Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok

masyarakat (Comunnity).Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau

komunitas.Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit pemeliharaan dan

peningkatan,penyembuhan,serta pemulihan kesehatan.

Menurut UU No.52 tahun 2009 keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

yang terdiri atas suami istri, dan anaknya.

Keluargaadalahdua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah

tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing – masing menciptakan

serta mempertahankan kebudayaan ( Friedman,2010)

Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada

didalam keluarga dan masyarakat.Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial

yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, social

budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan

komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai

kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara

optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumberdaya masyarakat sebagai modal

1
dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari

masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah

angka kematian ibu dan anak pemerintah merencanakan program safe motherhood yang

berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan

antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan

dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita.

Keluarga Bapak.R terdiri dari 2 anggota keluarga dengan permasalahan kesehatan

yang terdapat pada masing-masing anggota keluarga Bapak.R selaku kepala keluarga

tidak memiliki permasalahan, sedangkan Ibu.M tidak mengetahui tentang apa saja tanda-

tanda bahaya kehamilan yang seharusnya ibu harus mengetahuinya.

Dari satu masalah tersebut nantinya akan menjadi perioritas dan harus segera

mendapatkan penanganan, disamping juga yang harus dicari solusinya.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan derajat pengetahuan kesehatan dalam keluarga sehingga

terwujud keluarga sehat sejahtera.

2. tujuan khusus

a. untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Bapak.R terutama ibu tetang

pentingnya tanda bahaya kehamilan.

2
C. Manfaat

Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Bapak.R bermanfaat

Untuk :

1. Bagi Keluarga Bapak.R

a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan keluarga

yang bahagia, sejahtera dan bekualitas

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan keluarga

2. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan keterampilan dalam kegiatan pelayanan komunitas.

b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.

3. Bagi Puskesmas

a. Sebagai bahan rencana tindak lanjut program puskesmas mengenai kesehatan

keluarga

b. Meningkatkan cakupan KIA (k1, k4, persalinan linakes (persalian tenaga

kesehatan), deteksi resiko tinggi, imunisasi, posyandu dll).

4. Bagi Masyarakat

Membantu menemukan masalah kesehatan yang ada di Gampong Pasi Pinang terkait

masalah kesehatan ibu dan anak.

5. Bagi Institusi Pendidikan

Merupakan tempat untuk pencapaian kompetensi mahasiswa sesuai dengan

kurikulum pendidikan pada prodi DIII kebidanan Meulaboh, sebagai sarana promosi

institusi pendidikan kebidanan kepada masyarakat dan salah satu bentuk pengabdian

masyarakat.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin “communitas” yang berarti kesamaan, dan juga

“communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai

kelompok orang yang berada disuatu lokasi/daerah area tertentu ( Meilani, Niken dkk,

2010 : 1 )

B. Konsep Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu

rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana

antara satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraks. Bila salah satu

anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperwatan, maka akan

berpengaruh terhadap anggota anggota yang laindan keluarga keluarga yang ada di

sekitarnya.

2. Bentuk Tipe Keluarga menurut Effendi (19980)

a. Keluarga inti (Nurclear family) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak.

b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah kluarga inti di tambah sanak saudara

, misalnya nenek,kakek, keponaan ,saudara sepupu, paman ,bibi , dan sebagainya

4
c. Keluarga berantai (Serial Familly ), adalah keluarga yag terdiri dari wanita pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluaga inti.

d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian

atau kematian

e. Keluarga berkomposisi , adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup

secara bersama-sama

f. Keluaraga kabitas (Cobition), adalah dua orang yang menjadi atau tanpa

pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

Pemegang kekuasaan keluarga menurut Effendi (1998)

Bentuk Tipe Keluarga menurut Effendi (1998).

a. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.

b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu.

c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

pihakayah dan ibu.

4. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:

5
a. Peranan ayah

b. Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik,

pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota

masyarakat dari lingkungannya.

c. Peranan ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan

pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta

sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan

dalam keluarga.

d. Peranan anak

Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik,

mental maupun spiritial.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis

Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi

kebutuhan gizikeluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.

b. Fungsi psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.

c. Fungsi sosial

1) Membina sosialisasi pada anak.

2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.

6
d. Fungsi ekonomi

1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhankeluarga.

2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

e. Fungsi Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan

membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang,

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.

6. Gambaran Keluarga Sehat

Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.

b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila

timbul masalahkesehatan pada salah satu anggota keluarga.

c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.

d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.

e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah

kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat

7
kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita.

Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan

kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.

Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam keluarga.

Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga

adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.

Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra

kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa

interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui

peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra

sekolah.

C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu

suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-

langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya

dari gangguan kesehatan.

Langkah-langkah kebidanan komunitas:

1. Identitas masalah

Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan

sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif)

dan secara tidak langsung (data obyektif).

8
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat

melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi

pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini

adalahpengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga

sebagai sasaran pemeriksaan.

2. Data Desa

Data desa meliputi:

a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan

pemeriksaan).

b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian,

pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).

c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).

d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,

pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).

e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga

swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).

f. Data keluarga

Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.

Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan

kotoran).

9
3. Analisa dan Perumusan Masalah

Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah

kesehatan lingkungan di komuniti.

a. Analisis

Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu

dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis

ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan

dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta

faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan

masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

4. Rencana dan Tindakan

Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebannya, maka

disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan

rencana yang disusun:

a) Rencana

Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas

dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk

pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana

pelaksanaan.

Di dalam pelaksanaan mencakup:

10
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga.

Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan,

kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup:

1) Tingkat kesehatan lingkungan.

2) Frekuensi penyuluhan.

3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.

b) Tindakan

Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan

perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga

tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga

menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.

5. Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil

yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil

bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila

tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil

mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan

terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

D. Konsep Permasalahan Keluarga

11
Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan permasalahan dalam keluarga Tn.R yaitu

ibu belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

E. Materi Konseling Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan-keadaan pada ibu hamil yang

mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya selama kehamilan.Tanda-tanda

bahaya dalam kehamilan dapat terjadi kapan saja.Mungkin ketika kehamilan masih muda,

mungkin juga pada kehamilan lanjut.Tidak jarang pada saat-saat menjelang

persalinan.Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai sehingga ibu hamil dan

anak yang dikandungnya sehat dan selamat. (Ubaydillah, 2000).

A. Tanda - tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan pervaginam

Setiap perdarahan keluar dari lubang vagina pada ibu hamil setelah 28 minggu

disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian

penuh, karena merupakan tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu dan atau

janinnya. Perdarahan dapat keluar sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama ibu

menderita anemia berat. Perdarahan dapat juga keluar sekaligus banyak yang

menyebabkan ibu syok, lemas/nadi kecil, dan tekanan darah menurun.

Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya

adalah perdarahan yang banyak, berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak

selalu disertai dengan nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau

absruptio plasenta.

12
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa dan

abruptio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi

pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian

atau seluruh permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah suatu keadaan dimana

plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.

2. Demam yang tinggi

Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4° Celsius) pada

trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya keguguran

dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan

meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur

3. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi apabila

ibu kurang istirahat, kecapean, atau menderitan tekanan darah tinggi. Sakit kepala

yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang

menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala

yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur

atau berbayang. Assesmen yang mungkin adalah gejala preeklampsi

4. Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam

kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan

keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya

13
pandangan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan

sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin adalah gejala dari preeklampsia.

Pada preeklampsia tampak pembengkakan pada retina, penyempitan setempat atau

menyeluruh apda satu atau beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat.

Retinopalatia arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun.

Keadaan tersebut tak tampak pada pre eklampsia keculai bila terjadi atas dasar

hipertensi menahun atau penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata

menunjukkan adanya preeklampsia walaupun demikian vasospasmus ringan tidak

selalu menunnjukkan pre eklampsia ringan.

Pada preeklamsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan buta

sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan

merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera. Biasanya setelah

persalinan berakhir, retina melekat kembali dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan

penglihatan secara tetap jarang ditemukan.

5. Bengkak di wajah dan jari tangan

Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam

jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari kenaikan berat badan serta

pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul pada muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain.

Asessmen yang mungkin adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau

preeklampsia.

6. Keluar cairan pervaginam

14
Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya karena dapat

menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga

dapat diikuti dengan keluarnya bagian kecil janin seperti tali pusat, tangan, atau kaki.

Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan apalagi bila belum

cukup bulan harus segera datang ke rumah sakit dengan fasilitas memadai. Assesmen

yang mungkin adalah Ketuban Pecah Dini (KPD).

Diagnosis ketuban pecah dini didasarkan pada riwayat hilangnya cairan vagina dan

pemastian adanya cairan amnion dalam vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila

terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan

masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan

terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas

dan mortalitas perinatal, dan penyebabkan infeksi pada ibu.

Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan membran atau

meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh karena kedua faktor

tersebut.Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang

dapat berasal dari vagina dan serviks.

7. Gerakan janin tidak terasa

Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu

dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan

melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan

janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan

dan minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin

15
mulai berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah

kematian janin dalam rahim

Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu

kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan.Ini menyebabkan komplikasi pada

sekitar 1 % kehamilan. Penyebab yang berakitan antara lain komplikasi plasenta dan

tali pusat, penyakit hipertensi, komplikasi medis, anomali bawaan,infeksi dalam

rahim dan lain-lain. Kematian janin harus dicurigai bila ibu hamil mengeluh tidak

terasa gerakan janin, perut terasa mengecil, dan payudara mengecil. Selain itu dari

hasil pemeriksaan DJJ tidak terdengar sementara uji kehamilan masih tetap positif

karena plasenta dapat terus menghasilkan hCG.

8. Nyeri perut yang hebat

Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan. Apabila

perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sedikit saja dan

terasa sangat keras seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini

menandakan terjadinya solusio placenta

Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada akhir kehamilan akibat dari kontraksi dari

rahim ibu yang akan mengeluarkan isi dalam kandungan atau bayi. Jadi harus dapat

dibedakan apakah nyeri perut tersebut disebabkan karena ibu kan melahirkan atau

terjadi abrupsio plasenta.

B. Sikap yang harus dilakukan keluarga

1. Jangan panik

16
2. Mencari dan mempersiapkan transportasi

3. Segera bawa ibu ke tempat bidan, puskesmas, RS, atau pelayanan kesehatan yang

lain

C. Cara mencegah dan Mengantisipasi

Dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin

sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko

ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.Jadi semakin dini masalah dideteksi,

semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi.Juga

harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi

mendapatkan masalah kemudian.

Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan:

1. ANC secara rutin

2. Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti : sayuran hijau, lauk, buah,

susu hamil / susu kedelai / kacang hijau

3. Istirahat cukup

4. Olahraga ringan misalnya: jalan-jalan

5. Dukungan dari keluarga

6. Hindari stres dengan tidak berpikir berat

7. Jangan melakukan pekerjaan yang terlalu bErat atau beresiko dan jangan capek

8. Bila timbul keluhan yang meresahkan, segera pergi ke tenaga kesehatan atau tempat

pelayanan kesehatan

17
9. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih

intensif.

10. Hindari rokok, alkohol, dll

18
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

1. Kunjungan I

S : Ibu mengatakan bahwa ia tidak mengerti tentang bahaya kehamilan, ini

merupakan kehamilannya yang pertama.

O : K/U : Baik, TD : 100/70 mmHg, P : 78 x/m, RR : 22x/m, conjungtiva : tidak

anemis, sklera : tidak ikterik, Dada : Simetris.

A : Ibu M usia 28 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 13 Minggu dengan kehamilan

Normal

P : 17.30 wib s/d selesai

- Melakukan pendekatan interpersonal dengan ibu

- Memberitahukan ibu semua hasil pemeriksaan yang dilakukan, ibu mengerti

dan mengetahuinya

- Meminta Persetujuan ibu untuk dijadikan keluarga binaan mahasiswa, ibu

bersedia menjadi keluarga binaan mahasiswa.

- Melakukan pengkajian secara umum sesuai dengan form pengkajian, sudah

dilakukan.

- Melakukan pengkajian tentang tentang pemahaman ibu terhadap buku KIA

yang dimilikinya, ibu masih kurang paham tentang isi buku KIA

- Membuat janji dengan ibu untuk datang kembali dan melakukan pengkajian

data lebih lanjut.

19
2. Kunjungan II

S : Ibu mengatakan bahwa ia tidak mengerti tentang bahaya kehamilan.

O : K/U : Baik, TD : 100/80 mmHg, P : 78 x/m, RR : 22x/m, conjungtiva : tidak

anemis, sklera : tidak ikterik, Dada : Simetris.

A : Ibu M usia 28 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 13 Minggu dengan kehamilan

Normal

P : 21.00 wib s/d selesai

- Memberitahukan ibu semua hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan

mengetahuinya

- Melakukan pengkajian ulang sesuai pada ibu, sudah dilakukan.

- Menjelaskan tentang isi buku KIA pada ibu,ibu mengerti dan memahaminya.

- Memberikan materi penyuluhan tanda bahaya kehamilan pada ibu, ibu

mengerti dan memahaminya.

- Membuat janji dengan ibu untuk datang kembali dan melakukan evaluasi

( Tanya jawab)

3. Kunjungan III

S : Ibu mengatakan telah mengetahui tanda bahaya pada ibu hamil seperti yang

telah di beri tahu oleh mahasiswa penyuluhan .

O :K/U : Baik, TD : 110/70 mmHg, P : 78 x/m, RR : 22x/m, conjungtiva : tidak

anemis, sklera : tidak ikterik, Dada : Simetris.

A :Ibu M usia 28 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 13 Minggu dengan kehamilan

Normal

20
P : 16.25 wib s/d selesai

- Memberitahukan ibu semua hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan

mengetahuinya

- Menanyakan kembali pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan, ibu dapat

menjelaskan kembali.

- Melakukan evaluasi kepada ibu dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan, ibu dapat menjawabnya

21
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Bapak.R yaitu masalah yang terdapat

pada keluarga Bapak.R yaitu pada isternya Ibu.M dengan kurang nya pengetahuan tentang tanda

bahaya pada ibu hamil.Mahasiswa mengambil solusi memberikan penyuluhan tentang tanda

bahaya pada Ibu.M

BAB V

22
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan pada setiap

keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya, bentuk pemberian pelayanan yang

dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan khususnya

kesehatan ibu dan anak . kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan akhir untuk

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi . Dari berbagai penyuluhan yang

telah di lakukan di harapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

permasalahan kesehatan mereka sehingga di harapkan masyarakat lebih mandiri dalam

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkunganya . Begitu juga dengan keluarga

Bapak.R setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada ,kini

keluarga Bapak.R sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah

kesehatannya

B. Saran

1. Kepada mahasiswa

Mahasiswa diharapkan lebih dapat mengenali lebih dalam lagi mengenai kesehatan

keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada keluarga.

2. Kepada keluarga

Dengan diadakanya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah

kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.

3. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat memberikan semagat bagi para

mahasiswi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hani, ummi, Jiarti Kusbandiyah, Marjati. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.

Salemba Medika: Jakarta

Kemenkes RI, 2017. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar minimal

Kehamilan.DiunduhpadaTanggal 01 April 2017.

KementerianKesehatan RI. 2016.KesehatanIbudanAnak. KementerianKesehatandan JICA 1997:

Jakarta

Klein. 2013. Asuhan Keluarga Berencana dan Ilmu Kandungan. EGC: Jakarta

Kusmiati, Kusuma dan Janni. 2013. Asuhan Kebidanan dan Perawatan Ibu Hamil.Fitramaya:

Yogyakarta.

Hamidah ,Syarifudin 2009 .kebidanan komunitas .jakarta .EGC

24

Anda mungkin juga menyukai