PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sikap hidup beragama
2. Untuk mengetahui etika beragama
3. Untuk mengetahui toleransi beragama
4. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup ahlak serta perbedaanya dengan moral
etika
1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui sikap hidup beragama
2. Mahasiswa mengetahui etika beragama
3. Mahasiswa mengetahui toleransi beragama
4. Mahasiswa mengetahui pengertian dan ruang lingkup ahlak serta perbedaannya dengan
moral etika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sikap Hidup Beragama
- rasa bangga dan bahagia atas agama dan kepercayaan yang di peluknya
- menghargai umat yang berbeda agama dan kepercayaan sebagai suatu bentuk toleransi
- menghormati dan menghargai, mudah bergaul dan bekerja sama dengan siapa pun
Indonesia mengakui adanya 5 agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam, Kristen,
Katholik, Budha dan Hindu dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh suatu
keberagaman yang cukup banyak. Apalagi bila ditambah dengan berbagai agama lain yang
dianut oleh warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Agama yang dianut warga negara
asing selama sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia juga harus dihargai. Sesuai
dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang menjadi dasar negara, yaitu Pancasila, maka
toleransi beragama di Indonesia dikembangkan.
Nilai-nilai luhur pancasila tersebut sesuai dengan sila yang tercantum dalam Pancasila,
Ketuhanan Yang Maha Esa. UUD 1945 pasal 29 ayat 2, menguatkan tentang perlunya
toleransi beragama yang harus dilaksanakan di Indonesia “ negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu” . Tidak mudah menjalankan toleransi dalam beragama
di Indonesia yang bercampur dengan perbedaan suku, dan perbedaan-perbedaan lain yang
menjadikannya semakin beragam. Beberapa kali terdengar pergesekan antar umat beragama
di Indonesia.
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
- Membangun jembatan,
- Memperbaiki tempat-tempat umum,
- Membantu orang yang kena musibah banjir,
- Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Sebagian besar agama memiliki komponen etis, biasanya berasal dari wahyu supernatural
yang diakui atau bimbingan. Menurut Simon Blackburn, "Bagi banyak orang, etika tidak
hanya terikat dengan agama, tetapi benar-benar diselesaikan oleh itu. orang tersebut tidak
perlu berpikir terlalu banyak tentang etika,. Karena ada kode otoritatif petunjuk, buku
pegangan dari bagaimana untuk hidup.”
Etika, yang merupakan cabang utama filsafat, meliputi perilaku yang benar dan hidup
yang baik. Hal ini secara signifikan lebih luas daripada konsepsi umum menganalisa yang
benar dan salah.Aspek utama dari etika adalah "kehidupan yang baik", hidup layak atau
kehidupan yang cukup memuaskan, yang dipegang oleh banyak filsuf dan menjadi lebih
penting daripada perilaku moral tradisional.
Beberapa orang menyatakan bahwa agama diperlukan untuk hidup secara etis. Blackburn
menyatakan bahwa, ada orang-orang yang "akan mengatakan bahwa kita hanya dapat
berkembang di bawah payung suatu tatanan sosial yang kuat, disemen oleh kepatuhan umum
untuk tradisi agama tertentu".
Nilai moral yang merupakan nilai etika tersebut bersifat berubah-ubah sesuai dengan
persetujuan dari pada nilai-nilai dasar yang dipandang sebagai nilai alamiah (universal),
etika bersifat teoritis yang memandang perbuatan manusia.
Membangun etika kehidupan beragama ada 5 aspek penting untuk pembangunan
Agama :
1. Membangun kerukunan hidup antar umat beragama
2. Peran serta umat beragama dan kehidupan social ekonomi
3. Terpenuhinya sarana prasarana keagamaan
4. Pendidikan agama
5. Penerangan dakwah agama
Masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain
maupun dari keluarganya sekalipun. Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada
seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah
mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing
Dalam melaksanakan toleransi beragama kita harus mempunyai sikap atau prinsip untuk
mencapai kebahagiaan dan ketenteraman. Adapun prinsip tersebut adalah:
Kebebasan Beragama. Hak asasi manusia yang paling esensial dalam hidup adalah hak
kemerdekaan atau kebebasan baik kebebasan untuk berfikir maupun kebebasan untuk
berkehendak dan kebebasan di dalam memilih kepercayaan atau agama.
Penghormatan dan Eksistensi Agama lain. Etika yang harus dilaksanakan dari sikap
toleransi setelah memberikan kebebasan beragama adalah menghormati eksistensi agama
lain dengan pengertian menghormati keragaman dan perbedaan ajaran-ajaran yang terdapat
pada setiap agama dan kepercayaan yang ada baik yang diakui negara maupun belum diakui
oleh negara.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau
hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan
sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan
pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai
keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti
sebagai studi yang (sistematik tentang (tabiat dari pengertian nilai (baik, (buruk, seharusnya
benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu,
selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak :
Akhlak bersumber pada agama. (Perangai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu
(sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai ke arah baik atau
buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi
lingkungannya.Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui keluargalah
kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara (sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Para ahli seperti (Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai
suatu (sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.
Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari
bahasa latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah
perbuatan seseorang baik atau buruk. Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara
moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar,
penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama. Perbedaan
dengan etika, yakni Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang
manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika
(deskriptif, (etika normatif, dan (metaetika. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam
etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering
muncul dalam etika (normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan (tanggung jawab, nilai dan
norma, serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika adalah
ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari penjelasan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah (ajaran, dan akhlak adalah
tingkah laku manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
Penulis berharap kepada para pembaca, setelah bembaca makalah ini. Para pembaca dan di
khususkan kepada mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga dapat mengetahui tentang apa itu ‘’nilai dan keyakinan beragam’’
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Akhlak