III
3.1.5 Klimatologi
Kondisi klimatologi suatu wilayah dapat tergambar dari suhu dan curah
hujan wilayah tersebut. Suhu udara di Kabupaten Nduga berdasarkan
pencatatan BMG wilayah V Jayapura Balai Wamena tahun 2009 tercatat
bahwa suhu udara berkisar antara 14,10C hingga 21,70C. Dengan
kelembaban udara rata-rata 77% - 83%. Iklim di Kabupaten Nduga
iklim tropis dan sub tropis hal ini dipengaruhi oleh letak geografis
wilayah ini selain itu juga di sebabkan adanya variasi ketinggian
kawasan, yakni kawasan yang berada pada ketinggian 200 – 500 m dpl,
antara lain: Distrik Kenyam dan Distrik gearek dengan kawasan yang
berada pada ketinggian 500 – 3000 m, dpl, yakni Distrik Mapenduma,
Distrik Mbua, Distrik Yigi, Distrik Mugi, Distrik Geselma dan Distrik
Wosak. Ditinjau dari curah hujan berdasarkan hasil pencatatan di
stasiun Wamena periode tahun 2009 terlihat bahwa curah hujan
Untuk lebih jelas perkembangan curah hujan dan hari hujan tahun 2015
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Hari Hujan Dan Curah Hujan Rata-Rata Di Kabupaten Nduga
Tahun 2017
No. Bulan Hari Hujan Curah Hujan
(hr) (mm)
1 Januari 20 191,7
2 Pebruari 27 320,9
3 Maret 29 318,1
4 April 23 243,9
5 Mei 19 160,0
6 Juni 21 144,3
7 Juli 25 209,0
8 Agustus 19 122,7
9 September 22 185,2
10 Oktober 26 219,4
11 Nopember 22 167,9
12 Desember 24 175,1
Sumber: Kab. Nduga Dalam Angka, 2016
b. Entisol. Adalah tanah yang baru berkembang dari bahan asal atau
bahan induknya. Pembentukan tanah ini dapat sebagai akibat dari
iklim yang sangat kering sehingga pelapukan dan reaksi kimia sangat
lambat, adanya erosi yang kuat sehingga bahan-bahan yang tererosi
lebih banyak dari yang terbentuk, pengendapan yang terus menerus,
selalu jenuh air sehingga menghambat perkembangan horison.
Tanah Entisol banyak digunakan untuk pertanian terutama di daerah
endapan sungai yang umumnya subur.
Tabel 3.4
Proporsi Penduduk Berdasarkan Distrik dan Jenis Kelamin Di
Kabupaten Nduga Tahun 2017
Jumlah Persentase
No. Distrik
(Jiwa) (%)
1. Kenyam 6.018 5,71
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Nduga
Tahun 2017
No. Distrik Laki-Laki Perempuan Jumlah
Tabel 3.6
Jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Nduga Tahun 2017
No. Distrik Jumlah
1. Kenyam 1.769
2. Mapenduma 862
3. Yigi 2.138
4. Wosak 779
5. Geselma 536
6. Mugi 2.750
7. Mbuwa 973
8.. Gearek 1.057
9. Koroptak 807
10. Kegayem 1.245
11. Paro 717
12. Mebarok 1.507
13. Yenggelo 528
14. Kilmid 854
15. Alama 494
16. Yal 3.041
17. Mam 2.286
18. Dal 824
19. Nirkuri 1.695
20. Inikgal 1.069
21. Iniye 887
22. Mbulmu Yalma 1.081
23. Mbua Tengah 1.326
24. Embetpen 688
25. Kora 931
26. Wusi 558
27. Pua 769
28. Moba 1.293
29. Wutpaga 882
30. Nenggeagin 938
Tabel 3.7
Tingkat Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Distrik Di
Kabupaten Nduga Tahun 2017
No. Distrik Luas Wilayah Jumlah Kepadatan
(Km )
2 Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
1. Kenyam 222,9 6.018 27
2. Mapenduma 54,0 4.046 75
3. Yigi 86,9 5.198 60
4. Wosak 196,7 2.325 12
5. Geselma 220,1 1.650 7
6. Mugi 92,4 7.208 78
7. Mbuwa 470,4 2593 6
Tabel 3.9
PDRB Perkapita Kabupaten Nduga Periode Tahun 2004-2008
(Rupiah)
No. Tahun PDRB Perkapita
1 2004 1,742,053.32
2 2005 1,758,371.78
3 2006 1,871,577.86
4 2007 2,049,631.86
5 2008 2,276,552.60
Sumber: PDRB Kabupaten Nduga, 2009
Tabel 3.10
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Nduga Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 (%)
No. Lap. Usaha 2004 2005 2006 2007 2008
1 Pertanian 85.17 84.73 82.68 80.76 77.77
2 Pertambangan dan 0.31 0.33 0.34 0.37 0.35
Penggalian
3 Industri 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pengolahan
4 Listrik dan Air 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Bersih
5 Bangunan 2.59 2.80 3.07 3.26 3.68
6 Perdagangan, 0.42 0.47 0.52 0.61 0.73
Hotel dan
Restauran
7 Pengangkutan dan 0.32 0.35 0.37 0.39 0.41
Komunikasi
8 Keuangan, 0.57 0.65 0.74 0.75 0.82
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 10.62 10.67 12.27 13.86 16.25
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : PDRB Kab. Nduga, 2008
3.6. INFRASTRUKTUR
3.6.1. Sistem Prasarana Transportasi
Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam
menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung
kegiatan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah baik
itu daerah perdesaan maupun perkotaan. Transportasi sebagai urat
nadi pertumbuhan ekonomi dan interaksi antar pelaku ekonomi
menjadi sangat penting dalam menciptakan suasana yang aman,
nyaman, dan lancar. Pembangunan prasarana transportasi
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan
sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan
ekonomi wilayah. Selain itu, transportasi juga untuk membuka
peluang kegiatan perdagangan antar wilayah dan mengurangi
kesenjangan pembangunan wilayah sehingga mendorong terjadinya
pembangunan yang berimbang. Dengan adanya transportasi
diharapkan dapat menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke
arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan,
industri maupun sektor lainnya secara merata di semua wilayah.
Kondisi system prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Nduga
saat ini dapat dibedakan atas :
Transportasi darat.
Transportasi udara.
transportasi sungai.
Prasarana jalan yang ada di wilayah Kabupaten Nduga saat ini masih
terbatas pada jalan-jalan lingkungan yang merupakan akses internal
pada masing-masing kampung dengan kondisi jalan secara umum
masih berupa jalan tanah. Sedangkan untuk jaringan jalan yang
menghubungkan antar kampung hanya berupa jalan setapak dengan
melalui hutan dan hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki. Hal demikian
menyebabkan aksesibilitas di wilayah ini masih sangat rendah yang
menyebabkan sebagian besar kampung masih terisolir.
2) Jaringan Prasarana
Jaringan prasarana transportasi sungai yang ada saat ini adalah
berupa dermaga pelabuhan yang berfungsi sebagai alih moda
transportasi. Adapun dermaga yang dimaksud adalah dermaga
Pasir Putih dan dermaga Batas Batu.
b. Telekomunikasi
Telekomunikasi diyakini merangsang pertumbuhan ekonomi secara
signifikan, dan menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan
suatu wilayah. Peran telekomunikasi menjadi sangat dominan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat modern. Berbagai kemudahan
begitu saja muncul dan telekomunikasi menjadi faktor utama lalu
lintas informasi, sementara informasi menjadi unsur penunjang
terbesar dalam upaya pengembangan wilayah. Ketersediaan akses
infrastruktur telekomunikasi merupakan persyaratan paling mendasar
yang harus disediakan terlebih dahulu agar masyarakat dapat
memanfaatkan berbagai layanan aplikasi informasi bagi pencapaian
pembentukan masyarakat informasi.