Latar Belakang
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia. Sebagaiman tertulis dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
Pasal 28, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh karena
itu setiap Warga Negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu rumah juga merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu
kehidupan dan penghidupan, serta sebagaimana pencerminan diri pribadi
dalam upaya peningkatan taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter
dan kepribadian bangsa.
I-1
proses densifikasi permukiman dan transformasi sosial ekonomi sebagai
dampak lebih lanjut dari transformasi sosial. Prosesdensifikasi permukiman
yang terjadi di daerah pinggiran kota merupakan realisasi dari meningkatnya
kebutuhan akan ruang di daerah perkotaan (Giyarsih, 2001). Hal ini
membutuhkan langkah-langkah, ide dan solusi yang cerdas serta tepat, guna
pemecahan permasalahan tersebut, salah satunya adalah pemanfaatan
teknologi dan sistem informasi. Pengembangan teknologi dan sistem
informasi dalam upaya menginventarisasi dan monitoring sumber daya
sangat diperlukan dalam proses pengembangan suatu wilayah. Pendekatan
secara spasial penting dilakukan karena semua kegiatan pemanfaatan ruang
wilayah, baik secara fisik, sosial maupun ekonomi membutuhkan lokasi atau
tempat yang secara hierarkis dan fungsional saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini didasarkan pada keberanekaragaman kondisi
dan tipologi daerah, baik pada wilayah perkotaan (urban) maupun di wilayah
non-perkotaan (regional).
I-2
perkembangan kebudayaan dan teknologi, penentuan kawasan perumahan
dan permukiman perlu memperhatikan beberapa aspek seperti aspek
kebencanaa dan aspek sarana prasarana dalam menunjang kegiatan sosail
masyarakat guna menghasilkan kawasan yang baik dari segi kualitas dan
kuantitas. Tuntutan tersebut hanya bias di jawab dengan menyediakan
informasi yang memadai.
I-3
Kawasan Permukiman dan Pertanahan membutuhkan informasi yang
mendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman kawasan
peyangga perkotaan, seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, infrastruktur,
lingkungan dan lain sebagainya, sehingga data informasi yang akurat.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka Dinas Perumahan Kawasan
Permukiman dan Pertanahan sangat memerlukan suatu sistem informasi
geografis peumahan dan permukiman di kawasan penyangga Kota
Maminasata.
I-4
pengembangan perumahan dan permukiman kedepan bagi daerah
penyangga. Olehnya itu keberadaan sebuah basis data perumahan dan
permukiman akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan tersebut.
I-5
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
1. Tersedianya database sebagai wadah informasi dan data dasar yang
relevan dan signifikan dengan penyusunan kebijakan, perencanaan,
pemograman, penganggaran, pemantauan dan evaluasi pengembangan
perumahan dan permukiman daerah penyangga perkotaan (Hinterland)
di Kabupaten Gowa.
2. Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan pertanahan Kabupaten
Gowa, dapat menjadi pusat layanan data dab informasi peta wilayah
hinterland perkotaan di Kabupaten Gowa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pihak yang berkepentingan dalam pengembangan
perumahan dan permukiman kedepan.
3. Terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak dari segi
keselarasan hidup (keterjangkauan ekonomi penghuni, kondisi sosial
budaya, keberlanjutan dan keselarasan lingkungan sekitarnya, serta
produktifitas kerja), kesehatan maupun keamanan (terhadap bencana,
keamanan terhadap cuaca).
C. Sasaran
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah tersusunnya data yang relevan
dan signifikan dengan penyusunan kebijakan, perencanaan, pemograman,
pengaggaran, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
perumahan dan permukiman di Kabupaten Gowa.
I-6
2. Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria
3. Undang-Undang No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
4. Undang-Undang No.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (LembaranNegara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3699).
6. Undang-Undang No.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
7. Undang.-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataaan Ruang.
8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 7, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia nomor
5188).
9. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
10. Keputusan Presiden No.63 Tahun 2003 tentang Badan Kebijakan dan
PengendalianPembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional.
11. Keputusan Presiden No.63 Tahun 2003 tentang Badan Kebijakan dan
PengendalianPembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional.
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan dan Sungai,Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai dan Bekas Sungai.
13. Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNo.29/PRT/2006 tentang Pedoman
Persyaratan TeknisBangunan Gedung.
14. Peraturan Mentari Pekerjaan UmumNo.30/PRT/2006 tentang Pedoman
Persyaratan TeknisFasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan.
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum RencanaTata Bangunan dan Lingkungan.
16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Sulatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 9)
I-7
I-7
17. Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa Tahun 2012-2032
I-8
I-8
2) Survei lapangan, yaitu kegiatan untuk mengetahui kondisi lapangan
yang sebenarnya (existing condition). Pada kegiatan ini dilakukan
pengumpulan informasi lapangan, yang dilaksanakan terhadap
sarana dan prasarana diberbagai (sosail, budaya, ekonomi,
infrastruktur, lingkungan dan sebagainya).
I-9
1) Aplikasi yang dibuat dapat menampilkan overview serta informasi
data spasial dan data atribut/tekstual yang bereferensi geografis;
2) Penyajian/visualisasi peta menggunakan kaidah kartografi;
3) Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini berlokasi di Tiga Desa : Bontoala, Taeng dan Jene
Tallasa yang berada di Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa.
F. Keluaran
Tersedianyan Dokumen Database Desa yang siap digunakan sebagai dasar
acuan dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman didaerah dilengkapi dengan informasi spasial.
I - 10
I - 10