhu (temperatur).
Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi maka proses evaporasi
akan berjalan lebih cepat dibandingkan jika suhu udara dan
tanah rendah.

Dasar Teori no 2. “Hidrologi Teknik”, CD . Sumarto, Jilid 1.


3. Isilah data hujan yang hilang untuk data hujan harian maksimum

setahun pada table, yang masing-masing data +12.3

 Menambah Data Hujan yang Hilang untuk Data Hujan harian


Maksimum Setahun.
Hal ini berguna untuk mengisi data yang hilang pada pos
penakar hujan tertentu dan pada saat tertentu dengan bantuan
data yang tersedia pada pos-pos penakar disekitarnya. Syarat
untuk menggunakan cara ini adalah tinggi hujan rata-rata
tahunan pos penakar yang datanya hilang harus diketahui, dan
dibantu dengan data tinggi hujan rata-rata tahunan dan data
pada saat data hilang pada pos penakar disekitarnya.
Rumus yang dipakai adalah :

1 n Anx
dx  
n i
di
Ani
dimana :
n = banyakkya stasiun di sekitar Sta. x.
Anx = tinggi hujan rata-rata tahunan di x.
Ani = tinggi hujan harian rata-rata seluruh tahun di sta. sekitar
Sta x.
dx = tinggi hujan harian di Sta. yang hilang.
di = tinggi hujan harian di stasiun sekitar Sta. x pada tahun
yang sama

Contoh perhitungan :
1 n Anx
Data hujan yang hilang (dx) = dx  
n i
di
Ani
dx = ½ ((104.3/108.3*108.52) + (106.3/124.6*108.52))
= 98.55 mm.
PENGOLAHAN DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM

Data hujan yang hilang untuk data hujan harian maksimum setahun

no tahun Curah Hujan Harian Maksimum Setahun (mm)


sta. Sei sta. Kuala sta. Kuripan
1 1994 102.30 103.30 101.30
2 1995 ?? 104.30 106.30
3 1996 108.30 109.30 108.30
4 1997 109.30 101.30 99.30
5 1998 101.30 111.30 105.30
6 1999 113.30 112.30 103.30
7 2000 110.30 115.30 106.30
8 2001 113.30 108.30 155.30
9 2002 114.30 107.30 193.30
10 2003 104.30 110.30 167.30
Rata-rata (A) 108.50 108.30 124.60

n
1 Anx
Data hujan yang hilang (dx) = dx 
n
 di
i Ani

= 1/2((104.3/108.3*108.52)+(106.3/124.6*108.52))

= 98.55 mm.

Data curah hujan yang telah dilengkapi


no tahun Curah Hujan Harian Maksimum Setahun (mm)
sta. Sei sta. Kuala sta. Kuripan
1 1994 102.30 103.30 101.30
2 1995 98.55 104.30 106.30
3 1996 108.30 109.30 108.30
4 1997 109.30 101.30 99.30
5 1998 101.30 111.30 105.30
6 1999 113.30 112.30 103.30
7 2000 110.30 115.30 106.30
8 2001 113.30 108.30 155.30
9 2002 114.30 107.30 193.30
10 2003 104.30 110.30 167.30

4. a. Lakukan uji konsistensi data untuk tiap stasiun hujan (dari


table yang telah dilengkapi).

b. Koreksilah data hujan yang tidak konsisten.

Uji Konsistensi Data dan koreksi data yang tidak konsisten.


Jika data hujan tidak konsisten yang diakibatkan oleh berubahnya
atau terganggunya lingkungan disekitar tempat dimana penakar
hujan dipasang, misalnya terlindung oleh pohon, terletak berdekatan
dengan gedung tinggi, perubahan cara penakaran dan
pencatatannya, pemindahan letak penakar dan sebagainya, maka
seolah-olah terjadi penyimpangan terhadap trend semula. Hal
tersebut dapat diselidiki dengan menggunakan lengkung masa
ganda.
Data yang diperlukan dalam pengolahan data uji konsistensi meliputi :
- dx = Tinggi hujan harian maksimum setahun di stasiun x.
- Kum dx = Kumulatif tinggi hujan harian maksimum setahun di
stasiun x dalam beberapa tahun (sebagai sumbu Y).
- di = Tinggi hujan harian maksimum setahun di stasiun-stasiun
sekitar stasiun x yang dirata-rata (sebagai sumbu x).
- Kum dx = Kumulatif tinggi hujan harian maksimum setahun di
stasiun-stasiun sekitar stasiun x yang dirata-rata dalam
beberapa tahun.

Uji konsistensi data dilakukan untuk setiap stasiun terhedap stasiun-


stasiun lain disekitarnya.
Misal :
3 Stasiun Stasiun A, Stasiun B dan Stasiun C.
Maka Uji Konsistensi Yang dilakukan :
1. Stasiun A terhadap Stasiun B dan Stasiun C.
2. Stasiun B terhadap Stasiun A dan Stasiun C.
3. Stasiun C terhadap Stasiun A dan Stasiun B.
Langkah-langkah pelaksanaan uji konsistensi :
1. Lengkapi data dengan mengisi tabel.
2. Buat atau plot data-data tersebut ke dalam grafik cartesius.
3. Amati hasil dari grafik dan tentukan mulai tahun berapa data
yang tidak konsisten.
4. Buat tabel untuk data yang konsisten dan data yang tidak
konsisten.
5. Cari gradien dari masing-masing tabel tersebut.
6. Koreksi data hujan yang tidak konsisten.
7. Perbaiki grafik data yang tidak konsisten tersebut.
UJI KONSISTENSI DATA UNTUK SETIAP STASIUN

STASIUN SEI
curah hujan maksimum setahun
di stasiun
tahun SEI kum. KUALA KURIPAN rata² kum
1994 102.30 102.30 103.30 101.30 102.30 102.30
1995 98.55 200.85 104.30 106.30 105.30 207.60
1996 108.30 309.15 109.30 108.30 108.80 316.40
1997 109.30 418.45 101.30 99.30 100.30 416.70
1998 101.30 519.75 111.30 105.30 108.30 525.00
1999 113.30 633.05 112.30 103.30 107.80 632.80
2000 110.30 743.35 115.30 103.30 109.30 742.10
2001 113.30 856.65 108.30 155.30 131.80 873.90
2002 114.30 970.95 107.30 193.30 150.30 1024.20
2003 104.30 1075.25 110.30 167.30 138.80 1163.00
Y X

Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Grafik yang tidak konsisten tahun 2000 - 2003

Gradien 00 - 03
Tahun X Y X*Y X2
2000 742.10 743.35 551640.04 550712.41
2001 873.90 856.65 748626.44 763701.21
2002 1024.20 970.95 994446.99 1048985.64
2003 1163.00 1075.25 1250515.75 1352569.00
Jumlah 3803.20 3646.20 3545229.21 3715968.26

m2 = 0.78512

Gradien 94 - 00
Tahun X Y X*Y X2
1994 102.30 102.30 10465.29 10465.29
1995 207.60 200.85 41696.46 43097.76
1996 316.40 309.15 97815.06 100108.96
1997 416.70 418.45 174368.12 173638.89
1998 525.00 519.75 272868.75 275625.00
1999 632.80 633.05 400594.04 400435.84
2000 742.10 743.35 551640.04 550712.41
Jumlah 2942.90 2926.90 1549447.75 1554084.15

m1 = 1.006597

faktor koreksi = m1/m2 1.282093


1.28

Data terkoreksi
tahun dx dx koreksi kumulatif
2001 113.30 145.02 888.37
2002 114.30 146.30 1034.68
2003 104.30 133.50 1168.18

Data curah hujan stasiun Sei yang telah dikoreksi


curah hujan maksimum setahun
di
tahun Sei kum. Dx Kuala Kuripan rata² kum di
1994 102.30 102.30 103.30 101.30 102.30 102.30
1995 98.55 200.85 104.30 106.30 105.30 207.60
1996 108.30 309.15 109.30 108.30 108.80 316.40
1997 109.30 418.45 101.30 99.30 100.30 416.70
1998 101.30 519.75 111.30 105.30 108.30 525.00
1999 113.30 633.05 112.30 103.30 107.80 632.80
2000 110.30 743.35 115.30 103.30 109.30 742.10
2001 145.02 888.37 108.30 155.30 131.80 873.90
2002 146.30 1034.67 107.30 193.30 150.30 1024.20
2003 133.50 1168.17 110.30 167.30 138.80 1163.00
Y X

Grafik yang didapat adalah sebagai berikut:

STASIUN KUALA
curah hujan maksimum setahun
di
tahun KUALA kum. SEI KURIPAN rata² kum
1994 103.30 103.30 102.30 101.30 101.80 101.80
1995 104.30 207.60 98.55 106.30 102.43 204.23
1996 109.30 316.90 108.30 108.30 108.30 312.53
1997 101.30 418.20 109.30 99.30 104.30 416.83
1998 111.30 529.50 101.30 105.30 103.30 520.13
1999 112.30 641.80 113.30 103.30 108.30 628.43
2000 115.30 757.10 110.30 106.30 108.30 736.73
2001 108.30 865.40 145.02 155.30 150.16 886.89
2002 107.30 972.70 146.30 193.30 169.80 1056.69
2003 110.30 1083.00 133.50 167.30 150.40 1207.09
Y X

Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Grafik yang tidak konsisten adalah 2001-2003

Gradien 01-03
Tahun X Y X*Y X2
2001 886.89 865.40 767514.61 786573.87
2002 1056.69 972.70 1027842.36 1116593.76
2003 1207.09 1083.00 1307278.47 1457066.27
Jumlah 3150.67 2921.10 3102635.44 3360233.90

m2= 0.6785558

Gradien 94-01
Tahun X Y X*Y X2
1994 101.80 103.30 10515.94 10363.24
1995 204.23 207.60 42398.15 41709.89
1996 312.53 316.90 99040.76 97675.00
1997 416.83 418.20 174318.31 173747.25
1998 520.13 529.50 275408.84 270535.22
1999 628.43 641.80 403326.37 394924.26
2000 736.73 757.10 557778.28 542771.09
2001 886.89 865.40 767514.61 786573.87
Jumlah 3807.57 3839.80 2330301.25 2318299.83
m1 = 0.9724033

faktor koreksi = m1/m2 1.433048395


1.43

Data terkoreksi :

tahun dx dx koreksi kumulatif


2002 107.30 153.44 1018.84
2003 110.30 157.73 1176.57

Data curah hujan stasiun Kuala yang telah dikoreksi


curah hujan maksimum setahun
di
tahun Kuala kum dx Sei Kuripan rata kum di
1994 103.30 103.30 102.30 101.30 101.80 101.80
1995 104.30 207.60 98.55 106.30 102.43 204.23
1996 109.30 316.90 108.30 108.30 108.30 312.53
1997 101.30 418.20 109.30 99.30 104.30 416.83
1998 111.30 529.50 101.30 105.30 103.30 520.13
1999 112.30 641.80 113.30 103.30 108.30 628.43
2000 115.30 757.10 110.30 106.30 108.30 736.73
2001 108.30 865.40 145.02 155.30 150.16 886.89
2002 153.44 1018.84 146.30 193.30 169.80 1056.69
2003 157.73 1176.57 133.50 167.30 150.40 1207.09
Y X

Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

STASIUN KURIPAN
curah hujan maksimum setahun
di
tahun KURIPAN kum. SEI KUALA rata kum
1994 101.30 101.30 102.30 103.30 102.80 102.80
1995 106.30 207.60 98.55 104.30 101.43 204.23
1996 108.30 315.90 108.30 109.30 108.80 313.03
1997 99.30 415.20 109.30 101.30 105.30 418.33
1998 105.30 520.50 101.30 111.30 106.30 524.63
1999 103.30 623.80 113.30 112.30 112.80 637.43
2000 106.30 730.10 110.30 115.30 112.80 750.23
2001 155.30 885.40 145.02 108.30 126.66 876.89
2002 193.30 1078.70 146.30 153.44 149.87 1026.76
2003 167.30 1246.00 133.50 157.73 145.62 1172.37
Y X

Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Data yang tidak konsisten adalah tahun 2000-2003

Gradien tahun 2000-2003


Tahun X Y X*Y X2
2000 750.23 730.10 547742.92 562845.05
2001 876.89 885.40 776398.41 768936.07
2002 1026.76 1078.70 1108105.36 1055263.11
2003 1172.37 1246.00 1461396.02 1375624.04
Jumlah 3827.25 3940.20 3893642.71 3762668.27

m2 = 1.22914867

Gradien 94 - 00
Tahun X Y X*Y X2
1994 102.80 101.30 10413.64 10567.84
1995 204.23 207.60 42398.15 41709.89
1996 313.03 315.90 98886.18 97987.78
1997 418.33 415.20 173690.62 174999.99
1998 524.63 520.50 273069.92 275236.64
1999 637.43 623.80 397628.83 406317.00
2000 750.23 730.10 547742.92 562845.05
Jumlah 2313.25 2290.60 1146201.42 1163347.19

m1 = 0.9757815

faktor koreksi = m1/m2 0.793867795


0.79

Data terkoreksi :

tahun dx dx koreksi kumulatif


2001 155.30 122.69 852.79
2002 193.30 152.71 1005.50
2003 167.30 132.17 1137.67

Data curah hujan stasiun Kuripan yang telah dikoreksi


curah hujan maksimum setahun
di
tahun KURIPAN kum. SEI KUALA rata kum
1994 101.30 101.30 102.30 103.30 102.80 102.80
1995 106.30 207.60 98.55 104.30 101.43 204.23
1996 108.30 315.90 108.30 109.30 108.80 313.03
1997 99.30 415.20 109.30 101.30 105.30 418.33
1998 105.30 520.50 101.30 111.30 106.30 524.63
1999 103.30 623.80 113.30 112.30 112.80 637.43
2000 106.30 730.10 110.30 115.30 112.80 750.23
2001 122.69 852.79 145.02 108.30 126.66 876.89
2002 152.71 1005.50 146.30 153.44 150.37 1027.26
2003 132.17 1137.67 133.50 157.73 145.62 1172.87
Y X

Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Data curah hujan harian maksimum setahun yang telah dikoreksi:

no tahun sta.sei sta. kuala sta. kuripan


1 1994 102.30 103.30 101.30
2 1995 98.55 104.30 106.30
3 1996 108.30 109.30 108.30
4 1997 109.30 101.30 99.30
5 1998 101.30 111.30 105.30
6 1999 113.30 112.30 103.30
7 2000 110.30 115.30 106.30
8 2001 145.02 108.30 122.69
9 2002 146.30 153.44 152.71
10 2003 133.50 157.73 132.17

5. a. Curah hujan daerah maksimum setahun dengan metode rata-rata

hitung.
Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil harga
rata-rata hitung (arithmetic mean) dari penakaran pada penakar hujan
dalam areal tersebut. Dan dapat digunakan jika letakstasiun hujan
tersebar rata.
Data yang diperlukan untuk perencanaan harus memenuhi syarat :
1. Minimal terdapat data dalam sepuluh (10) tahun
terakhir.
2. Minimal terdapat 3 stasiun hujan yang kemudian dirata-
rata.
Rumus yang dipakai adalah :
1
d = . ( d1 + d2 + ... + dn)
n
Dimana :
d = Curah hujan daerah maksimum setahun (mm)
n = Jumlah stasiun hujan
dn = Data curah hujan harian maksimum setahun di stasiun-stasiun
hujan (mm).

METODE RATA-RATA HITUNG

Metode rata-rata hitung dari data curah hujan yang telah dikoreksi
no tahun Sta. Sei Sta. Kuala Sta. Kuripan rata-rata (d)
1 1994 102.30 103.30 101.30 102.30
2 1995 98.55 104.30 106.30 103.05
3 1996 108.30 109.30 108.30 108.63
4 1997 109.30 101.30 99.30 103.30
5 1998 101.30 111.30 105.30 105.97
6 1999 113.30 112.30 103.30 109.63
7 2000 110.30 115.30 106.30 110.63
8 2001 145.02 108.30 122.69 125.34
9 2002 146.30 153.44 152.71 151.15
10 2003 133.50 157.73 132.17 141.13

Contoh perhitungan untuk rata-rata hitung:


Untuk tahun 1994.
1
d = . ( d1 + d2 + ... + dn)
n
1
= .102.30  103.30  101.30 
3

= 102.30
Jadi curah hujan daerah maksimum setahun adalah 102.30

b. Metode Poligon Thiessen.

d = 1/A (A1. d1 + A2. d2 + … + An. Dn)


d = Curah hujan daerah maksimum setahun (mm)
dn = Data curah hujan harian maksimum setahun ditiap stasiun
hujan (mm)
A = Luas daerah yang dicari tinggi hujannya (ha,m 2, km2)
An = Luas daerah pengaruh tiap stasiun hujan (ha, m 2, km2)

Langkah – langkah metode Thiessen:


 Tentukan hujan harian maksimum untuk tiap tahun di
salah satu stasiun.
 Catat tanggal terjadinya hujan tersebut.
 Tentukan hujan harian maksimum pada tanggal tersebut
di stasiun-stasiun lainnya.
 Lakukan langkah tersebut untuk semua stasiun.
 Hitung rata-rata thieseen untuk seluruh stasiun dan
seluruh tahun.
 Ambil nilai rata-rata yang terbesar untuk tiap-tiap
tahunnya diantara semua stasiun CURAH HUJAN DAERAH
MAKSIMUM SETAHUN.
Tgl. Curah Hujan Harian Maks (mm/hari)
Terjadinya
No. Tahun Hujan Sta. Sei Sta. Kuala Sta. Kuripan
Maks.
1 1994 27 Desember 102.30 93.30 92.30
24 Desember 12.30 103.30 112.30
12 Januari 33.30 17.30 101.30
2 1995 2 Januari 98.55 107.30 113.30
4 Januari 132.30 104.30 192.30
6 Februari 229.30 129.30 106.30
3 1996 2 Maret 108.30 76.30 57.30
6 Maret 73.30 109.30 111.30
30 Desember 128.30 122.30 108.30
4 1997 30 Januari 109.30 164.30 108.30
1 Desember 58.30 101.30 102.30
28-Nov 111.30 114.30 99.30
5 1998 16 Desember 101.30 17.30 58.30
6 Maret 103.30 111.30 101.30
2 Januari 142.30 102.30 105.30
6 1999 10 Januari 113.30 114.30 114.30
4 Januari 76.30 112.30 87.30
20 Januari 88.30 89.30 103.30
7 2000 30 Januari 110.30 103.30 93.30
25 Januari 115.30 115.30 113.30
6 Maret 107.30 108.30 106.30
8 2001 4 Januari 145.02 89.30 93.30
25 Desember 140.30 108.30 139.30
26 Desember 58.30 91.30 122.69
9 2002 26 Januari 146.30 122.30 176.30
17 Januari 106.30 153.44 106.30
17-Nov 71.30 187.30 152.71
10 2003 30 Oktober 133.50 93.30 95.30
13 Desember 99.30 157.73 88.30
14 Januari 140.30 155.30 132.17

Data Curah Hujan harian Maksimum Setahun pada Tanggal yang Sama

PENGOLAHAN DATA METODE POLIGON THIESSEN.


Stasiun dSei dKuala dKuripan Jumlah d semua sta.
No. Tahun Luas (ha) 12.745 5.714 11.345 29.804 Maks.
Tgl. Hujan Maks. drata-rata
1 1994 27 Desember 102.30 93.30 92.30 96.77
24 Desember 12.30 103.30 112.30 67.81 96.77
12 Januari 33.30 17.30 101.30 56.12
2 1995 2 Januari 98.55 107.30 113.30 105.84
4 Januari 132.30 104.30 192.30 149.77 163.31
6 Februari 229.30 129.30 106.30 163.31
3 1996 2 Maret 108.30 76.30 57.30 82.75
6 Maret 73.30 109.30 111.30 94.67 119.54
30 Desember 128.30 122.30 108.30 119.54
4 1997 30 Januari 109.30 164.30 108.30 119.46
1 Desember 58.30 101.30 102.30 83.29 119.46
28-Nov 111.30 114.30 99.30 55.33
5 1998 16 Desember 101.30 17.30 58.30 29.34
6 Maret 103.30 111.30 101.30 104.07 120.55
2 Januari 142.30 102.30 105.30 120.55
6 1999 10 Januari 113.30 114.30 114.30 113.68
4 Januari 76.30 112.30 87.30 87.39 113.68
20 Januari 88.30 89.30 103.30 94.20
7 2000 30 Januari 110.30 103.30 93.30 102.49
25 Januari 115.30 115.30 113.30 114.54 114.54
6 Maret 107.30 108.30 106.30 107.11
8 2001 4 Januari 145.02 89.30 93.30 114.65
25 Desember 140.30 108.30 139.30 133.78 133.78
26 Desember 58.30 91.30 122.69 89.14
9 2002 26 Januari 146.30 122.30 176.30 153.12
17 Januari 106.30 153.44 106.30 115.34 153.12
17-Nov 71.30 187.30 152.71 124.53
10 2003 30 Oktober 133.50 93.30 95.30 111.25
13 Desember 99.30 157.73 88.30 106.31 140.08
14 Januari 140.30 155.30 132.17 140.08

Contoh perhitungan metode polygon thiessen untuk tahun 1994.


d = 1/A (A1 . d1 + A2. d2 + … + An. Dn)

Tanggal 27 Desember.
Curah hujan rata-rata =

1
.((102.30 * 12.745)  (93.30 * 5.714)  (92.30 * 11 .345))
29.804

= 96.77

Tanggal 24 Desember.
Curah hujan rata-rata =

1
.((12.30 *12.745)  (103.30 * 50714)  (112 .30 * 11 .345))
29.804

= 67.81

Tanggal 12 Januari.
Curah hujan rata-rata =

1
.((33.30 * 12.745)  (17.30 * 5.714)  (101.30 *11 .345))
29.804

= 56.12

Dari curah hujan rata-rata didapat curah hujan daerah maksimum yaitu 96.58
pada tanggal 27 Desember 1994.
6. a. Buatlah distribusi curah hujan rancangan (dari hasil perhitungan

curah hujan daerah) dengan metode distribusi Log Pearson Tipe

III.
Cara mencari :
1. Mengurutkan data curah hujan maksimum dari yang besar ke yang
kecil.
2. Mencari nilai P dalam satuan %.
m
Dengan rumus : p
n 1

Dimana : m = urutan

n = jumlah data
3. Menghitung log x.
4. Menghitung log x – log x.
5. Menghitung (log x – log x)2.
6. Menghitung (log x – log x)3.
7. Menghitung Standart Deviasi.

Rumus:
 (log x  log x) 2

n 1

8. Menghitung Cs.

n( log x  log x )3


Rumus:
( n  1).(n  2).SD 3
Data CH Maksimum: Data CH Maksimum diurutkan:
No. Tahun CH Maks. No. Tahun CH Maks.
1 1994 96.77 1 1995 163.31
2 1995 163.31 2 2002 153.12
3 1996 119.54 3 2003 140.08
4 1997 119.46 4 2001 133.78
5 1998 120.55 5 1998 120.55
6 1999 113.68 6 1996 119.54
7 2000 114.54 7 1997 119.46
8 2001 133.78 8 2000 114.54
9 2002 153.12 9 1999 113.68
10 2003 140.08 10 1994 96.77

Perhitungan :
No Tahun X (CH maks) P (%) Log X Log X -log X (Log X -log X)2 (Log X -log X)3
1 1995 163.31 9.09 2.2130 0.0927 0.0086 0.0008
2 2002 153.12 18.18 2.1850 0.0647 0.0042 0.0003
3 2003 140.08 27.27 2.1464 0.0261 0.0007 0.0000
4 2001 133.78 36.36 2.1264 0.0061 0.0000 0.0000
5 1998 120.55 45.45 2.0812 -0.0391 0.0015 -0.0001
6 1996 119.54 54.55 2.0775 -0.0428 0.0018 -0.0001
7 1997 119.46 63.64 2.0772 -0.0431 0.0019 -0.0001
8 2000 114.54 72.73 2.0590 -0.0613 0.0038 -0.0002
9 1999 113.68 81.82 2.0557 -0.0646 0.0042 -0.0003
10 1994 96.77 90.91 1.9857 -0.1346 0.0181 -0.0024
Jumlah Log X 2.1007 Jumlah 0.0448 -0.0021

 (log x  log x) 2 n( log x  log x)3


SD = n 1
Cs = ( n  1).(n  2).SD 3

0.0448 10.(0.0021)
= =
10  1 (10  1).(10  2).0.07063

= 0.0706 = 0.8288
b. Hitunglah curah hujan rancangan untuk kala ulang:
 5 tahun

 10 tahun

 20 tahun

 50 tahun

Perhitungan:

1. TR 5 Tahun.

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + G * 0.0706

Cs = 0.8288

Dicari di table G

Interpolasi nilai G 0.9 = 0.769

0.8 = 0.780

G = 0.777

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + 0.777 * 0.0706

= 2.155

log x rancangan = a log x rancangan

x rancangan = a log 2.155

= 142.889 mm.

Jadi curah hujan rancangan untuk 5 tahun adalah 142.889 mm.

2. TR 10 Tahun.

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + G * 0.0706

Cs = 0.8288

Dicari di table G
Interpolasi nilai G 0.9 = 1.339

0.8 = 1.336

G = 1.337

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + 1.337 * 0.0706

= 2.195

log x rancangan = a log x ranc.

x rancangan = a log

= 156.675 mm.

Jadi curah hujan rancangan untuk 10 tahun adalah 156.675 mm.

3. TR 20 Tahun.

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + G * 0.0706

Cs = 0.8288

Dicari di table G

Interpolasi TR = 25 th

Nilai G = 0.9 = 2.018

0.8 = 1.998

Interpolasi nilai G = 2.003

Interpolasi nilai G pada TR 10 tahun dengan 25 tahun

Nilai G 10 Th = 1.337

25 Th = 2.003

Nilai G pada TR 20 th = 1.794

Log x rancangan = log x + G * SD


= 2.1007 + 1.794 * 0.0706

= 2.227

log x rancangan = a log x ranc.

x rancangan = a log 2.227

= 168.655 mm.

Jadi curah hujan rancangan untuk 20 tahun adalah 168.655 mm.

4. TR 50 Tahun.

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + G * 0.0706

Cs = 0.8288

Dicari di table G

Interpolasi table G 0.9 = 2.498

0.8 = 2.453

G = 2.466

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + 2.466 * 0.0706

= 2.275

log x rancangan = a log ranc.

x rancangan = a log 2.275

= 188.365 mm.

Jadi curah hujan rancangan untuk 50 tahun adalah 188.365 mm.

5. TR 2 Tahun.
Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + G * 0.0706

Cs = 0.8288

Dicari di table G

Interpolasi table G 0.9 = -0.148

0.8 = -0.133

G = -0.137

Log x rancangan = log x + G * SD

= 2.1007 + (-0.137) * 0.0706

= 2.091

log x rancangan = a log ranc.

x rancangan = a log 2.091

= 123.301 mm.

Jadi curah hujan rancangan untuk 50 tahun adalah 123.301 mm.


UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI LOG PEARSON

UJI SIMPANGAN HORIZONTAL

No. X P (%) P teoritis [AP]

1 179.6 90.9 93.5 3.4

2 149.68 81.8 76 5.8

3 145.06 72.7 72 0.7

4 144.71 63.5 70 6.5

5 123.01 54.5 44 10.5

6 123.41 45.5 39 6.5

7 120.88 36.4 33 3.4

8 115.59 27.3 25 2.3

9 114.55 18.2 21.5 3.3

10 98.83 9.1 3.5 5.6

ΔP max = 10.5 % = 0.105

Table n = 10

α = 0.005

Do = 0.41

ΔP max < Do

0.105 < 0.41 ….. oke!


UJI SIMPANGAN VERTIKAL
No. X empiris X teoritis (x empiris - x teoritis)2
x teoritis
1 179.6 168.5 0.731
2 149.68 153 0.072
3 145.06 144 7.80 x 10-3
4 144.71 138 0.325
5 123.01 132 0.272
6 123.41 126 0.053
7 120.88 122 0.010
8 115.59 117.5 0.031
9 114.55 111.5 0.083
10 98.83 106 0.485
Jumlah 1.5848

n = 10

x2 hitungan = 1.5848

x2 menurut table = …..

df =n–1–2

= 10 – 1 – 2

=7

α = 0.05

di tabel = 14.067

x2hitungan < x2 tabel

1.5848 < 14.067 ….. oke!


Q  0.002778CIA

Anda mungkin juga menyukai