Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dengan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia mempnyai beragam budaya,agama dan
kepercayaan,mengajak bangsa untuk menerima keragaman itu. Toleransi dalam Beragama di
Indonesia. Indonesia mengakui adanya 5 agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam,
Kristen, Katholik, Budha dan Hindu dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sungguh suatu keberagaman yang cukup banyak. Apalagi bila ditambah dengan berbagai
agama lain yang dianut oleh warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Sebagian besar
agama memiliki komponen etis, biasanya berasal dari wahyu supernatural yang diakui atau
bimbingan. Menurut Simon Blackburn, "Bagi banyak orang, etika tidak hanya terikat dengan
agama, tetapi benar-benar diselesaikan oleh itu. orang tersebut tidak perlu berpikir terlalu
banyak tentang etika. Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang untuk
menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut
ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau
memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun. Kata akhlak diartikan
sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-
ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi
dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan
yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila
perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu sikap hidup beragam?
2. Apa itu etika beragama ?
3. Apa itu toleransi beragama ?
4. Apa itu pengertian dan ruang lingkup ahlak serta perbedaannya dengan moral etika ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sikap hidup beragama
2. Untuk mengetahui etika beragama
3. Untuk mengetahui toleransi beragama
4. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup ahlak serta perbedaanya dengan moral
etika

1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui sikap hidup beragama
2. Mahasiswa mengetahui etika beragama
3. Mahasiswa mengetahui toleransi beragama
4. Mahasiswa mengetahui pengertian dan ruang lingkup ahlak serta perbedaannya dengan
moral etika
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sikap Hidup Beragama

Dengan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia mempnyai beragam budaya,agama dan


kepercayaan,mengajak bangsa untuk menerima keragaman itu. Perbedaan atau keragaman
itu merupakan rahmat yang diterima bangsa ini. oleh karena itu, orang perl membangun
sikap toleran, yakni menerima perbedaan, menghormati dan mengakui agama dan
kepercayaan orang lain. Bila perbedaan itu saling dikomunikasikan, bahkan saling dipelajari,
maka hal itu akanmemperkaya pemahaman dan penghayatan penganut agama dan
kepercayaan masing-masing. Selain itu, orang perlu memiliki wawasan luas, yakni
memandang berbagai agama dan kepercayaan secara dewasa, dengan segala perbedaannya,
sebagai sesuatu hal yang indah dan harus kita lestarikan.

Adapun sikap beragama dan kepercayaan yang dewasa, antara lain :

- rasa syukur atas agama dan kepercayaan yang dipeluknya

- rasa bangga dan bahagia atas agama dan kepercayaan yang di peluknya

- menghayati agama dan kepercayaannya sebagai rahmat Tuhan

- menghargai umat yang berbeda agama dan kepercayaan sebagai suatu bentuk toleransi

- menghormati dan menghargai, mudah bergaul dan bekerja sama dengan siapa pun

2.2 Toleransi dalam Beragama di Indonesia

Indonesia mengakui adanya 5 agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam, Kristen,
Katholik, Budha dan Hindu dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh suatu
keberagaman yang cukup banyak. Apalagi bila ditambah dengan berbagai agama lain yang
dianut oleh warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Agama yang dianut warga negara
asing selama sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia juga harus dihargai. Sesuai
dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang menjadi dasar negara, yaitu Pancasila, maka
toleransi beragama di Indonesia dikembangkan.
Nilai-nilai luhur pancasila tersebut sesuai dengan sila yang tercantum dalam Pancasila,
Ketuhanan Yang Maha Esa. UUD 1945 pasal 29 ayat 2, menguatkan tentang perlunya
toleransi beragama yang harus dilaksanakan di Indonesia “ negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu” . Tidak mudah menjalankan toleransi dalam beragama
di Indonesia yang bercampur dengan perbedaan suku, dan perbedaan-perbedaan lain yang
menjadikannya semakin beragam. Beberapa kali terdengar pergesekan antar umat beragama
di Indonesia.

Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:

- Membangun jembatan,
- Memperbaiki tempat-tempat umum,
- Membantu orang yang kena musibah banjir,
- Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.

2.2 Etika Beragama

Sebagian besar agama memiliki komponen etis, biasanya berasal dari wahyu supernatural
yang diakui atau bimbingan. Menurut Simon Blackburn, "Bagi banyak orang, etika tidak
hanya terikat dengan agama, tetapi benar-benar diselesaikan oleh itu. orang tersebut tidak
perlu berpikir terlalu banyak tentang etika,. Karena ada kode otoritatif petunjuk, buku
pegangan dari bagaimana untuk hidup.”

Etika, yang merupakan cabang utama filsafat, meliputi perilaku yang benar dan hidup
yang baik. Hal ini secara signifikan lebih luas daripada konsepsi umum menganalisa yang
benar dan salah.Aspek utama dari etika adalah "kehidupan yang baik", hidup layak atau
kehidupan yang cukup memuaskan, yang dipegang oleh banyak filsuf dan menjadi lebih
penting daripada perilaku moral tradisional.

Beberapa orang menyatakan bahwa agama diperlukan untuk hidup secara etis. Blackburn
menyatakan bahwa, ada orang-orang yang "akan mengatakan bahwa kita hanya dapat
berkembang di bawah payung suatu tatanan sosial yang kuat, disemen oleh kepatuhan umum
untuk tradisi agama tertentu".

Nilai moral yang merupakan nilai etika tersebut bersifat berubah-ubah sesuai dengan
persetujuan dari pada nilai-nilai dasar yang dipandang sebagai nilai alamiah (universal),
etika bersifat teoritis yang memandang perbuatan manusia.
Membangun etika kehidupan beragama ada 5 aspek penting untuk pembangunan
Agama :
1. Membangun kerukunan hidup antar umat beragama
2. Peran serta umat beragama dan kehidupan social ekonomi
3. Terpenuhinya sarana prasarana keagamaan
4. Pendidikan agama
5. Penerangan dakwah agama

2.3 Toleransi Beragama

Masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain
maupun dari keluarganya sekalipun. Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada
seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah
mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing

Sikap Toleransi Dalam Beragama

Dalam memantapkan Toleransi beragama perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang


mendorong terjadinya Toleransi beragama secara mantap antara lain adalah sebagai berikut :

1. Memperkuat dasar-dasar toleransi antar umat beragama, dengan pemerintah.


Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan
mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dan bertoleransi dalam bingkai
teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
2. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan
pendalaman dan penghayatan agama.
3. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh
keyakinan plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama
dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya
dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan dan tolernasi.
4. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang
mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
5. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta
suasana yang damai
6. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat, oleh
sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena
kehidupan beragama.

Prinsip-Prinsip Toleransi Beragama

Dalam melaksanakan toleransi beragama kita harus mempunyai sikap atau prinsip untuk
mencapai kebahagiaan dan ketenteraman. Adapun prinsip tersebut adalah:

Kebebasan Beragama. Hak asasi manusia yang paling esensial dalam hidup adalah hak
kemerdekaan atau kebebasan baik kebebasan untuk berfikir maupun kebebasan untuk
berkehendak dan kebebasan di dalam memilih kepercayaan atau agama.

Penghormatan dan Eksistensi Agama lain. Etika yang harus dilaksanakan dari sikap
toleransi setelah memberikan kebebasan beragama adalah menghormati eksistensi agama
lain dengan pengertian menghormati keragaman dan perbedaan ajaran-ajaran yang terdapat
pada setiap agama dan kepercayaan yang ada baik yang diakui negara maupun belum diakui
oleh negara.

“ Agree in Disagreement (setuju di dalam perbedaan). Perbedaan tidak harus ada


permusuhan, karena perbedaan selalu ada di dunia ini, dan perbedaan tidak harus
menimbulkan pertentangan.
2.4 Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak Serta Perbedaannya dengan Moral dan Etika

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau
hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan
sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan
pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai
keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.

Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti
sebagai studi yang (sistematik tentang (tabiat dari pengertian nilai (baik, (buruk, seharusnya
benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu,
selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak :

1. Perbuatan yang baik atau buruk.


2. Kemampuan melakukan (perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk

Akhlak bersumber pada agama. (Perangai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu
(sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai ke arah baik atau
buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi
lingkungannya.Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui keluargalah
kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara (sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Para ahli seperti (Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai
suatu (sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.
Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari
bahasa latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah
perbuatan seseorang baik atau buruk. Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara
moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar,
penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama. Perbedaan
dengan etika, yakni Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang
manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika
(deskriptif, (etika normatif, dan (metaetika. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam
etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering
muncul dalam etika (normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan (tanggung jawab, nilai dan
norma, serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika adalah
ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari penjelasan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah (ajaran, dan akhlak adalah
tingkah laku manusia.
BAB III

PENUTUP
3.1 SIMPULAN

Dengan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia mempnyai beragam budaya,agama dan


kepercayaan,mengajak bangsa untuk menerima keragaman itu. Toleransi dalam Beragama di
Indonesia. Indonesia mengakui adanya 5 agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam,
Kristen, Katholik, Budha dan Hindu dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sungguh suatu keberagaman yang cukup banyak. Apalagi bila ditambah dengan berbagai
agama lain yang dianut oleh warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Sebagian besar
agama memiliki komponen etis, biasanya berasal dari wahyu supernatural yang diakui atau
bimbingan. Menurut Simon Blackburn, "Bagi banyak orang, etika tidak hanya terikat
dengan agama, tetapi benar-benar diselesaikan oleh itu. orang tersebut tidak perlu berpikir
terlalu banyak tentang etika. Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang
untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka
menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang
mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau
hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan
sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan
pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai
keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.

3.2 SARAN

Penulis berharap kepada para pembaca, setelah bembaca makalah ini. Para pembaca dan di
khususkan kepada mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga dapat mengetahui tentang apa itu ‘’nilai dan keyakinan beragam’’
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Akhlak

Anda mungkin juga menyukai