Buku Profil Penataan Ruang Propinsi Jawa Tengah ini disusun dalam penyusunan
sistem informasi dan dokumentasi yang pada dasarnya merupakan kegiatan
monitoring dan evaluasi penataan ruang daerah. Kegiatan itu sendiri ditujukan untuk
melengkapi Direktorat Jenderal Penataan Ruang, khususnya Direktorat Penataan
Ruang Wilayah Tengah dengan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun
program dan melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknis dan bantuan Teknis kepada
daerah, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota,
Dalam buku profil penataan ruang ini disampaikan informasi mengenai keadaan tata
ruang dan pelaksanaan penataan ruang di daerah. Dimana melalui informasi ini dapat
ditarik kesimpulan mengenai permasalahan tata ruang apa yang dihadapi oleh daerah
dan program tata ruang seperti apa yang sebaiknya diberikan. Melengkapi informasi
ini juga dilampirkan data masukan elementer yang dapat dipergunakan dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang oleh daerah terkait. Data tersebut terdiri dari 3
tahun data, yaitu 1995, 2000 dan 2003, dan disusun dalam bentuk basis data spasial
dengan format MapInfo.
Buku profil ini memang masih jauh dari sempurna dan diharapkan akan dapat terus
diperbaharui sehingga informasi di dalamnya akan tetap up to date.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB II Profil Penataan Ruang 3.4 Kebijakan Pemerintah Terhadap Penataan Ruang di Propinsi Jawa Tengah.....59
2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah ......................................................................36 3.4.1 Kebijakan Penataan Ruang ................................................................59
2.1.1 Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.............36 3.4.2 Kebijakan Sektor Strategis.................................................................59
Tabel 1.1 Gunung Api di Jawa Tengah di Jawa Tengah Tahun 1997 ..................3
Tabel 1.2 Kemiringan Tanah Propinsi Jawa Tengah ..........................................5
Tabel 1.3 Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai...............5
Tabel 1.4 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota .................8
Tabel 1.5 Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah ....................................11
Tabel 1.6 Luas Areal Hutan Menurut Fungsinya dan Kesatuan Pemangkuan ......13
Tabel 1.7 Luas Lahan Kritis Menurut Penggunaan Lahan .................................14
Tabel 1.8 Luas, Produksi dan Nilai Ikan Tambak Menurut .................................15
Tabel 1.9 Banyaknya Jenis Bahan Galian Golongan C .......................................15
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk per Ha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 .....18
Tabel 1.11 Struktur Penduduk Tahun 2000........................................................19
Tabel 1.12 Angkatan Kerja di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 ........................21
Tabel 1.13 Panjang Jalan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2000 ..............25
Tabel 1.14 Banyak dan Panjang Jembatan Tahun 2000......................................26
Tabel 1.15 Banyaknya Desa yang Berlistrik PLN 2000.........................................27
Tabel 1.16 Kapasitas Produksi Air Bersih di Propinsi Jawa Tengah.......................28
Tabel 1.17 Banyaknya Pasar Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pasar ...............28
Tabel 1.18 Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah .........................30
Tabel 1.19 Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kabupaten/Kota .................30
Tabel 1.20 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahun 1999 .........31
Tabel 1.21 Produk Domestik Regional Bruto Tahun 1998 - 2000 (juta rupiah) .....32
Tabel 1.22 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 1995 - 1999 (Juta
Rupiah) ..........................................................................................34
Tabel 2.1 Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Propinsi Jawa Tengah ....39
Tabel 2.2 Lembaga Penyusun Tata Ruang di Propinsi Jawa Tengah ..................49
Tabel 2.3 Status RTRW Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah .....................49
Tabel 3.1 Permasalahan di Kawasan Strategis..................................................57
iv
DAFTAR PETA
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
GAMBARAN UMUM WILAYAH
L
etak Propinsi Jawa Tengah 50 40‘ dan 80 30‘ Lintang Selatan dan antara
1110 30’ Bujur Timur. Letak dan kedudukan Propinsi Jawa Tengah adalah
sebelah barat berbatasan dengan propinsi Jawa Barat, sebelah timur
berbatasan dengan propinsi Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia, dan sebelah utara dengan Laut Jawa. Luas Propinsi Jawa
Tengah 3,25 juta Ha termasuk pulau yang terpisah yakni Pulau Karimun Jawa. Luas
propinsi ini sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa.
Dalam hal administrasi pemerintahan, Propinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29
Kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri
dari 544 kecaamatan, dan 8.490 desa/kelurahan. Adminsitratif kabupaten/kota di
Propinsi Jawa Tengah lebih jelas dapat dilihat di peta di halaman berikut. Adapun
kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonoboso,
Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten
Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota
Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
1
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
ADMINISTRATIF
PROPINSI JAWA TENGAH
Karimun Jawa
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
Wedung Welahan
< Jakenan Kab. Rembang Sarang Batas Kabupaten
Mijen <Kudus
Kab.
Jati
Gabus Sumber
%
Losari Brebes Bulu Gunem Sale Batas Kecamatan
Pekalongan
<Kdy. <
Tegal
<< Demak
Winong
Bulakamba
<Taman Sragi Tirto < Kayen
Kersana Tarub Warureja
Buaran Tulis Rowosari <
Kota Kendal
Brangsong
Kab. Demak
Semarang
Sukolilo Todanan Japah Tunjungan Bogorejo
Margasari Moga
Patean
Singorojo
Gunung Pati Karangawen Gubug
Kab. Grobogan
< Kunduran
Sambong
%
Blado
Petung%Kriono
Sukorejo Ungaran < Tanggung Harjo Kab. Blora
Salem Belik Kandang Serang Limbangan Karang Rayung Toroh Cepu
Tonjong Bumi Jawa Pulosari Klepu Gabus
% Tretep Jumo % Pulo Kulon
Bantar Kawung % G. Ungaran Juwangi
Sirampok Karangrejo Pejawaran % Jati
% Kalibening Bringin Geyer
Dayeuh Luhur Majenang Bumiayu G. Slamet Karang Moncol Kejajar Kab. Temanggung Ambarawa
Bobotsari Karangkobar Wonosegoro Kemusu Kradenan
Cimanggu Paguyangan Rembang %
Kab. Semarang Jenar
Wanareja
Pakuncen
Baturaden Bojongsari
Punggelan
Wanayasa Mojo Tengah Bulu < <
Kdy. Salatiga
Sumber Lawang
Gesi
Karang Pucung Purbolinggo < Tembarak
Purwokerto < < Kalikajar % Tengaran Kab. Boyolali Kab. Sragen
Kab. Cilacap
<Kembaran Rakit
Banjarnegara Secang Pakis
Susukan Plupuh < Gondang
Kab. Banyumas %
Prop. Jawa Barat
Kab.<
Kawungganten Sumpiuh Bener Srumbung Tulung
Maos Kroya Kemalang
Patimuan Borobudur Wonosari Karanganyar %
Kesugihan Kab. Kebumen
Kemiri Ngluwar Polokarto Tawang Mangu
Cilacap Tengah
Binangun Adimulyo
<
Kebumen
Prembun Kab. Klaten
<
Kab. Sukoharjo %
Cilacap Selatan< Ayah
Puring Klirong
<
Kab. Purworejo < Trucuk Tawangsari
Jumapolo Jatiyoso
Cilacap Banyuurip Prambanan Bulukerto
Ambal Mirit Wedi Cawas Bulu Girimarto
%
Grabag G. Gepak Selogiri Slogohimo
Purwodadi
<Ngadirojo Jatisrono
Manyaran
Nguntoronadi Jatiroto Kismantoro
Karangtengah
Giriwoyo
Pracimantoro
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
Paranggupito
Nama File Peta Administratif Jateng.WOR
Derajat Tahun
Tinggi dari Masa
Fisiografi Gunung Api Tipe Lokasi Bahaya Letusan
Permukaan Laut Istirahat
Terakhir
Kondisi fisiografi Propinsi Jawa Tengah terbagi kedalam tujuh klasifikasi fisiografi, 01. Slamet A. Pemalang 3,432.0 63 1990 7
yaitu : 02. Sindoro A. Temanggung - Wonosobo 3,150.5 71 1906 91
PETA
PROPINSI JAWA TENGAH
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
<Kudus
Kab.
%
Brebes G. Butuk
Pekalongan
<Kdy. <
Tegal
<<
< <
Pemalang Batang <Kendal Kab. Demak
Semarang
! <
7 LS
%
Kab. Semarang
G. Sundoro <Temanggung <
Kdy. Salatiga
Purbolinggo <Wonosobo%
Purwokerto < < Kab. Boyolali Kab. Sragen
Kab. Cilacap
< Banjarnegara <
Kab. Banyumas %
G. Merbabu Sragen
<Banyumas %
<
G. Pupur Kab. Magelang % <Boyolali Surakarta
G. Merapi <
Kab.<
Karanganyar %
Kab. Kebumen
G. Lawu
<Kebumen Kab. Klaten
<
Kab. Sukoharjo %
< <
Kab. Purworejo <
Klaten
Cilacap
%
G. Gepak
<
Wonogiri
kab. Wonogiri
8 LS
Kemiringan tanah di Propinsi Jawa Tengah terkait dengan fungsi penggunaan lahan. 3. Akuifer dengan produktif dengan penyebaran luas;
Rata-rata kemiringan tanah 0 – 15 % yang mudah untuk digunakan sebagai 4. Akuifer produktivitas tinggi dengan penyebaran luas;
Kemiringan Untuk mengetahui klasifikasi ketujuh hidrogeologi yang ada di Propinsi Jawa
No Luas (Ha) %
Lahan Tengah dapat dilihat pada peta berikut.
1 0-2 1.237.894 38.00
2 2 - 15 1.004.480 30.84 Tabel 1.3 Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1996
3 15 - 40 622.938 19.12
Rata-
4 > 40 392.198 12.04 Luas Daerah
rata Rata Tinggi Volume Air
Induk Sungai Lokasi Pos Duga Air Pengaliran Besarnya
Jumlah 3.257.510 100.00 Aliran Aliran (106 m3)
(km2)
Aliran
Sumber : Neraca Sumber Daya Alam Jawa Tengah
Sungai yang melalui wilayah Jawa Tengah adalah Kali Pemali, Sungai Bengawan S. Bengawan Solo S. Bengawan Solo - Jurug
3,206.70 72.30 22.5 709 2,274
Solo, Kali Serayu, dan Kali Lusi. Sedangkan untuk lokasi pos duga air yang berfungsi
K. Serayu K. Serayu - Banyumas
2,631.30 207.50 78.9 2,485 6,538
untuk mengetahui debet air yakni K. Pemali - Rengas Pendawa, K. Pemali - Brebes,
K. Serayu - Rawalo
S. Bengawan Solo - Jurug, K. Serayu - Banyumas, K. Serayu - Rawalo, dan K. Lusi - 3,096.00 370.30 119.6 3,769 11,668
Tawang Harjo. Sungai dengan luas daerah terbesar adalah Sungai Bengawan Solo, K. Lusi K. Lusi - Tawang Harjo
1,642.00 44.00 26.8 838 1,375
dan Kali Serayu khsususnya pada Pos Duga Air K. Serayu - Rawalo yang sering
mengalami bencana banjir.
Hidrogeologi
Melihat karakteristik baik kondisi geologi ditinjau dari ketinggian, kemiringan tanah,
dan air permukaan maka hidrogeologi di Propinsi Jawa Tengah diklasifikasikan
kedalam tujuh geohidrologi.
5
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
HIDROGEOLOGI
PROPINSI JAWA TENGAH
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
<Kudus
Kab.
%
Brebes G. Butuk
Batas Kecamatan
Pekalongan
<Kdy. <
Tegal
<<
< <
Pemalang Batang <Kendal Kab. Demak Akuifer Kecil Setempat
<
7 LS
% %
<Ungaran Kab. Blora
G. Pojoktiga G. Kendalisodo Akuifer Produktivitas Tinggi dengan penyebaran luas
% %
% G. Ungaran
G. Rogojembangan G. Perahu %
%
G. Slamet Kab. Temanggung G. Segorogunung Daerah Air Tanah Langka
%
Kab. Semarang
G. Sundoro <Temanggung <
Kdy. Salatiga
Daerah Penggaraman
Purbolinggo <Wonosobo%
Purwokerto < < Kab. Boyolali Kab. Sragen
Kab. Cilacap
< Banjarnegara <
Danau Payau
Kab. Banyumas %
Prop. Jawa Barat
G. Merbabu Sragen
<Banyumas %
<
G. Pupur Kab. Magelang % <Boyolali Surakarta
<
Kab.<
Karanganyar %
Kab. Kebumen
G. Lawu
<Kebumen Kab. Klaten
<
Kab. Sukoharjo %
< <
Kab. Purworejo <
Klaten
Cilacap
%
G. Gepak
<
Wonogiri
kab. Wonogiri
8 LS
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
Luas penggunaan lahan sawah dan bukan sawah di Propinsi Jawa Tengah untuk (11,717.00 ha) disusul kabupaten Cilacap (10,507.00 ha).
tiap kabupaten dan kota dapat dilihat pada tabel berikiut. Untuk luas lahan sawah
kira-kira sebesar 0,31 % dari luas lahan propinsi dan untuk luas lahan non sawah
sebesar 0,69 % dari luas total propinsi. Penggunaan lahan Popinsi Jawa Tengah
secara rinci diterangkan berikut ini dengan ilustrasi peta penggunaan lahannya pada
halaman berikutnya.
Penggunaan lahan sawah di Propinsi Jawa Tengah teridiri lahan sawah yang
pengairan teknis, pengairan setengah teknis, pengairan sederhana, pengairan non
PU, tadah hujan, pasang surut, dan lebak folder. Untuk mengethaui penggunaan
lahan sawah di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Luas lahan
pertanian yang paling besar yaitu sawah dengan pengairan teknis (38,32%); disusul
tadah hujan (27,57%); pengairan sederhana (13,45%) dan seterusnya. Untuk
penggunaan lahan sawah dengan pengairan teknis di kota/kabupaten yang paling
luas adalah Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Brebes, sedangkan luas lahan
pengairan teknis yang tersempit adalah Kota Surakarta.
Penggunaan lahan selain sawah yang ada di Propinsi Jawa Tengah terdiri bangunan
dan pekarangan; tegal/kebun; padang rumput; tidak diusahakan; hutan rakyat;
hutan negara; perkebunan negara; lain-lain; rawa; tambak; kolam/empang. Untuk
luas penggunaan lahan selain sawah yang paling besar proporsinya adalah
penggunaan lahan tegal/kebun(33,48%); bangunan dan pekarangan (25,71%),
hutan negara (24,51%), sedangkan luas lahan yang tersempit adalah penggunaan
lahan kolam empang (0,1042 %); dan lahan yang tidak diusahakan (0,1260%).
Untuk kabupaten/kota yang mempunyai luas lahan pekarangan yang terluas adalah
7
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
PENGGUNAAN LAHAN
PROPINSI JAWA TENGAH
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
<Kudus
Kab.
%
Brebes G. Butuk
Batas Kecamatan
Pekalongan
<Kdy. <
Tegal
<<
< <
Pemalang Batang <Kendal Kab. Demak Permukiman
<
7 LS
% %
<Ungaran Kab. Blora
G. Pojoktiga G. Kendalisodo Sawah
% %
% G. Ungaran
G. Rogojembangan G. Perahu %
%
G. Slamet Kab. Temanggung G. Segorogunung Tegalan
%
Kab. Semarang
G. Sundoro <Temanggung <
Kdy. Salatiga
Semak
Purbolinggo <Wonosobo%
Purwokerto < < Kab. Boyolali Kab. Sragen
Kab. Cilacap
< Banjarnegara <
Tanah Tandus
Kab. Banyumas %
Prop. Jawa Barat
G. Merbabu Sragen
<Banyumas %
< Hutan
G. Pupur Kab. Magelang % <Boyolali Surakarta
<
kab. Wonogiri
8 LS
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
Pengairan
Kabupaten/ Pengairan Pengairan Pengairan Tadah Pasang Lebak Pol-
No. Desa/Non PU Jumlah
Kota Teknis 1/2 Teknis Sederhana Hujan Surut der dll.
9
Pengairan Pengairan Pengairan Pengairan Tadah Pasang Lebak Pol- Jumlah
Kabupaten/
No. Teknis 1/2 Teknis Sederhana Desa/Non PU Hujan Surut der dll.
Kota
10
Tabel 1.5 Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000
1 Cilacap 43243 34486 819 30 810 9824 36950 10,507 13333 240 62 450 150754
3 Purbalingga 16900 20252 0 3800 0 1003 9300 2,984 2460 0 4 128 56831
6 Purworejo 14536 43309 4258 176 18 829 6808 317 2820 0 32 145 73248
7 Wonosobo 6282 42713 0 17 0 5025 18896 2,353 3106 1484 39 149 80064
9 Boyolali 25292 30729 0 297 8 837 16167 3 3728 292 1507 19 78879
20 Jepara 28108 18218 0 15 391 1533 17562 4,035 2864 23 1228 5 73982
11
............................. Tabel Lanjutan
Lahan Kering Lahan Lainnya
No Kabupaten/Kota Bangunan/ Tegal/ Ladang/ Padang Tidak di- Hutan Hutan Perkebunan Lain- Rawa- Tambak Kolam/ Jumlah
lain
Pekarangan Kebun huma Rumput Usahakan Rakyat Negara Negara rawa Empang
24 Kendal 14148 22431 0 75 0 741 15718 7,788 8564 188 2832 7 72492
25 Batang 11998 19072 260 96 0 1446 12289 8,526 2536 0 132 3 56358
26 Pekalongan 11543 12215 50 372 9 997 26282 2,764 2406 459 27 18 57142
27 Pemalang 11778 17847 40 153 0 227 26201 1,333 3656 7 1578 14 62834
28 Tegal 14007 10488 0 92 225 1591 17082 194 3045 0 319 4 47047
33 Kota Semarang 14039 8481 0 28 882 10 1640 1,198 5075 208 1792 6 33359
Jumlah 580079 755394 5889 6322 2844 78211 552964 90791 140985 6604 33970 2351 2256404
12
11 Mantingan 0 0 16747.2 16,747.20
Luas Penggunaan Lahan Hutan 12 Pati 63 11247.7 27793.96 39,104.66
pemangkuan hutan seluas 73.477,88 Ha. Kesatuan pemangkuan hutan 19 Surakarta 176.5 15276.6 22630.04 38,083.14
untuk hutan lindung yang terluas ada di kesatuan pemangkuan hutan Kedu 20 Telawa 0 0 18715.7 18,715.70
Tabel 1.6 Luas Areal Hutan Menurut Fungsinya dan Kesatuan Pemangkuan Hutan di Jawa Tengah Persentase luas penggunaan lahan terhadap luas hutan di Propinsi Jawa
Tahun 2000 (Ha)
Tengah pada tahun 2000 seluas 640.564,5 ha (19,68 % dari luas Propinsi
Suaka Jawa Tengah). Sedangkan untuk kabupaten/kota yang memilki luas hutan
Alam Hutan Hutan Jumlah
Kesatuan
Pemangkuan Hutan
terbesar adalah Kabupaten Semarang seluas 69.490,40 ha (73.39%) disusul
Hutan Lindung Produksi
Wisata Kabupaten Blora seluas 81.77,60 ha (45,57 %). Sedangkan kota-kota yang
1 Balapulang 0 0 29819.83 29,819.83
ada di Propinsi Jawa tengah tidak memilki hutan kecuali Kota Semarang.
2 Blora 0 0 15105 15,105.00
5 Cepu 30 0 33018.1 33,048.10 Luas lahan kritis di Propinsi Jawa Tengah tahun 1999 (ha) terdiri potensi
6 Gundih 0 0 30049.5 30,049.50 kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Luas lahan kritis di Propinsi Jawa
7 Kebonharjo 62.2 2497.7 15270.2 17,830.10 Tengah pada tahun 1999 seluas 1.491.299 ha. Adapun kabupaten/kota
8 Keedu Selatan 65.6 0 44656.2 44,721.80
yang memilki luas lahan kritis terluas adalah Kabupaten Karanganyar seluas
9 Kendal 113.3 0 20288.16 20,401.46
441.898 ha disusul Kabupaten Batang 344.270 ha.
10 Kedu Utara 57.9 25295.53 17152.03 42,505.46
13
Luas lahan kritis di Propinsi Jawa Tengah tahun 1999 (ha) terdiri potensi 18 Pati 39,790 3,032 10,051 2,765 55,638
kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Luas lahan kritis di Propinsi Jawa 19 Kudus 880 1,867 838 153 3,739
Tengah pada tahun 1999 seluas 1.491.299 ha. Adapun kabupaten/kota 20 Jepara 27,672 5,702 6,535 194 40,103
21 Demak 0 0 0 0 0
yang memilki luas lahan kritis terluas adalah Kabupaten Karanganyar seluas
22 Semarang 5,923 9,395 11,842 0 27,161
441.898 ha disusul Kabupaten Batang 344.270 ha.
23 Temanggung 18,215 3,472 11,453 15 33,155
Tabel 1.7 Luas Lahan Kritis Menurut Penggunaan Lahan di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 24 Kendal 4,819 26,242 5,713 0 36,774
9 Boyolali 12,376 1,543 13,336 0 27,255 Jumlah 227,812 229,349 186,932 42,185 1,491,299
14 Sragen 12,320 9,985 10,042 0 32,347 Luas tambak di Propinsi Jawa Tengah sebesar 29.665 ha dengan produksi
15 Grobogan 1,162 6,336 4,592 533 12,623 ikan sebanyak 38.672,5 ton. Adapun kabupaten yang mempunyai lahan
16 Blora 11,974 6,649 7,231 3,377 29,231
tambak terluas yaitu Kabupaten Pati seluas 8.145 disusul Kabupaten Brebes
17 Rembang 4,282 5,600 3,576 0 13,458
seluas 7.463 ha.
14
Tabel 1.8 Luas, Produksi dan Nilai Ikan Tambak Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun Bahan galian C yang dieksploitasi masyarakat di Wilayah Jawa Tengah terdiri
2000 (ha)
dari pasir dan kerikil, Andesit, Batu Kapur, Tanah Liat, Kalsit, Bentonit, Trass.
No. Kabupaten/Kota Luas Pa- Produksi Luas areal penggalian C sekitar 269.45 Ha dengan jumlah produksi 757.101
Nilai
nen (Ha) (ton) m3 dan jumlah tenaga kerja yang terlibat sekitar 5.370 jiwa.
1 Cilacap 422.00 44.30 888,555
2 Kebumen 28.00 0.00 0 Tabel 1.9 Banyaknya SIPD, Luas Areal, Produksi dan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Bahan Galian Golongan C di Jawa Tengah Tahun Anggaran 1999/2000
3 Purworejo 38.00 24.10 168,700
6 Jepara 1,137.00 2,601.20 42,417,775 01. Cilacap Pasir dan Kerikil 12 4.15 15,070.00 102
7 Demak 4,563.00 3,971.30 48,341,768 Andesit 12 3.64 44,050.00 112
8 Kendal 2,550.00 4,523.80 72,632,000 Pasir Urug 3 1.06 10,700.00 30
9 Batang 205.00 594.00 19,234,420 02. Banyumas Pasir dan Krikil 63 14.47 14,456.00 166
10 Pekalongan 527.00 746.60 16,285,520 Andesit 29 31.32 2,880.10 66
11 Pemalang 1,586.00 3,890.00 37,686,400 Batu Kapur 11 6.25 435.00 10
12 Tegal 318.00 43.60 1,208,900 Tanah Liat 1 0.23 30.00 1
13 Brebes 7,463.00 6,265.00 49,151,911 Tanah Urug 1 0.40 70.00 3
14 Kota Semarang 1,481.00 808.70 8,931,631 03. Purbalingga Pasir dan Kerikil 14 1.58 18,345.00 99
15 Kota Pekalongan 113.00 43.00 1,088,275 04. Banjarnegara Pasir dan Kerikil 10 3.76 190.00 88
16 Kota Tegal 464.00 5,189.30 2,729,863 Andesit 10 5.82 240.00 75
Jumlah 29,665.00 41,058.30 509,465,684 Tanah Liat 2 0.80 - 0
15
Bentonit 3 2.65 145.00 30 Batu Kapur 15 15.00 3,070.00 75
10. Klaten Pasir dan Kerikil 10 8.84 33,300.00 100 29. Brebes Pasir dan Kerikil 70 29.37 14,750.00 1220
Tanah Urug 4 1.90 13,000.00 10 30. Kota Semarang Pasir dan kerikil 8 0.80 2,090.00 30
14. Sragen Pasir dan Kerikil 24 6.20 7,225.00 95 1.2 SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
15. Grobogan Pasir dan Kerikil 7 3.00 22,000.00 8
Tanah Liat 2 1.94 205.00 4 Jumlah penduduk Jawa Tengah berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
Pasir Kuarsa 1 1 479.00 6 (Susenas) pada tahun 2000, tercatat sebesar 30,78 juta jiwa. Dengan jumlah
18. Pati Pasir dan Kerikil 41 4.97 28.44 140 penduduk sebanyak itu Jawa Tengah menempati urutan ketiga dari seluruh
20. Jepara Pasir dan Kerikil 14 1.28 28,000.00 60
propinsi di Indonesia. Jumlah penduduk Propinsi Jawa Tengah menurut
Andesit 2 0.98 575.00 9
proyeksi tahun 2001 sebesar 31,73 juta jiwa. Jumlah penduduk
23. Temanggung Pasir dan Kerikil 40 12.38 2,294.00 361
kabupaten/kota terbesar tahun 2000 di Propinsi Jawa Tengah adalah
24. Kendal Pasir dan Kerikil 6 3.18 3,273.00 30
Kabupaten Brebes sebanyak 1.689.011 jiwa, selanjutnya Kabupaten Cilacap,
Andesit 2 0.97 3,273.00 7
25. Batang Tanah Urug 4 2.30 4,707.00 12 Kabupaten Banyumas. Sedangkan jumlah penduduk kabupaten/kota terkecil
Andesit 13 5.86 3,412.00 52 adalah Kota Magelang sebanyak 116.245 jiwa. Berdasarkan data
26. Pekalongan Pasir dan Kerikil 15 9.50 288.00 125 kependudukan tahun 1995 dan tahun 2000 tingkat pertumbuhan penduduk
Tanah Urug 1 2.00 30.00 7 Propinsi Jawa Tengah sebesar 0,67%. Adapun kabupaten/kota yang memiliki
27. Pemalang Pasir dan Kerikil 113 41.42 332,326.00 1500
tingkat pertumbuhan tertinggi adalah Kabupaten Demak sebesar
28. Tegal Pasir dan Kerikil 5 2.43 2,675.00 30
1,5%/tahun sedangkan terendah adalah Kota Pekalongan sebesar 0,09
%/tahun (lihat peta dibawah ini).
16
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
KEPADATAN PENDUDUK
PROPINSI JAWA TENGAH
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
long
S. G
ari
dans
Pan
S. Ba
alis
Kali % Gunung Jalan Kolektor 2
du
Gan
ka lan
S . Ba Sungai Jalan Kolektor 3
Kali
Kab. Jepara% S. T
ang no
kil o
J uw % Batas Propinsi Rel KA
li
Kab. Pati Ka G. Lasem
S.
Batas Kabupaten
Kali Kedunglo Kab. Rembang
Kab. Kudus
SJ.u a n a
Ka
Ka
nal
%
Rasuka
Ku
na
Brebes Pekalongan
mp Kudus
lJ
ula G. Butuk
g
n
aja
Kdy. Tegal
njen
S. Klu
Kali Wates
r
u
n
S. Ciu
Waduk Tempuran
S. A
gd
Gre
> 100 jiwa/ha
ba
an
Kab. Demak
an
ca
S. Rambut
wut
Semarang
uk
mb ng
Ca
uh
Sir
Kali
S. Wal S. Ura Kendal Kali Grob
Bl
o ogan
S.
uto
7 LS
S.
S.
Blora 51 - 100 jiwa/ha
lrejo
ng
Kab. Pemalang
S. K
Kab. Kendal Kanal Br
usi
renje
ajang
Kab. Pekalongan Kab. Batang Kdy. Semarang S. L
aka
Kab. Brebes Kab. Tegal
S. B
S. G
g 26 - 50 jiwa/ha
an
S. T
Kab. Grobogan od Kab. Blora
ont
S. B
M
S.
S.
S. Pe S e n g kSa.r a n g
% %
ng
Ungaran
ang
Pe
atok
11 -25 jiwa/ha
nu
S.Ba nca k
ma
gu
G. Pojoktiga S. Gun % i % ng
g odr ulu
Ci
an
%
li
% S. W
ngan
Kab. Temanggung
int
Ci 0 - 10 jiwa/ha
G. Slamet
S. G
ja
kaca
Kab. Cilacap %
Prop. Jawa Barat
S. G
S.Ka wu nga
%
Waduk Cekung
Cit
eba
G. Merapi
uy
Waduk Wadaslintang
ne ga ra
ten
S.
rogo
Kebumen Kab. Purworejo
Di
lan
Cilacap
tah
% Rawa Jombor
S.
Te
mp
W. Sermo ur
an
S. Kedawung
S. O yo
lo
B. So
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
terkecil adalah Kabupaten Blora yakni Kabupaten Blora. Kepadatan penduduk 21 Demak 965,499 89,743 10.76
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk per Ha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 25 Batang 658,321 78,895 8.34
11 Sukoharjo 768,752 46,666 16.47 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis
12 Wonogiri 966,271 182,237 5.30 Kelamin
13 Karanganyar 754,802 77,220 9.77
14 Sragen 842,759 94,649 8.90 Struktur penduduk menurut jenis kelamin di Propinsi Jawa Tengah untuk
15 Grobogan 1,257,958 197,585 6.37 laki-laki berjumlah 15.253.438 jiwa, dan perempuan berjumlah 15.522.408
16 Blora 808,443 179,440 4.51 jiwa. Jumlah kelompok umur 15 – 19 tahun merupakan kelompok umur yang
17 Rembang 554,690 101,410 5.47 paling dominan dan berjumlah 3.256.675 jiwa. Sedangkan kelompok umur
18 Pati 1,144,300 149,120 7.67
18
75 tahun keatas merupakan jumlah penduduk paling sedikit dan berjumlah Struktur Penduduk Menurut Kelompok Usia di Kabupaten
482.907 jiwa. dan Kota
Tabel 1.11 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2000
• Usia 0 – 14
Kelompok Jumlah penduduk untuk kelompok usia 0 – 14 tahun di Propinsi Jawa
No. Laki-laki Perempuan Jumlah
Umur
Tengah berjumlah 8,70 juta jiwa. Kelompok ini merupakan kelompok usia
1. 0 - 4 1,265,139 1,213,207 2,478,346
tidak produktip dan masih bergantung pada orang lain. Jumlah penduduk
2. '5 - 9 1,528,736 1,466,928 2,995,664
3. 10 - 14 1,646,986 1,577,017 3,224,003 Kabupaten/kota untuk kelompok umur ini yang paling banyak adalah
4. 15 - 19 1,652,146 1,604,529 3,256,675 Kabupaten Cilacap sebanyak 495.855 jiwa, sebaliknya kanupaten/kota yang
5. 20 - 24 1,265,627 1,248,978 2,514,605 memilki jumlah penduduk yang sedikit untuk kelompok umur ini adalah Kota
6. 25 - 29 1,182,774 1,266,456 2,449,230 Magelang. Sedangkan prosentase untuk kelompok umur 0 – 14 tahun
7. 30 - 34 1,131,303 1,216,785 2,348,088
kabupaten/kota yang paling banyak adalah kabupaten Pekalongan sekitar
8. 35 - 39 1,113,643 1,207,011 2,320,654
262.701 jiwa (0,33 % dari jumlah total penduduk Kabupaten Pekalongan).
9. 40 - 44 1,008,003 1,016,814 2,024,817
Sedangkan prosentase pada kelompok ini yang paling kecil adalah Kota
10. 45 - 49 850,347 789,431 1,639,778
19
yang paling banyak adalah Kota Salatiga sekitar 107.836 jiwa (0,72 % dari kabupaten/kota yang paling besar adalah Kabupaten Boyolali sebesar
jumlah total penduduk Kota Salatiga). Sedangkan prosentase pada kelompok 494.343 jiwa (98,41 % dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
ini yang paling kecil adalah Kabupaten Kebumen sekitar 706.319 ribu jiwa Sedangkan angka kesempatan kerja untuk kabupaten/kota yang terkecil
(0,61% dari jumlah penduduk kabupaten tersebut). adalah kota Tegal 90.614 jiwa (91,14 % dari jumlah penduduk kota
tersebut).
• Usia 65 Keatas
Jumlah penduduk untuk kelompok usia 65 tahun keatas di Propinsi Jawa 1.2.2 SOSIAL
Jumlah Penduduk Menurut Angkatan Kerja Angkatan Kerja yang Mencari Pekerjaan Menurut Pendidikan
Berdasarkan hasil Susenas BPS, tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah tahun Angkatan kerja yang mencari pekerjaan menurut pendidikan di Propinsi Jawa
2000 berjumlah 14.491.222 jiwa. Angka kesempatan kerja yang merupakan Tengah sebanyak 37.900 orang. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan
perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan penduduk yang sesuai tamatan pendidikan dengan jumlah tertinggi untuk tahun 2000 adalah
termasuk angkatan kerja pada tahun 2000 yaitu sekitar 95,78 % dari jumlah angkatan kerja tamatan SLTA sebanyak 226.209 jiwa. Sedangkan angkatan
penduduk Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan angka kesempatan kerja untuk
20
kerja dengan jumlah pencari kerja terkecil adalah lulusan diploma tiga • Sektor Pertanian
sebanyak 1.370 orang.
Mata pencaharian penduduk di Propinsi Jawa Tengah rata-rata bekerja pada
sektor pertanian. Adapun jumlah penduduk yang bekerja pada sektor
Tabel 1.12 Angkatan Kerja yang Mencari Kerja Menurut Tamatan Pendidikan dan Jenis Kelamin di
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 pertanian sekitar 6.135.828 jiwa. Penduduk kabupaten/kota di Jawa Tengah
yang terbesar dan bekerja pada sektor pertanian adalah Kabupaten
Jenis Kelamin
Pendidikan Tertinggi yang Total Grobogan sekitar 396.108 jiwa. Kabupaten/kota lain yang penduduknya
Ditamatkan Laki-laki Perempuan
bekerja di sektor pertanian dengan lebih dari tiga ratus ribu orang adalah
Belum pernah sekolah 4,206 7,202 11,408
Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Blora, dan Kabupaten
Belum tamat SD 2,850 3,241 6,091
Sekolah Dasar 6,836 5,893 62,729 Magelang, dan Kabupaten Cilacap. Sedangkan kabupaten/kota yang jumlah
SLTP 4,439 3,612 38,051 penduduknya paling kecil bergerak pada sektor pertanian adalah Kabupaten
SLTA 42,599 3,610 226,209 Magelang dengan jumlah penduduk yang bergerak pada bidang ini sekitar
Diploma I/II/III 5,869 5,509 1,378 1.214 orang, menyusul Kota Surakarta(2.085), Kota Salatiga (2.474).
Diploma IV/S1/S2/S3 6,218 5,816 2,034
Penduduk Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor industri sekitar
2,28 juta jiwa. Adapun jenis Industri yang ada di Jawa Tengah yakni Industri
21
hasil pertanian, industri aneka, dan industri logam mesin dan kimia. menyerap Tenaga Kerja sebanyak 170.818 jiwa atau sekitar 12,73 % dari
Kabupaten/kota yang banyak menyerap tenaga kerja dari sektor industri jumlah total penduduk kota tersebut, menyusul Kota Magelang yang
adalah Kabupaten Jepara (194.466 jiwa), Kabupaten Klaten (126.835 jiwa), menyerap tenaga kerja sekitar 14.156 jiwa (12,18% dari jumlah penduduk
Kabupaten Banyumas (126.180 jiwa). Sedangkan kabupaten/ kota yang kota tersebut). Sedangkan kabupaten/kota yang paling sedikit menyerap
sedikit menyerap tenaga kerja di sektor industri adalah Kabupaten Magelang tenaga kerja pada sektor jasa-jasa adalah Kabupaten Wonogiri 28.450 Jiwa
( 7.082 jiwa), Kabupaten Blora (11.147 jiwa), Kota Salatiga (13.709 jiwa), (2,94 % dari jumlah penduduk kabupaten tersebut), menyusul Kabupaten
dan Kabupaten Rembang (13.752 jiwa). Wonosobo 21.771 jiwa (2.98 % dari jumlah total penduduk).
• Komunikasi • Konstruksi
Jumlah tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor Jumlah tenaga kerja yang bergerak pada sektor konstruksi di Propinsi Jawa
komunikasi sekitar 644.359 jiwa. Adapun jenis atau sub sektor komunikasi Tengah berjumlah 578.584 jiwa. Untuk kabupaten/kota yang banyak
yang ada yakni PT. Pos, PT Telkom, Jasa Pengantar Barang, Radio, dan lain- menyerap tenaga kerja pada sektor konstruksi Kabupaten Kudus dengan
lain. Untuk sektor komunikasi kabupaten/kota yang paling banyak menyerap tenag kerja 35.702 orang (5.09 % dari jumlah total penduduk kabupaten
tenaga kerja adalah Kabupaten Pekalongan sekitar 260.814 jiwa atau sekitar tersebut). Sedangkan kabupaten/kota yang paling sedikit menyerap tenaga
3,51 % dari jumlah penduduk kabupaten, menyusul Kabupaten Tegal kerja adalah Kabupaten Boyolali yang berjumlah 9.546 (1,07 % dari jumlah
1.374.382 jiwa (3,43 % dari jumlah total penduduk kabupaten). Sedangkan kabupaten tersebut).
kabupaten/kota yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada sektor
komunikasi adalah Kabupaten Magelang sekitar 10.772 jiwa (0,99 % dari • Pertambangan dan Galian
total jumlah penduduk kabupaten), menyusul Kabupaten Blora sekitar Penduduk yang bekerja pada sektor pertambangan dan galian di Propinsi
9.4846 jiwa (1.17 % dari jumlah total penduduk kabupaten). Jawa Tengah sekitar 79.812 jiwa. Sedangkan penduduk kabupaten/kota
yang paling banyak bekerja pada sektor pertambangan dan galian adalah
• Jasa Kabupaten Boyolali 7.746 jiwa (0,87 % dari jumlah penduduk kabupaten
Jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor jasa lainnya di Propinsi Jawa tersebut. Sedangkan penduduk kabupaten/kota yang paling sedikit bekerja
Tengah sekitar 1.591.617 jiwa. Adapun kabupaten/kota yang paling besar di sektor pertambangan dan galian adalah Kabupaten Demak berjumlah 367
menyerap tenaga kerja sektor jasa-jasa adalah Kota Semarang dengan orang (0,04% dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
22
• Keuangan Sebaran Desa Tertinggal
Penduduk yang bekerja pada sektor keuangan di Propinsi Jawa Tengah pada Menurut data podes 1995 sebaran desa tertinggal di Propinsi Jawa Tengah
tahun 2000 adalah 128.706 jiwa. Untuk Kabupaten/kota yang paling banyak rata-rata tersebar di kabupaten/kota. Sebaran desa tertinggal di Propinsi
menyerap tenaga kerja untuk sektor keuangan adalah Kota Semarang Jawa Tengah yang paling banyak berada di Kabupaten Brebes, Kabupaten
dengan tenaga kerja yang terserap sekitar 20.320 orang (1,51% dari jumlah Batang, Kabupaten Kebumen. Sebaran desa tertinggal di Propinsi Jawa
total penduduk kota), menyusul Kota Surakarta dengan jumlah tenaga kerja Tengah dapat dilihat di peta berikut ini.
yang terserap 7.304 jiwa (1,49 % dari jumlah penduduk kota). Sedangkan
kabupaten/kota yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada sektor 1.3 SUMBERDAYA BUATAN
keuangan adalah Kabupaten Batang dengan jumlah tenaga kerja 600 orang
(0,09 % dari jumlah penduduk kabupaten), menyusul Kabupaten 1.3.1 JARINGAN JALAN, REL KA DAN SARANA PERHUBUNGAN
Purbalingga 1.080 jiwa, Kabupaten Banjarnegara 1.131 jiwa, Pekalongan
1.113 jiwa (masing-masing 1,14 % dari jumlah total penduduk di kabupaten Jaringan Jalan
masing-masing). Panjang jalan Kabupaten/kota di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2000
mencapai 21.525 km. Panjang jalan ini mengalami kenaikan 0,19%
• Listrik, Gas, dan Air Bersih
dibandingkan tahun lalu. Adapun jalan terpanjang untuk kabupaten/kota
Penduduk yang bekerja pada sektor gas, listrik, dan air bersih di Propinsi terdapat di Kota Semarang, yaitu 1.014 km atau 4,71 km % dari panjang
Jawa Tengah ada sekitar 25.073 jiwa. Kontribusi sektor gas, listrik, dan air jalan di seluruh Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan terpendek adalah Kota
bersih memberikan lapangan kerja pada penduduk sekitar 0,08 % dari Magelang dengan panjang 0,39 % dari jumlah total jalan yang ada di
jumlah lapangan kerja yang ada. Adapun penduduk kabupaten/kota yang Propinsi Jawa Tengah.
bekerja pada sektor gas, listrik, dan air bersih di Propinsi Jawa Tengah yang
paling banyak adalah Kabupaten Banjarnegara sekitar 5.724 jiwa (0,69%
dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
23
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
SEBARAN DESA TERTINGGAL
PROPINSI JAWA TENGAH
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
Wonogiri
kab. Wonogiri
8 LS
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
12 Wonogiri 603 399 10 0 1,012 Menurut kondisinya, persentase jalan tersebut berupa aspal dan kerikil
13 Karanganyar 684 68 12 0 764 sebesar 76,78 % serta 15,70 %, selebihnya masih berbentuk tanah. Panjang
14 Sragen 859 82 51 0 992
jalan kabupaten/kota menurut kondisi jalan yang berkerikil dan paling
15 Grobogan 548 270 0 0 818
panjang sehingga perlu ditingkatkan ke aspal adalah Kabupaten Wonogiri
16 Blora 281 100 16 0 397
sepanjang 399 km. Sedangkan untuk kondisi tanah, kabupaten/kota yang
17 Rembang 303 224 31 0 558
paling panjang adalah Kabupaten Purbalingga sepanjang 211 km.
18 Pati 483 55 7 0 545
19 Kudus 299 57 54 73 483 Kondisi jalan di Propinsi Jawa Tengah untuk kondisi jalan yang baik, sedang,
20 Jepara 666 11 27 0 704 rusak, dan rusak berat masing masing 39,30 % baik, 29,38 sedang, 21,41
21 Demak 306 82 38 0 426 rusak, dan 9,92 rusak berat. Adapun kabupaten/kota yang kondisi jalannya
22 Semarang 585 34 11 108 738 baik adalah kota Semarang sekitar 75,60% pada kondisi yang baik. sedang
23 Temanggung 367 231 33 0 631
25
untuk kota/kabupaten yan memiliki jalan yang paling rusak berat adalah Angkutan darat
Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Banjarnegara.
Kendaraan bermotor dan kereta api merupakan angkutan darat utama.
Status jalan di Propinsi Jawa Tengah untuk jalan nasional sepanjang 1,39
Adapun jenis kendaraan tersebut adalah mobil penumpang, mobil bus, mobil
ribu kilometer dan 2,6 ribu jalan propinsi. Untuk kabupaten/kota yang
barang, kendaraan khusus, dan kereta. Pada tahun 2000, jumlah kendaraan
memiliki jalan nasional yang panjang adalah Kabupaten Cilacap sepanjang
166.055 kendaraan, naik 2,47 % dari tahun sebelumnya.
202 km. Sedangkan untuk jalan propinsi yang paling panjang adalah
Banyaknya penumpang kereta api pada tahun 2000 mencapai 3.894.164
Kabupaten Grobogan sekitar 232,99 km.
penumpang, dengan jumlah penumpang ini mengalami kenaikan dari tahun
Jembatan sebagai sarana penunjang transportasi yang lain, pada tahun 2000
sebelumnya sekitar 15,93 %.
tercatat sebanyak 3.301 buah dengan panjang 42,58 km, dengan rincian
1.140 jembatan milik negara dan 2.160 jembatan milik propinsi. Angkutan Udara
Tabel 1.14 Banyak dan Panjang Jembatan Menurut Status Kewenangan Pengelolaan di Jawa Pada tahun 2000, pesawat udara yang datang melalui Bandar Udara Achmad
Tengah Tahun 2000
Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Surakarta tercatat masing-masing
Milik Negara Milik Propinsi Jumlah sebanyak 3.076 penerbangan dan 3.601 penerbangan. Untuk pesawat yang
Keresidenan Banyaknya Panjang Banyaknya Panjang Banyaknya Panjang datang, bila dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing naik 12,88 %
(buah) (m) (buah) (m) (buah) (m) dan 26,01 %, sedangkan pesawat yang berangkat mengalami kenaikan
01. Semarang 179 3506 363 4561 542 8067 masing-masing sebesar13,10 % serta 25,37 %. Selama tahun 2000 bandara
02. Pati 127 1648 320 2884 447 4532
Tunggul Wulung Cilacap dan bandara Dewandaru Karimunjawa Jepara tidak
03. Surakarta 154 2608 297 4356 451 6964
dilalui pesawat penumpang dari penerbangan komersial.
04. Kedu 170 3647 382 3911 552 7558
Penumpang yang datang dan berangkat melalui kedua bandara utama
05. Banyumas 237 3057 394 5560 631 8616
Jumlah 2000 1140 17247 2161 25335 3301 42580 40,06% dari tahun sebelumnya.
26
16 Blora 271 106439
1.3.2 FASILITAS UMUM 17 Rembang 288 65989
9 Boyolali 260 137760 Adapun energi listrik yang sumbernya dari PLN dengan jumlah pelanggan
10 Klaten 372 203370
3,71 juta pelanggan. Untuk tahun 2000 penjualan energi listrik ke pelanggan
11 Sukoharjo 163 141497
di Jawa Tengah sebesar 7, 7 milyar KWH atau sekitar 1,89 triliun rupiah.
12 Wonogiri 281 149478
Adapun kelompok pelanggan di PT. PLN terdiri rumah tangga, industri,
13 Karanganyar 172 133780
usaha, sosial, kantor pemerintah, dan penerangan jalan. Kontribusi PLN
14 Sragen 201 138974
15 Grobogan 276 156620 dalam pemasukan yang paling bear adalah cabang Semarang sebesar 607
27
milyar rupiah. Sedangkan pemasukan terkecil sektor PLN ini cabang Klaten Pasar
sebesar 75,5 milyar rupiah.
Pasar ini terdiri dari depart. Store, pasar swalayan, pusat perbelanjaan, dan
pasar tradisional. Pasar tradisional terdiri dari pasar umum, hewan, buah-
Sumber Air Bersih
buahan, sepeda, ikan, dan lain-lain. Rincian pasar di Propinsi Jawa Tengah
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, kebutuhan air minum juga sebagai berikut : departemen store sebanyak 29 buah, pasar swalayan 63
bertambah. Pada tahun 2000, air minum yang disalurkan di Jawa Tengah buah, pusat perbelanjaan 25 buah, dan pasar tradisional berjumlah 1.357
sebesar 277,28 juta meter kubik meningkat sekitar 15,88% dari tahun 1999. buah.
Banyumas 11 6 2 29 2 0 31
Adapun kota yang paling banyak memakai PDAM adalah kota Semarang Purbalingga - 2 19 3 1 13 36
3 Banjarnegara - - 20 2 1 0 23
sekitar 51,21 juta M per tahun. Sedangkan kabupaten/kota yang pemakaian
Kebumen - 3 33 3 0 36
air bersihnya paling sedikit adalah Kabupaten Pemalang.
Purworejo - - 25 1 0 26
Penyaluran air tesebut didistribusikan ke pelanggan yaitu tempat tinggal,
Wonosobo 1 1 62 10 2 1 75
hotel/wisata, tempat ibadah, sarana umum, toko perusahaan dan lain-lain.
Magelang - - - 17 3 2 0 22
Air tersebut terbanyak disalurkan untuk tempat tinggal sebesar 54,98 %, Boyolali - 4 2 43 7 1 2 1 54
disusul instansi kantor pemerintahan (5,14%), sisanya digunakan oleh Klaten 1 4 1 79 12 1 6 0 98
toko/perusahaan, hotel, tempat ibadah dan lain-lain. Sukoharjo 2 5 1 34 6 1 0 41
Wonogiri - 27 17 1 1 0 46
Karanganyar 24 2 1 28 55
28
Kabupaten/ Depart. Pasar Pusat Pasar Tradisional
Per-
Kota Store Swlyn Umum Hewan Buah Sepeda Ikan Lainlain Jumlah
Belanjaan
Sragen 1 - 43 3 1 1 0 48
1.3.3 FASILITAS SOSIAL EKONOMI
Grobogan 2 - 12 3 0 80 95
Blora - 42 10 1 4 0 57 Pendidikan
Rembang - 5 84 4 1 1 0 90
Penduduk yang bersekolah secara umum mengalami fluktuasi selama
Pati - 32 4 1 1 2 40
periode tahun pelajaran 1996/1997 – 2000/2001, hal ini dapat dilihat dari
Kudus 1 - 24 1 0 0 25
banyaknya murid dibeberapa jenjang pendidikan yang mengalami kenaikan
Jepara 1 2 19 3 1 0 0 23
Demak 16 2 1 0 19
dan penurunan. Pada tingkat pendidikan SD jumlah murid mengalami
Semarang 49 1 1 0 0 51 penurunan sebesar 0,52 %, sedangkan pada tingkat SLTP dan SLTA juga
Temanggung 6 3 1 0 15 25 turun masing-masing sebesar 2,54% dan 0,23%.
Kendal 6 11 3 1 0 15 Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah perlu diimbangi penyediaan
Batang - 8 2 0 0 10 sarana fisik dan tenaga guru yang memadai. Kurun waktu yang sama, guru
Pekalongan - 20 5 1 1 0 27
SD rata-rata turun 1,51% setiap tahun, sedangkan guru SLTP dan SLTA
Pemalang 3 10 1 1 1 4 0 17
masing-masing naik rata-rata 4,71 % dan 2,86 % per tahun.
Tegal 1 26 1 0 5 32
Banyaknya Universitas pada tahun akademik 2000/2001 tercatat sebanyak
Brebes 2 26 1 0 0 27
Kota Magelang 6 3 9 0 1 1 11
150, terdiri dari 5 perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta
29
Gereja Katolik sebesar 2,85%, sisanya berupa Pura dan Vihara. Sedangkan
untuk pondok pesantren tahun 2000 tercatat sebanyak 153 ribu unit.
Tabel 1.18 Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah di Jawa Tengah Tahun 2000
Tabel 1.19 Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2000
Uraian Satuan RSUP
Kabupaten/ Gereja Gereja Pura Vihara
1 Jumlah Rumah Sakit Rumah Sakit 39 No Mesjid Langgar Jumlah
Kota Kristen Katolik Hindu Budha
2 Kapasitas Tempat Tidur Tempat Tidur 8,013
1 Cilacap 883 1439 221 25 1 20 2589
3 Jumlah Penderita Dirawat Orang 398,887
2 Banyumas 1381 2735 83 16 1 17 4233
4 Jumlah Penderita Keluar Hidup Orang 373,742
3 Purbalingga 168 155 28 5 0 1 357
Jumlah Penderita Keluar
5 Meninggal Orang 25,145 4 Banjarnegara 1055 4543 35 4 1 7 5645
8 Rata-rata Penderita Dirawat/ hari Orang 79,777 7 Wonosobo 489 1320 38 7 0 7 1861
9 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan 2,411,922 8 Magelang 801 3027 96 41 1 4 3970
10 Rata-rata Penderita rawat/ hari Orang 6,608 9 Boyolali 722 3000 109 5 16 18 3870
30
Kabupaten/ Gereja Gereja Perum Perumnas di Wilayah Jawa tengah sekitar 5.015 unit dengan jumlah
No Kota Mesjid Langgar Kristen Katolik Pura Vihara Jumlah kredit senilai 57.64 miliar rupiah.
21 Demak 1160 1428 28 1 0 4 2621
Adapun menurut tipenya terdapat 6,89 juta rumah di Wilayah Jawa Tengah
22 Semarang 1219 1896 183 39 6 54 3397
dengan tipe A (24,57%), tipe B (33,11 %) serta tipe C (42,31%). Dengan
23 Temanggung 975 1954 99 15 0 70 3113
alokasi dana bantuan APBD Propinsi Jawa Tengah sebesar 1,24 milyar rupiah
24 Kendal 1132 3030 24 19 3 6 4214
26 Pekalongan 1167 2502 36 1 3 4 3713 pugar 1,55 ribu rumah di lingkungan perdesaan pada tahun 2000.
27 Pemalang 823 2641 31 4 1 1 3501
Pembangunan sarana perumahan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan 34 141 16,716 54,217,263
masyarakat akan tempat tinggal, baik dalam kuantitas maupun kualitas dan 35 269 59,206 234,776,492
31
32 = Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit
3 Peternakan 1,920,454.71 2,666,945.50 4,129,933.17
34 = Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan
4 Kehutanan 809,995.31 760,731.59 783,219.12
37 = Industri Logam Dasar
39 = Industri Pengolahan Lainnya. 5 Perikanan 1,278,289.16 1,441,960.48 1,994,287.09
1.4 PEREKONOMIAN 04. Listrik, Gas dan Air Bersih 573,009.51 655,019.61 870,163.83
32
363,66 %. Sektor lain yang perkembangan indeks implisitnya paling lamban berikutnya atau meningkat 34,87%. Jika diukur berdasarkan harga konstan
adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 176,24%. 1993, konsumsi pemerintah tahun 2000 naik 28,86% dari tahun 1999.
Perkembangan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan Penggunaan lain yang cukup besar dari produk domestik regional bruto
1993 periode 1996-2000 secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan adalah untuk pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Menurut harga
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto perkapita. Pada tahun 2000 berlaku, tahun 2000 mencapai 20,26 triliun rupiah dan sebesar 6,57 triliun
pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku mencapai 3,32 juta rupiah atas dasar harga konsatan1993. PMTB atas dasar harga berlaku
rupiah naik 15,28 % dari tahun sebelumnya. Untuk PDRB dari tahun 1996- naiksebesar 10,56%, sementara atas dasar harga konstan tahun 1993 naik
2000 dengan harga berlaku juga mengalami kenaikan. PDRB atas harga 6,11 %.
konstan selama tahun 1996-1997 juga mengalami peningkatan, kecuali pada Investasi yang ditanamkan diberbagai sektor sekonomiberhasil
tahun 1998 turun yang pada tahun berikutnya telah mengalami peningkatan meningkatkan produksi. Meningkatnya produksi akan lebih mendorong
kembali dari tahun-tahun sebelumnya. ekspor. Nilai ekspor yang dicapai Jawa Tengah pada tahun 1999 mencapai
54,38 triliun rupiah, meningkat menjadi 68,20 triliun rupiah pada tahun
1.4.2 PDRB JAWA TENGAH MENURUT KOMPONEN PENGGUNAAN 2000. kegiatan ekspor ke luar negeri sebesar 15,43% dari total nilai ekspor
PDRB menurut komponen penggunaan terdiri dari konsumsi rumah tangga, ke luar negeri sebesar 15,43%dari total niali ekspor.
konsumsi pemerintah, pembentukan modal, eksport dan impor barang dan Atas dasar harga konsastan tahun 1993 nilai ekspor tahun 2000 hanya
jasa. PDRB dari sudut penggunaan yang terbesar adalah untuk pengeluaran sebesar 21,14 triliun rupiah. Nilai import barang dan jasa masih dibawah
konsumsi rumah tangga. Menurut harga berlaku tahun 2000, konsumsi kegiatan ekspor. Pada tahun 2000, nilai impor atas dasar harga berlaku
rumah tangga menguasai 53,71% dari total PDRB Propinsi Jawa Tengah mencapai 52,27 triliun rupiah, tumbuh 21,31% dari tahun sebelumnya.
atau senilai 63,60% dari total PDRB Propinsi Jawa Tengah atau senilai Untuk nilai impor atas dasar harga konstan 1993 juga meningkat sebesar
63,60% triliun rupiah. Dibandingkan tahun sebelumnya nilai tersebut naik 3,47% atau mencapai 18,34% triliun rupiah.
33
propinsi dengan total PDRB kabupaten/Kota dan sampai sekarang masih 4 Banjarnegara 1,387,759.65 2,014,510.25 2,152,649.98
Kabupaten Cilacap dengan sumber minyaknya mempunyai sumbangan 6 Purworejo 1,443,491.56 1,983,472.34 2,227,863.73
cukup tinggi pada tahun 1999, berturut-turut adalah Kabupaten Kudus(10,84 21 Demak 1,189,720.04 1,648,132.84 1,808,245.02
juta rupiah), Kota Semarang (8,73 juta rupiah, dan Kabupaten Cilacap (8,06 22 Semarang 2,081,763.57 2,767,506.98 3,151,874.75
Tabel 1.22 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut 25 Batang 1,688,037.61 2,342,924.94 2,441,813.10
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 1995 - 1999 (Juta Rupiah) 26 Pekalongan 1,662,763.01 2,329,280.27 2,771,418.96
34
32 Kota Salatiga 2,311,951.19 3,359,799.44 3,508,482.18
35
BAB II
PROFIL PENATAAN RUANG
P
rofil Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah memuat materi
tentang arahan kebijaksanaan terutama mengakomodasikan hubungan dan
keterkaitan antar kawasan/kabupaten/kota. Arahan Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi Jawa Tengah berisi Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung dan
Kawasan Budidaya; Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan, Kawasan Perkotaan,
dan Kawasan Tertentu; Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman, Kehutanan,
Pertanian, Pertambangan, Perindustrian, Pariwisata dan Kawasan lainnya; Arahan
Pengembangan Sistem Pusat Permukiman Perdesan dan Perkotaan; Arahan
Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah; dan Arahan Pengembangan Kawasan
yang Diprioritaskan.
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah ini belum memiliki
kekuatan hukum yang mengikat yaitu berupa peraturan daerah. Walaupun demikian
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah ditinjau dari pedoman
penyusunan rencana tata ruang wilayah propinsi sudah mengikuti kaidah-kaidah
yang ada.
36
• Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, dan
Kawasan Lindung
Adapun kawasan lindung di Propinsi Jawa Tengah terdiri dari : Kawasan Cagar Alam
A. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;
Sebaran kawasan cagar alam di propinsi Jawa Tengah yang telah ditetapkan
B. Kawasan perlindungan setempat; dan
adalah:
C. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, dan Kawasan
No Cagar Alam Lokasi Luas (Ha)
rawan bencana.
1. CA Bantarbolang Pemalang 24.5
2. CA Bekutuk Blora 25.0
• Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
3. CA Curug Bengkawah Pemalang 1.5
4. CA Gebugan Salatiga 1.8
Kawasan Hutan Lindung 5. CA Getas Salatiga 1.0
6. CA Guci Tegal 2.0
Penyebaran kawasan lindung di Propinsi Jawa Tengah lokasinya diarahkan di semua
7. CA Gunung Butak Rembang 45.1
kabupaten kecuali Kabupaten Sragen, Grobogan dan semua administrasi kota. 8. CA Gunung Celering Jepara 1379.0
9. CA Karang Bolong Cilacap 0.5
Kawasan Resapan Air 10. CA Keling I, II, III Jepara 65.8
11. CA Moga Pemalang 1.5
Kawasan resapan air di Propinsi Jawa Tengah penyebarannya hampir di setiap
12. CA Nusa Kambangan Barat Cilacap 928.0
kabupaten dan kota kecuali Kabupaten Sukoharjo, Kota Magelang, Kota Surakarta, 13. Ca Pagergunung Darupan Kendal 30.0
Kota Pekalongan, dan Kota Tegal. 14. CA Peson Subah Batang 30.0
15. CA Pringombo I/II Banjarnegara 58.0
16. CA Sepakung Salatiga 2.5
• Kawasan perlindungan setempat
17. CA Sub Vak Jatinegara Tegal 6.6
18. CA Telogo Ranjeng Brebes 18.5
Sempadan Pantai
19. CA Telogo Sumurup Wonosobo 20.1
Penyebaran sempadan pantai ada di setiap kabupaten dan kota kecuali Kabupaten 20. CA Telogo Warno Wonosobo 39.6
21. CA Ulolanang Kecubung Batang 71.0
Sukoharjo, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Pekalongan dan Kota Tegal.
22. CA Bantarbolang Pemalang 24.1
23. CA Wijayakusumah Cilacap 1.0
Sempadan Pantai
Penyebaran Sempadan pantai yang berada di Kabupaten adalah Cilacap, Kebumen, Kawasan Cagar Alam Laut
Purworejo, Wonogiri, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Sebaran kawasan cagar alam laut terletak di Karimun Jawa Kabupaten Jepara.
Pemalang, tegal, Brebes, sedangkan Kota yakni di kota Semarang, Pekalongan,
Tegal.
37
Kawasan Taman Nasional Gunung Lawu, lereng barat Gunung Rogojembangan), Kabupaten Wonogiri ( lereng
Sebaran Kawasan Taman Nasional berada di Taman Nasional Gunung Merapi di selatan Gunung Lawu, perbukitan selatan,, timur S. Keduwan, serta bagian selatan
Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Taman Nasional Karimunjawa di Kabupaten dan barat daya kabupaten), Kabupaten Rembang terutama bagian selatan dan
Jepara. timur, Kabupaten Kudus, Pati, dan Jepara di daerah Gunung Muria terutama bagian
lereng timur-selatan, Kabupaten Purwerejo ( di Pituruh, Bruno, Kaligesing, Begelan,
Kawasan Taman Hutan Raya Loano, dan Kemiri), Kabupaten Blora ( di daerah Ngawen, Todanan, dan Jepon),
Sebaran kawasan taman hutan raya berada di Berjo-Ngargoyoso di Kabupaten Kabupaten Grobogan (di Pulokulon, Karangrayung, Grobogan dan Wirosari) serta
Slamet, dan perbukitan Serayu Selatan), Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kawasan Hutan Produksi Terbatas, dan Kawasan Hutan Produksi yang dapat
Wonosobo, Kabupaten Kebumen (lereng perbukitan Serayuselatan, kompleks dikonversi. Penyebaran kawasan hutan produksi di Propinsi Jawa Tengah tersebar
Pepino Hill perbukitan gamping di Gombong), Kabupaten Purbalingga bagian utara, hampir di semua kabupaten dan kota.
Unggaran, Trangkil, gombel, Timur Banyumanik, Gunung Legarang, dan Gunung basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan perkebunan, kawasan peternakan,
telomoyo), Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Temanggung, kawasan perikanan. Penyebaran kawasan pertanian ada disetiap kabupaten dan
Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Karanganyar (lereng barat kota di Propinsi Jawa Tengah.
38
• Kawasan Pertambangan dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Penyebaran kawasan
permukiman ini berada di perdesaan dan perkotaan.
Kawasan pertambangan menurut RTRW propinsi merupakan kawasan dengan luas
tertentu yang digunakan untuk pemusatan kegiatan pertambangan. Tujuan Sebaran Kawasan Lindung dan Budidaya
pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan sumberdaya mineral, energi
Adapun sebaran kawasan lindung dan budidaya di Propinsi Jawa Tengah dapat
dan bahan galian lainnya untuk masyarakat dan memperhatikan sumberdaya
dilihat pada tabel berikut :
sebagai cadangan pembangunan berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-
kaidah kelestarian lingkungan. Adapun penyebaranya disemua kabupaten kecuali Tabel 2.1 Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Propinsi Jawa Tengah
Kawasan pariwisata bertujuan untuk memanfaatkan potensi keindahan alam dengan 3 Kawasan Pertambangan 393,854.00 10.69
memperhatikan sumberdaya alam dan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, 4 Kawasan peruntukan industri 20,828.00 0.57
mutu dan keindahan alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. 5 Kawasan pariwisata 2,952.00 0.08
Sebaran kawasan wisata ada di setiap kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Tengah. 6 Kawasan permukiman 599,680.00 16.28
39
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
KAWASAN BUDIDAYA DAN
KAWASAN LINDUNG
PROPINSI JAWA TENGAH
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
long
S. G
0 Dukuhset
alis
S. Ba
% Gunung Jalan Kolektor 2
Bangsri
Tayukulon
< Kab. Jepara % Kajen
Sungai Jalan Kolektor 3
S. T
ang
kil o no
Bugel J uw % Batas Propinsi Rel KA
Karangaji Kab. Pati Ka
li
Batursari < Lasem Kragan
S.
W
S.
S
Printulis <
Pati
Kab. Rembang
Karangmangu Batas Kabupaten
ula e r a n
Kali
SJ.u a n a
Wedung n g
<Kudus
Kab.
Winong %
Kla
Brebes G. Butuk Sale
Pekalongan
<Kdy. <
i
Bulu
S. Lus
teng
Tanjung Tegal
< << <
Kali Wates
Pemalang Wirodeso Waduk Tempuran
l
<
ma
Batang Kendal
Kab. Demak Kalirejo Daerah Fungsional Perkotaan
Ketanggungan Todanan
Co
Kali Lu
S.
Kaliwungu
Weleri
7 LS
si
Kab. Brebes Kab. Tegal
ut
S. W
mb
alu
Blado Gubug <
Ra
Kradenan
ng
% % Ungaran Cepu
nu
G. Pojoktiga S. Kedungjati
gu
Bumijawa G. Kendalisodo
Pe % Randublatung
Ci
li G. Rogojembangan S. B %
% Gundih
int
Purbolinggo cang
a n <
Purwokerto < S. P ek a
< Kertak % Kab. Boyolali Kab. Sragen
< Purbolinggo Banjarnegara G. Sumbing Grabag
Tengaran
<
Gondang
wing
Sampuran Tuban
Mandiraja G. Merbabu Masaran Sragen
S. Kla
<
S. G
S.Ka wu nga
Wangon
Rawalo < %
<
Boyolali
eba
Cit
Waduk Sempor
ng
G. Merapi
Salaman Muntilan
Kab.<
uy
Waduk Wadaslintang
ten
Woryantoro
S. O yo
lo
B. So
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
Arahan pengelolaan kawasan perdesaan di Propinsi Jawa Tengah diarahkan, yakni : Kawasan Prioritas
1. kegiatan yang dikembangkan berupa kegiatan pertanian; Kawasan prioritas merupakan kawasan yang mempunyai nilai strategis dan
2. kegiatan budidaya berkaitan dengan pengembangan pertanian, seperti industri penataan ruangnya diprioritaskan. Tujuan utama dari kawasan prioritas ini adalah
pengolahan hasil pertanian, yang dapat dilakukan di kawasan tersebut. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempercepat pertumbuhan kawasan yang
3. fungsi kegiatan pelayanan perkotaan dikembangkan pada pusat-pusat sangat tertinggal, menjamin upaya pertahanan keamanan negara, dan
permukiman perdesaan potensial meningkatkan daya dukung lingkungan.
4. pola permukiman perdesaan dikembangkan dengan satu pusat permukiman
dengan fungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan pemerintahan. 2.1.3 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA
41
Kawasan Pariwisata
A.3 Holtikultura
Kawasan pariwisata di Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi wilayah
Holtikultura yang ada di Propinsi Jawa Tengah terdiri bawang merah, bawang putih,
pengembangan pariwisata A, dan wilayah pengembangan pariwisata B, pariwisata
kentang, kubis, lombok, cabe, tomat, wortel, kacang panjang, buncis, ketimun,
C, dan pariwisata D.
mangga, rambutan, duku, lengkeng, belimbing, durian, pisang, salak, jeruk, nanas,
pepaya. • Wilayah pengembangan pariwisata A
Obyek yang termasuk dalam lingkup wilayah ini adalah Candi Borobudur,
• Kawasan pertanian lahan kering
Prambanan, Kerato Solo, Keraton Yogya, Museum Sangiran, Candi Sukuh, dan
Sebaran lokasi pertanian lahan kering ada disetiap kabupaten dan kota kecuali kota
obyek-obyek lain yang berada di sepanjang koridor.
Kota Magelang, kota Surakarta, kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
42
d. Kabupaten Semarang seluas 700 Ha berada di KI Bawean, KI Klepu, KI jalur jalan darat keluar kota, banyaknya jalur KA ke kota lain, pelabuhan dan
Susukan; bandara udara;
e. Kabupaten Boyolali seluas 5.850 Ha berada di KI Musuk, Cepogo, Ampel, 4. Sistem pusat permukiman perdesaan, sesuai dengan RTRWN sistem
Boyolali, Teras, Mojosongo; permukiman perdesaan dikembangkan sebagai pusat kegiatan kawasan
f. Kabupaten Klaten seluas 100 Ha berada di KI Klaten Tengah; dan perdesan atau hinterland. Arahan pengembangan pusat permukiman dan
g. Kabupaten Karanganyar seluas 700 Ha berada di KI Sragen. perdesaan yaitu permukiman yang dapat menyeimbangkan antara pusat dan
wilayah belakang sehingga tidak akan memperlebar kesenjangan yang semakin
Kawasan Permukiman
jauh; permukiman perdesaan diarahkan sebagai media transpormasi fungsi
Arahan pengeloaan kawasan permukiman diarahkan untuk daerah dengan
perkotaan kepada kawasan perdesaan, permi\ukiman perdesaan menjadi pusat
permukiman tidak teratur, padat. Daerah sebaran kawasan permukiman yang perlu
distribusi dan koleksi sumberdaya yang diperlukan bagi pengembangan wilayah
mendapat pengeloaan tersebut yaitu Kabupaten Banyumas, Wonosobo, Kudus,
perdesaan.
Demak, Temanggung, Kota Tegal, Kota Pekalongan, Kota Semarang, Kota Salatiga,
Kota Surakarta, Kota Magelang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Sistem Pusat Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Pemalang. Sistem pelayanan perkotaan di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kegiatan Nasional (PKN) diarahkan untuk Kota Cilacap, Kota
2.1.4 ARAHAN PENGEMBANGAN SISTEM PUSAT PERMUKIMAN PERKOTAAN Purwokerto, Kota Kudus, Kota Surakarta, dan Kota Semarang.
DAN PERDESAAN 2. Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW) diarahkan untuk Kota Kroya, Kota
Kebumen, Kota Kutuarjo, Kota Purworejo, Kota Wonosobo, Kota Magelang,
Arahan Permukiman Perkotaan
Kota Kartasura, Kota Klaten, Kota Wonogiri, Kota Cepu, Kota Jepara, Kota
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan perkotaan di Propinsi
Juwana – Pati, Kota Salatiga, Kota Ungaran – Bawen – Ambarawa, Kota
Jawa Tengah yaitu :
Pekalongan, dan Kota Tegal.
1. Jumlah penduduk perkotaan, yang menjadi pertimbangan adalah penduduk
3. Pelayanan Kegiatan Lokal (PKL) diarahkan untuk Kota Majenang, Wangon,
yang bekerja pada bidang non- pertanian;
Ajibarang, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Bobotsari, Purworejo Klampok,
2. Jumlah prasarana kota, yaitu ketersediaan infrastruktur pada suatu daerah
Banjarnegara, Gombong, Karanganyar, Kebumen, Secang, Muntilan, Mungkid,
sehingga dapat mengidentifikasikan sifat kekotaan;
Borobudur, Mertoyudan, Boyolali, Prambanan, Delanggu, Sukoharjo,
3. Kemudahan pencapaian/aksesibilitas, salah satu unsur kota adalah aksesibilitas
Purwantoro, Tawangmangu, Jaten, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Gubug,
yang mudah terhadap daerah lainnya. Prasarana perhubungan yang dijadikan
Godong, Wirosarei, Blora, Lasem, Rembang, Tayu, Pecangaan, Demak,
pertimbangan dalam penilaian sifat kekotaan adalah : jalan arteri, jalan
Temanggung, Parakan, Kendal, Sukorejo, Boja, Weleri, Batang, Kajen,
kolektor, dan jalan lokal. Sedangkan jumlah jalur outlet berupa: banyaknya
Wiradea, Kedungwuni, Comal, Pemalang, Randudongkal, Slawi-Adiwerna,
Bumiayu, Ketanggungan, Kersana, dan Brebes.
43
2.1.5 ARAHAN PENGEMBANGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA ü Peningkatan fungsi jalan dari kolektor primer II ke kolektor primer I untuk ruas
jalan : Pejagaan – Ketanggungan; Ketanggungan – Prupuk, Ajibarang –
Transportasi
Purwokerto, Purwokerto – Sokaraja, Sokaraja – Purbalingga; Randu Dongkal –
Prioritas pembangunan transportasi gunan menunjang pembangunan daerah Jawa Moga, Randu Dongkal – Bobotsari, Purbalingga – Bobot sari, Purbalingga –
Tengah sebagai berikut : Kalmpok, Wiradesa – Kalibening, Kelaibening – Wanayasa, Wanayasa – Batur,
1. Menunjang perkembangan pusat-pusat pertumbuhan wilyah sesuai dengan Batur – Wonosobo, Weleri – Parakan, Prembun – Sleokromo, Jati – Purwodadi,
strategi pembangunan wilayah; Purwodadi – Godong, Surakarta – Purwadadi, Surakarta – Sukaharjo, Sukoharjo
2. Menjamin hubungan transportasi yang baik antara pusat-pusat industri yang – Wonogiri, Wonogiri – Blimbing.
merupakan daerah pengolahan dengan daerah penghasil bahan baku serta ü Pembangunan jalan tol untuk jalur Semarang - Surakarta, Semarang –
mendorong terciptanya pemarataan pembangunan desa-kota; Yogyakarta, Surakarta – Yogyakarta, Surakarta – Yogyakarta, Semarang –
3. Peningkatan kualitas pelayanan yang profesional dari sarana dan prasarana Kudus, Semarang – Batang.
perhubungan terhadap kebutuhan pengguna jasa untuk memperlancar ü Peningkatan kualitas dan perbaikan jalan untuk lintasan : Semarang – Kudus,
perkembangan perekonomian suatu daerah; jalur selatan-selatan Jawa tengah; Pemalang – Batang; dan Solo – Selo –
4. Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana baik melalui peningkatan Borobudur.
operaional dan pemeliharaan atau pembangunan baru; dan ü Peningkatan kualitas dan perbaikan jalur jalan selatan-selatan Jawa Tengah;
5. Membuka jalur-jalur alternatif guna meningkatkan aksesibilitas terhadap ü Pembangunan jalur lingkar selatan Brebes – tegal; Pemalang – Pekalongan;
daerah-daerah pengahsil produksi. Jalan lingkar kota ungaran dan jalan lingkar kota Ambarawa; Jalur Lingkar
Muntilan – Magelang; Peningkatan jalur jalan Magelang – Bawen.
• Perhubungan Darat
ü Peningkatan kualitas jalan untuk meningkatkan daya hubung Semarang –
Arahan pengembangan perhubungan darat angkutan jalan raya adalah Cilacap melalui Banjarnegara – Wonosobo – Temanggung
pengembangan dengan meningkatkan fungsi jalan raya yang ada dan ü Pembangunan prasarana jalan yang menghubungkan Ekcamatan Klepu –
mereailsasikan rencana pembangunan jalan tol Semarang - Batang, Semarang – Kabupaten Boyolali
Kudus, Semarang – Solo, dan Solo – Yogyakarta. Peningkatan sarana penunjang ü Pembangunan jalur alternatif Salatiga – Sukoharjo, jalur alternatif Bumiayu.
terminal baik terminal tipe A, B, dan C. ü Peningkatan kualitas jalur lintas perbatasan propinsi yang meliputi ruas
Pengembangan jaringan transportasi jalan di pusat-pusat pertumbuhan dan Bandungsari – Penanggapan – Cilacap; Tawangmangu – Magetan serta
produksi, serta menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaranya. Wonogiri – Pacitan dan Wonogiri – Gunung Kidul, Klaten – Gunung Kidul,
Adapun program pengembangan transportasi jalan adalah : Sukoharjo – Gunungkidul
ü Peningkatan fungsi jalan dari dari jlan kolektor primer kejalan arteri untuk ruas ü Peningkatan kualitas jalan Cepu – Blora – Purwodadi – Semarang.
jalan : Tegal – Slawi; Slawi – Pripuk, Prupuk – Ajibarang; Ajibarang – Wangon.
44
• Perhubungan Laut terbang Ngloram Cepu, Lapangan terbang Martoloyo-Tegal, dan lapangan
terbang Wirasaba Purbalingga untuk melayani rute penerbangan perintis
Arahan pengembangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang Pelabuhan Tanjung Emas
C.2 Peningkatan jumlah frekuensi penerbangan di Propinsi Jawa Tengah
Semarang sebagai pelabuhan internasional;
1. Pengembangan rute penerbangan Solo – Batam
2. Peningkatan fungsi pelabuhan Tnjung Intan Cilacap sebagai pelabuhan
2. Pengembangan rute penerbangan Semarang – Bandung, Semarang –
internasional dan merupakan pelabuhan utama tersier;
Balikpapan, Semarang – Batam, Semarang – Ketapang – Balikpapan, Semarang
3. peningkatan fungsi pelabuhan Juwana dan Pelabuhan Tegal sebagai
– Batam, Semarang – Ketapang – Pontianak, Semarang – Sampit –
pelabuhan nasional dan merupakan pelabuhan utama tersier;
Palangkaraya, Semarang – Denpasar, Semarang – Yogyakarta, dan Semarang –
4. Pengembangan pelabuhan pengumpul primer di Wonorejo kabupaten Kendal
Cilacap.
dan Pengumpan sekunder di Rembang;
3. Penambahan frekuensi untuk rute penerbangan Semarang – Jakarta, Semarang
5. Pengembangan angkutan peti kemas Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap dengan
– Surabaya dan Semarang – Banjarmasin, dan Semarang – Pangkalan Bun
jaringan strategis yaitu Benoa-Cilacap- Lampung- Singapura;
4. Peningkatan angkutan penerbangan perintis yang dilakukan di Bandara
6. Pengembangan pelabuhan pengumpan primer di Lasem, pelabuhan
Dewandaru – Karimunjawa, lapangan terbang Ngloram Cepu, Lapangan
pengumpan sekunder Jepara, Keburuan Kabupaten Purworejo, Kabupaten
terbang Wirasaba Purbalingga dan lapangan terbang Martoloyo Tegal.
Batang, dan Kaliwlingi Kabupaten Brebes; dan
7. Peningkatan peran terminal peti kemas Jebres – Surakarta untuk
C.3 Pengembangan bandar udara untuk peningkatan kegiatan ekonomi kawasan
mengantisipasi peningkatan volume barang.
belakang dan kegiatan pariwisat, melalui :
• Perhubungan Udara 1. Peningkatan pemantapan fungsi bandara Adisumarmo Solo sebagai bandar
udara pusat penyebaran rute penerbangan luar negeri dan dalam negeri,
Arahan pengembangan sistem perhubungan udara adalah sebagai berikut :
embarkasi haji serta menjaring arus wisatawan
C.1 Pengembangan bandar udara untuk meningkatkan kegiatan ekonomi 2. Peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Ahmad Yani Semarang sebagai
kawasan belakangnya bandar udara pusat penyebaran untuk melayani rute penerbangan luar negeri
3. Peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Tunggul Wulung Cilacap dan
1. Peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Adisumarmo Solo sebagai pintu
Bandara Dewandaru Karimunjawa
masuk penerbangan luar negeri, dan kegiatan pariwisata;
4. Pengembangan lapangan terbang Ngloram Cepu, lapangan terbang Martoloyo
2. peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Ahmad Yani Semarang untuk
– Tegal, dan Wirasaba Purbalingga
melayani penerbangan luar negeri, rute utama, penghubung dan perintis;
3. Meningkatkan dan memantapkan Bandara Tunggul Wulung Cilacap melayani
rute penerbangan utama dan Bandara Dewandaru Karimunjawa, Lapangan
45
Peningkatan kapasitas terpasang listrik untuk kabupaten/kota yang memiliki jumlah
C.4 Peningkatan frekuensi penerbagangan untuk meningkatkan aksesibilitas dan pertumbuhan penduduk yang tinggi khususnya Kota Semarang, Surakarta,
orang dan barang: Magelang, Pekalongan, Tegal, dan Salatiga serta Kabupaten Wonosobo, Brebes,
1. Pengembangan rute penerbangan Solo – Batam Banyumas, dan Banjarnegara
2. Pengembangan rute penerbangan Semarang – Bandung, Semarang –
Banjarmasin - Balikpapan, Semarang – Batam, Semarang – Ketapang – 2.1.6 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS
Pontianak, Semarang – Sampit – Palangkaraya, Semarang – Denpasar,
Kawasan prioritas Propinsi Jawa Tengah meliputi :
Semarang – Yogyakarta, dan Semarang – Cilacap;
3. Penambahan frekuensi untuk rute penerbangan Semarang – Jakarta, Solo –
Kawasan Andalan
Singapura, Solo – Jakarta, Semarang – Surabaya, Solo – Surabaya, Solo – Kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Andalan Propisni Jawa Tengah meliputi
Denpasar, dan Semarang – Pangkalan Bun. Kawasan Cilacap dan sekitarnya, Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali,
4. Peningkatan kegiatan dari Bandara Dewandaru – Karimunjawa, lapangan Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten), Wanarakuti ( Juwana,
terbang Ngloram Cepu, lapangan terbang Wirasaba Purbalingga dan lapangan Jepara, Kudus, dan Pati), Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga,
terbang Martoloyo Tegal. Semarang, Purwodadi), Brengas (Brebes, Tegal, Slawi).
Arahan pengembangan sistem pengairan di Jawa Tengah diarahkan untuk pengembangan pelayanan nasional
meningkatkan efisiensi pemanfaatan, kualitas, dan keterjangkauan pelayanannya. Kawasan yang mempunyai potensi untuk pengembangan pelayanan nasional.
Adapun arahan pengembangan sistem pengairan adalah : Kawasan ini berpotensi secara skala nasional dan salah satunya sudah ada dalam
1. Pengembangan konservasi sumber daya air strategi dan kebijakan nasional. Potensi skala nasional ini baik ditinjau dari fasilitas,
2. Program penyediaan dan pengelolaan air baku tujuan wisata, skala kegiatan, produk daerah, maupun administrasi yaitu ibukota
3. Program pengelolaan sungai, danau dan sumber air lainnya propinsi. Kawasan strategis ini meliputi : Cilacap, Purwokerto, Kawasan Borobudur-
4. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi Prambanan, Surakarta, Kudus, dan Semarang.
5. Pengembangan manajemen distribusi air.
Kawasan prioritas pertumbuhan cepat, pemerataan dan
Energi keseimbangan serta pertumbuhan
Peningkatan kapasitas terpasang listrik perlu dikembangkan di Kabupaten/Kota
yang membutuhkan untuk pengembangan kawasan industri, prioritas utama yaitu • Kawasan pertumbuhan cepat
Kota Semarang, Surakarta, dan Cilacap. Prioritas kedua adalah Kota Tegal, Kawasan yang diindikasikan akan mengalami pertumbuhan cepat karena berpotensi
Purworejo, Kebumen, dan Magelang. baik potensi lokasi yang strategis, memilki produk unggulan, aksesibilitas, sarana
46
dan prasarana yang memadai. Kawasan dengan pertumbuhan cepat ini meliputi A.2 Kawasan Kerjasama Antarkawasan
wilayah Magelang, Kertasura, Klaten, Juwana – Pati, Ungaran – Bawean –
1. Kawasan sentra produksi Rawapening, merupakan kawasan pengembangan
Ambarawa, Pekalongan, Tegal.
sentra produksi pangan (perikanan, peternakan, buah-buahan, dan sayuran)
dengan dukungan sistem agribisnis.
• Kawasan pemerataan dan keseimbangan
2. Kawasan Sosebo (Solo/Surakarta, Selo/Boyolali, dan Borobudur/Magelang)
Kawasan yang berada di wilayah dengan pertumbuhan ekonominya tinggi sehingga
merupakan pengembangan wisata alam, wisata budaya, dan wisata belanja.
perlu penanganan agar tidak lebih jauh ketertinggalannya dari daerah lain. Adapun
daerah yang perlu penyeimbangan tersebut adalah Kabupaten Banjarnegara, dan 3. Kawasan Selatan-selatan merupakan kawasan pengembangan dengan potensi
Grobogan. sumberdaya kelautan dan perikanan, pariwisata, pertambangan dan energi.
• Kawasan Kerjasama Strategis dalam Propinsi, yaitu: 1. Kawasan Majenang dan Sekitarnya, potensi yang dimiliki kawasan ini adalah
hasil pertanian (ketela pohon), peternakan, perkebunan, dan industri (pisang
A.1 Kawasan kerjasama antar daerah kabupaten/kota, meliputi : sale)
1. Kawasan Barlingmascakeb (Banjanegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan 2. Kawasan Cilacap dan Sekitarnya, kawasan ini terdiri dari Cilacap, Adipala,
Kebumen) Buntu, Maos, dan Kroya. Potensi wisata flora, fauna, kebudayaan.
2. Kawasan Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, dan Temanggung) 3. Kawasan Purwokerto dan sekitarnya, kawasan yang meliputi Purwokerto,
3. Kawasan Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara,
Wonogiri, Sragen, dan Klaten) Bobotsari, Purworejo, Klampok. Potensi kawasan yaitu perkebunan teh, panili,
jahe gajah, dan kapuk; kehutanan; perikanan ikan hias; peternakan ayam
4. Kawasan Banglor (Rembang – Blora)
buras, dan sapi perah.
5. Kawasan Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, dan Pati)
4. Kawasan Kebumen dan sekitarnya, kawasan ini terdiri dari kota Gombong,
6. Kawasan Kedungsepur ( Kendal, Demak, Ungaran, Slatiga, Semarang, dan Karanganyar, dan Kebumen. Potensi sektor industri, pariwisata, perdagangan,
Purwodadi) dan pertanian.
7. Kawasan Tangkallangka (Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Kajen) 5. Kawasan Kutoarjo dan sekitarnya, kawasan ini meliputi Kota Semarang. Potensi
pertanian agrobisnis (buah-buahan, sayuran, dll)
8. Kawasaan Bregas (Brebes, Tegal, dan Slawi)
6. Kawasan Bahari terpadu Purworejo, memiliki potensi kelautan.
47
7. Kawasan Masatandur, kawasan ini meliputi Magelang, Salam, Muntilan, 1. Kawasan Konservasi Segara Anakan, Kawasan konservasi Segara Anakan
Borobudur. meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Ciamis;
8. Kawasan Purwantoro dan sekitarnya, Slogohimo, Bulukerto, Kismantoro, 2. Kawasan Dataran Tinggi Dieng
Purwantoro. Potensi di sektorpertanian terutama perkebunan (astiri dan jamu
3. Kawasan Wilayah Sindoro Sumbing, terletak di wilayah Kabupaten Magelang,
mete).
Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara
9. Kawasan Bahari terpadu Rembang dan Bonang-Binangun-Sluke (BBS)
4. Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kaligarang
10. Kawasan Kepulauan Karimunjawa. Potensi kawasan yaitu wisata laut, dan
Sedangkan kawasan perlindungan terhadap bencana alam terdiri dari atas :
perikanan.
1. Kawasan Perlindungan terhadap Bencana dan Tanah Longsor Jawas Tengah
11. Kawasan Bumiayu dan sekitarnya
Bagian Selatan. Secara kewilayahan berada di Kabupaten Kebumen, Cilacap,
Purworejo, banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, dan Magelang
• Kawasan Kerjasama Perbatasan Antar Propinsi
2. Kawasan Penanganan Banjir Jawa Tengah Bagian Utara, kawasan penanganan
Kawasan-kawasan prioritas pengembangan wilayah perbatasan antarpropinsi antara
banjir Jawa Tengah meliputi Kabupaten Kendal, Pemalangm Brebes, Batang
lain adalah :
Kota Pekalongan dan Kota Tegal.
1. Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang)
2. Pawonsari (Pacitan, Wonogiri, dan Wonosari) 2.2 PROFIL KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG
3. Pancimas ( Pangandaran, Cilacap, dan Banyumas) Dalam hal kelembagaan penataan ruang di Propinsi Jawa Tengah untuk lembaga
penyusun Tata Ruang untuk kota atau Kabupaten-kabupaten di Propinsi Jawa
4. Cibening (Cirebo, Brebes, Kuningan)
Tengah sangat tergantung pada jenis rencana yang disusun. Untuk rencana tata
5. Gelangmanten (Magelang, Sleman, dan Klaten) ruang wilayah biasanya disusun oleh Bappeda kabupaten. Untuk lebih jelasnya
lembaga penyusun tata ruang di kota/kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Tengah
6. Purwokulon (Purworejo, dan Kulonprogo)
adalah sebagai berikut:
7. Ratubangnegro (Blora, tuban, Rembang, dan Bojonegoro)
4 Kab. Pekalongan Bappeda Bappeda Bappeda 19. Karanganyar 1999 2 Tahun 1999
20.Grobogan 1993/1994 11 Tahun 1994
5 Kab. Banjarnegara Bappeda Bappeda Bappeda
21. Cilacap - -
6 Kab. Purworejo Bappeda Bappeda Bappeda & Kimprasda
22. Rembang 1994 (Rev) -
BPN Setda
23. Sukoharjo 188.3/180/97-
7 Kab. Blora Bappeda Bappeda Bappeda
21/10/97
8 Kab. Sukoharjo Bappeda Bappeda Bappeda
24. Jepara 1987
25. Sragen 2002
Tabel 2.3 : Status RTRW Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah
26. Boyolali 2002
No Jenis Rencana Tata Ruang Tahun Status Perda 27. Wonogiri 1991 188.3/180/97-
Penyusunan 21/10/97
Nomor Perda Nomor& Tanggal
28. Klaten 1991 188.3/180/97-
& Tanggal Pengesahan
21/10/97
1 Rencana Tata Ruang Wilayah 1990/1991 8 tahun 1992 65.280 / 12
29. Batang
Propinsi (RTRWP) Jawa Tengah Okt.1993
3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota :
2 Rencana Tata Ruang Wilayah
01. Semarang 188.3-90 -
Kabupaten :
1995 1 tahun 1999 26/3/1990
01. Pekalongan 2001 11 Tahun 2001 -
02. Salatiga 1994 / 1995
02. Banjarnegara 1991 - -
2003
03. Blora 1996 / 2001 - -
03. Pekalongan 1984 8 Tahun 1985 135-091 -
04. Purworejo 1995/1996 12 Tahun 1996 -
04/01/1992
05. Brebes 1992 11 Tahun 1994 -
04.Tegal 1993/1994 2 Tahun 1995 -
1999/2000 15 Tahun 2001
05.Surakarta 1993 8 Tahun 1993 -
06. Semarang 1989/1990 2 Tahun 1987 55 Tahun 1989
06. Magelang 1999 4 tahun 1999 -
07. Kendal 1990/1991/1994 2 Tahun 1994 Tahun 1995
08. Kudus 2001 - -
09. Pemalang 1992/1993/1994 3 Tahun 1994 -
10. Banyumas 1993/1994 12 Tahun 1994 Tahun 1995
49
2.3 POTENSI WILAYAH memiliki potensi untuk untuk pertanian tanaman pangan, pariwisata, dan industri
pertambangan.
2.3.1 POTENSI KAWASAN PRIORITAS
• Kawasan Prioritas Karimun Jawa/Tertinggal
Sektor Unggulan
Kawasan prioritas Karimun Jawa meliputi Kabupaten Jepara. Kawasan prioritas
Untuk mengetahui kawasan prioritas di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat di
Jepara memiliki sektor unggulan yakni pariwisata, perikanan, dan kelautan (lihat
masing-masing kabupaten serta sektor-sektor unggulan yang dihasilkan di kawasan
peta potensi dan masalah pada halaman berikut ini).
prioritas tersebut.
Potensi Kawasan Andalan
• Kawasan Prioritas Joglo Semar Kawasan Andalan di Propinsi Jawa Tengah ada tujuh kawasan andalan yang
Kawasan Prioritas Joglo Semar meliputi Kawasan Das Kaligarang, Rawa Pening, tersebar di wilayah ini. Kawasan Andalan ini terbagi menjadi empat kawasan
Subosuka, Tawangmanggu, Pawonsari. Kawasan Joglo Semar memiliki sektor andalan prioritas dan tiga kawasan andalan bukan prioritas. Untuk mengetahui
unggulan yaitu : perdagangan & industri, pertanian tanaman pangan, industri, potensi Kawasan Andalan prioritas di Propinsi Jawa Tengah dapat diuraikan sebagai
pariwisata, pertambangan. berikut :
1. Kawasan Andalan Bregas dsk., meliputi :
• Kawasan Prioritas Jawa Selatan
ü Tegal. Tegal memiliki sektor unggulan dalam kota yaitu tanaman pangan
Kawasan Prioritas Jawa Selatan meliputi Cilacap, Kebumen, Banjarnegara,
dengan fungsi kota sebagai pusat kegiatan wilayah
Purworejo, Segara Anakan. Kawasan prioritas ini diharapkan menjadi wilayah sentra
ü Pekalongan. Pekalongan memiliki sektor unggulan dalam kota yaitu
industri, pariwisata, pertanian tanaman pangan, perikanan, pertambangan, dan
industri kecil dan kegiatan kota yang didukung oleh sektor industri kecil
perdagangan.
dan perdagangan dengan fungsi kota sebagai pusat kegiatan lokal.
• Kawasan Prioritas Pesisir Utara dan Kelautan ü Brebes. Brebes memiliki potensi sebagai pusat pemasaran hasil pertanian
dan perikanan. Kabupaten Brebes mempunyai fungsi kota sebagai pusat
Kawasan prioritas Pesisir Utara dan Kelautan meliputi daerah Tegal, Brebes, Slawi,
kegiatan lokal.
Pekalongan, Jepara, Rembang, dan Pati. Kawasan Andalan Pesisir Utara dan
ü Pemalang. Pemalang memiliki potensi sebagai pusat pemasaran hasil
Kelautan merupakan wilayah sentra industri, pertanian tanaman pangan, perikanan
pertanian dan pusat pengembangan kawasan kehutanan. Kota pemalang
dan perdagangan.
berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah.
51
109 BT 110 BT 111 BT
PETA
KAWASAN ANDALAN DAN
KAWASAN TERTINGGAL
PROPINSI JAWA TENGAH
0
Kep. Karimun
6 LS
0 25 50 Km
Legenda :
! <
7 LS
% %
<Ungaran Kab. Blora
Kawasan Laut
G. Pojoktiga G. Kendalisodo
% %
% G. Ungaran
G. Rogojembangan G. Perahu %
%
G. Slamet Kab. Temanggung G. Segorogunung Kawasan Lindung
0 Kab. Semarang
%
G. Sundoro <Temanggung <
Kdy. Salatiga
Purbolinggo <Wonosobo%
Purwokerto < < Kab. Boyolali Kab. Sragen
Kab. Cilacap
< Banjarnegara <
Kab. Banyumas %
Prop. Jawa Barat
G. Merbabu Sragen
<Banyumas %
<
G. Pupur Kab. Magelang % <Boyolali Surakarta
kab. Wonogiri
8 LS
Samudra Hindia
Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Tema
Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN) untuk perdagangan, hotel & restoran, dan jasa lainnya.
tahun 2001 dan 2002 rata-rata mengalami penurunan yang cukup besar. Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri di Propinsi Jawa Tengah
investasi Tahun 2001 berjumlah 83 dan pada akhir Tahun 2002 berjumlah 58
Jumlah proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk tahun 2002
berarti mengalami penurunan sekitar 30,12%. Sedangkan total nilai investasi juga
mengalami penurunan sebesar 46% pada awal tahun 2001 jumlah investasi
mengalami penurunan yang cukup besar sekitar 1,53 triliun rupiah pada tahun 2002
berjumlah 26 buah dan pada akhir tahun 2002 menurun menjadi 14 buah. Nilai
atau 38,79%. Penurunan investasi di Propinsi Jawa Tengah membawa akibat
investasi PMDN untuk tahun 2001 senilai 2,9 triliun rupiah dan pada tahun 2002
terhadap lapangan kerja yang makin terbatas baik untuk tenaga kerja lokal maupun
senilai 1,54 triliun rupiah, nilai penurunan investasi ini sekitar 47% dari awal tahun
tenaga kerja asing. Investasi di Propinsi Jawa Tengah baik modal dalam negeri
2001. Produksi dari investasi modal dalam negeri berorientasi untuk pemasaran di
maupun modal asing berorientasi pasar untuk di dalam negeri.
dalam negeri.
Penanaman Modal Asing di Propinsi Jawa Tengah Investor dalam negeri di Propinsi Jawa Tengah banyak bergerak pada sektor
Jumlah Proyek untuk Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2002 mengalami industri tekstil, makanan, kimia, kayu, dan kertas. Nilai investasi yang paling besar
penurunan sebesar 22,81% dari tahun 2001 (Tahun 2001 jumlah proyek 57 buah; adalah sektor industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja lokal sebanyak 1392,
Tahun 2002 : 44 buah). Kondisi tersebut membawa pengaruh baik pada rencana dan 11 orang tenaga asing. Sedangkan nilai ekspor tertinggi dicapai sektor industri
investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pemasaran. Nilai investasi rupiah untuk makanan dengan nilai US$ 29,88 ribu, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 194
tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 33% yang pada awal Tahun 2001 orang baik dalam maupun luar.
bernilai 1,024 trilun rupiah menjadi 868 milyar rupiah dan nilai investasi dalam US$
juga mengalami penurunan sebesar 5% dimana awal tahun 2001 sebesar 96,7 ribu
dollars AS menjadi 91,8 ribu dollars AS.
Sedangkan untuk penyerapan lapangan kerja untuk tenaga kerja lokal secara
jumlah mengalami kenaikan sebesar 45% yang pada awal tahun 2001 berjumlah
9.576 jiwa menjadi 13.897 jiwa. Akan tetapi untuk tenaga kerja asing mengalami
penurunan sebesar 15% dimana pada awal tahun 2001 berjumlah 250 menjadi 214
jiwa. Sedangkan produksi penanaman modal berorientasi ekspor mengalami
kenaikan yang cukup besar yaitu 62,28 %.
Sektor yang paling banyak menjadi sasaran investor asing di Propinsi Jawa Tengah
adalah sektor industri kayu dengan nilai US$ 22 ribu. Sedangkan nilai ekspor yang
paling banyak memberikan kontribusi terhadap Propinsi Jawa Tengah adalah sektor
53
BAB III
PERMASALAHAN DAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
M
enurut RTRW Propinsi Jawa Tengah Tahun 2001 luas kawasan lindung
di wilayah Jawa Tengah seluas 281.190 ha atau 7,64% dari luas wilayah
propinsi tersebut. Luas wilayah kawasan lindung tersebut dikhawatirkan
dari tahun ketahun semakin mengecil dan dijadikan kawasan budidaya.
Kecenderungan ini terlihat banyaknya penebangan-penebangan hutan-hutan lindung
yang ditebangi secara liar dan tidak terkendali khususnya masyarakat disekitarnya.
54
a. Pusat-pusat pertumbuhan yang telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah 3.1.4 PERMUKIMAN
pengembangan di Jawa Tengah belum berfungsi secara efektif melayani daerah
Permasalahan yang dihadapi bidang permukiman di Propinsi Jawa Tengah tidak
hinterlandnya.
terlepas dari permasalahan yang ada sekarang. Adapun permasalahan yang
b. Banyak penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan fungsinya terutama dengan
mempengaruhi sektor permukiman tersebut adalah :
adanya kegiatan budidaya pada kawasan lindung.
Ø Laju pertumbuhan penduduk perkotaan tinggi, yaitu 8,24% per tahun tidak
c. Terjadinya ketimpangan antar wilayah dan disparitas yang cukup besar antara
sebanding dengan pertumbuhan perumahan pada saat ini.
wilayah Pantai Utara, Tengah dan Selatan sebagai akibat belum meratanya
Ø Arus migrasi tinggi terutama ke kota-kota besar (Semarang) sehingga berdampak
sarana dan prasarana wilayah.
pada menurunnya kualitas lingkungan hidup yang layak.
Untuk mengetahui masalah-masalah pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah
Ø Tumbuhnya kawasan permukiman yang tidak teratur dan semakin
dapat dilihat pada gambar potensi dan masalahan pengembangan wilayah di Propinsi
berkembangnya kawasan kumuh di kawasan perkotaan.
Jawa Tengah.
3.1.5 INDUSTRI
3.1.3 PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN
Sektor perindustrian di Propinsi Jawa Tengah belum kondusif khususnya pada dunia
Kota-kota maupun kota kabupaten di Propinsi Jawa Tengah berkembang di wilayah
usaha dan investasi. Adapun permasalahan-permasalahan sektor industri pada saat
utara atau sekitar pantai utara dan sebagian wilayah bagian selatan. Dengan
ini adalah :
berkembangnya kota-kota yang hanya berkembang pada pesisir-pesisir pantai
• Konflik pemakaian lahan industri serta penataannya.
mengakibatkan jaringan transportasi darat lebih banyak terkonsentrasi di bagian
• Prasarana dan sarana untuk pengembangan industri kurang memadai.
utara dan selatan, sedangkan jalur bagian tengah masih relatif terbatas, sehingga
mengakibatkan terjadinya kesenjangan perkembangan daerah. Adapun 3.1.6 PARIWISATA
permasalahan-permasalahan lain untuk sarana dan prasana di Propinsi Jawa Tengah
Sektor pariwisata di Propinsi Jawa Tengah belum memberikan kontribusi yang
pada saat ini adalah :
berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Belum tersentuhnya sektor pariwisata
Ø Kurangnya sarana transportasi seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara, stasiun
Jawa Tengah dapat dilihat dari permasalahan-permasalahan pada saat ini, seperti :
KA, terminal bis yang masih belum memadai, khususnya bagi pelabuhan laut dan
• Rendahnya pelayanan karena keterbatasan prasarana dan sarana.
udara untuk hubungan internasional;
• Kurangnya minat investor dalam pengembangan pariwisata.
Ø Prasarana pengairan waduk-waduk dan jaringan pengairan untuk kegiatan non
• Kurang promosi baik dalam negeri maupun luar negeri.
pertanian belum memenuhi kebutuhan seperti untuk kegiatan industri dan
permukiman.
55
a. Baru terbentuk satu MOU kerjasama lintas kabupaten/kota dan sekretariat
3.2 PERMASALAHAN BIDANG PENATAAN RUANG bersama pada kawasan strategis Kedungsempur.
PROPINSI JAWA TENGAH b. Belum terfasilitasinya kerjasama antar Pemda dalam satu kawasan secara
optimal.
3.2.1 BELUM MANTAPNYA RTRWP SEBAGAI BASIS PEMBANGUNAN WILAYAH
3.2.3 BELUM OPTIMALNYA PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DI DAERAH
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah untuk saat ini merupakan
penyusunan RTRWP Tahun 2001. Walaupun merupakan hasil kajian dari RTRWP Penyelenggara Tata Ruang di Daerah yang berada pada wewenang dinas-dinas
sebelumnya tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang ada hingga saat ini. terkait belum memperlihatkan hasil-hasil yang optimal akibat kurangnya koordinasi
Hal yang mendasar dari penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa sehingga menimbulkan beberapa permasalahan.
Tengah yakni belum diperdakannya RTRWP tersebut sehingga menimbulkan Belum optimalnya Penyelenggara Penataan Ruang di Daerah,
permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
seperti:
Ø Tidak ada kesepakatan kabupaten maupun kota terhadap RTRWP sehingga
ü Peran dan fungsi TKPRD belum optimal;
belum dapat disosialisasikan secara luas.
ü Masih terbatas apresiasi anggota legislatif di bidang tata ruang;
Ø Tidak adanya rencana operasional RTRWP ( rencana yang lebih detail). Kecuali
ü SDM dalam penataan ruang masih sangat terbatas baik dalam perencanaan,
untuk penyusunan Kawasan Strategis/Andalan/Tertentu dari 17 kawasan yang
pemanfaatan maupun pengendalian;
ditetapkan (4 RTR). Di samping itu belum disusun RTR Kawasan perbatasan
ü Penyebaran informasi tentang penataan ruang masih terbatas.
propinsi (lima kawasan perbatasan).
Ø Belum tersedianya pedoman operasionalisasi RTRWP yang lengkap. Terjadinya konflik rencana penataan ruang dengan teknis
Ø Belum dikembangkannya sistem operasionalisasi RTRWP antara lain karena : dilapangan, seperti :
1. Fungsi TKPRD belum optimal.
ü Terjadinya konflik tata ruang;
2. Forum konsultan lokal dan regional lintas wilayah/sektor belum efektif.
ü Kualitas dokumen tata ruang masih kurang;
3. Sistem informasi penataan ruang belum dikembangkan.
ü Pengendalian pemanfaatan ruang belum efektif;
Ø Belum adanya mekanisme pengendalian RTRWP yang baku.
ü Masih banyaknya permasalahan penataan ruang lintas wilayah dan sektor,
3.2.2 BELUM OPTIMALNYA PEMBINAAN PENGELOLAAN KAWASAN terutama antara daerah hulu dan hilir.
56
3.3 PERMASALAHAN SEKTOR DI KAWASAN STRATEGIS
57
PETA
Merupakan kawasan cepat Kepulauan Karimun yang POTENSI DAN MASALAH
Adanya konflik sektoral an
tumbuh yg memerlukan du relatif terisolir dari pusat PENGEMBANGAN WILAYAH
tara industri, pertambangan
kungan perencanaan yg perkembangam di dara DI PROPINSI JAWA TENGAH
dgn sektor pertanian rakyat
tepat dan penyediaan sara tan P. Jawa menjadi dae
di Kab. Kudus dan Kab. Blora
na-prasarana yg memadai rah tertinggal
0 25 50 Km
Kep. Karimun
Legenda :
%
G. Pupur Kab. Magelang % < Surakarta
G. Merapi Boyolali < 4. Tingginya laju pertumbuhan penduduk perkotaan (8,2%),
Kab. <
Karanganyar telah menimbulkan permukiman kumuh di perkotaan dan
kab. Wonogiri
Samudra Hindia
Adanya ketimpangan per Pegunungan kapur di pantai Pertumbuhan daerah perkota Adanya ketidakserasian pe
kembangan wilayah anta Selatan perlu dikonservasi. an di perbatasan dengan DIY manfaatan ruang antara ka Peta Dasar Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
ra Jateng Utara, Tengah Pengelolaan SDA umumnya memerlukan adanya pemadu bupaten di perbatasan
Tema
dan Selatan masih kurang memperhatikan serasian pemanfaatan ruang Jawa Tengah - Jawa Timur
Nama File Peta Masalah Jateng.WOR
azas lingkungan
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
kekauatan hukum yang mengikat khususnya RTRW tersebut dengan peraturan
3.4 KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENATAAN daerah;
RUANG DI PROPINSI JAWA TENGAH 5. Kabupaten Banyumas. Produk RTRW kabupaten ini disusun tahun 1994
sehingga perlu revisi dan atau penyusunan kembali RTRW kabupaten tersebut,
3.4.1 KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
dan juga kurangnya tenaga perencana dalam pentaan ruang sehingga
Hasil identifikasi permasalahan terkait dengan pengembangan wilayah dan penataan pemerintah perlu bantek dan bintek untuk kabupaten ini. Disamping itu, konflik
ruang kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : penggunaan pemanfaatan ruang yang selalu terjadi antara penggunaan ruang
1. Kabupaten Boyolali. Adanya pengembangan kawasan wisata Pengging di sektor pariwisata dengan konservasi alam;
Kabupaten Boyolali diperlukan suatu rencana tata ruang yang sifatnya 6. Kabupaten Blora. Adanya potensi sektor minyak dan gas bumi di Cepu
operasional/teknis seperti rencana detil tata ruang kawasan dan lebih lanjut diperlukan RTRW yang lebih teknis dari RTRW Kabupaten tersebut;
pada rencana teknis ruang kawasan wisata. Untuk itu pemerintah dapat 7. Kabupaten Jepara. Adanya kawasan yang tertinggal pada wilayah kabupaten
memberikan bantuan teknis khusus untuk lingkup wilayah wisata pengging tersebut yaitu di pulau Karimun perlu penanganan yang khusus untuk daerah
tersebut; tertinggal di pulau Karimun;
2. Kabupaten Wonosobo. Adanya perubahan fungsi kawasan lindung menjadi 8. Kabupaten Kudus. Adanya konflik penggunaan lahan khususnya sektor pertanian
kawasan budidaya yang menimbulkan kerusakan lingkungan di Kabupaten lahan produktif dengan penggunaan lahan industri di Kabupaten tersebut;
Wonosobo. Dengan adanya perubahan fungsi kawasan ini perlu adanya 9. Kabupaten Pekalongan. Perlu Bintek & Bantek Bidang Penataan Ruang (karena
pengendalian dari fihak pemerintah disamping itu belum diperdakannya RTRW Ibukota Kab. Pindah dari kota Pekalongan ke Kec. Kajen maka perlu RTR Kota
kabupaten tersebut tidak ada hukum yang mengikat terhadap produk RTRW yang belum tersusun);
tersebut; 10. Kabupaten Banjarnegara. RTRW yang sudah tidak berlaku sehingga perlu revisi
3. Kabupaten Kebumen. Kurangnya perlindungan kawasan lindung khususnya dan atau penyusunan kembali RTRW kabupaten tersebut;
kawasan lindung resapan air mengakibatkan dampak terhadap keberadaan 11. Kabupaten Semarang. Perlu revisi RTRW kabupaten;
persediaan air cadangan di Kabupaten tersebut; 12. Kabupaten Kendal. Perlu revisi RTRW;
4. Kabupaten Sragen. Penyusunan RTRW kabupaten ini disusun pada tahun 1992 Untuk kabupaten selain yang telah dibahas di atas permasalahannya yaitu perlu
sehingga untuk saat ini RTRW tersebut sudah banyak penyimbapangan yang adanya revisi kabupaten dan kota.
terjadi dilapangan. Untuk kasus Kabupaten Sragen perlu adanya revisi RTRW
3.4.2 KEBIJAKAN SEKTOR STRATEGIS
kabupaten, disamping itu harus adanya kebijkan yang diarahkan untuk
perlindungan kawasan Cagar Budaya Purbakala Sangiran dan kawasan pertanian Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kawasan strategis di Propinsi Jawa
produktif yang selalu mengalami perubahan fungsi sehingga perlu adanya Tengah sesuai hasil Konreg tahun 2001, kebijakan pemerintah diarahkan sesuai
59
dengan permasalahannya. Adapun kebijakan untuk sektor strategis sesuai dengan
hasil konreg 2001 ditabulasikan sebagai berikut:
Usulan Dukungan Bidang
Kawasan Prioritas dan
Permukiman & Prasarana Wilayah
No. Kabupaten/Kotamadya Sektor Unggulan
yang Utama (Jangka Menengah
(Jangka Menengah 2004)
2004)
1. Propinsi Jawa Tengah
Kawasan Andalan Prioritas :
1. Kawasan Joglo Semar : - Perdagangan Bid. Penataan Ruang :
- Das Kaligarang & Industri 1. RDTR Kaw. Sindoro Sumbing.
- Rawa Pening - Pertanian 2. RDTR DAS Kaligarang
- Subosuko Tanaman 3. Tata Ruang Kaw. Pantai Utara.
- Tawangmangu Pangan 4. Tata Ruang perbatasan Pesisir.
- Pawonsari - Industri
- Pariwisata Bid. Prasarana Wilayah :
- Pertambangan 1. Pengembangan jalan Nasional,
Propinsi.
2. Jawa Selatan - Industri 2. Pengelolaan Jalan Kabupaten.
- Cilacap - Pariwisata 3. Pemulihan jalan negara/propinsi
- Kebumen - Pertanian
- Banjar negara Tanaman Bid. Perkotaan & Perdesaan :
- Purworejo Pangan 1. Air Bersih Sukoharjo.
- Segara Anakan - Perikanan 2. Air Bersih Boyolali.
- Pertambangan 3. Air Bersih Kebumen, Cilacap.
- Perdagangan 4. Drainase Sukoharjo.
5. O & M Sanitasi Surakarta.
3. Pesisir Utara dan Kelautan - Industri 6. Prasarana desa nelayan Pekalong-
- Tegal - Pertanian an, Batang, Pati, Rembang, Jepara
- Brebes Tanaman Cilacap.
- Slawi Pangan
- Pekalongan - Perikanan Bid. Perumahan & Permukiman :
- Jepara - Perdagangan 1. Perbaikan program & Sarana
- Rembang perumahan(KIP/PLPN) & perema-
- Pati jaan kaw. Kumuh : Surakarta-
Sukaharjo-Salatiga-Temanggung-
4. Sindoro Sindur - Pertanian Batang-Tegal-Pekalongan
- Pekalongan Tanaman
- Kaw. Dieng Pangan Bid. Sumberdaya Air :
- Wonosobo - Pariwisata 1. Pengelolaan SDA & Konservasi SDA
- Batang - Industri 2. Penyediaan Air Baku
Pertambangan 3. Pengelolaan Sumber Air & Pengen
dalian Banjir.
4. Pengembangan & Pengelolaan
jaringan irigasi.
60
PETA
Penataan ulang pemanfaat Penanganan berbagai masa Strategi pengembangan wila Penataan ulang pola pemanfa PROGRAM TATA RUANG
an ruang di sepanjang jalur lah penataan ruang di daerah yah tertinggal Kepulauan atan ruang wilayah Cepu dan YANG DIPERLUKAN
Pantura agar aksesibilitas perkotaan Karimun Kudus untuk mengatasi konflik PROPINSI JAWA TENGAH
antar wilayah dapat terjamin sektoral pertanian dgn industri
dan pertambangan
0 25 50 Km
Kep. Karimun
Legenda :
%
G. Pupur Kab. Magelang % < Surakarta kotaan
G. Merapi Boyolali <
Kab. <
Karanganyar
kab. Wonogiri
Samudra Hindia
Tema
Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
jangan perkembangan dengan Jawa Tengah dengan DIY Jawa Tengah dengan Jawa
Nama File Peta Program Tata Ruang Jateng.WOR
Jateng bagian Utara Timur
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
PETA
Penyusunan Sistem Informa PELAKSANAAN KEGIATAN
Bintek Penyiapan Rencana
si dan Dokumentasi Penata BINTEK DAN BANTEK DI
Tata Ruang Kota Tegal
an Ruang Wilayah Tengah PROPINSI JAWA TENGAH
(2002)
(kasus utama Jateng)
(2003)
0 25 50 Km
Kep. Karimun
Legenda :
Kab. Pemalang
Kab. Batang Kab. Kendal
Kendal
! <Blora
Kab. Tegal
<
Kab. Grobogan
% %
<Ungaran Kab. Blora
G. Pojoktiga G. Kendalisodo
% %
% %
% G. Rogojembangan G. Perahu G. Ungaran
G. Slamet G. Segorogunung
Kab. Semarang
Purbolinggo
%
G. Sundoro <Temanggung <
Purwokerto < < Kab. Boyolali Kab. Sragen
< < %
Wonosobo
Kab. Cilacap Kab. Banyumas Banjarnegara % <Sragen
<Banyumas < G. Merbabu
Prop. Jawa Barat
%
G. Pupur Kab. Magelang % < Surakarta
G. Merapi Boyolali <
Kab. <
Karanganyar
kab. Wonogiri
Samudra Hindia
Tema
JUMLAH
9970 5015 1056 729 1062 3300 4434 820 262 822 314 147