Abstrak
Setiap orang memiliki rasa harga diri mengenai kehormatan dan rasa harga diri mengenai nama
baik. Tindak pidana penghinaan (beleediging) yang dibentuk oleh pembentuk undang-undang, baik
yang bersifat umum, maupun yang bersifat khusus, ditujukan untuk memberi perlindungan bagi
kepentingan hukum mengenai rasa semacam ini. Tentang tindak pidana penghinaan (pencemaran
nama baik), ada yang merupakan penghinaan umum dan ada penghinaan khusus yang diatur dalam
KUHP. Jurnal ini menggunakan metode penelitian normatif dengan mengkaji pengaturan hukum
mengenai tindak pidana pencemaran nama baik. Sumber data yang digunakan dalam tesis ini adalah
data sekunder dan digolongkan atas bahan hukum primer yang terdiri dari KUHP, Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, bahan hukum sekunder yang terdiri dari buku – buku dan peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan pertanggungjawaban pidana dalam hal surat yang berindikasi adanya
delik pencemaran nama baik yang dilakukan oleh advokat dalam melaksanakan tugasnya sebagai
kuasa klien. Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian normatif maka metode pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan studi Pendekatan Perundang-Undang an (Statute Approach)
dan pendekatan konseptual ( Conceptual Approach). Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan analisis data kualitatif. Dengan penulisan ini diharapakan dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Kata Kunci: Pencemaran nama baik; Advokat; Klien.
Pendahuluan
Pengertian advokat sendiri adalah seorang yang dapat membatu atau
483 Media Iuris: Vol. 1 No. 3, Oktober 2018
1
Galih Ian, R.,Tinjauan Atas pemberitaan yang Berindikasi Adanya Delik Pencemaran
Nama Baik Oleh Media Massa dalam Perpektif Kode Etika Jurnalistik dan UU Pers,(2009) vol 1
Jurnal univeritas jember.
485 Media Iuris: Vol. 1 No. 3, Oktober 2018
2
Oemar Seno Adji, Perkembangan Delik Pers di Indonesia (Erlangga1990).[36].
3
Ibid.[34].
487 Media Iuris: Vol. 1 No. 3, Oktober 2018
Tindak Pidana
Tindak pidana meruapak suatu tindakan yang dianggap menyalahi atau
melanggar suatu aturan hokum. Istlah belanda sendiri merupakan terjemaahan
dari bahasa Belanda “STRAFBAAR FEIT” yang dalam bahasa inggris dari kata
Criminal Act.4
1. Pandangan yang monistis, yang menyatakan bahwa dalam “ STRAFBAAR
FEIT” didalamnya terkandung “ perbuatan pidana” dan “pertanggungjawaban
pidana” sekaligus ( sarjanannya ; Simons, Van Hamel);
2. Pandangan yang dualism, yang menyatakan bahwa dalam “ STRAFBAAR
FEIT” harus dibedakan atau dipisahkan antara “ perbuatan pidana” dan
“pertanggungjawaban” sekaligus ( Sarjannya: Moelyatno, Roeslan Saleh).
Saya setuju dengan pendapat yang kedua ini yaitu pandangan dualisme.
Pertanggungjawaban Pidana
Pertanggungjawaban pidana adalah bukti dari pelaku yang berbuat tindak pidana
atau kesalahan yang dilakukannya dengan melawan hukum. Pertanggungjwaban terjadi
karena ada kesalahan tindak pidana. Pertanggungjawban pidana sendiri dianggap
perbuatan yang tercela di masyarakat dan itu harusdieprtanggungjwabakan oleh si
pembuat kesalahannya yang bertujuan agar memberi rasa jera atas tindakan pidananya.
Dengan adanya pertanggungjawban pidana dengan menegakkan norma hokum atas
konflik atau pidana yang di lakukan di masyarakat dapat menciptakaan rasa damai.
Kesalahan dalam tidak pidana sendiri ada dua jenisnya baik itu dilakukan
dengan kesengajaan dan kelalaian. Aapabila kesalahan dengan di sengaja, maka
4
Didik Endro Purwoleksono, hukum pidana (Airlangga University Press 2013).[43].
Mohamad Adnan: Delik Pencemaran Nama 488
5
T Yosep parera, advokat dan penegak hokum (genta press Yogyakarta 2006).[4].
Mohamad Adnan: Delik Pencemaran Nama 490
pembuat kesalahannya yang bertujuan agar memberi rasa jera atas tindakan pidananya.
Dengan adanya pertanggungjawban pidana dengan menegakkan norma hokum atas
konflik atau pidana yang di lakukan di masyarakat dapat menciptakaan rasa damai.
6
Ibid.[94].
491 Media Iuris: Vol. 1 No. 3, Oktober 2018
7
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Leng-
kap Pasal Demi Pasal, (Politeia Bogor 1995).[226].
Mohamad Adnan: Delik Pencemaran Nama 492
dia tidak bebas melakukan tugasnya. Sebagai landasan podoman Advokat dalam
menangani kasus. Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan permohonan perkara
26/PUU-XI/2013, pengujian Pasal 16 Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun
2003 tentang Advokat yang terkenal sebagai hak imunitas advokat yang diajukan
oleh sejumlah advokat.
Pertanggungjawaban tindak pidana terjadi karena adanya perbuatan yang
melanggar hokum di dalamnya. Sekalipun itu advokat atau seseorang yang berkerja
sebagai penegak hokum harus juga mempertanggungjawabkannya jika terbukti
melakukan kesalahan yang melanggar kode atika profesi advokat. Meskipun
dengan mutlaknya dia tidak dapat sepenuhnya baik itu berupa pidana atau perdata
yang sesuai dengan perundang-undanganya.
Kesimpulan
1. Dalam pasal 310-315 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang didalamnya
menyangkut tentang pencemaran nama baik. Sedangkan menurut UU ITE,
pencemaran nama baik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 ayat
Mohamad Adnan: Delik Pencemaran Nama 494
(3). pencemaran nama baik adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau
pencemaran nama baik. Pencemaran nama baik yang di lakukan oleh advokat
sendiri,ia bebas untuk mengexplorkan peryataan di persidangan pengadilan
dalam membela kasus perkara klienye yang sesuai dengan kode etikanya.
2. Pertanggungjawaban pidana terhadap advokat dalam mendampingi klien.
Advokat diperbolehkan mendampingi kilennya yang menjadi terperikasa,
namun ada rambu-rambu yang harus di taati. Pertangungjawaban pidana
kesalahan terbesarnya sendiri sudah di atur dalam Pasal 16 UU No. 18/2003
tentang Advokat, hak imunitas advokat.
Daftar Bacaan
Buku
Oemar Seno Adji, Perkembangan Delik Pers di Indonesia (Erlangga 1999).
Theodorus Yosep Parera, Advokat Dan Penegak Hukum (Genta press 2016).
Jurnal
Galih Ian, R.,Tinjauan Atas pemberitaan yang Berindikasi Adanya Delik Pencema-
ran Nama Baik Oleh Media Massa dalam Perpektif Kode Etika Jurnalistik
dan UU Pers,(2009) vol 1 Jurnal univeritas jember.
Laman
R, Galih Ian. 2009 “Tinjauan Atas Pemberitaan yang Berindikasi Adanya Delik
Pencemaran Nama Baik Oleh Media Massa dalam Perspektif Kode Etik
Jurnalistik Dan UU Pers”. Jurnal Tugas akhir Mahasiswa. Di akses 20
Februari 2017.
HOW TO CITE: Mohamad Adnan Fanani, ‘Delik Pencemaran Nama Baik Yang Dilakukan Oleh Advokat Dalam Melaksanakan Tugasnya
Sebagai Kuasa Klien’ (2018) Vol. 1 No. 3 Media Iuris.