Mini Riset Anatomi Rizky Ramadhani
Mini Riset Anatomi Rizky Ramadhani
ANATOMI MANUSIA
Rizky Ramadhani
(6193111010)
KELAS : PJKR 1 B
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah MINI RESEARCH DAN REKAYASA
IDE. Meskipun banyaknya hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi
saya berhasil menyelesaikan tugas makalah ini tepat dengan waktunya.
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telahmembantudanmembimbingsayadalamtugasmakalahini.Tentunya adahal hal yang
ingin saya berikan kepada khalayak dari hasil tugas ini semoga bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnanya makalah ini.Saya berharap semoga ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca padaumumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kualitas
kesehatan individual dan mencegah berbagai penyakit. Kurangnya aktivitas fisik
merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas global. Olahraga secara
umum mempengaruhi sistem pernafasan, sirkulasi, neuromuskular, endokerin, kekuatan
otot, dan kesegaran jasmani.Olahraga adalah aktvitas fisik yang memiliki tujuan tertentu
dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan
waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain yang dilakukan
dengan unsur rekreasi. Olahraga juga merupakan kegiatan fisik yang bersifat kompetitif
dalam suatu permainan, berupa perjuangan tim maupun diri sendiri. Salah satu olahraga
yang berbentuk kompetitif tersebut adalah gerakan vertical jump.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah di makalah ini iyalah membuat atau mencari rumusan dalam
melakukan vertical jump yang menghasilkan hasil yang memuaskan dan menerapkan nya
agar seorang yang melakukan loncatan atau vertical jump lebih tinggi loncatan nya dari
loncatan dia saat pertama kali mencoba.
BAB II
PEMBAHASAN
Vertical jump adalah suatu kemampuan untuk naik ke atas melawan gravitasi
dengan menggunakan kemampuan otot (Ostijic, 2010). Vertikal jump juga bisa
diartikan gerakan meloncat setinggi tingginya dengan focus kekuatan otot tungkai
untuk mencapai loncatan lurus ke atas dengan maksimal. Vertikal jump ini
biasanya banyak digunakan oleh beberapa cabang olahraga misalnya : bola volley,
basket, badminton dan sebagainya. Peningkatan vertical jump yaitu proses yang
komplit di mana dilihat pada beberapa aspek yang berbeda, diperlukan beberapa
komponen yang mendukung diantaranya fleksibilitas komponen sendi , kekuatan
tendon, keseimbangan dan kontrol motor kekuatan otot, fleksibilitas otot , serta
ketahanan otot.
Otot adalah salah satu komponen pendukung dalam melakukan vertical jump
yang dapat menghasilkan gerakan serta kekuatan . Otot yang maksimal yang
maksimal sangatlah penting bagi peningkatan pada vertical jump. Otot skelet
merupakan suatu jaringan yang kegiatannya berupa kontraksi sehingga otot
mempunyai kemampuan ekstensibilitas, elastisitas, dan kontraktilitas. Pada
tungkai terdapat beberapa macam otot dan salah satunya adalah quadriceps yang
berfungsi sebagai penopang, pada saat berjalan, berlari, menendang, melompat,
naik turun tangga, maupun stabilitas pada saat melakukan aktifitas atau pun
latihan (Hermakulata , 2011.)
Otot quadriceps merupakan salah satu otot pada sendi lutut atau knee joint
yang mempunyai fungsi sebagai stabilisator aktif sendi lutut dan juga berperan
sebagai penggerak sendi yaitu gerakan saat ekstensi lutut. Dimana otot quadriceps
berperan dalam aktifitas sehari hari seperti berjalan , berlari, menendang,
melompat, dan naik turun tangga. Terkait dengan fungsi dari otot yang berperan
dalam ekstensi lutut maka otot ini merupakan otot yang berperan penting dalam
menghasilkan gerakan vertical jump. Agar dapat menghasilkan gerakan vertical
jump yang maksimal maka memerlukan kekuatan otot yang quadriceps yang
maksimal pula, agar menghasilkan performance otot yang optimal sehingga resiko
cedera saat beraktifitas dapat diminimalisir (Hermakulata 2011).
2.2 HIPOTESIS
Untuk melakukan tes ini cukup mudah dan murah, hanya diperlukan papan
vertical jump yang dipasang secara vertikal dan bahan penanda tinggi lompatan
seperti bubuk kapur. Sedangkan pada pelaksanaannya cukup didampingi oleh satu
tester untuk memastikan testee melakukan gerakan tes sesuai ketentuan yang
berlaku sekaligus sebagai pencatat hasil lompatan. Tetapi dari tes vertical jump
yang diperoleh bukanlah power tungkai melainkan ketinggian lompatan dalam
satuan centimeter. Hasil lompatan tersebut dijadikan indikator untuk mengukur
power tungkai atlit. Semakin tinggi lompatan dianggap semakin besar pula power
tungkai yang dimiliki atlit tersebut. Namun tidak diketahui secara pasti berapa
power tungkai yang dimiliki atlit tersebut. Kelemahan lain dari tes vertical jump
adalah papan meter biasanya digantung atau dipasang pada bidang vertikal seperti
tembok dan tiang yang berhimpit dengan papan tersebut. Sehingga saat
melakukan lompatan terkadang testee mengalami sedikit keraguan, takut kaki atau
bagian tubuh yang lain membentur tembok. Hal ini menyebabkan testee tidak
maksimal dalam melakukan tes sehingga hasil yang diperolehpun tidak maksimal.
(Haryono. S dan Pribadi S.F,2012)
BAB III
METODOLOGI
RIZKY RAMADHANI
RINA INDRIYANI
GITA AULIA
MEGAWATI SARAGIH
MAHARANI SEMBIRING
JENNY S MANURUNG
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Vertical Jump (lompat vertikal atau loncat tegak) adalah tes kebugaran yang
sudah umum dilakukan untuk menentukan kekuatan otot kaki atau daya ledak
(explosive power) seorang atlet. Tes ini sering digunakan oleh atlet profesional,
terutama untuk mengetahui perkembangan seorang atlet selama pelatihan.
Semakin tinggi lompatan, maka semakin kuat otot kaki/daya ledak seorang atlet.
4.2 SARAN
Bagi mahasiswa yang belum mampu melakukan lompat jauh dengan baik,
disarankan agar lebih sering melatih diri dengan menambah latihan-latihan yang
Bagi seorang peneliti ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran lompat jauh, agar hasil evaluasi proses pembelajaran lebih objektif.
Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian sejenis dengan objek yang
lain, sehingga dapat meningkatkan wawasan dan diperoleh hasil yang lebih
mendalam.