Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Analisis Kadar Biuret dan Minyak (Oil) dalam Pupuk Urea Prill

Laporan Praktik Kerja Industri sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Lisan
Semester Genap Tahun Ajaran 2018/2019

oleh

Annisah Nur Affifah 15.61.07988

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri

Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK

Bogor

2019
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang oleh Annisah
Nur Affifah NIS 15.61.07988

Disetujui dan disahkan oleh :

Disetujui oleh,

Nurul Hasanah, S.Si. Viko Gita Buana, S.E

NIP. 19840106 201012 2 005 Badge No. 03.0205


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh,

Andy Leonard M.P.S.

Badge No. 04.0915

Superintendent Pelaksanaan Diklat

Disahkan oleh,

Dwika Riandari, M.Si

NIP. 19660726 2002 2 001

Kepala Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – SMAK Bogor


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Industri dengan judul “Analisis Kadar Biuret dan Minyak dalam pupuk urea” di PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Praktik Kerja Industri ini merupakan bagian dari kurikulum yang ditetapkan oleh
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – SMAK Bogor. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil Praktik Kerja Industri di Laboratorium Pusat PT Pupuk
Sriwidjaja.
Selama Praktik Kerja Industri ini berlangsung Penulis telah mendapatkan
banyak pengetahuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya selama
menjalani Praktik Kerja Industri.
2. Orang tua dan keluarga tercinta, Ayah, Mamah, Nenek, Mbah serta kedua adik
saya Alvian Nur Safendi dan Amarisa Nur Affifah
3. Ibu Dwika Riandari, M.Si , selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
– SMAK Bogor.
4. Ibu Amilia Sari Ghani, S.S selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Kerjasama Industri yang telah membantu dalam penempatan praktik kerja
industri.
5. Pimpinan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas untuk melaksanakan praktik kerja industri.
6. Ibu Nurul Hasanah, S.Si. selaku pembimbing Prakerin di sekolah yang telah
memberikan pengarahan dan membantu dalam pembuatan laporan Prakerin
ini.
7. Bapak Viko Gita Buana selaku pembimbing Prakerin di PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang yang telah membantu dalam kegiatan Prakerin
8. Bu Nanda selaku supervisior dan Bapak Mufty Hakim selaku foreman urea di
laboratorium pengujian produksi
9. Kak Suryandi Perdana selaku analis senior dan asisten pembimbing di
Laboratorium Pengujian Produksi di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

i
10. Kak Fajar Sidiq H, Kak Rado Prantiko, Kak Teguh Raspati, Kak Djajang
Firdaus, Kak Lucky Dharmawan, Kak Hendra, Kak Andre Kurnia, Kak Agus
selaku Analis di Lab. Pengujian Produksi
11. Irene, Zalfa, Kak Vina, Kak Sabila, Kak Dila, Kak Aci, Kak Rizka, Kak Bela,
Andin, dan Jane selaku rekan kerja di Laboratorium Pengujian Produksi
12. Kak Hadi, Kak Fajar, Kak Yayat, Kak Eki, Kak Hadi, Kak Aziz, Kak Hasan, Kak
Jani, Kak Ale, Kang Ocit, Kang Elan, Kak Bobby, Kak Endang, Kak Gume,
Kak Pandu, Kak Bagus, Kak Uyo, Kak Ferly, Kak Adit, Kak Ian, Kak Ramdan,
Kak Fahmi, Kak Ifa dan Kak Nafa selaku Alumni SMK – SMAK Bogor yang
berada di Palembang.
13. Irene, Goji, Citra, Zalfa, Retna, Rifkah, Vanny, Gia, Andin, Jane, Asep, Davin,
Adi, Kevin, Riko, Danny, Haykal, Fathur, Mamang, Rafipm, Maul, Titan, Ikur,
Wawan, Dicky, Fatih selaku teman teman seperjuangan prakerin yang
menjadi sumber kebahagiaan.
14. Rekan-rekan dari Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Islam
Indonesia Jogja, Politeknik ATIP Padang, dan SMK Kimia YTK Palembang
15. Rekan-rekan Imongskiw Devira, Dyah, Ima, Ayu, Melly, Delia, Muna, Ica, Lila,
Nadya, Lulu, Icen, Delia, Amel, Fadilah yang turut memberikan motivasi dalam
menyelesaikan laporan.
16. Rekan-rekan Prometheus Clavata yang selalu memberikan inspirasi.
17. Seluruh pihak yang telah mebantu dan tidak dapat sebutkan satu – persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sangat
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang berguna untuk
perbaikan laporan ini.
Akhir kata, Penulis berharap laporan ini berguna bagi Penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.

Palembang, April 2019

Annisah Nur Affifah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik Kerja Industri ....................................................................... 2
C. Materi Praktik Kerja Industri ........................................................................ 2
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri .............................. 3
E. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri ...................................... 3
BAB II INSTITUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI ................................................ 4
A. Sejarah dan Perkembangan PT Pupuk Sriwidjaja ....................................... 4
B. Lokasi dan Tata Letak Pabrik ..................................................................... 7
C. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 8
D. Tata Nilai .................................................................................................... 8
E. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan............................................... 9
BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM ......................................................... 13
A. Tinjauan Umum ........................................................................................ 13
B. Tinjauan Khusus ....................................................................................... 23
C. Kegiatan Analisis ...................................................................................... 31
D. Metode Analisis ........................................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 36
A. Hasil ......................................................................................................... 36
B. Pembahasan ............................................................................................ 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 40
A. Kesimpulan ............................................................................................... 40
B. Saran ........................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41
LAMPIRAN........................................................................................................ 42

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja ................................................................ 4
Gambar 2. Skema Perjalanan PT Pupuk Sriwidjaja ............................................. 5
Gambar 3. Proses Pembuatan Urea .................................................................. 14
Gambar 4. Proses Pembuatan Ammonia ........................................................... 16
Gambar 5. Struktur Senyawa Biuret................................................................... 24
Gambar 6. Spektrofotometer UV-VIS ................................................................. 26

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Syarat Mutu Pupuk Urea SNI 02-2801-2010 ........................................ 24


Tabel 2. Parameter Kadar Minyak DL-Pusri – 069.2 .......................................... 30
Tabel 3. Data Hasil Analisis Kadar Biuret Tanggal 07 Maret 2019 ..................... 36
Tabel 4. Data Hasil Analisis Kadar Biuret Tanggal 18 Maret 2019 ..................... 36
Tabel 5. Data Hasil Analisis Kadar Biuret Tanggal 21 Maret 2019 ..................... 36
Tabel 6. Data Hasil Analisis Kadar Minyak Tanggal 07 Maret 2019 ................... 37
Tabel 7. Data Hasil Analisis Kadar Minyak Tanggal 18 Maret 2019 ................... 37
Tabel 8. Data Hasil Analisis Kadar Minyak Tanggal 21 Maret 2019 ................... 37

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis dan Perhitungan Kadar Biuret dan Minyak ............... 42

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selaras dengan perkembangan zaman, semakin majunya ilmu pengetahuan dan


teknologi, juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan sektor industri di
Indonesia. Mengingat tuntutan dan persaingan di dunia industri akan semakin
meningkat, bersifat padat pengetahuan dan keterampilan, maka sekolah menengah
kejuruan khususnya bidang kimia analisis harus lebih memfokuskan pengembangan
pendidikannya pada kualitas lulusan .Berkaitan dengan itu, maka pola pengembangan
yang digunakan dalam pembinaan sistem pendidikan menjadi sangat penting.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu ada kemitraan antara sekolah dengan
dunia industri, dimana dunia industri dan sekolah bersama-sama memenuhi standar
kompetensi lulusan melalui berbagai program sekolah, diantaranya program Praktik
Kerja Industri (Prakerin). Dasar hukum kegiatan Prakerin ini mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri yaitu
pada pasal 8 ayat 1 – 3. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa Instansi Pendidikan
Vokasi dapat melaksanakan kerjasama dengan Perusahaan Industri dalam bentuk
pengembangan kurikulum, praktik kerja, dan/atau penempatan lulusan dan
perusahaan berkewajiban untuk memfasilitasi kegiatan tersebut.
Dengan adanya kegiatan Prakerin, siswa dapat terlibat langsung pada proses
industri dan merasakan suasana industri. Pada kesempatan tersebut siswa dapat
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, sehingga pada saatnya nanti
diharapkan dapat menjadi seorang analis kimia yang profesional,unggul, bermartabat,
serta berwawasan lingkungan seperti visi sekolah.

1
2

B. Tujuan Praktik Kerja Industri


Praktik Kerja Industri adalah untuk mencetak dan mempersiapkan tenaga analis
kimia tingkat menengah yang terampil, memiliki kemampuan kerja yang profesional,
dapat bertanggung jawab serta siap pakai yang mempunyai potensi besar untuk
mengembangkan dan memajukan sektor industri kimia di Indonesia khususnya di
laboratorium.
Tujuan pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin), yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai bekal
kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.
2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam
rangka memasuki lapangan kerja.
3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam dunia
kerja, antara lain : struktur organisasi, disiplin, lingkungan dan sistem kerja.
4. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrumen kimia
analisis yang lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di
sekolah.
5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
pendidikan di SMK - SMAK Bogor.
6. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia kepada lembaga-
lembaga penelitian dan perusahaan industri di tempat pelaksanaan Prakerin.

C. Materi Praktik Kerja Industri


Salah satu misi Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor adalah
menghasilkan Sumber Daya Manusia dalam bidang analis kimia tingkat menengah
yang terampil dan produktif. Oleh karena itu, materi yang diberikan dalam Praktik
Kerja Industri ini meliputi:
1. Struktur organisasi, fungsi organisasi, disiplin kerja, administrasi (administrasi
laboratorium) institusi dimana siswa melaksanakan Prakerin.
2. Pengetahuan tentang komoditi yang dianalisis baik secara teori maupun secara
praktik.
3. Pengetahuan tentang metode analisis kimia yang dilaksanakan secara teori
maupun secara praktik.
3

4. Pengetahuan tentang instrumen analisis kimia yang digunakan secara teori


maupun praktik.
5. Pengetahuan tentang pengetahuan mutu (terutama bagi yang melaksanakan
Prakerin di perusahaan industri).
6. Materi yang diberikan dititik beratkan pada latihan analisis kimia, bukan penelitian
seperti halnya pada program diploma atau sarjana.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri


Praktik Kerja Industri dilaksanakan di unit atau bagian pada perusahaan atau
lembaga penelitian yang terkait dengan analisis kimia. Adapun tempat Praktik Kerja
Industri yang dipilih oleh penyusun adalah PT Pupuk Sriwidjaja Indonesia yang
berlokasi di Jalan Mayor Zen 4 Palembang, Sumetera Selatan, penyusun
melaksanakan Prakerin selama 4 bulan terhitung mulai dari tanggal 2 Januari 2019
sampai dengan 30 April 2019.

E. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri


Setelah melaksanakan prakerin, siswa Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
Bogor wajib membuat laporan selama melaksanakan prakerin. Adapun tujuan
pembuatan laporan ini adalah:
1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari
sekolah di institusi tempat prakerin.
2. Siswa mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah analisis kimia
secara lebih terperinci dan mendalam (seperti apa yang terungkap dalam laporan
prakerin yang dibuatnya)
3. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun institusi prakerin,
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, baik bagi dirinya (penyusun),
maupun bagi para pembaca.
4. Siswa dapat membuat laporan kerja dan mempertanggung jawabkannya.
BAB II
INSTITUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Sejarah dan Perkembangan PT. Pupuk Sriwidjaja

PT Pupuk Sriwidjaja – Persero (Pusri) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan pemegang saham tunggal adalah pemerintah RI. Secara legal, PT Pupuk
Sriwidjaja didirikan tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam lembaran
Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960 PT Pupuk Sriwidjaja
memiliki Kantor Pusat dan pusat Produksi berkedudukan di Palembang, Sumatera
Selatan. PT Pupuk Sriwidjaja merupakan pabrik urea pertama di Indonesia.

Gambar 1. Pabrik Pupuk Sriwidjaja Palembang

PT Pupuk Sriwidjaja telah memiliki 4 buah pabrik, yaitu:


1. Pabrik Pupuk Sriwidjaja I yang didirikan pada tahun 1963 dengan kapasitas
terpasang sebesar 100.000 ton/tahun. Karena pabrik Pupuk Sriwidjaja I kurang
efektif dan boros maka diganti Pupuk Sriwidjaja IB pada tahun 1990 dan beroperasi
pada tahun 1994 total volume produksi .
2. Pabrik Pupuk Sriwidjaja II yang didirikan pada tahun 1974 dengan kapasitas
terpasang sebesar 300.000 ton/tahun.
3. Pabrik Pupuk Sriwidjaja III yang didirikan pada tahun 1976 dengan kapasitas
terpasang sebesar 570.000 ton/tahun.

4
5

4. Pabrik Pupuk Sriwidjaja IV yang didirikan pada tahun 1977 dengan kapasitas
terpasang sebesar 570.000 ton/tahun.
PT Pupuk Sriwidjaja mempunyai pengalaman yang baik dalam bidang
perekayasaan Pabrik dan pengaturan manajemen. Pengalaman ini berguna dalam
membantu pembangunan dan perbaikan tahunan pada beberapa pabrik pupuk
antara lain:
1. PT Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat.
2. PT Pupuk Kaltim di Kalimantan Timur.
3. PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh.
4. PT Petrokimia Gresik.
Berikut skema singkat tentang perjalanan PT Pupuk Sriwidjaja:

Tahun 1959 Tahun 1961 Tahun 1964

Tahun 1993 Tahun 1979 Tahun 1972


Tahun 1959

Tahun 1959

Tahun 2010
Tahun 1959

Tahun 1959

Gambar 2. Skema perjalanan PT. Pupuk Sriwidjaja


6

PT Pupuk Sriwidjaja didirikan pada tanggal 24 Desember 1959, merupakan


produsen pupuk urea pertama di Indonesia. Sriwidjaja diambil sebagai nama
perusahaan untuk mengabadikan sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya di
Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga
daratan Cina, pada Abad Ke Tujuh Masehi.
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya
Pupuk Sriwidjaja, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk
pertama kali yang dikenal dengan Pabrik Pupuk Sriwidjaja I. Pada tahun 1963,
Pabrik Pupuk Sriwidjaja I mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar
100.000 ton urea dan 59.400 ton amoniak per tahun. Wakil Perdana Menteri
Chaerul Saleh menekan tombol tanda diresmikannya penyelesaian Pabrik Pupuk
Sriwidjaja I didampingi Direktur Utama Pupuk Sriwidjaja Ir. Salmon Mustafa 4 Juli
1964.
Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, selama periode
1972-1977 Pupuk Sriwidjaja membangun Pabrik Pupuk Sriwidjaja II, Pupuk
Sriwidjaja III dan Pupuk Sriwidjaja IV. Pabrik Pupuk Sriwidjaja II memiliki kapasitas
terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992 dilakukan proyek optimalisasi
urea Pabrik Pupuk Sriwidjaja II dengan kapasitas terpasang sebesar 552.000 ton
per tahun. Pabrik Pupuk Sriwidjaja III dibangun pada 1976 dengan kapasitas
terpasang sebesar 570.000 ton per tahun, sedangkan pabrik urea Pupuk Sriwidjaja
IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton
per tahun.
Sejak tahun 1979, Pupuk Sriwidjaja diberi tugas oleh Pemerintah
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai
bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program
pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk
bagi petani di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1993 dilakukan pembangunan Pabrik Pupuk Sriwidjaja IB
berkapasitas 570.000 ton per tahun, sebagai upaya peremajaan dan peningkatan
kapasitas produksi pabrik dan untuk menggantikan pabrik Pupuk Sriwidjaja I yang
dihentikan operasinya karena usia dan tingkat efisiensi yang menurun.
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) kepada PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT Pusri
7

(Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang di dalam


RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT
Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan
pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero). Hingga kini PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

B. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT Pupuk Sriwidjaja terletak di tepian sungai Musi, di wilayah perkampungan
sungai Selayur kampung 1 Ilir dan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota madya
Palembang. Lokasi ini berada kira- kira 7 km dari pusat kota Palembang. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Gass Bell and
Associaties dari Amerika Serikat yang memberikan rekomendasi untuk
membangun pabrik Pupuk Urea di Sumatera Selatan. Kelayakan tersebut
ditunjang oleh beberapa faktor geografis sebagai berikut.
Dekat dengan sumber bahan baku gas alam yaitu di Prabumulih dan Pendopo
yang terletak di sekitar 100-150 km dari pabrik. Dekat dengan sumber bahan baku
air yaitu di sungai Musi. Air merupakan salah satu penunjang utama sebagai
bahan baku pembuatan steam, pemenuhan kebutuhan proses produksi lainnya,
sebagai air minum dan tempat pembuangan limbah yang telah mengalami
pengolahan. Selain itu, sungai Musi mempunyai peranan penting untuk transfortasi
bahan baku maupun hasil produksi baik dalam bentuk pupuk curah (bulk) maupun
dalam bentuk pupuk kantong (in bag) dari atau ke lokasi pabrik.
Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api. Dekat dengan Bukit Asam
yang mengolah batubara sehingga dapat dijadikan cadangan bahan baku sangat
potensial jika persediaan gas bumi sudah menipis.
Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar
ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,5265 hektar. Disamping itu,
sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar untuk persediaan
perluasan komplek pabrik dan perumahan karyawan bila diperlukan dikemudian
hari.
8

C. Visi dan Misi


Visi
Menjadi perusahan pupuk terkemuka tingkat regional.
Misi
Memproduksi, serta memasarkan pupuk, dan produk agrobisnis secara efisien,
berkualitas prima, dan memuaskan pelanggan.

D. Tata Nilai
1. Integritas
Perilaku yang mencerminkan kesesuaian antara pikiran, perkataan dan
perbuatan.
a. Berkata dan bertindak jujur tanpa menyembunyikan fakta yang ada.
b. Berani melaporkan kesalahan dan kecurangan yang terjadi sesuai data dan
fakta yang sebenarnya.
c. Konsisten bertindak sesuai perkataan.
d. Bekerja dengan ikhlas.
e. Bekerja bertanggung-jawab sebagai ibadah.
f. Profesional.
Sigap melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan serta pengetahuan
dengan bertanggung jawab dan kreatifitas tinggi.
a. Berani bertindak secara benar, tepat dan cepat untuk kepentingan perusahaan.
b. Melaksanakan tugas hingga tuntas dengan bertanggungjawab.
c. Senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan.
d. Berpikir kreatif dan menyampaikan gagasan inovatif.
e. Bekerja efektif dan efisien mengelola waktu.

2. Fokus kepada pelanggan


Prioritas pada kepuasan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan internal dan
eksternal sesuai harapan.
a. Memperhatikan dan tanggap terhadap keluhan dan kebutuhan pelanggan.
b. Memotong birokrasi yang tidak perlu.
c. Sigap memberikan solusi dan mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi.
d. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan.
e. Menjadikan proses selanjutnya sebagai pelanggan (next process is our
customer).
9

3. Loyalitas
Taat peraturan, patuh pada pimpinan, serta menjaga kesatuan hati antara
pimpinan dengan karyawan demi melindungi nilai dan mencapai visi.
a. Mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi, golongan
dan kelompok.
b. Taat peraturan dan prosedur yang ada serta konsisten menjalankannya.
c. Patuh pada pimpinan dan lini manajemen eksekutif perusahaan.
d. Menjaga kerahasiaan dan citra baik perusahaan dengan penuh tanggung
jawab.
e. Menjunjung tinggi kehormatan dan nilai-nilai perusahaan.

4. Baik sangka
Selalu bersikap atau menanggapi segala hal dari perspektif positif.
a. Mengedepankan asas percaya.
b. Bersedia mendengarkan pendapat dengan obyektif dan sepenuhnya.
c. Memiliki empati saat berinteraksi dengan orang lain.
d. Menempatkan diri untuk memahami secara utuh sebelum menyimpulkan
pendapat.

E. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menggunakan
sistem Line and Staff Organization dengan bentuk perusahaan Perseroan
Terbatas (PT) dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan
proses manajemennya berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM)
yang melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu
secara kontinyu. Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dipimpin oleh
Direktur Utama dan dibantu oleh lima orang Direksi. Dalam kegiatan
operasionalnya, Direksi dibantu oleh staf dan Kepala Departemen. Kedudukan
Direksi adalah sebagai mendataris Dewan Komisaris dan menguasai seluruh
fungsi operasional perusahaan dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil – wakil
pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum yang harus
dilaksanakan oleh Direksi. Selain itu, Dewan Komisaris juga bertindak sebagai
pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan
Direksi.
10

Dewan Komisaris terdiri dari wakil – wakil pemerintah, yaitu:


1. Dewan Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri
2. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar
3. Pertanian
4. Departemen Pertambangan dan Energi
Dewan Direksi terdiri dari:
1. Direktur Produksi
2. Direktur Keuangan dan Pemasaran
3. Direktur Teknik dan Pengembangan
4. Direktur SDM dan Umum
Struktur Organisasi yang berada di bawah Dewan Direksi. Ditentukan sendiri oleh
pihak Dewan Direksi, yang meliputi:
1. Direktur
2. General Manager
3. Manager
4. Sub. Departemen
5. Kepala Bagian (superintendent)
6. Supervisor
7. Foreman Senior
Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dipimpin oleh Direktur Utama dan
dibantu oleh lima orang Direksi. Dalam kegiatan operasionalnya, Direksi dibantu
oleh staf dan Kepala Departemen. Kedudukan Direksi adalah sebagai mendataris
Dewan Komisaris dan menguasai seluruh fungsi operasional perusahaan dimana
Dewan Komisaris terdiri dari wakil – wakil pemegang saham yang bertugas
menentukan kebijaksanaan umum yang harus dilaksanakan oleh Direksi. Selain
itu, Dewan Komisaris juga bertindak sebagai pengawas atas semua kegiatan dan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan Direksi.
a. Struktur Organisasi Departemen Laboratorium
Departemen laboratorium merupakan salah satu departemen yang berada di
divisi teknologi.
1) Laboratorium Penunjang Sarana (LPS)
Laboratorium penunjang sarana ini memiliki beberapa kegiatan sebagai berikut:
a) Laboratorium Inventory dan Sistem Mutu
11

Laboratorium Inventory dan sistem mutu berfungsi sebagai pengelola,


penyediaan barang keperluan perusahaan, serta mengurus administrasi sistem
mutu Internasional ISO 17025:2005, ISO 14000, ISO 9001.
b) Laboratorium Kalibrasi dan Pemeliharaan
Laboratorium Kalibrasi bertugas untuk mengkalibrasi suatu alat apakah alat
tersebut masih layak untuk digunakan atau tidak. Sedangkan pemeliharaan
bertugas untuk memelihara alat, kondisi yang ada di labortorium.
c) Laboratorium Chemical Cleaning, Reagent Preparation and Benfield
Bertugas untuk menyediakan bahan atau pereaksi yang diperlukan lab untuk
analisa.

2) Laboratorium Kimia Analisis


Laboratorium kimia analisis terbagi atas 3 seksi, yaitu:
a) Laboratorium Pengujian Produk (LPP)
Analisa yang dilakukan di LPP meliputi ammonia cair dan urea butiran (prill).
Peralatan yang digunakan antara lain: oven, destilation, automatic titrator
,separately funnel shaker, spectrophotometer ,sieve shaker ,neraca dan lain
lainnya.
b) Laboratorium Pengujian Umum (LPU)
Analisa yang dilakukan di LPU antara lain: analisis mutu air penunjang industri,
bahan kimia penunjang, grease, minyak pelumnas baru, resin, katalis dan karung
plastik dengan menggunakan peralatan spectrophotometer, alat jartest, autoklaf,
colony counter, neraca, autograph, pHmeter, konduktometer, turbidimeter,
viskositas, auto titrator, dan peralatan gelas.
c) Laboratorium Pengujian Gas dan Lube Oil
Analisa yang dilakukan di laboratorium ini antara lain: trace element
(logam), scale, gas alam, gas proses, dan lube oil. Peralatan yang digunakan
antara lain tanur, orsat, spectrophotometer serapan atom (SSA), gas
chromatography (GC).

3) Laboratorium Kontrol Produksi (LKP)


Analisa yang dilakukan di setiap LKP (Pupuk Sriwidjaja IB, II, III, dan IV)
meliputi analisa rutin proses produksi dan hasil akhir dari pabrik ammonia, utilitas,
dan urea. Adapun peralatan yang digunakan dan dapat ditiap – tiap antara lain:
12

gas chromatography, spechtrofotometer, pH meter, konduktometer, aqua titrator,


turbidimeter, sieve shaker , orsat dan alat-alat gelas.
BAB III
KEGIATAN DI LABORATORIUM

A. Tinjauan Umum

1. Pengertian dan pembuatan pupuk urea


a. Pupuk Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung kadar Nitrogen
(N) tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk
urea dengan rumus kimia NH2CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut
dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena
itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk
urea mengandung unsur hara N sebesar 46% w⁄w dengan pengertian setiap
100 kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5% w⁄w, Kadar Biuret 1%
w
⁄w, ukuran 1-3,35 mm 90% w
⁄w Min serta berbentuk Prill.
Ciri-ciri pupuk Urea:
a. Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
b. Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.
c. Memiliki rumus kimia NH2CONH2.
d. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
e. Mengandung unsur hara N sebesar 46% w⁄w.
Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan,
diantaranya:
a. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung
butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting
dalam proses fotosintesis.
b. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang
dan lain-lain).
c. Menambah kandungan protein tanaman.
d. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha
perikanan.

13
14

e. Dengan pemupukan yang tepat dan benar (berimbang) secara teratur,


tanaman akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang
berlipat ganda dan tidak merusak struktur tanah.

b. Pembuatan Pupuk Urea


Berikut ini diagram sederhana proses pembuatan pupuk urea:

Gambar 3. Proses Pembuatan Urea

Berikut ini adalah penjabaran mengenai proses pembuatan urea:

1. Unit Sintesis
Pada unit ini bahan baku NH3 dan CO2 akan bereaksi dan menghasilkan
urea, berikut reaksinya:
2 NH3 + CO2 NH2COONH4 + Q1...............(1)
NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O – Q2.......(2)
Reaksi (1) membentuk ammonium karbamat, mengeluarkan panas Q1
yang besar. Reaksi ini berlangsung sampai selesai jika panas yang
dihasilkan segera dapat dipindahkan sehingga temperatur yang seimbang
dengan tekanan disosiasi yang terdapat di dalam reaktor.
Reaksi (2) amonium karbamat terhidrasi menjadi urea, menyerap panas
Q2 dalam jumlah yang lebih kecil dari Q1. Sintesis urea ini berlangsung di

dalam bejana tegak bertekanan 250 kg/cm2 dan temperatur 200 oC yang
disebut reaktor urea.
15

2. Unit Purifikasi
Amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit
sintesis diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan
pemanasan dengan dua langkah, penurunan tekanan yaitu pada 17
kg/cm2Hg dan 2,3 kg/cm2Hg. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3
dikirim ke bagian recovery sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian
kristaliser.

3. Unit Kristalisasi
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalisasi pada unit ini secara
vaccum, kemudian kristal ureanya dipisahkan di alat centrifuge. Panas
yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas kristalisasi urea.

4. Unit Pembutiran
Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai 99,8 % berat dengan
udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata oleh distributor, dan dari distributor
dijatuhkan ke bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk
urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.

5. Recovery Unit
Recovery unit berfungsi untuk menyerap sisa gas CO2 dan NH3 yang
keluar dari unit purifikasi dengan menggunakan air dan larutan urea di
dalam absorber untuk kemudian di daur ulang ke reaktor urea.

6. Unit Pengolahan Kondensat


Uap air yang terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan, sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan
gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcovery. Sedangkan
air kondensasinya dikirim ke utilitas untuk diolah kembali menjadi demin
water.
16

2. Pengertian dan Pembuatan Amonia


a. Amonia
Amonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik
Amonia PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ialah pabrik yang menghasilkan
amonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil samping yang
keduanya merupakan bahan baku pupuk urea. Bahan baku pembuatan
amonia adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi
utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%
Steam.
b. Pembuatan Amonia
Adapun ringkasnya urutan dari pembuatan amonia dapat
disederhanakan sebagai berikut :

Feed
Reforming Purifikasi
G Treating

Amonia Sintesis

Gambar 4. Proses Pembuatan Amonia

Adapun jenis proses yang digunakan tergantung dari jenis bahan baku dan
jenis teknologi. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ammonia
adalah gas bumi, air dan udara. Unit pabrik ammonia ini mengahasilkan
ammonia cair dengan gas CO2 yang merupakan bahan baku untuk
pembuatan pupuk urea.
Gas bumi dari Pertamina dengan komposisi CO2, H2S, C2-C6, RSH dan
RSR dialirkan ke knock out drum untuk memisahkan gas-gas ringan CO2, C2-
C6 dan hidrokarbon rantai panjang yang berupa cairan pada temperatur
kamar, lalu masuk ke filter (202-L) untuk menghilangkan kotoran atau debu
yang ikut masuk ke dalam gas tersebut. Kemudian untuk menyerap H2S
digunakan katalis ZnO dengan reaksi.
ZnO (g) + H2S (g) → ZnS (g) + H2O (g)
Keluar separator, gas dialirkan ke dalam CO2 absorber (201-E) yang mana
sebagai penyerapnya adalah larutan Benfield yang terdiri dari larutan K2CO3 ±
30%, V2O5 0,5-0,8%, DEA 3-5% dan larutan Defoamer (anti foaming) UCON.
17

Pada absorber ini yang diserap hanya gas CO2 saja, setelah melalui proses
stripping dan pemisahan dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan pupuk
urea. Gas-gas lainnya dialirkan ke desulfurizer (101-D dan 108-D). Pada 101-
D gas yang mengandung organik sulfur (RSP) dan mercaptan (RSH) dengan
H2. Pada 108-D gas H2S yang terbentuk diserap oleh penyerap ZnO.
Gas bumi yang telah bebas kandungan sulfur selanjutnya dicampur steam
dengan perbandingan tertentu masuk ke dalam primary reformer (101-B)
dimana dengan katalis Ni akan terbentuk gas-gas CO2 dan H2. Kemudian
dialirkan ke dalam secondary reformer (103-D) dengan tambahan udara

temperatur ± 1000oC dan katalis nikel - alumina akan terbentuk CO2, CO, Ar,
CH4 dan H2 atau disebut gas sintesis. Gas sintesis tersebut lalu diproses
hingga dihasilkan gas CO2, N2 dan H2. Antara gas nitrogen dan hidrogen
dengan perbandingan tertentu di dalam ammonia converter akan dihasilkan
ammonia. Selanjutnya CO2 dan NH3 dalam reaktor urea menghasilkan larutan
urea.
2NH3 (g) + CO2 (g) → (NH2)2CO (s) + H2O (g)
18

3. Proses Utilitas
Unit utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas mempersiapkan
kebutuhan operasional pabrik ammonia dan urea. Khususnya yang berkaitan
dengan penyediaan bahan baku dan bahan pembantu lainnya. Diantaranya
berupa water treatment yang merupakan unit pengolahan air untuk mendapatkan
air bersih (filter water) dengan bahan baku air sungai musi. Unit ini bertugas
memenuhi kebutuhan pokok air bersih untuk perumahan maupun pabrik, dengan
mengolah air baku menjadi air bersih dengan proses kimia. Di pabrik air
digunakan untuk keperluan sanitasi, cooling water, dan bahan baku air demin.
Selain itu utilitas juga mengolah limbah keluaran pabrik urea dan ammonia dari
pabrik ammonia dan urea untuk diolah kembali ataupun dibuang agar tidak
mengganggu lingkungan.

Analisa yang dilakukan pada utilitas terdiri dari beberapa unit yaitu:
a. water treatment : filtered water (air bersih)
b. demin plant : demineralized water
c. cooling water : air pendingin
d. steam system : steam (uap air)

a. Water Treatment
Air sungai musi diolah menjadi air bersih yang akan digunakan sebagai bahan
baku (steam) dan bahan baku pembantu (air minum/air pendingin). Di
perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja. Bahan baku air sungai musi kemudian diolah
dengan tahapan: penyaringan zat padat terapung, premix tank, floctreater, clear
well, sand filter, filtered water storage tank. Hasil proses penyaringan filtered
water storage tank berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih untuk
dikirim ke unit yang memerlukan yaitu: Cooling tower sebagai make-up cooling
water, demineralized plant sebagai bahan baku air demin, dan portable housing
water.
Air sungai mempunyai komposisi rata-rata sebagai berikut :
1) pH : 6,9
2) Turbidity : 49 NTU
3) Ca hardness sebagai CaCO3, mg/L : 5,5
4) Iron sebagai Fe, mg/L : 20,6
5) Silica sebagai SiO2, mg/L : 64
19

Air sungai diolah lebih lanjut dengan peralatan :


1) Floculator (Premix Tank)
Air sungai yang sudah dipompakan sebelum masuk floculator diinjeksikan
dulu dengan bahan-bahan kimia yang bertujuan supaya air dan bahan kimia
bercampur secara merata sehingga pada saat berada di unit floculator air dan
bahan kimia dapat bereaksi secara sempurna dalam waktu yang relatif singkat.
Bahan-bahan kimia yang diinjeksikan adalah :
a) Aluminium Sulfat
Untuk membentuk endapan Al(OH)3 yang mempunyai daya serap yang
tinggi sehingga pengotor terserap.
b) Caustic soda
Untuk mengatur pH air karena pada sistem flokulasi dengan menggunakan
alum pembentukan flok dan pengendapan flok-flok yang terbentuk berjalan
dengan baik apabila kondisi air tersebut mempunyai pH 5,5-6,0. Di area
floculator di analisis pH dan klorinnya saja.
c) Coagulant Aid
Untuk memperbesar partikel koloid maupun flok yang terbentuk sehingga
proses pengendapan dapat berlangsung lebih cepat dan lebih sempurna.
d) Gas Chlorine
Berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dan lumut.

2) Clarifying / Penjernihan
a) Clarifier
Air yang telah bereaksi dengan bahan kimia di floculator dengan membentuk
floc-floc yang siap untuk mengendap, selanjutnya dikirim ke clarifier untuk
dipisahkan dari flok-floknya yaitu dengan cara pengendapan. Air bersih tersebut
dipisahkan melalui over low dan yang terbentuk secara otomatis dibuang
melalui bagian bawah clarifier ke sewer. Di area clarifier ini dianalisis pH,
turbidity, dan Cl2 . Pembentukkan flok untuk air Sungai Musi paling baik terjadi
pada pH 5,5-6,2 , maka pH air dijaga pada kisaran 5,5-6,2. Sedangkan untuk
turbidity dijaga 3,5 NTU dan Cl2 dijaga <0,5 mg/L.
b) Clear well
Air bersih yang keluar dari clarifier selanjutnya dikirim ke dalam clear well,
dimana pada alat ini pH dinetralkan. Fungsi dari Clear well adalah untuk
20

menampung air bersih sebelum disaring di-sand filter supaya alirannya dapat
dijaga konstan. Di laboratorium ini hanya menganalisis pH saja.
c) Filtering/penyaringan
Air dari clear well mengalir ke sand filter yang berfungsi untuk
memisahkan/menyaring kotoran ataupun endapan yang masih terdapat di
dalam air bersih. Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 6H2O(l)  2 Al(OH)3(aq) + 3 H2SO4(aq)
H2SO4(aq) + 2NaOH(aq)  Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
2 Cl(aq)+ H2O(l)  HOCl(aq) + HCl(aq)
HOCl(aq)  HCl(aq) + On

b. Demineralized Water Plant


Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah filtered water menjadi air
yang bebas dari kandungan mineral, baik ion positif (kation) maupun ion
negatif (anion). Air tersebut akan digunakan sebagai umpan ketel atau boiler
feed water (BFW) pada pembangkit tenaga uap tekanan tinggi, sehingga
terbentuknya kerak dan korosi logam dapat dihindari. Peralatan yang
digunakan pada unit demineralizer water plant antara lain, yaitu: carbon filter,
cation exchanger, anion excharger, mixed-bed exchanger. Dari carbon filter
air dipompakan ke cation exchanger.
Berikut merupakan kation dan anion yang sering ditemui:
Kation : Ca2+, Mg2+, Na+, K+, Fe2+,Mn2+, Al3+
Anion : HCO3-, CO3-, SO42-, Cl-, NO3-, SiO2-
Air yang digunakan harus air murni karena:
1) Mencegah terjadinya scale “di-tube” boiler dan pipa.
2) Menjamin steam yang dihasilkan murni karena akan mempengaruhi
efisiensi turbin.
3) Mengurangi korosi pada pipa-pipa atau tube dan dinding drum boiler.
4) Mengurangi blow boiler karena terjadinya endapan logam seperti adanya
larutan besi.
5) Mempengaruhi proses pembuatan NH3 di pabrik ammonia.

Demin plant terdiri dari:


1) Carbon filter, berisi activated carbon.
2) Cation resin, berisi resin kation.
21

3) Anion resin, berisi resin anion.


4) Mixed bed, berisi resin kation dan resin anion.
Proses pengolahan air bersih menjadi air murni:
1) Air bersih dari filter water tank dipompakan ke karbon filter yang berisi
activated carbon. Fungsi activated carbon adalah untuk mengikat zat-zat
organik dan khlorin yang terlarut dalam air karena khlorin bisa merusak
resin, saringan-saringan dan destributor pada cation exchanger.
2) Air keluar carbon filter mengalir ke cation exchanger yang berfungsi untuk
menyerap atau mengikat ion-ion positif yang terlarut dalam air. Air keluar
exchanger biasanya dicek pH 3-4 dan dicek FMA max 10 mg/L.
3) Air keluar cation exchanger masuk ke anion yang berfungsi menyerap
atau mengikat ion-ion negatif, dicek pH, konduktivitas dan dianalisis silika.
4) Keluar anion exchanger mengalir ke mixed exchanger yang berisi dua
macam resin. Mixed bed berfungsi sabagai pembilasan terakhir untuk
mengikat/menyerap ion-ion positif dan negatif yang lolos dari kation dan
anion exchanger sehingga dihasilkan relatif lebih murni pH 6,2–6,8
konduktivitas di bawah 0,25 mmhos dan kandungan silika maks. 0,05
mg/L.

c. Cooling Water System


Air pendingin (cooling water system) adalah suatu media yang berfungsi
untuk menyerap panas dari suatu proses atau peralatan dengan cara
perpindahan panas (heat transfer).
Cooling water system terbagi 3 sistem operasi, yaitu:
a. Open recirculating system
Air pendingin yang sudah dipakai yang keluar dari heat exchanger akan
didinginkan lagi dalam menara pendingin dengan cara penguapan partial
dan pelepasan panas latent penguapan, kemudian air tersebut disirkulasikan
kembali.
b. Closed recirculating system
Air pendingin yang sudah terpakai yang keluar dari suatu heat
exchanger akan didinginkan lagi seluruhnya dalam suatu heat exchanger
yang lain dengan suatu media pendingin kemudian air tersebut
disirkulasikan kembali.
22

c. One through system


Air pendingin yang sudah terpakai yang keluar dari suatu heat exchanger
langsung dikeluarkan dari sistem tanpa disirkulasikan kembali. Sistem air
pendingin di Pupuk Sriwidjaja ini menggunakan open recirculating system.
Sistem air pendingin ini terdiri dari:
1. Menara air pendingin
2. Bak air pendingin
3. Pompa air pendingin
4. Sistem injeksi
5. Induced Draft Fan (IDF)
Keberhasilan dari cooling water treament tergantung pada banyak faktor,
antara lain:
1. Jenis treatment yang digunakan
2. Kontrol yang baik terhadap parameter-parameter yang ditetapkan
3. Adanya pengertian dan penguasaan dari personil yang menangani
treatment tersebut.
23

B. TINJAUAN KHUSUS
1. Sifat Kimia dan Fisika Pupuk Urea
Pupuk Urea merupakan pupuk kimia yang mengandung 46% w
⁄w
Nitrogen. Pupuk urea dalam industri dibuat melalui proses Haberbosch.
Amoniak hasil reaksi tersebut dialirkan pada tabung yang berisi gas CO 2.
Pada reaksi ini, amoniak yang ditambahkan harus berlebih supaya reaksi
bergeser kearah kanan, sehingga didapatkan hasil yang maksimum.
N2 + 3H2 → 2NH3
2NH3 + CO2 → (NH2)2CO + H2O
Larutan yang terbentuk dialirkan kedalam suatu bejana dengan
pemanasan vakum, larutan dipekatkan menjadi hablur urea. Selanjutnya,
urea tersebut diolah menjadi butiran sehingga diperoleh pupuk urea yang
siap untuk diperdagangkan.
Adapun sifat fisika dari pupuk urea, ialah:
a. Butiran berwarna putih
b. Sedikit berbau NH3
c. Larut dalam air dan larutan alkohol
d. Tidak larut dalam klorofom
e. Akan mengurai apabila dipanaskan
Sifat Kimia:
a. Sebagai amin, akan bereaksi dengan asam dan membentuk garam
b. Pada suhu tinggi dapat membentuk biuret yang bersifat racun bagi
tanaman
Secara umum, manfaat dari pupuk urea adalah sebagai nutrisi dalam
proses pertumbuhan tanaman seperti daun, akar, batang, tunas dan lain
sebagainya. Pupuk urea sangat diminati oleh para petani dikarenakan
harganya yang relatif murah dan efisien dalam menyuburkan tanaman.
Akan tetapi kehadiran pupuk urea tidak akan pernah bisa lepas dengan
keberadan biuret yang merupakan racun didalamnya, biuret memiliki
kemampuan yang cukup merugikan tanaman. Selain bersifat racun, biuret
juga dapat merusak struktur dari kualitas tanah disekitar tanaman yang
diberi pupuk. Maka dari itu diperlukan cek kualitas pupuk dan pemberian
pupuk yang sesuai dengan porsinya kepada tanaman.
24

2. Syarat Mutu Pupuk Urea berdasarkan SNI 02-2801-2010 Tentang


Mutu Pupuk Urea

Tabel - 1 syarat mutu pupuk urea

No Uraian Satuan Persyaratan


1 Kadar nitrogen % min. 46,0
2 Kadar air % maks. 0,5
3 Kadar biuret % maks. 1,2
4 Ukuran: -
a) 1,00 mm - 3,35 mm % min. 90,0
b) 2,00 mm - 4,75 mm % min. 90,0

3 . Parameter Uji Biuret dalam Pupuk Urea


Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea dengan rumus C2H5N3O2. Biuret dikenal juga
dengan istilah Carbamylurea. Ini adalah hasil kondensasi dua molekul urea
dan merupakan kotoran dalam pupuk berbasis urea. Gustav Heinrich
Widemann (1826-1899) adalah orang pertama yang mempelajari mengenai
biuret. Adapun nama IUPAC dari biuret adalah 2-Imidodikarbonik diamide
dengan struktur sebagai berikut:

Gambar 5. Struktur senyawa biuret

Uji biuret digunakan untuk menunjukan adanya ikatan peptida dalam suatu
zat yang akan diuji. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika
atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom
nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi biuret merupakan reaksi
warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-) dan protein. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya senyawa kompleks antara Cu2+ dan N
dari molekul ikatan peptida. Banyaknya asam amino yang terikat pada
ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi ini. Dua molekul urea pada
suhu tinggi bergabung atau bepolimerisasi membentuk senyawa biuret.
25

Keberadaan atau jumlahnya dapat diketahui dengan mereaksikan biuret


dengan pereaksi garam tembaga kompleks yang bereaksi positif akan
menghasilkan senyawa kompleks lembayung yang dapat ditentukan
kadarnya.
Reaksi yang terjadi yakni sebagai berikut:
2CO(NH2)2 → NH2CONHCONH2 + NH3
CuSO4 + 2 NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4
2NH2CONHCONH2 + Cu(OH)2 → [Cu(NH2CONHCONH2)2] (OH)2
Reaksi kondensasi ini terjadi pada suhu lebih tinggi dari 135,7⁰C
disertai waktu pemanasan yang cukup lama seacar terus menerus. Jika
urea mengandung kadar biuret yang tinggi, maka dapat menyebabkan
racun bagi tanaman, sehingga tanaman tidak dapat menyerap nitrogen
dengan sempurna, akibatnya asupan-asupan nutrisi yang dibutuhkan
tanaman berkurang karena biuret dapat merusak sifat-sifat tanah.

4 .Spektrofotometri UV-Visible
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar
ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan
sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-800 nm.
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat
berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di
dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang
gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
26

Gambar 6. Spektrofotometri UV-Vis

Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban


dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan
transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa
pembatasan, yaitu :
 Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
 Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang
yang sama
 Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung
terhadap yang lain dalam larutan tersebut
 Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
 Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
A = e.t.c
dimana :
A = absorban
e = koefisien ekstingsi molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada
spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
27

1. Lampu Tungsten (Wolfram)


Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak.
Bentuk lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang
gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasinya berupa garis
lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000 jam pemakaian.
2. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum
energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang
terletak pada daerah UV. Lampu ini memiliki waktu 500 jam pemakaian.

b. Sel Sampel
Sel sampel berfungsi sebagai tempat untuk meletakan sampel pada
spektrofotometer UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel.
Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa
yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini
disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV
sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak
(VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.

c. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang
gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
1. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
2. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan yang lebih bagi proses spektroskopi.
Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama,
hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat diperuntukkan
dalam seluruh jangkauan spektrum.
3. Celah optis
` Berfungsi untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan
dari sumber radiasi. Apabila berada pada posisi yang tepat, maka radiasi
akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang.
28

4. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan itu merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang
gelombang yang dipilih.

d. Detektor
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
1. Kepekaan yang tinggi
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
3. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
4. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Sinyal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor:
 Detektor foto (Photo detector)
 Photocell, misalnya CdS.
 Phototube
 Hantaran foto
 Dioda foto
 Detektor panas

e. Visual display/recorder
Merupakan out merupakan suatu sistem baca yang menangkap
besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.
Prinsip Kerja
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang
bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator
pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator
kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat
dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang
diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang
dilewatkan ini kemudian di terima oleh detektor. Detektor kemudian akan
menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap
29

oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat


yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat
dalam sampel secara kuantitatif. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak
berwarna, maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi
larutan yang berwarna. Kecuali apabila diukur dengan menggunakan
lampu UV.
2) Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada
panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada
panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang
gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar
sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan
pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.
3) Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang
dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada
spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi
panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar
pengukuran yang didapatkan lebih teliti.

5 . Parameter Kadar Minyak (Oil) dalam Pupuk Urea berdasarkan DL-


PUSRI-069.02
Analisis minyak (oil) selain digunakan untuk memantau kualitas urea
juga digunakan untuk memantau proses produksi urea. Adanya kandungan
Minyak (Oil) pada produk urea mengindikasikan adanya kebocoran minyak
/ pelumas dari pompa dan kompresor di pabrik pada proses pembuatan
urea.
30

Tabel – 2. Parameter kadar minyak


No Pabrik Satuan Persyaratan
1 Pusri I B Ppm 1 – 10
2 Pusri IIB Ppm 1 – 10
3 Pusri III Ppm 10 – 40
4 Pusri IV Ppm 10– 40

6. Gravimetri
Gravimetri adalah salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen
dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada
konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat
dalam sampel relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang.
Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa
sampel padat maupun cair.

7. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan
proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi: pemisahan oil
dalam amoniak cair dengan pelarut heksan.
Ekstraksi cair-cair merupakan pemisahan komponen kimia di antara
2 fase pelarut yang saling bercampur dimana sebagian komponen larut
pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, kedua fase yang
mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi
pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen
kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap. Ekstraksi cair
cair ini dapat dilakukan dengan menggunakan corong pemisah.
31

C. Kegiatan Analisis dan Metodologi Analisis


1. Kegiatan Analisis
Pada Laboratorium Pengujian Produk (LPP), terdapat program
penjadwalan yang secara rutin dilakukan, yaitu:
1) Hari Senin : Analisis rutin pupuk urea prill pabrik
2) Hari Selasa : Analisis rutin amoniak cair pabrik
3) Hari Rabu : Analisis rutin parameter yang terdapat pada SNI
4) Hari Kamis : Analisis rutin pupuk urea prill pabrik dan bulk
storage
5) Hari Jumat : Analisis rutin amoniak cair container
Selain Jadwal tersebut juga terdapat analisis tambahan untuk
sampel ekstra, yaitu bergantung pada permintaan. Seperti pupuk
organik, pupuk urea sweeping, dan analisis komposit, yaitu
bergantung pada ada tidaknya kapal di dermaga yang akan
melaksanakan kegiatan ekspor. Jadwal tersebut juga dapat berubah
atau bersifat fleksibel tergantung dari kepentingan perusahaan PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang.

2. Metodologi Analisis
A. Kadar Biuret dalam Pupuk Urea
1. Tujuan
Untuk menentukan kandungan biuret dalam contoh pupuk
urea prill.
2. Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan
kandungan biuret dalam contoh pupuk urea prill dengan
menggunakan prinsip pembentukan senyawa berwarna yang
selanjutnya diukur konsentrasinya dengan alat spektrofotometer.
3. Definisi / Ringkasan Metode
Tuangkan larutan garam kompleks tembaga ke dalam
larutan contoh untuk pembentukan warna, dan ukur absorbansi
larutan ini pada ± 540 nm adalah pengesetan di pabrik yang
mengatur alat tersebut ke absorbans nol untuk larutan garam
kompleks tembaga encerkan dengan volume yang sama.
Kandungan biuret dihitung dari kurva kalibrasi.
32

4. Acuan/Metoda
SNI 02-2801-2010 Butir 6.3.2 tentang syarat mutu pupuk urea.
5. Peralatan
 Spektrofotometer sinar tampak
 Labu ukur bervolume 50 mL, 200 mL, dan 1000 mL
 Botol timbang
 Neraca analitik
 Pipet Volumetri 10 mL dan 20 mL
 Kertas saring
 Corong kaca
6. Bahan pereaksi:
 Larutan Tembaga (II) Sulfat
6 (enam) gram tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
dilarut lanjutkan pada point selanjutnya dalam sebuah labu ukur
satu liter, diencerkan sampai tanda batas dan dikocok.
 Larutan Kalium Natrium Tartrat
32 gram Kalium Hidroksida (85%b/b) dan 20 gram Kalium
Natrium Tartrat Tetrahidrat (KNaC4H4O6.4H2O) dilarutkan dalam
air suling bebas CO2 dalam sebuah labu ukur satu liter,
diencerkan sampai tanda batas dan dikocok. Simpan larutan
selama 2 hari sebelum digunakan.
7. Penyiapan Kurva Kalibrasi
 Pembuatan larutan standar
0.8 gram biuret murni dilarutkan didalam 1000 mL air bebas
mineral (sebelum ditimbang dikeringkan lebih dahulu pada suhu
105⁰C selama 3 jam). Larutan ini mengandung 0.8 mg/mL.
 Pembuatan Kurva Standar
Pipet 0.5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, dan 25 mL larutan
standar ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan masing – masing
10ml Natrium Kalium Tartrat dan 10 mL Tembaga (II) Sulfat,
encerkan sampai tanda batas dengan air suling, diamkan 30
menit, ukur absorbansi pada panjang gelombang 550 nm.
Selanjutnya buat kurva standar mg biuret dengan absorbansi
atau tentukan faktor kalibrasi pereaksi.
33

8. Prosedur
 Ditimbang kurang lebih 10 gram contoh urea dengan teliti dan
masukkan ke dalam labu ukur 200 mL, dan encerkan sampai
tanda batas, kemudian kocok, saring dengan kertas saring
(Larutan A).
 Dengan sebuah pipet volumetrik, pindahkan 20mL dari larutan
A ke dalam sebuah labu ukur 50mL, kemudian tambahkan
10mL Kalium Natrium Tartrat dan 10 mL Tembaga (II) Sulfat,
encerkan sampai tanda batas dan kocok (Larutan B).
 Dengan sebuah pipet volumetrik, pindahkan 20 mL Larutan A
ke dalam sebuah labu ukur 50 mL yang kedua, kemudian
tambahkan 10 mL Kalium Natrium Tartrat dan 10 mL Tembaga
(II) Sulfat, encerkan sampai tanda batas dan kocok (Larutan
C).
 Ke dalam labu ukur 50 mL yang ketiga, pindahkan 10 mL
larutan Kalium Natrium Tartrat kemudian tambahkan 10 mL
larutan tembaga (II) sulfat, encerkan sampai tanda batas dan
kocok (Larutan D).
 Kedalam labu ukur 50 ml yang keempat, pindahkan 10 mL
larutan kalium natrium tartrat encerkan sampai tanda batas
dan kocok (Larutan F).
 Diamkan masing-masing larutan B,C,D dan F selama 30 menit.
 Lakukan pengukuran pada panjang gelombang 550 nm
dengan spektrofotometer.

9. Perhitungan
Perhitungan kadar biuret %(b/b) dengan menggunakan rumus:
𝑎𝑥𝑓
Kadar biuret (%) = 𝑊 𝑥 1000 𝑥 100

Dengan :
W = bobot contoh (gram)
a = konsentrasi biuret (mg)
f = faktor pengenceran
34

B. Kadar Oil

1. Tujuan
Untuk mengetahui dan menentukan kadar minyak yang
terkandung dalam contoh urea prill.
2. Ruang Lingkup
Metode ini dikhususkan untuk penentuan kadar minyak
dalam contoh urea prill dengan metode gravimetri.
3. Definisi/Ringkasan Metoda
Minyak yang terdapat dalam contoh urea diekstraksi
dengan pelarut organik (Heksan). Heksan yang telah mengikat
minyak diuapkan pada temperature ± 105°C. Kemudian sisa
penguapan diukur sebagai kandungan minyak.
4. Acuan
DL-Pusri-069.02 tentang parameter minyak didalam pupuk urea
5. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu :
 Corong pemisah 250 mL 500mL
 Cawan porselein atau Evaporator Dish
 Neraca analisis
 Water bath
 Desikator
 Oven pengering
 Shaker
 Corong
Bahan yang digunakan, yaitu:
 HCl ( 1: 1 )
 N-Hexane
 Larutan Metil jingga ( 0,1% )
 Kertas saring Whatman No.40 atau yang setara
6. Prosedur
 Ditimbang 200 gram urea dalam piala gelas 600 mL, larutkan
dengan air demin sampai 400 mL
 Ditambahkan 3 – 4 tetes Indikator metil jingga 0.1% dan HCl 1:1
hingga larutan menjadi merah
35

 Dipanaskan larutan hingga semua contoh larut, dinginkan dan


pindahkan ke labu kocok 500 mL
 Dibilas piala gelas dengan 15 mL n- Hexane (3x) , kemudian
masukam kedalam labu kocok, dikocok selama 3 – 5 menit,
sesekali tutupnya dibuka dan diamkan hingga terjadi pemisahan
antara air dengan larutan n-Hexane
 Disaring dan ditampung n – Hexane dalam evaporator disk yang
sudah diketahui bobotnya
 Diuapkan evaporator disk diatas penangas air pada suhu 100⁰C
sampai n-Hexane teruapkan
 Dikeringkan dalam oven pada suhu 100⁰C selama 30 menit,
dinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang
7. Perhitungan
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Kandungan minyak (ppm) = 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝑥 106
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan analisis kadar biuret dan minyak pada sampel urea prill dari
pabrik pusri IB, IIB, III, IV.
1. Hasil analisa kadar biuret pada pupuk urea prill dengan acuan SNI 02-
2801-2010
Tabel 3. Hasil analisis tanggal 07 Maret 2019

No Pabrik Satuan Hasil Standar

1 Pusri I B % 0.45 Max 1.2

2 Pusri II B % 1.09 Max 1.2

3 Pusri III % 0.47 Max 1.2

4 Pusri IV % 0.39 Max 1.2


Tabel 4. .Hasil analisis tanggal 18 Maret 2019

No Pabrik Satuan Hasil Standar

1 Pusri I B % 0.49 Max 1.2

2 Pusri II B % 1.10 Max 1.2

3 Pusri III % 0.46 Max 1.2

4 Pusri IV % 0.41 Max 1.2


Tabel 5. Hasil analisis tanggal 21 Maret 2019

No Pabrik Satuan Hasil Standar

1 Pusri I B % 0.47 Max 1.2

2 Pusri II B % 1.01 Max 1.2

3 Pusri III % 0.61 Max 1.2

4 Pusri IV % 0.41 Max 1.2

36
37

2. Hasil analisa kadar minyak dalam pupuk urea prill dengan acuan DL-
PUSRI-069.02
Tabel 6. Hasil analisis tanggal 07 Maret 2019

No Pabrik Satuan Hasil Standar

1 Pusri I B Ppm 2.99 1 – 10

2 Pusri II B Ppm 1.99 1 – 10

3 Pusri III Ppm 29.99 10 – 40

4 Pusri IV Ppm 20.49 10 – 40


Tabel 7. Hasil analisis tanggal 18 Maret 2019

No Pabrik Satuan Hasil Standar

1 Pusri I B Ppm 2.49 1 – 10

2 Pusri II B Ppm 1.49 1 – 10

3 Pusri III Ppm 22.49 10 – 40

4 Pusri IV Ppm 14.50 10 – 40


Tabel 8. Hasil analisis tanggal 21 Maret 2019

No Pabrik Satuan Hasil Standar

1 Pusri I B Ppm 4.48 1 – 10

2 Pusri II B Ppm 5.50 1 – 10

3 Pusri III Ppm 20.39 10 – 40

4 Pusri IV Ppm 14.49 10 – 40


38

B. Pembahasan
Pupuk urea merupakan pupuk yang berkadar Nitrogen (N) tinggi, yang sangat
diperlukan sebagai nutrisi bagi tanaman. Pupuk urea dengan rumus kimia
NH2CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang
kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% w⁄w
dengan pengertian setiap 100 kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5% w⁄w,
Kadar Biuret 1% w⁄w, ukuran 1-3,35 mm 90% w⁄w Min serta berbentuk Prill.
Adapun ketetapan besarnya kadar biuret ditetapkan berdasarkan pada SNI 02-
2801-2010 Tentang Analisis Mutu Pupuk Urea. Hasil produksi dari PT. Pupuk
Sriwidjaja ini sudah memiliki sertifikat SNI 02-2801-2010 yang berarti hasil
produksinya sudah memenuhi standar dan dapat beredar di industri.
Penetapan kadar minyak / pelumas juga digunakan untuk memantau hasil
kualitas dari pupuk urea itu sendiri, selain itu juga dapat digunakan sebagai acuan
untuk memantau proses produksi urea. Adanya kandungan Minyak (Oil) pada
produk urea mengindikasikan adanya kebocoran minyak / pelumas dari pompa
dan kompresor di pabrik pada proses pembuatan urea. Penetapan ini mengacu
pada DL-PUSRI-069.02, yang merupakan standar acuan yang dibuat oleh PT.
Pupuk Sriwidjaja untuk menjaga kepuasan konsumen di seluruh Indonesia dan
kawasan di Asia Tenggara.
Demi menjaga kualitas produksi pupuk, PT. Pupuk Sriwidjaja ini melakukan
kontrol produksi terhadap pupuk urea yang akan dipasarkan ke berbagai negara
di kawasan Asia Tenggara dengan berbagai parameter yang dilakukan secara
rutin, berikut adalah pembahasan mengenai parameter biuret dan minyak yang
telah dikerjakan.
1. Biuret
Untuk mengetahui kadar biuret yang terkandung di dalam pupuk urea, diambil
sebanyak 20 gram sampel, lalu di larutkan dengan air demin dalam labu ukur
berukuran 250 ml dan himpitkan serta homogenkan. Kemudian dipipet masing –
masing sebanyak 20 ml dengan pipet volumetrik, kedalam dua buah labu ukur
berukuran 50 ml. Untuk labu ukur yang pertama (sebagai blanko sampel)
ditambahkan 10 ml Kalium Natrium Tartrat, sedangkan untuk labu ukur kedua
(sebagai sampel) ditambahkan 10 ml Kalium Natrium Tartrat dan Tembaga (II)
Sulfat. Setelah itu dihimpitkan, dan dihomogenkan. Dibaca abosrbansi nya pada
panjang gelombang 540 nm.
39

Hasil analisis kadar biuret dalam pupuk urea yang dilakukan pada tanggal 7,
18 dan 21 Maret 2019 dinyatakan memenuhi standar SNI 02-2801-2010, diperoleh
hasil dibawah 1.2% dari semua pabrik.
2. Minyak
Pada proses pembuatan pupuk urea yang dilakukan oleh PT Pusri Palembang
digunakan mesin-mesin seperti pompa dan kompresor yang membutuhkan minyak
sebagai pelumas agar dapat bekerja secara optimum. Kebocoran pada sealing
pompa atau kompresor akan menyebabkan minyak mengalir di dalamnya dan
masuk ke dalam sistem, sehingga berpengaruh terhadap kualitas pupuk urea yang
dapat mengakibatkan turunnya kualitas produk yang dihasilkan.
Untuk mengetahui kadar minyak dalam suatu pupuk urea, dapat dilakukan
dengan cara menimbang sampel, lalu dipanaskan, dan diekstraksi. Kemudian,
dipanasakan dan ditimbang sesuai dengan prosedur kerja. Penetapan ini
dilakukan dengan metoda gravimetri yang didasarkan pada berat.
Hasil analisis kadar minyak dalam pupuk urea yang dilakukan pada tanggal 7,
18 dan 21 Maret 2019 dinyatakan layak dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja yakni DL-PUSRI-069.02. Untuk Pabrik Pusri
IB & II B diperoleh hasil berkisar pada rentang 1 – 10 ppm, dan Pabrik Pusri III &
IV juga diperoleh hasil yang berkisar pada rentang 10 -40 ppm.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data produk pupuk urea prill dari
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan parameter kadar biuret dan kadar minyak
yang dilakukan pada tanggal 07,18 dan 21 Maret 2019 maka dapat disimpulkan
bahwa pupuk urea yang diproduksi oleh PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
memenuhi syarat yang telah ditetapkan perusahaan yaitu berdasarkan SNI 2801-
2010 dan DL-PUSRI-069.2 dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan setelah pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagai bahan masukan bagi
institusi tempat Prakerin dan bagi pembaca adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan menggunakan alat keselamatan kerja di laboratorium maupun
lapangan kerja dikarenakan tingginya resiko bahaya.
2. Penambahan pereaksi dengan konsentrasi yang pekat seharusnya dilakukan
di ruang asam dengan penggunaan alat pelindung diri yang lebih mumpuni
3. Ketelitian analis dalam pembacaan analisa,kebersihan dan pemeliharan
alat,serta kalibrasi peralatan yang harus dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan agar didapatkan hasil analisa yang akurat.
4. Sebaiknya, dilakukan pengulangan minimal duplo untuk sampel yang sama
agar diperoleh data yang akurat dan presisi
5. Semoga PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dapat terus menjalin kerjasama
dengan SMK - SMAK Bogor

40
DAFTAR PUSTAKA

Day, R A, dan Underwood, A L.. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam,

Jakarta : Erlangga

Dinas Teknik Proses. 1993. Poses Pembuatan Urea, Palembang: PT. Pupuk
Sriwidjaja

Djalil, Latifah Abdul. Marliana,Nina. 2014. Praktikum Kimia Terpadu, Bogor: SMK
– SMAK Bogor

Pusri. 2017. Diktat PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Palembang: PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang

Pusri. 2011. Mengenal Pupuk Urea. Diakses dari www.pusri.co.id pada tanggal
29 Januari 2019 pukul 22.30 WIB

Tanpa nama. 2003. Fasilitas Utama Pabrik. Palembang: Dinas Teknik Produksi
PT PUSRI

Team Pelatihan Proses dan Operasi Pabrik Departemen Operasi-IB /II/III/IV.


2009. Panduan Operasi dan Proses Pabrik Utilitas / Amoniak / Urea.
Palembang: PT Pupuk Sriwidjaja.

41
LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil analisis kadar biuret dan minyak dalam pupuk urea

Analisis Kadar Biuret


Tabel Hasil analisis tanggal 07 Maret 2019
Berat Contoh
Pabrik Absorbansi sampel Absorbansi Blanko Kadar (%)
(gram)
IB 10.0123 0.0464 0.0267 0.45
II B 10.0568 0.0731 0.0267 1.09
III 10.0051 0.0472 0.0267 0.47
IV 10.2084 0.0442 0.0267 0.39
Pabrik Pusri I:
4.4909 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0123 gram X 1000
= 0.45 %

Pabrik Pusri IIB:


10.9870 x 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0568 gram X 1000

= 1.09 %

Pabrik Pusri III:

4.6855 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0051 gram X 1000
= 0.47 %

Pabrik Pusri IV:


3.9556 x 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.2084 gram X 1000
= 0.39 %

42
Tabel hasil analisis tanggal 18 Maret 2019
Berat Contoh
Pabrik Absorbansi sampel Absorbansi Blanko Kadar (%)
(gram)
IB 10.0037 0.0476 0.0261 0.49
II B 10.0851 0.0730 0.0261 1.10
III 10.0165 0.0465 0.0261 0.46
IV 10.0697 0.0443 0.0261 0.41
Pabrik Pusri I:
4.9288 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0037 X 1000
= 0.49 %

Pabrik Pusri II B :
11.1087 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0851 gram X 1000
= 1.10 %

Pabrik Pusri III:


4.6612 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0165 gram X 1000
= 0.46 %

Pabrik Pusri IV:


4.1259 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0697 gram X 1000
= 0.41 %

43
Tabel hasil analisis tanggal 21 Maret 2019
Berat Contoh
Pabrik Absorbansi sampel Absorbansi Blanko Kadar (%)
(gram)
IB 10.0026 0.0457 0.0250 0.47
II B 10.0010 0.0678 0.0250 1.01
III 10.0138 0.0514 0.0250 0.61
IV 10.0085 0.0433 0.0250 0.41
Pabrik Pusri I :
4.7342 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0026 gram X 1000
= 0.47 %

Pabrik Pusri II B:

10.1112 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0010 gram X 1000
= 1.01 %

Pabrik Pusri III :

6.1209 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0138 gram X 1000
= 0.61 %

Pabrik Pusri IV :

4.1502 X 10
% 𝐵𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡 = × 100%
10.0085 gram X 1000
= 0.41 %

44
Analisis Kadar Minyak
Tabel hasil analisis tanggal 07 Maret 2019
Berat Contoh Berat cawan kosong Berat cawan + minyak Berat minyak
Pabrik
(gram) (gram) (gram) (gram)
IB 200.15 55.1436 55.1442 0.0006
II B 200.10 57.6577 57.6581 0.0004
III 200.12 55.9178 55.9238 0.0060
IV 200.14 55.6945 55.6986 0.0041
Pabrik Pusri I:
0.0006
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.15

= 2.99

Pabrik Pusri II B:

0.0004
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.10
= 1.99

Pabrik Pusri III:

0.0060
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.12
= 29.98

Pabrik Pusri IV :

0.0041
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.14
= 20.49

45
Tabel hasil analisis tanggal 18 Maret 2019
Berat Contoh Berat cawan kosong Berat cawan + minyak Berat minyak
Pabrik
(gram) (gram) (gram) (gram)
IB 200.16 56.9000 56.9005 0.0005
II B 200.12 57.0142 57.0145 0.0003
III 200.10 57.6811 57.6856 0.0045
IV 200.00 55.1200 55.1229 0.0029
Pabrik Pusri I :
0.0005
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.16
= 2.49 ppm

Pabrik Pusri II B :

0.0003
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.12
= 1.49 ppm

Pabrik Pusri III :

0.0045
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.10
= 22.49

Pabrik Pusri IV :

0.0029
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.00
= 14.50 ppm

46
Tabel hasil analisis tanggal 21 Maret 2019
Berat Contoh Berat cawan kosong Berat cawan + minyak Berat minyak
Pabrik
(gram) (gram) (gram) (gram)
IB 200.80 54.5661 54.5670 0.0009
II B 200.37 55.9176 55.9187 0.0011
III 201.09 58.6156 58.6197 0.0041
IV 200.16 57.9910 57.9939 0.0029
Pabrik Pusri I :

0.0009
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.80
= 4.48 ppm

Pabrik Pusri II B:

0.0011
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.37
= 5.50 ppm

Pabrik Pusri III :

0.0041
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
201.09
= 20.39 ppm

Pabrik Pusri IV :

0.0029
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 106
200.16
= 14.49 ppm

47

Anda mungkin juga menyukai