Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TELAAH MATEMATIKA SMA

“INTEGRAL”

Disusun oleh :
1. Siti Nur Afifah (1801060005)
2. Lintang Anugrah Alamsyah (18010600
3. Putri Dinda Hastinasyah (18010600
Semester 3/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah pembelajaran SMA materi
Matriks ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada umatnya
hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak


mengalami kendala Namun berkat bantuan dari berbagai pihak dan berkah dari Allah
SWT sehingga kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Semoga makalah dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membacanya.


Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak kekurangan,
sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Purwokerto,25 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
1. 3.10 Mendeskripsikan integral taktentu (antiturunan) fungsi aljabar dan
menganalisis sifat-sifatnya berdasarkan sifat-sifat turunan fungsi.
2. 4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan integral taktentu
(antiturunan) fungsi aljabar.
3. 3.13. Mendeskripsikan integral tak tentu (antiturunan) fungsi aljabar
dan menganalisis sifat-sifatnya berdasarkan sifat-sifat turunan fungsi
serta menentukan anti turunan fungsi aljabar dengan menggunakan
sifat-sifat anti turunan fungsi.
4. 4.13. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan integral tak tentu
(antiturunan) fungsi aljabar.

1
C. Peta Konsep

INTEGRAL

INTEGRAL INTEGRAL

TAK TENTU TENTU

INTEGRAL

TRIGONOMETRI

INTEGRAL INTEGRAL

SUBSTITUSI PARSIAL

APLIKASI

INTEGRAL

D. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat
universal, dimana matematika ini memiliki peran penting di semua bidang
ilmu pengetahuan. Melalui perkembangan penalaran dan abstraksi,
matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran dan
pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika.
Matematika secara praktis mendaji salah satu kegiatan manusia sejak adanya
rekaman tertulis.
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu
sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang
matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-

2
bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan
matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-
disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan.
Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya
penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar
munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.
Salah satu cabang dari Ilmu Matematika yang patut di pelajari adalah
Integral. Integral adalah lawan dari proses diferensial. Integral terbagi atas
beberapa jenis yaitu integral tertentu dan integral tak tentu. Perbedaan antara
integral tertentu dan integral tak tentu yaitu jika integral tertentu memiliki
batasan-batasan ,integral tak tentu tidak memiliki batasan –batasan.
Penguasaan mata pelajaran Matematika khususnya mengenai integral
bagi peserta didikjuga berfungsi membentuk kompetensi program keahlian.
Dengan mengajarkan Matematika khususnya dalam hal integral diharapkan
peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan
mengembangkan diri di bidang keahlian dan pendidikan pada tingkat yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, disini saya akan membahas lebih lanjut
mengenai integral.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Integral Tentu
1. Pengertian Integral
Setelah mempelajari konsep turunan, selanjutnya akan mempelajari
konsep integral sebagai kebalikan turunan fungsi. Keterlibatan integral sangat
menentukan perkembangan ilmu kalkulus bahkan sangan berpengaruh dalam
ilmu lain seperti trigonometri, teknologi, biologi, ekonomi dan lain-lain.
Menurut sejarah, orang yang pertama kali menemukan ide integral adalah
Archimides yang merupakan seorang ilmuwan bangsa yunani yang berasal
dari Syracusa (287-212 SM). Archimides menggunakan ide integral tersebut
untuk mencari luas daerah suatu lingkaran, luas daerah yang dibatasi oleh
parabola, tali busur, dan sebagainya.
Integral adalah bentuk operasi matematika yang menjadi invers
(kebalikan) dari sebuah operasi turunan dan limit dari jumlah atau suatu luas
daerah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua hal yang dilakukan
dalam integral sehingga dikategorikan menjadi 2 jenis integral. Yakni
Integral sebagai invers atau kebalikan dari turunan yang disebut sebagai
integral tak tentu dan yang kedua yaitu integral sebagai limit dari jumlah
atau suatu luas daerah tertentu yang disebut integral tentu.

2. Integral Tak Tentu


Integral tak tentu yang seperti sebelumnya dijelaskan adalah
merupakan sebuah invers atau kebalikan dari turunan. Yang mana, apabila
sebuah turunan dari suatu fungsi, jika diintegralkan akan menghasilkan
sebuah fungsi itu sendiri. Contoh perhatikanlah turunan-turunan dalam
fungsi aljabar dibawah berikut ini:
a. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 ialah yI = 3x2
b. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 + 8 ialah yI = 3x2
c. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 + 17 ialah yI = 3x2
d. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 – 6 ialah yI = 3x2

4
Didalam sebuah materi turunan, variabel dalam suatu fungsi akan
mengalami penurunan pangkat. Berdasarkan contoh diatas, kita ketahui
bahwa ada banyak fungsi yang memiliki hasil turunan yang sama yaitu yI =
3x2. Fungsi dari variabel x3 ataupun fungsi dari variabel x3 yang ditambah
atau dikurang suatu bilangan (misal contohnya : +8, +17, atau -6)
mempunyai turunan yang sama.

Apabila turunan tersebut dintegralkan, maka seharusnya ialah menjadi


fungsi-fungsi awal sebelum diturunkan. Namun, dalam kasus tidak diketahui
fungsi awal dari suatu turunan, maka hasil integral dari turunan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:

f(x)= y = x3 + C

Dengan nilai C bisa berapapun jumlahnya. Notasi C ini biasa disebut sebagai
konstanta integral.

Tabel pola hubungan turunan dengan anti turunan

5
Dari pengamatan tabel tersebut kita melihat sebuah aturan atau pola anti
𝑎
turunan dan turunannya yaitu ax dx=
n
𝑛 +1 xn1 dengan n merupakan

bilangan rasional. Sehingga rumus integral aljabar akan diperoleh :

𝑎
ax
n
dx= 𝑛+1 xn1 + C, dengan C merupakan konstanta.

Sifat-sifat integral tak tentu:

a. ∫ 𝑎𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑎 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
b. ∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥

Bukti :

a. ∫ 𝑎𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑎 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + 𝐶
𝑑 𝑑
∫ 𝑎𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = (𝑎 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑
𝑎𝑓(𝑥) = 𝑎 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑑𝑥
𝑎𝑓(𝑥) = 𝑎𝑓(𝑥)
b. ∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑑 𝑑
∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = [∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥]
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑 𝑑
∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = [∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥] ± [∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥]
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥) = 𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)
Sehingga didapat:

∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥

Contoh soal:

a. ∫ 2x3 dx
Jawaban :

6
b. ∫ 8x3 - 3x2 + x + 5 dx

Jawaban:

c. H

Jawaban :

B. Intergral Tentu
Pengertian atau konsep integral tentu pertama kali dikenalkan oleh
Newton dan Leibniz. Namun pengertian secara lebih modern dikenalkan oleh
Riemann.
Integral tentu adalah proses pengintegralan yang digunakan pada
aplikasi integral. Pada beberapa aplikasi integral dikenal istilah batas bawah
dan batas atas sebuah integral, batas inilah yang kemudian menjadi ciri khas

7
sebuah integral dinamakan sebagai integral tertentu. Sebab berbeda dengan
integral tak tentu yang tidak memiliki batas, maka pada integral tertentu ada
sebuah nilai yang harus disubtitusi yang menyebabkan tidak adanya lagi nilai
C (konstanta ) pada setiap hasil integral dan menghasilkan nilai tertentu.
Secara umum integral tentu dari sebuah fungsi dengan batas tertentu dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
b = batas atas variabel integral
a = batas bawah variabel integral
f(x) = fungsi yang akan diintegralkan
dx = variabel integral
F(b) = nilai integral pada batas atas
F(a) = nilai integral pada batas bawah

Berdasarkan rumurs diatas dapat dilihat bahwa integral tentu dari suatu
fungsi yang memiliki batas atas b dan batas bawah a, adalah selisih antara
nilai integral pada batas atas dengan nilai integral dari batas bawah. Bentuk
diatas dapat diubah menggunakan model notasi kurung siku sebagai berikut:
𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = [𝑓(𝑥)]
𝑎 𝑎

Dibawah ini adalah sifat-sifat dari operasi integral, yaitu:


𝑎
a. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0

𝑏 𝑎
b. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

𝑏 𝑏
c. ∫𝑎 𝑘𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑘 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

𝑏 𝑏 𝑏
d. ∫𝑎 [𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫𝑎 𝑔(𝑥)𝑑𝑥

8
𝑐 𝑏 𝑐
e. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥, 𝑎 < 𝑏 < 𝑐

Pembuktian :

𝑎
a. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0

𝑎
𝑎
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = [𝑓(𝑥)]
𝑎
𝑎

= 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑎)

=0

𝑏 𝑎
b. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

𝑎
[𝑓(𝑥)]𝑏 = −[𝑓(𝑥)]
𝑎 𝑏

𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎) = −(𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏))

𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎) = −𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)

𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)

𝑏 𝑏
c. ∫𝑎 𝑘𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑘 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

[𝑘𝑓(𝑥)]𝑏 = 𝑘[𝑓(𝑥)]𝑏
𝑎 𝑎

𝑘𝑓(𝑏) − 𝑘𝑓(𝑎) = 𝑘(𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎))

𝑘𝑓(𝑏) − 𝑘𝑓(𝑎) = 𝑘𝑓(𝑏) − 𝑘𝑓(𝑎)

𝑏 𝑏 𝑏
f. ∫𝑎 [𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫𝑎 𝑔(𝑥)𝑑𝑥

Pakai ruas kiri:

∫[𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 =
𝑎

𝑏
= [[𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]]
𝑎

9
= (𝑓(𝑏) + 𝑔(𝑏)) − (𝑓(𝑎) + 𝑔(𝑎))

= (𝑓(𝑏) + 𝑓(𝑎)) − (𝑔(𝑏) + 𝑔(𝑎))

𝑏 𝑏

= ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎

Contoh Soal:

a.

Jawaban :

b.

Jawaban :

C. .
D. .
E. .
F. .

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Integral merupakan salah satu cabang ilmu matematika. Integral


adalah bentuk operasi matematika yang menjadi invers (kebalikan) dari
sebuah operasi turunan dan limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu.
Lambang integral adalah ‘ ∫ ’ . Integral terbagi atas integral tertentu dan
integral tak tentu. Integral tak tentu memiliki tiga cara dalam penyelesaiannya
yaitu cara biasa, cara subtitusi, dan integral parsial. Pada integral tertentu
proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi integral. Dalam
kehidupan sehari – hari, integral memiliki beraneka macam manfaat.

B. Saran

Penguasaan mata pelajaran Matematika khususnya mengenai integral


bagi peserta didik juga berfungsi membentuk kompetensi program keahlian .
Dengan mengajarkan Matematika khususnya dalam hal integral diharapkan
peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan
mengembangkan diri di bidang keahlian dan pendidikan pada tingkat yang
lebih tinggi. Namun, kebanyakan dari peserta didik kebingungan dalam
menyelesaikan persamaan – persamaan integral, sehingga diharapkan untuk
pendidik dapat menjelaskan konsep integral dengan metode yang lebih mudah
untuk dimengerti peserta didik.

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai