PEKERJAAN :
REVITALISASI SITUS ISTANA MALIGE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA APBN - 2019
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 1
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
Pekerjaan Pendahuluan
Pasal 4
Daerah Kerja dan Jalan Masuk
1) Bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
teknis yang ditentukan.
2) Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan, maka mutunya minimal
harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Untuk
pemesanan bahan itu, harus diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi yang
meliputi jenis, kualitas serta kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat
persetujuan.
3) Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuahi
ketentuan- ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan
bangunan serta persyaratan- persyaratannya akan di cantumkan di dalam pasal-pasal
berikut.
4) Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh.
Kontraktor boleh mengajukan usul perubahan pada Direksi sepanjang mutunya paling
tidak sama dan apa yang diisyaratkan.
5) Direksi akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi
persyartan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan
bahan – bahan produksi dalam Negeri.
Pasal 6
Lalu – Lintas
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.
Pasal 8
Sarana Penerangan dan Air Kerja
Kontraktor harus menyediakan sarana /prasarana penerangan dan air kerja, yang diperlukan
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Pasal 9
Peralatan Survey
Kontraktor harus menyediakan peralatan survey dan juru ukur yang berpengalaman , peralatan
survey tersebut harus atas persetujuan Direksi, dan akan digunakan mulai dari pelaksanaan
pekerjaan hingga selesai seluruh tahapan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan tahap
Pertama.
Pasal 02
PEMBERSIHAN LOKASI
1) Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Gedung baru, Pelaksana wajib
membersihkan lokasi tumbuh-tumbuhan, serta benda lainnya yang dianggap dapat
mengganggu pelaksanaan pembangunan.
Pasal 03
PERALATAN KERJA DAN MOBILISASI
1) Pelaksana harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan
peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup
pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
2) Pelaksana harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat
berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
3) Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah
peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan.
4) Bila pekerjaan telah selesai, Pelaksana diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-
alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan
bekas-bekasnya.
5) Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada
ayat (1), Pelaksana harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapatbekerja pada
kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah
Pasal 04
SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN
1) Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Pelaksana harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air
kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
2) Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor Pelaksana, kamar mandi/WC
atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3) Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam
hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam
sehari.
4) Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
pengadaan Generator Set, dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut
termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakl
Pasal 05
PEMBUATAN LOS KERJA DAN BANGUNAN ISTIRAHAT
1) Pelaksana harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat dan
tempat shalat bagi pekerja Pelaksana.
2) Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi
tukang/pekerja Pelaksana dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari
pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan
Pasal 06
KEAMANAN PROYEK
1) Pelaksana harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang milik
Pelaksana, pengawas atau pengelola proyek, serta menjaga keutuhan
bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja Pelaksana ataupun
kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 07
KANTOR PROYEK (DIREKSI KEET ) DAN PERLENGKAPANNYA
3) Direksi keet/kantor pengeloa proyek, kantor dan gudang Pelaksana, pompa air kerja
adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan
yang dipakai habis pada saat selesai pekerjaan.
Pasal 08
KANTOR DAN GUDANG PELAKSANA
1) Pelaksana harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil
2) Pelaksana bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
3) Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari
gangguan cuaca dan pencurian.
4) Penempatan kantor dan gedung Pelaksana harus diatur sedemikian rupa, agar
mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 09
PENYEDIAAN FASILITAS PROYEK
1) Pelaksana juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat-
rapat/ pertemuan dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-tamu pemberi tugas
yang berkepentingan dengan proyek.
2) Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai
bangunan dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-
tempat lain yang memerlukan
Pasal 10
JALAN MASUK, JALAN SEMENTARA
1) Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, Pelaksana harus
sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan
kerja sementara yang disetujui oleh pengawas.
2) Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan
semua perizinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Pelaksana.
3) Pelaksana harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada
dengan mengatur trayek kenderaan yang digunakan serta membatasi/membagi
beban muatan.
4) Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
Pelaksana, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung
jawab Pelaksana dan harus segera diperbaiki.
Pasal 11
KESELAMATAN KERJA
1) Pelaksana harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk
setiap bidang pekerjaan.
2) Di dalam lokasi harus taersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK).
3) Pelaksana juga harus menyediakan alat pelindung diri (APD) Seperti ; Helm safety,
Sepatu Safety, Rompi dan Sabuk Pengaman Pekerja.
Pasal 12
IZIN-IZIN
1) Pelaksana harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin- izin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin
penerangan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin
trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
2) Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek,
dengan pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta
Pelaksana.
3) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat di
atas menjadi tanggung jawab Pelaksana.
Pasal 13
DOKUMENTASI
1) Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2) Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah Foto-foto proyek,
berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan bulanan yang dibuat
oleh konsultan pengawas, dan 3(tiga) set album yang harus diserahkan pada serah
terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
2.2. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Pasal. 14
PEKERJAAN GALIAN TANAH BERBATU
Pasal. 15
PEKERJAAN PASANGAN BATU
1) Pasangan batu adalah susunan batu yang diantaranya diisi dengan bahan
adukan semen atau mortar sebagai bahan pengikatnya.
2) asangan batu seringkali digunakan untuk membuat konstruksi dinding penahan
tanah (gravity wall), dan juga untuk membuat pondasi bangunan atau rumah
(biasanya dikenal dengan istilah pondasi menerus), hal ini dikarenakan
kemampuan konstruksi pasangan batu dalam menahan beban yang cukup
besar.
3) Pada pelaksanaannya, pelaksanaan pekerjaan pasangan batu tergolong
pekerjaan yang mudah sehingga tidak memerlukan tukang ahli untuk
mengerjakannya. Selain mudah untuk dikerjakan, konstruksi dari pasangan
batu juga dianggap relatif lebih murah dibandingkan dengan material konstruksi
lainnya. Kedua hal inilah yang menjadi keuntungan utama dari pasangan batu.
4) Pemasangan didinding bastion berupa pasangan batu yaitu;
a) Pasangan batu kulit adalah pasangan pada lapisan luar dari struktur dinding
benteng ataupun bastion, berupa susunan batu gunung dengan bidang
yang saling mengunci dan diberi perekat berupa campuran pasir semen,
namun pasangannya tidak membentuk siar, sehingga tidak tampak adanya
perekat semen dalam pasangan.=
b) Pasangan batu pengisi adalah susunan batu gunung dalam dinding setelah
lapian luar (batu kulit), berupa susunan batu gunung dengan bidang yang
saling mengunci dipasang dalam beberapa lapisan batu yang sebelunya
diberi lantai kerja berupa campuran pasir semen. Tebal tiap lapisan
bervariasi antara 30 – 50 cm, dan diberi campuran pasir semen sebagai
pembatasnya, sekaligus berfungsi sebagai perekat.
c) Perkuatan adalah pasangan batu gunung pada kaki konstruksi yang
berfungsi sebagai pondasi. Dipasang dengan lebar bervariasi sesuai
dengan ketinggian dan kemiringan dinding pasangan batu yang
direncanakan. Pasangan batu ini harus diberi perekat campuran pasir
semen pada tiap 3 bidang batuan berbeda, sehingga dapat menambah
kemampuan struktur dari pasangan.
d) Pasangan dinding benteng batu baru menggunakan material batu yang
didatangkan dari quarry batu, sedangkan pasangan dinding benteng lama
menggunakan material batu runtuhan dari dinding benteng dan masih
tersedia di lokasi.
e) Pekerjaan pasangan batu dinding dengan campuran 1 Sm : 4 Psr. serta
harus mengikuti gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
DireksiLapangan.
f) Kontraktor wajib membuat shop drawings untuk persetujuan perencanaan
yang dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia.
g) Shop drawings harus sudah menggambarkan detail hubungan-hubungan
dan sambungan-sambungan, pengangkuran, konstruksi dan pemasangan
semua komponen lengkap dengan ukuran-ukuran.
h) Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai, dimensi
yang ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi ketentuan
struktur dan ketahanan.
i) Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim
Teknis / Konsultan Supervisi seandainya permukaan - permukaan
yang bersangkutan dalam keatidak memungkinkan untuk mendapatkan
pembetulan-pembetulan.
j) Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings,
harus dikoreksi diselesaikan bersama dengan Perencana, untuk
mendapatkan kepastian.
k) Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat
yang ditentukan.
Pasal 18
LINGKUP PEKERJAAN
2.3.4. Pelaksanaan.
Syarat Proses dan Produk yaitu :
1) Sebelum pekerjaan bouplank dimulai, tanah harus diratakan, bersih dari semak-
semak dan kotoran lain dalam areal bangunan.
2) Galian untuk pondasi harus mencapai tanah asli, dasar galian harus bebas dari
Lumpur, humus, air, dan bersih. Untuk mengurug kembali bekas galian pondasi,
dapat dipakai tanah bekas galian. Urugan dilakukan lapis demi lapis, setebal 15 cm
yang ditumbuk padat.
3) Setelah dasar pondasi telah dicapai, barulah diadakan pemasangan batu pondasi
dengan adukan 1 PC : 4 PS. Batu sebelum dipasang terlebih dahulu dibasahi dan
dibersihkan dari kotoran.
4) Lubang-lubang diantara batu-batu besar selain diisi dengan adukan, harus pula diisi
pula dengan batu-batu pecahan yang kecil.
5) Pemasangan bekisting untuk sloof harus rapih agar diperoleh bidang-bidang yang
cukup rata. Celah-celah antara papan harus ditutup dengan plastik, agar adukan
tidak merembes keluar, yang dapat menyebabkan merosotnya mutu beton, sebelum
pengecoran, sebelah dalam dari bekisting harus disiram dengan air / dibersihkan
dari segala kotoran.
6) Sebelum pemasangan bekisting, baja tulangan dipasang dengan ketentuan-
ketentuan PBI 1971 dan gambar konstruksi. Baja tulangan harus diikat dengan kuat
untuk menjamin tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang lantai beton.
Pasal 19
LINGKUP PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
2.4.1. Lingkup Pekerjaan.
1) Lingkup Pekerjaan meliputi :
a) Penyediaan bahan-bahan dan pembuatan kosen untuk daun pintu dan daun
jendela, lengkap dengan bahan perekat dan bahan finishingnya.
b) Penyetelan dan pemasangan kosen, pintu dan jendela.
2.4.2. Pelaksanaan.
1) sebelum dipakai, bahan kosen di periksa oleh direksi/pengawas
2) kusen harus didirakan tegak lurus dan rata dengan bantuan waterpass.
3) permukaan kusen yang kelihstsn harus diserat sampai rata,halus dan siku dengan
permukaan kusen lainnya
4) Pemasangan kosen harus Tegak Lurus dan Water Pas.
5) Setelah kosen terpasang dengan baik, kosen tersebut harus diperkuat dengan
penyangga/skor dan dilepaskan setelah dinding selesai terpasang.
Pasal 20
LINGKUP PEKERJAAN DINDING
2.5.3. Pelaksanaan.
1) Permukaan yang akan dipasang batubata harus bersih dan basah, sedangkan
batubata sebelum dipasang harus dicelup/dibasahi air, batubata yang pecah tidak
lebih dari 10 %.
2) Adukan harus dibuat secara hati-hati diaduk di dalam Bak Kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering,
kemudian diberi air sesuai persyaratan, untuk mendapatkan campuran yang
diinginkan yaitu yang memenuhi syarat. Adukan yang sudah mengering tidak boleh
dicampur dengan adukan baru.
3) Di dalam pemasangan batubata / bata semen / batako / conblok atau bahan
setempat, dinding / tembok harus tegak lurus dan tidak boleh ada siar vertikal yang
berurutan secara menerus.
4) Semua rangka kayu dinding / kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pemasangan.
5) Pemasangan harus diperkuat dengan angker besi berbentuk L, yang ujungnya
diskrupkan kedalam kosen. Sedangkan ujung bengkoknya ditanam ke dalam
pasangan dinding.
6) Di dalam 1 (satu) hari, khusus untuk pasangan batubata tidak boleh lebih tinggi dari
1 m dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun, untuk menghindari
retaknya dinding dikemudian hari.
7) Setelah pekerjaan pemasangan batubata / bata semen / batako / conblok bahan
setempat selesai diadakan pekerjaan plesteran.
8) Setelah pemasangan dinding selesai, diadakan pekerjaan pemasangan wallpaper
sebagai pelapis dinding
9) Khusus untuk pemasangan batubata / batako/ conblok sebagai persiapan, siar
harus dikorek sedalam 1 cm dan harus benar-benar pada adukannya.
Pasal 21
PEKERJAAN KUDA – KUDA
2.6.1. Pelaksanaan
Lingkup Pekerjaan meliputi :
1) pengadaan bahan kayu untuk kuda-kuda , gording, ikat angin beserta perlengkapan
lainnnya seperti bout, begel, dll
2) meresidu/memeni seluruh permukaan kayu minimal 2 kali sebelum penyetelan
3) penyetelan dan pemasangan kuda-kuda, gording dan ikat angin
2.6.3. Pelaksanaan.
1) Semua bahan-bahan harus terlebih dahulu diperiksa dan diterima Direksi /
Pengawas.
2) Pembuatan
a) Proses perakitan kuda-kuda ditempat harus di setujui oleh direksi/pengawas.
b) Pemasangan kuda-kuda pada bangunan,jarak kuda-kuda tidak kurang dari 3
meter.
c) Bagian-bagian konstruksi yang telah selesai harus bebas dari puntir bengkok
dan sambungan-sambungan yang terbuka.
d) Semua sambungan dibuat secara Teknis yang rapih dan rapat.
e) Pamasangan Bout / mur dan Beguel pada kuda-kuda sesuai gambar rencana
atau petunjuk Direksi lapangan.
2.6.4. Penumpukan.
1) Pemborong berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk barang-
barang yang telah tiba disetiap lokasi tetap baik keadaannya.
2) Bilamana menurut pertimbangn Direksi / Pengawas dianggap terlalu lama waktu
untuk mengangkut bagian-bagian konstruksi dengan memasangnya, maka bagian-
bagian yang tertumpuk tersebut harus dijaga dari pengaruh luar / cuaca dengan cara
yang tepat supaya jangan rusak / cacat, yaitu dengan menyokong bagian-bagian
konstruksi yang harus diangkut tersebut dengan memberi sandar-sandar dan
sebagian, serta tidak berhubungan langsung dengan tanah.
3) Bout, mur, pelat-pelat dan sebagainya harus disimpan ditempat tertutup.
Pasal 22
LINGKUP PEKERJAAN BAHAN PENUTUP ATAP
2.7.1. B a h a n
1) Bahan penutup atap digunakan seng gelombang atap sirap kayu
2) Bahan penutup jurai / bubungan digunakan seng plat nok sirap
3) Macam pekerjaan Memasang sempurna atap, nok jurai sesuai dengan gambar
masing-masing bangunan atau petunjuk direksi/pengawas
Pasal 23
LINGKUP PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
2.8.1. B a h a n
Mengunakan tripleks 3 mm dan juga sebagai penutup dinding pada bagian dalam dan
luar bangunan yang diproduksi dalam negeri dalam kualitas baik, sebelum pemakaian
contoh tripleks dan terlebih dahulu mendapat persetujuan konsultan pengawas. Ukuran
tripleks dan kalsiboad untuk plafond disesuaikan dengan ukuran dalam gambar, untuk
itu pemotongan harus dikerjakan dengan penuh keahlian dengan menggunakan mesin
pemotong dengan baik. Sedangkan pada plafon bagian luar digunakan . Dan rangka
plafondnya menggunakan bahan kayu dan juga hollow aluminium 2x4, 4x4
2.9.3. Pelaksanaan
1) Sebelum menggunakan pasir, tanah untuk lantai terlebih dahulu dibersihkan dari
sampah, humus, sisa material dan sisa-sisa kotoran lainnya.
2) Pasir urug sampai setebal 8 cm, dipadatkan, dan diairi, untuk memperoleh kepadatan
yang merata.
3) Untuk pekerjaan tegel keramik 30x30, sebaiknya dibersihkan dan diratakan dulu area
pemasangannya.
4) Diatas lapisan pasir, dipasang penutup lantai beton 1 : 3 : 5 harus lurus dan datar yang
telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.
5) Untuk pasangan lantai beton, ketebalan minimal 7 cm, diplester setebal 6 mm dengan
adukan 1 PC : 3 pasir.
6) Sebelum umur beton dianggap cukup dan belum ada perintah dari Direksi / Pengawas,
lantai tersebut harus dijaga dari pembebanan-pembebanan yang dapat merubah
muka lantai dan selalu dibasahi dengan air sampai pada umur beton dianggap cukup
oleh pengawas.
7) Sebelum mengerjakan pekerjaan lantai parquet, terlebih dulu dibuatkan penguatan
rangka dan pemasangan alas untuk pemasangan lantai parquet
Pasal 25
LINGKUP PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA
Pasal 26
LINGKUP PEKERJAAN PENGECATAN DAN MELABUR
1) Untuk menjaga agar tidak renggang, sebelum dipasang, bilah - bilah kayu besi
(Kayu Ulin) bahan atap sirap dipotong agar rapih dan benar - benar presisi.
2) Khusus untuk atap sirap expose, bilah kayu besinya (Kayu Ulin) harus benar - benar
rapih dan rapat. Ini dikarenakan pada bangunan yang tidak menggunakan plafon,
sirap pada bagian lapisan paling bawah biasanya terlihat.
3) Seperti yang telah disebutkan, bilah - bilah kayu sirap dipasang seperti memasang
genteng. Agar atap sirap tersebut tidak merosot, bilah - bilah atap sirap ini perlu
dipaku. Adapun paku yang dipakai untuk memasang atap sirap ini ada 2 jenis, yaitu
paku kuningan dan paku biasa. Karena jumlah bilah atap sirap ini mencapai ribuan,
gunakanlah pistol paku untuk memasang paku pada atap sirap tersebut. Pistol paku
bekerja menembakan paku dengan tenaga angin dari kompresor, sehingga
pekerjaan memasang atap sirap ini jadi lebih cepat. Sebisa mungkin proses
pemasangan atap sirap ini juga dikerjakan secara bersamaan oleh sejumlah
tukang.
4) Atap sirap biasanya dipasang antara 3 hingga 4 lapis secara berurutan, dari lapisan
atap sirap yang paling bawah, atap sirap yang dipasang yaitu ; layer 1, tripleks,
alumunium foil, sirap layer 2, sirap layer 3, dan sirap layer 4
2.14.3. Pelaksanaan.
1) Sebelum pemasangan, semua bahan harus ditunjukkan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
2) Pemasangan pipa dari bahan paralon harus rapih, untuk mencegah kebocoran.
3) Pembuatan dan pemasangan septictank dan perembesan dengan ukuran masing-
masing. Bak septictank uk. 1.50 x 1.25 x 1.50 M dan bak perembesan uk. 1.25 x
1.25 x 1.50 M .
4) Pemasangan septictank dan perembesan serta pipa saluran harus baik agar
diperoleh bidang aliran yang sempurna, pipa saluran dipakai pipa paralon PVC
dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
5) Pemasangan septictank, perembesan dan pipa saluran harus sesuai dengan
gambar dan petunjuk Direksi / Pengawas.
6) Pembuatan septictank dan perembesan bila akan dicor harus sepengetahuan
Direksi / Pengawas Lapangan, tidak diperkenankan pengecoran sebelum diteliti oleh
Direksi / Pengawas Lapangan.
PASAL 31
LINGKUP PEKERJAAN PAVING BLOCK
2.15.1. Umum
1) Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block.
b) Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih
ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih
baik karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk
menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
2) Bahan Paving Block
Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400
kg/cm2.
2.15.3. Pelaksanaan