Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK DI PUSKESMAS

(ELEMEN PROGAM KERJA DI PUSKESMAS TANJUNGREJO)


PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

Diajukan untuk memenuhi Tugas Praktek Keperawatan Komprehensif 1B


(Komunitas Puskesmas)

Disusun oleh:

1. Sri Ambarwati ( 5133091)


2. Sri Diana R.M ( 5133092 )
3. Ulva Dwi Savitri ( 5133094 )
4. Vizi Pndhu H ( 5133095 )
5. Yuni Wulan Sari ( 5133096 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KUDUS
2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktek klinik keperawatan komunitas di UPT Puskesmas Tanjungrejo Kudus ini
telah mendapat masukan dari pembimbing lahan praktek Keperawatan Praktek Komprehensif
(Komunitas Puskesmas)

Di setujui pada
Hari :
Tanggal : 2017

Ka.UPT Puskesmas Tanjungrejo Pembimbing Lahan


HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Rusnoto,SKM.,M.Kes (Epid),selaku direktur STIKES Muhammadiyah Kudus yang telah


memeberikan ijin praktek lapangan di Puskesmas Tnjungrejo Kudus.
2. Sardi.SKM selaku Kepala UPT. Puskesmas Tanjungrejo Kudus yang telah memberikan
bimbingan lahan praktek di puskesmas Tanjungrejo Kudus.
3. Dr. Anny Fatmawati selaku pemimbing lahan praktek di Puskesmas Tanjungrejo Kudus.
4. Bapak/Ibu dosen dan Karyawan STIKES Muhammadiyah Kudus
5. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan 4 B STIKES Muhammadiyah Kudus.
6. Kedua orang tua tercinta,kakak, adik yang telah memberikan semangat dorongan serta
bantuan baik materi spiritual kepada kami sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan.
7. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktek
komunitas.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmatnya,sehingga


laporan praktek klinik keperawatan dapat terselesaikan dengan baik.Adapun tujuan penulisan
ini guna memenuhi syarat dalam praktek keperawatan komunitas sebagai suatu program
pembelajaran keperawatan komprehensif.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih sangat jauh dari sempurna
karena kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang sangat terbatas,untuk itu saran dan
kritik konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan. Selama pembuatan laporan ini
penulis banyak sekali mengalami kesulitan namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada:

1. Rusnoto,SKM.,M.Kes (Epid),selaku direktur STIKES Muhammadiyah Kudus yang telah


memeberikan ijin praktek lapangan di Puskesmas Tanjungrejo Kudus.
2. Sardi. SKM selaku Kepala UPT. Puskesmas Tanjungrejo Kudus yang telah memberikan
bimbingan lahan praktek di puskesmas Tanjungrejo Kudus.
3. Dr. Anny Fatmawati selaku pemimbing lahan praktek di Puskesmas Tanjungrejo Kudus.
4. Bapak/Ibu dosen dan Karyawan STIKES Muhammadiyah Kudus
5. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan 4A STIKES Muhammadiyah Kudus.
6. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktek
komunitas.
Akhir kata hanya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia keperawatan
pada khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.Dan semoga pihak yang telah rela
membantu selama penulisan laporan ini mendapat pahala dari ALLAH SWT.

Kudus, 06 Januari 2017


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia, untuk menungkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan
diwilayah kesehatan Kabupaten/kota adalah Dinas Keehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan
puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.
Secara nasional ditetapkan bahwa standar wilayah kerja Puskesmas adalah sat
Kecamatan. Tetapi apabila disuatu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi di antara Puskesmas tersebut, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah ( Desa,/Kelurahan atau Rukun Warga ). Masing- masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggunga jawab langsung kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh,
paripurna, dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas.
Program dan upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program
pokok ( Public health essential ) yang wajib dilaksanaakan oleh pemerintah untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Puskesmas Tanjungrejo adalah salah satu dari
sarana dari pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh pemerinah yang mempunyai kegiatan
dan program kerja yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Sesuai dengan meningkatnya
program pembangunan dibidang kesehatan, beban kerja puskesmas semakin lama emakin
luas. Dalam melaksanakan program puskesmas, staf puskesmas dituntut untuk memiliki
kemampuan-kemampuan yang selalu siap dan sanggup untuk mengantisipasi
permasalahan yang ada.
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat yang nantinya menjadi tenaga pelayanan
kesehatan, ditunut untuk mengerti dan memahami secara keseluruhan dari tugas dan
fungsi-fungsi pokok kesehatan yang ada dipuskesmas maupun diluar puskesmas dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat. Dengan adanya PBL I di Puskesmas Tanjungrejo
kami mengetahui tentang Organisasi dan Tata Laksana Layanan Kesehatan.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui organisasi dan tata laksana pelayanan di Puskesmas Tanjungrejo.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui struktur organisasi di Puskesmas Tanjungrejo.
b. Mahasiswa mengetahui managemen di Puskesmas Tanjungrejo.
c. Mahasiswa mengetahui program kegiatan pokok di Puskesmas Tnajungrejo.
d. Mahasiswa mengetahui alur dan prosedur pelayanan pasien beserta catatan medisnya.
e. Mahasiswa mengetahui potensi masalah kesehatan yang berhubungan dengan aktifitas
pelayanan medis di Puskesmas Tanjungrejo.
f. Mahasiswa mengetahui peran Puskesmas dalam meningkatkan peran serta
masyaratkat.

1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi Institusi
Kegiatan perawatan komunitas ini diharapkan dapat membantu dalam mencari
hambatan/masalah yang terdapat dalam pelaksanaan organisasi dan tata laksana di
Puskesmas Tanjungrejo dan bisa memberiakn masukan mengenai intervensi yang sesuai
dengan standar IPTEK.
2. Manfaat Bagi Pendidikan
Kegiatan perawatan komunitas ini diharapkan mampu memberikan gambaran
keberhasilan pembelajaran perkuliahan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan
koreksi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Manfaat bagi mahasiswa
Kegiatan perawatan komunitas ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan,
pengalaman dan pemahaman berkaitan dengan pelaksanaan organisasi dan tata laksana
pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanjungrejo Kudus.
4. Manfaat bagi masyarakat
Kegiatan perawatan komunitas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berperan aktif dalam bidang kesehatan.
BAB II
METODE KEGIATAN

Dalam kegiatan perawatan komunitas ini metode yang kami gunakan dalam
menyusun laporan ini adalah metode pengumpulan data, penelitian kualitatif yang terdiri
dari :

1. Metode Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu
kepada seseorang dengan cara bertatap muka dan bertanya kepada narasumber secara
langsung dalam proses wawancara menggunakan pedoman umum wawancara serta
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menetukan urutan pertanyaan, bahkan
mungkin tidak terbentuk yang eksplisit.
Pedoman digunakan untuk meningkatakan interviewer mengenai aspek-aspek apa
yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman penelitian interviewer harus
memikirkan pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat Tanya,
sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung.
Salah satu metode dalam perawatan komunitas ini adalah wawancara yang dilakukan
mahasiswa kepada responden di Puskesmas Tanjungrejo Kudus.

2. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsusr-
unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam
penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara
dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Tujuan observasinya adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian diamati tersebut.
Dalam perawatan komunitas ini mahasiswa melakukan pengamatan mengenai tata cara
pelayanan dan pelaksanaan setiap program di Puskesmas Tanjungrejo Kudus.
3. Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah suatu cara mempelajari materi dengan memperdebatkan
masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.
Metode diskusi dimaksudkan untuk dapat merespon dalam belajar dan berfikir secara
kritis dan mengeluarkan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah yang
berhubungan dengan dirinya dan lingkungan sekitarnya. Dalam perawatan komunitas ini
mahasiswa melakukan diskusi dengan beberapa petugas masing-masing program.

4. Metode Dokumentasi
Selain metode wawancara, observasi dan wawancara, observasi dan diskusi,
informasi juga dapat diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat , catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cendra mata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Dalam
perawatan komunitas ini mahasiswa memperoleh fakta dan informasi dari sejumlah
dokumen-dokumen yang ada di arsip masing-masing bagian program atau pelayanan.

5. Metode Keputusan
Yaitu dengan mencari referensi-referensi yang menunjang dalam penyusunan
laporan. Dalam perawatan komunitas ini mahasiswa mencari berbagai referensi yang
terkait dengan pelayanan kesehatan, tentang menejemen Puskesmas dan lain sebagainya.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Wilayah Kerja

a. Desa Tanjungrejo : 2

b. Desa Honggosoco : 1

c. Desa Hadipolo : 1

d. Desa Jekulo : 1

e. Desa Bulungcangkring : 2

f. Desa Sadang :2

3.1.2 Data Wilayah

a. Penduduk

Tanjungrejo : 10656

Honggosoco : 9833

Hadipolo : 12925

Jekulo : 10716

Bulungcangkring : 12967

Sadang : 5809

Jumlah Total : 62006


3.1.3 Sarana Pelayanan

a. Puskesmas Induk

b. Puskesmas Pembantu

c. Polindes/ PKD

e. Posyandu Balita

f. Posyandu Lansia

3.1.4 Tenaga
1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi
3. Sarjana :
a. S2 M.Kes
b. SKM
c. D4 Kebidanan
d. AKPER
e. AKBID
f. Gizi
g. Lain-lain
4. Bidan ( D1)
5. Perawat ( SPK )
6. Perawat Gigi
7. Sanitarian
8. SPAG
9. Tenaga Laborat/ SMAK
10. Pengelola Obat
11. Staf/ Administrasi

3.2 Struktur Oeganisasi yang terdapat di Puskesmas Tanjungrejo

3.2.1 Kepala UPT Puskesmas Tanjungrejo


3.2.2 Petugas Administrasi

3.2.3 Rawat Inap

3.2.4 Pelayanan Petugas Operasional, Meliputi :

a. Dokter Umum

b. Dokter Gigi

c. Pelaksana Kebidanan

d. Pelaksana Keperawatan

e. Pelaksana Sanitasi

f. Pelaksana Nutrisi

g. Pelaksana Laboratorium

h. Pelaksana Farmasi

i. Pelaksana Epidemiologi

j. Pelaksana Entomologi

k. Pelaksana PKM

l. Pelaksana Imunisasi

3.2.5 Pelayanan Lain, meliputi :

a. Puskesmas Pembantu

b.Puskesmas Keliling

c. Bidan di Desa

d. Bidan Poned
3.3 Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tanjungrejo

Visi

“Terwujudnya Puskesmas Tanjungrejo yang mampu Meningkatkan Derajat Kesehatan


Masyarakat”

Misi

1. Meningkatkan Pelayanan Optimal sesuai SOP


2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Meningkatkan kwalitas Pelayanan
4. Melengkapi sarana dan prasarana
5. Memberikan kenyamanan pada Pelanggan
6. Meningkatkan kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektoral
7. Menjalankan Sistem Informasi Kesehatan
8. Meningkatkan promosi kesehatan Wilayah Kerja

3.4 Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Tanjungrejo


Program kegiatan pokok di Puskesmas Tanjungrejo meliputi :
3.4.1 Balai Pengobatan
Ruang Lingkupnya adalah Puskesmas Induk, Pustu Jekulo, PKD Hadipolo, PKD
Tanjungrejo, PKD Jekulo, PKD Bulung, PKD Sadang, PKD Honggosoco, Pusling
Djarum, Pusling Lansia, Jenis pelayanannya adalah promotif, preventif dan kuratif.
Mencakup :
a. Anamnesa: Pemeriksaan pasien
b. Tindakan sesuai diagnose
c. Pemberian obat sesuai resep
d. Rujukan ke RSUD bila diperlukan
e. Pencatatan dan pelaporan
Unit pelaksananya sebagai berikut :

a. Pendaftaran : Petugas Administrasi


b. Klinik, mencakup :
1) Umum : Dokter Umum dan Perawat
2) Gigi : Dokter Gigi dan Perawat gigi
3) KIA : Dokter Umum dan Bidan
4) KB : Bidan
5) Gizi : Ahli gizi
6) PKPR : Bidan
7) Sanitasi : Sanitarian
8) TB dan KUSTA : Perawat
c. Pemeriksaan penunjang Laboratorium (Pranata Lab), USG (Dokter Uum dan Bidan)
dan EKG (Dokter Umum).
d. Apotek : Asisten Apoteker
Pengelolaan Sumber Dayanya dengan Monitoring Evaluasi dan Pelatihan-
pelatihan. Indikator pencapaian hasilnya sesuai Standar Prosedur Medis (SPM)
dengan melihat kunjungan pasien serta melihat juga sepuluh penyakit paling tinggi.
Kegiatan di dalam dan diluar gedung puskesmas meliputi : Pelayanan pasien dan
penyuluhan, UKS, UKGS, BIAS, Posyandu, Pusling. Faktor pendukungnya adalah
Alat kesehatan sudah cukup memadai, dan faktor penghambatnya adalah Sumber
Daya Manusia (SDM) kurang memadai dan sistem informasinya masih manual.
3.4.2 Pelayanan KIA dan KB
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pendataan Sasaran
b. Pemeriksaan Neonatus, Bayi, Balita
c. Pemeriksaan Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
d. Imunisasi bayi
e. Pelayanan Calon Pengantin dan Imunisasi TT
f. Posyandu Balita
g. Posyandu Lansia
h. DDTK Bayi, Balita dan Anak Prasekolah
i. Pembinaan Guru TK
j. Sweeping Neonatus, Bumil, Bulin, Imunisasi, KB, Gizi Kurang
k. Penyuluhan Dukun Bayi
l. Pembinaan Bidan Desa
m. P4K
n. Pelayanan KB

3.4.3 Pelayanan Gizi

a. Perencanaan program Gizi


b. UPKG ( usaha peningkatan gizi keluarga )
 Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk
 Pemberian PMT penyuluhan di Posyandu
 Pemberian PMT ibu Hamil KEK
 Pemberian obat gizi ( vitamin A, FE )
 Paket Gizi
c. Pemantauan status Gizi ( PSG ) Balita dana anak sekolah
d. Pembinaan Gizi sekolah
e. Pelacakan kasus Gizi dan penyuluhan
f. Pemantauan konsumsi Gizi (PKG)
g. Konsultasi Gizi dan penyuluhan
h. Posyandu dengan indicator (SKDN)
i. Pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga

3.4.4 Promosi Kesehatan


a. Pembinaan desa siaga
b. SMD ( Survey Mawas Diri )
c. MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa )
d. Pembinaan UKK ( Upaya Kesehatan Kerja )
e. Penyuluhan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat )
f. Pendataan PHBS
g. Penyuluhan kader posyandu
h. Penyuluhan dalam gedung
i. Siaran Keliling
j. Pembinaan poskestren
k. Pelatihan Dokter Kecil
l. Pelatihan Kader Kesehatan Remaja
m. Pembinaan sekolah sehat
n. Pembinaan Guru TK / Kader DDTK anak Pra Sekolah
o. Penjaringan kesehatan
p. Pemeriksaan Kesehatan berkala
3.4.5 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Pencegahan Penyakit
 Pengamatan Epidemiologi
 Abatesasi
 PJB (Pemantauan Jentik Berkala )
 Penyuluhan DBD , Cikungunya , Hepatitis, HIV-Aids
 Penyuluhan PTM
 Pendataan sasaran Imunisasi
 Pelaksanaan BIAS Campak
 Sweeping Imunisasi
 Penemuan TB Paru/ Kusta
 Pemeriksaan BTA TB Paru/ Kusta
b. Pengendalian Penyakit Menular
 TB Paru
a) Penemuan Penderita
b) Pengobatan penderita TB
c) Pengobatan penderita TB
d) Pencatatan dan pelaporan
e) Penyuluhan
f) Kunjungan mangkir
 Kusta
a) Penemuan dan pengobatan tersangka penderita
b) Pemeriksaan kontak penderita
c) Penyuluhan
d) Pencatatan dan pelaporan
 Pelayanan Imunisasi
a) Imunisasi Legkap pada bayi (LIL)
b) Screening Imunisasi pada ibu hamil
c) BIAS DT dan TD anak sekolah kelas I SD/MI
d) BIAS TT anak sekolah kelas II dan III SD/MI
 Diare
a) Penemua khusus diare di Puskesmas/Pustu/PKD dan di masyarakat oleh kader.
b) Rehidrasi oral dengan oralit pada kasus diare di Puskesmas/Pustu/PKD dan
diposyandu oleh kader Posyandu.
 ISPA
a) Penemuan kasus pneumonia dan bukan pneumonia oleh puskesmas/PKD/Pustu/Kader.
b) Pengobatan kasus pneumonia dan bukan pneumonia sesuai standart.
c) Rujukan kasus pneumonia berat.

 Demam Berdarah Dengue (BPD)


a) Penemuan kasus/ tersangka DBD
b) Rujukan kasus tersangka ke RS
c) Penyelidikan Epidemiologi (PE)
 Pemantauan jentik berkala oleh petugas dan Kader Dawis
 Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
a) Penemuan kasus PMS ( penyakit menular seksual ) dan HIV/AIDS
b) Rujukan kasus PMS ( penyakit menular seksual ) dan HIV/AIDS ke Rumah Sakit.
 System kewaspadaan dini
Melakukan pemantauan dan analisis hasil pelaporan mingguan penyakit menular.

3.4.6 Kesehatan Lingkungan


a. Pemeriksaan Higiene sanitasi (TTU,TPM,IRT,TP3,Pestisida, Kantor, sekolah,Pondok
Pesantren dan Rumah)
b. Pengawasn sampah/ lalat di TPA/TPS
c. Pengambilan Sampel air minum
d. penyuluhan hygiene sanitasi rumah/TTU,TPM,IRT
e. Pelatihan kader Kesehatan Lingkungan

3.4.7 Alur Pelayanan UPT Puskesmas Tanjungrejo Kudus

PASIEN
DATANG

PENDAFTARAN
BP Umum Klinik Sanitasi

BP Klinik Gizi
LABORAT PEMERIKSAAN KIA/KB/Imunisasi Klinik TB Paru
BP Gizi
Kusta
Ruang Emergensi
PKPR
RUJUKAN APOTEK

PASIEN PULANG

3.5 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

3.5.1 Alur dan prosedur pelayanan pasien rawat jalan


a. Petugas menyiapkan SIK pendaftaran
b. Petugas memanggil pasien dengan tombol antrian
c. Petugas menanyakan kartu berobat pasien. Kemudian memasukan data pasien secara
lengkap, meliputi :
 Kabupaten, Kacamatan, Keluruhan
 Nama KK, nama pasien
 Jenis kelamin
 Tanggal lahir
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Agama
 Alamat
 Jenis pasien
 Poli atau ruangan yang dituju
d. SIK pendaftaran ditulis dibuku Regrister Kunjungan Pasien
3.5.2 Alur prosedur pelayanan berkas rekam medis
a. Saat pasien datang, peugas pendaftaran harus memastikan terlebih dahulu apakah
pasien sudah pernah datang berobat atau belum.
b. Apabila pasien sudah pernah datang berobat, pasien tersebut diminta menunjukan Kartu
Identitas Berobat (KIB). Kemudian catat nomor rekam medis (No. RM) di tracer untuk
mencari dokumen rekam medis di filling.
c. Untuk pasien yang tidak membawa KIB tetapi pernah berobat maka ditanya nama,
alamat, untuk mencarai No.Rmnya diberkas pendaftaran (Buku). Apabila sudah ketemu
dicari dokumen Rekam Medisnya dibagian filling.
d. Apabila pasien belum pernah berobat maka dibuatkan KartuIdentitas Berobat (KIB) dan
Kartu Indek Utama Pasien (KIUP) baru kemudian dicatat didalam buku.
e. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan memberikan saran bahwa Kartu Identitas
Berobat (KIB) harus dibawa setiap kali datang berobat.
f. Setelah petugas mengetahui poli mana yang akan dituju, pasien menunggu panggilan di
poli yang mereka maksud.
g. Identitas pasien dicatat dalam buku regestrasi Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ) untuk keperluan pengecekan jumlah pasien yang terdaftar di TPPRJ setiap
harinya.
h. Menyimpan KIUP dengan rapi sesuai dengan nomer.
i. Melayani pendaftaran pasien BPJS dengan menggunakan sistem yang telah ditetapkan
oleh pihak perusahaan BPJS dimana sistem dan prosedur mengikuti keturunan
perusahaan.
j. Membuat laporan harian yang berisi berbagai informasi yang dihasilkan ditempat
pelayanan tersebut.

3.5.3 Jenis dan prosedur rujukan


a. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari dua, yaitu:
 Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antara unit pelayanan didalam
institusi tersebut, misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk.
 Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antara unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertical (dari puskesmas ke rumash sakit umum daerah).
b. Menurut lingkungan pelayananya, sistem rujukan terdiri dari dua yaitu:
 Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitative). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes militus ke rumah sakit umum
daerah). Jenis rujukan medik :
a) Transfer Of Patient. Komsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
b) Transfer Of Specimen. Pengiriman bahan pemeriksaan labolatorium yang lebih
lengkap.
c) Transfer Of Knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang kompententatau ahli
untuk meningkatkanmutu pelayanan pengobatan setempat.
 Rujukan kesehatan dalah hubungan dalam pengiriman dan pemeriksaan bahan ke
fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas),
atau pasien dengan masalah kesehatan kerja klinik sanitasi puskesmas (Pos Unit
Kesehatan Kerja).

3.5.4 ALUR PELAYANAN DI BP UMUM


Prosedur Pelayanan di BP Umum :
a. pasien masuk ruang tindakan
b. dokter memeriksa pasien
c. petugas ruang tindakan membaca advis dokter atau paramedis dan melaksanakan
tindakan perawatan (injeksi, Hecting atau penjahitan luka, eksterpasi), sebelum
melakukan tindakan secara lengkap kepada pasien dan keluarga pasien melalui
informed consent.

3.5.5 ALUR PELAYANAN DI BP GIGI


Prosedur Pelayanan di Ruang BP Gigi:
a. Perawat gigi mempersiapkan instrument diagnostik lengkap dengan gelas kumur.
b. Perawat gigi memanggil dan mempersiapkan pasien dusuk dikursi gigi
c. Dokter gigi melakukan anamnese dilanjutkan pemeriksaan pasien
d. Dokter gigi menegakan diagnosa berdasarkan hasil diagnosa dan pemeriksaan
e. Dokter gigi menjelaskan dengan lengkap megenai tindakan yang akan dilakukan dan
meminta persetujuan paseien melalui informed consent
f. Dokter gigi melakukan tindakan sesui hasil diagnisa
g. Rujuakan (jika perlu)

3.5.6 ALUR PELAYANAN DIKLINIK SANITASI


a. Tujuan
 Umum : meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif,
rehabilitative secara terpadu, terarah dan kontinyu
 Khusus :
a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b) Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat
c) Terciptanya keterpapuan program kesehatan dan sektor lain dalam rangka
penanganan-penanganan penyakit yang berbaris lingkungan
d) Meningkatnya kewaspadaan dini oleh masyarakat terhadap penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan
b. Ruang Lingkup
 Penyediaan dan penyehatan air bersih, jamban keluarga dalam rangka pencegahan
penyakit diare, TBC, cacingan dan penyakit kulit
 Penyehatan rumah dan lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA, TBC,
DBD, dan Malaria
 Penyehatan lapangan kerja dalam rangka pencegahan akibat kerfja
 Penyehatan TP3 pestisida dalam rangka pencegahan keracunan pestisida.
c. Definisi

Klinis sanitasi adalah wahana masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan


untuk melalui upaya terintegrasi dibidang kesehatan lingkungan dalam rangka
penanganan penyakit berbasis lingkungan dengan bimbingan dan penyuluhan serta
bantuan teknis dari petugas sanitasi puskesmas.

d. Kriteria pencapaian
Pasien dan klien yang dating ke puskesmas yang menderita penyakit berbasis
lingkungan mendapat pelayanan dan bimbingan serta konseling di bidang kesehatan
lingkungan sesuai dengan tujuan klinik sanitasi.
e. Prosedur dan langkah-langkah
 Pasien atau klien datang kepuskesmas di daftar
 Bagi pasien yang sakit diperiksa dibagian BP Puskesmas
 Bila pasien menderita penyakit berbasis lingkungan setelah di periksa di rujuk
keruangan klinik sanitasi
 Bila klien sudah mendaftar, bisa lanngsung keruangan klinik sanitasi
 Pelaksanaan bimbingan dan konseling
 Kunjungan lapangan kerumah pasien
 Pembrian saran ke pasien
 Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan

3.5.7 ALUR PELAYANAN DI KLINIK KIA


a. Prosedur dan langkah-langkah
b. Petugas mempersiapkan alat dan tempat untuk pemeriksaan
c. Petugas memanggil klien sesuai nomor antian
d. Petuas melakukan anamneses
e. Petugas melakukan pemeriksaan
f. Petugas menentukan klasifikasi penyakit
g. Petugas memberikan konseling sesuai klasifikasi penyakit
h. Petugas memberikan tindakan atau pengobatan
i. Rujukan ke unit pelayanan bila perlu
j. Rujukan ke RS bila perlu
k. Dokumentasi dengan SIK

3.5.8 ALUR PELAYANAN DI KLINIK GIZI


a. Prosedur
 Pasien datang ke klinik gizi
 Petugas mennyakan identitas pasien
 Petugas melakukan pengukuran antropometri ( BB, TB/PB)
 Petugas menilai status gizi
 Petugas menanyakan identitas pasien
 Petugas melakukan konseling
 Pencatatan dan pelaporan
 Pengarsipan
b. Alat yang dimiliki
 Timbangan injak
 Alat ukur panjang badan atau alat ukur tinggi badan
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PELAYANAN RUANG PENDAFTARAN

4.1.1 Definisi

Ruang loket merupakan ruangan tempat untuk pendaftaran bagi Masyarakat atau Pasien
ketika pertama kali datang untuk berobat.

4.1.2 Tujuan

Memberikan panduan kepada petugas diruang pendaftaran .

4.1.3 Formulir yang digunakan :

Catatan rekam medis

4.1.4 Arsip yang disimpan

Buku register, kunjungan pasien

4.1.5 Daftar distribusi

BP UMUM, BP GIGI, LABORAT, KIA/KB.

4.1.6 Tugas dan Tanggung jawab dari Petugas Loket:

a. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan di Loket berdasarkan data Program Puskesmas


dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket dan koordinasi lintas program terkait sesuai
dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket secara keseluruhan.
d. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4.2 PELAYANAN RUANG BP UMUM

4.2.1 Definisi

Pemeriksaan terhadap pasien secara inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi (sesuai


kebutuhan) pada daerah yang dikeluhkan oleh pasien

4.2.2 Tujuan

Memberikan pelayanan kepada pasien

4.2.3 Dokumen terkait

SOP (rujukan, apotek, laborat)

4.2.4 Formulir yang digunakan

Catatan rekam medis, informed consent

4.2.5 Arsip yang disimpan

Buku register kunjungan pasien, buku tindakan, buku Kirkes

4.2.6 Daftar distribusi

Rujukan, apotek, laborat

4.2.7 Permasalahan di BP Umum :

a. Gangguan server pada jaringan internet di puskesmas sehingga software rujukan


omline tidak bisa digunakan
b. Kode diagnosa tidak valid (antara entri data dan output tidak sama)
c. Jika ada kesalahan dalam entri data yang sudah di save tidak dapat dirubah
4.2.8 Solusi
12. Sering mengkonsultasikan masalah-masalah yang berhubungan dengan rujukan
online dengan pihak Dinas / atasan agar di minimalisirkan gangguan server / kode
diagnose penyakit yang tidak valid.
13. Berhati-hati / lebih teliti dalam memasukkan data agar tidak kejadi kesalahan.
4.3 PELAYANAN RUANG BP GIGI
4.3.1 Definisi
Ruang yang dirancang untuk melayani pasien yang mempunyai masalah dengan
kesehatan gigi.
4.3.2 Tujuan
Memberikan pelayanan tindakan medis gigi dan mulut.
4.3.3 Pelayanan yang dilakukan di BP Gigi :
a. Penambalan gigi
b. Pembersihan karang gigi
c. Pencabutan gigi
d. Pembuatan gigi palsu
4.3.4 Pelayanan BP Gigi di luar Puskesmas :
a. UKGS
b. Pembinaan Dokter Kecil
c. Penyuluhan
d. Pemeriksaan berkala di sekolah-sekolah
4.3.5 Sarana dan prasarana sudah lumayan lengkap untuk tindakan medis seperti,
penambalan gigi, pembersihan karang gigi dan pencabutan gigi.
4.3.6 Permasalahan di BP Gigi :
a. Latar belakang pendidikan pasien
b. Pengaruh mitos di masyarakat
c. Pengaruh budaya (contoh : masyarakat masih beranggapan bahwa ketika sakit itu
harus minum antibiotik, padahal tidak semua penyakit harus minum antibiotik)
d. Pola pikir masyarakat yang menganggap semua penyakit dapat diobati, padahal
dalam setiap penyakit memiliki penanganan atau cara pengobatan yang berbeda
4.3.7 Solusi
Mengubah perilaku masyarakat yang salah dalam merawat gigi, seperti: menggosok
gigi setelah mandi dan pemakaian obat kumur yang berlebihan. Perilaku masyarakat
yamg seperti ini haruslah dapat dirubah menuju perilaku sehat yang benar melalui
kegiatan penyuluhan.
4.4 PELAYANAN DI BP GIZI
4.4.1 Definisi
Ruang yang dirancang guna mengatasi atau menyelesaikan masalah gigi yang terjadi
pada masyarakat.
4.4.2 Tujuan
Memberikan pelayanan mengenai gizi masyarakat
4.4.3 Pelayanan yang dilakukan di BP Gizi
a. Konsultasi mengenai gizi
b. Pemberian F7 pada penderita gizi kurang
c. Pelayanan yang dilakukan di luar puskesmas
d. Pemberian Vitamin A pada balita
e. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan
pentingnya memenuhi kecukupan gizi bagi ibu hamil
f. Melakukan pemantauan kucukupan gizi pada balita melalui posyandu
4.4.4 Sarana dan prasarana
Pada BP Gizi memiliki sarana dan prasarana yang sudah baik
4.4.5 Permasalahan
a. Masih rendahnya sebagian masyarakat untuk turut berpartisipasi mengikuti kegiatan
posyandu, hali ini di sebabkan mayoritas ibu di Kudus adalah pekerja, sehingga ibu-
ibu tersebut tidak dapat membawa anaknya untuk mengikuti kegiatan di posyandu.
Selain itu, jarak posyandu yang terlalu jauh juga membuat ibu-ibu malas untuk
mengikuti kegiatan di posyandu.
b. Susunya tercapainya SKDN yang disebabkan minimnya jumlah kunjungan di
posyandu.
4.4.6 Solusi
Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kecukupan gizi dan pentingnya
mengikuti kegiatan posyandu bagi balita guna mengontrol kesehatan balita.
4.5 PELAYANAN DI RUANG SANITARIAN

4.5.1 Definisi

Ruang sanitarian di rancang guna menampung dan menyimpan berkas-berkas yang


berkaitan dengan sanitasi.

4.5.2 Tujuan

Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.

4.5.3 Pelayanan unit sanitarian

4.5.4 Sarana Penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan


a. Pengelolaan sampah medis dan non-medis
b. Melakukan pengawasan terhadap kesehatan lingkungan di puskesmas Tanjungrejo
c. Melakukan pengawasan terhadap kesehatan lingkungan pada masyarakat disekitar
Puskesmas Tanjungrejo.

4.5.4 Sarana dan Prasarana

Diruang sanitarian sudah memiliki sarana dan prasarana yang sudah baik.

4.5.5 Permasalahan

a. Minimnya kesadaran pengunjungan Puskesmas mengenai kebersihan lingkungan


(seperti: membuang sampah pada tempatnya, merokok sembarangan, dan menjaga
kebersihan kamar mandi).
b. Dalam pengelolaan sampah medis masih mengalami kendala berupa rusaknya alat
incinerator yang dimiliki Puskesmas Tanjungrejo dan kurangnya dan kurangnya
pengetahuan petugas pembakaran sampah medis mengenai untuk mengoprasikan
incinerator yang baru.
c. Masih minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
menjaga kesehatan lingkungan.
4.5.6 Solusi

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung Puskesmas Tanjungrejo


mengenai kesehatan lingkungan melalui program penyuluhan.

4.6 SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU DI PUSKESMAS

4.6.1 Definisi

SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan
upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatkan semua data
hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas keliling, bidan Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan,
serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolan upaya
kesehatan masyarakat (Ahmad, 2005).

4.6.2 Ruang Lingkup, maksud dan tujuan

Ruang lingkup SP2TP

a. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu (PUSTU)


dan puskesmas keliling.
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
 Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
 Data ketenagaan di puskesmas
 Data sasaran yang dimiliki puskesmas
 Data kegiatan pokok puskesmas, meliputi :
a) KIA
b) KB
c) Usaha kesehatan gizi
d) Kesehatan lingkungan
e) Pemberatasan dan pencegahan penyakit menular
f) Pengobatan termasuk penanganan darurat karena kecelakaan
g) Penyuluhan kesehatan masyarakat
h) Kesehatan sekolah
i) Kesehatan olahraga
j) Perawatan kesehatan masyarakat
k) Kesehatan kerja
l) Kesehatan gigi dan mulut
m) Kesehatan jiwa
n) Kesehatan mata
o) Labolatorium sederhana
p) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK
q) Pembinaan pengobatan traditional
r) Kesehatan remaja
s) Dana sehat
 Pelaporan dilakukan setelah periodic (bulanan, semester, tahunan)
4.6.3 Tujuan dari SP2TP
TUJUAN UMUM
Terjadinya data dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara
periodic dan teratur pengolahan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.
TUJUAN KHUSUS
a. Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala aspek,
b. Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai jenjang administrasi sesuai
dengan prosedur yang berlaku
c. Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan rencana dalam bidang program kesehatan
4.6.4 komponen input, proses dan output
a. Input SP2TP
Input dari SP2TP berupa dat-data dan informasi kesehatan dari Puskesmas Pembantu
b. Proses SP2TP
Proses dari SP2TP berupa pengelolaan data dan informasi yang diperoleh dari
Puskesmas Pembantu
c. Output SP2TP
Output dari SP2TP berupa pengelompakan data dan informasi kesehatn, selain itu
output dari SP2TP juga dapat berupa kebijakan kesehatan yang dikeluarkan oleh
badan kesehatan guna menganggulangi permasalahan kesehatan yang ada di
masyarakat.

4.6.5 Prosedur pelayanan

a. Dikirim kedinas kesehatan tingkat II, diteruskan kedinas kesehatan tingkat I, kemudian
diteruskan ke departemen kesehatan (bagian informasi Ditijen pembinaan kesehatan
masyarakat).
b. umpan balik dikirim ke kanwil ke depatermen kesehatan provinsi
c. alur pengiriman jangka panjang
d. mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Department kesehatan menerima
laporan dari kanwil department kesehatan provinsi.
4.6.6 unsur-unsur terkait
Unsure-unsur yang terkait dengan SP2TP meliputi : data dari Puskesmas Terpadu,
kebijakan kesehatan, dan Puskesmas sebagai sarana pengelolah data dari puskesmas
pembantu.
4.6.7 Permasalahan
Terjadinya misskomunikasi antara puskesmas induk dengan puskesmas pembantu,
selain itu telatnya data dari puskesmas pembantu juga mempengaruhi alur pengolahan
data dari puskesmas induk.
4.6.8 Solusi
Ditingkatnya kerjasama antara puskesmas induk dengan puskesmas pembantu guna
mengurangi permasalahan yang ada.
4.7 RUANG APOTEK
4.7.1 Definisi
Ruang yang dirancang untuk memberikan pelayanan obat-obatan.
4.7.2 Tujuan
Pemberian obat-obatn bagi pasien puskesmas.
4.7.3 Permasalahan
Keterbatasan tenaga apoteker merupakan kendala pokok yang terdapat di Puskesmas
Tanjungrejo. Untuk stok obat, merupakan privasi dari Puskesmas, sehingga tidak
semua orang dapat mengakses data stok obat. Minim kesalahan dalam pemberian
obat karena dalam pembacaan resep, bila petugas apotek ragu, segera menanyakan
pada dokter yang bersangkutan. Setiap hari petugas membuat laporan harian dari
awal stok masuk sampai akhir obat yang digunakan.
4.7.4 Solusi
Perlu adanya penambahan tenaga apoteker yang ahli agar dalam pelayanan obat
tidak terjadi penumpukan pasien dan kesalahan dalam pemberian obat.

4.8 RUANG KIA


4.8.1 Definisi
Ruang yang dirancang khusus untuk melayani ibu hamil, ibu menyusui, dan balita
4.8.2 Tujuan
Memberikan pelayanan berupa KB, konsultasi kehamilan, imunisasi,dll.
4.8.3 Permasalahan
Sistem informasi kesehatan yang digunakan masih manual.
4.8.5 Solusi
Dibuatkan aplikasi semacam SIMPUS untuk mempermudah proses pembukuan.
BAB V

PENUTUP

3.2 Simpulan
Adapun simpulan dari laporan perawatan komunitas ini adalah :
1) Struktur organisasi di Puskesmas Tanjungrejo berbentuk Lini dan Staf, yaitu dengan
pelimpahan yang berlangsung secara vertical dari pimpinan ke bawahannya dan juga
pimpinan mendapat bantuan dari para stafnya untuk mengolala organisasi.
2) Alur tata laksana pelayanan kesehatan pasien di Puskesmas Tanjumhrejo secara
umum adalah pasien datang menuju ruang pendaftaran kemudian melakukan
pemeriksaan kemudian mengambil obat ke apotik dan pasien bisa pulang.
3) Managemen di Puskesmas Tanjungrejo terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban, dengan melakukan (
Perencanaan Tingkat Puskesmas, Mini Lokaarya Bulanan, Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas )
4) Peran Puskesmas Tanjungrejo dalam peningkatan peran serta masyarakat adalah
dengan melalui kegiatan UKBM, (Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat ),
yaitu melalui Posyandu, PKD, Polindes dan Desa Siaga.
5) Hambatan atau masalah yang ada di Puskesmas Tnajungrejo meliputi penyusunan
RUK dan RPK serta di masing-masing program.
3.3 Saran
Sarana yang ingin disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan praktek keperawatan
komunitas ini yang kami tujukan kepada Puskesmas Tanjungrejo Kudus adalah :
1) Pejabat berwenang di Puskesmas Tanjungrejo seharusnya membuat usulan kepada
dinas kesehatan untuk menambah jumlah pegawai yang kurang karena banyak
pegawai yang tugasnya merangkap.
2) Petugas Puskesmas harus melakukan pendekatan terus menerus kepada masyarakat
supaya bisa mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat.
3) Fungsi managemen di Puskesmas Tanjungrejo harus dilakanakan lebih optimal lagi
agar semua program berjalan dengan lancer.
4) Pejabat berwenang di Puskesmas Tanjungrejo seharusnya membuat usulan kepada
dinas kesehatan untuk menambah jumlah tenaga kerja yang handal dibidang IT.
5) Pejabat berwenang di Puskesmas Tanjungrejo seharusnya membuat usulan kepada
dinas kesehatan untuk menambah jumlah tenaga kebersihan dilingkungan Puskesmas
dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2006. Pedoman Umum LokalKarya Mini.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2006. Pedoman Umum Perencanaan
Tingkat Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Giyanto,dkk. 2012. POA Puskesmas Tanjungrejo 2013. Kudus: UPT Puskesmas
Tanjungrejo.
Giyanto,dkk. 2013. Rencana Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahun 2014 Puskesmas
Tanjungrejo. Kudus: UPT Puskesmas Tanjungrejo.
Maidin, alimin. 2004. Dasar-Dasar administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK): Makassar
Entjang
Muninjaya, Gda. 2004. Managemen Kesehatan.Jakarta: EGC.
Notoadmodjo, soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : RinekaCipta
Wijono, Djoko. 1999. Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Surabaya
Standart Operasional Prosedur (SOP) UPT Puskesmas Tanjungrejo 2011

Anda mungkin juga menyukai