Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SULAWESI SELATAN


Jl. Ujung Pandang No.1 Kompleks Benteng Roterdam Makassar 90111

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

JASA KONSULTANSI REVITALISASI ISTANA MALIGE,


KOTA BAUBAU

BAB III PERSIAPAN


`
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN :
REVITALISASI SITUS ISTANA MALIGE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA APBN - 2019

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal 1
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

Jenis dan lingkup Pekerjaan :


1) Jenis dan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan :
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Pendahuluan/Persiapan
c. Pekerjaan Tanah Dan Pasir
d. Pekerjaan Struktur Beton
e. Pekerjaan Penutup Lantai Dan Dinding
f. Pekerjaan Dinding Dan Plesteran
g. Pekerjaan Plafond
h. Pekerjaan Atap Dan Kuda-Kuda
i. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela Kaca Dan Alat Penggantung
j. Pekerjaan Pengecatan
k. Pekerjaan Elektrikal
l. Pekerjaan Sanitasi
m. Pekerjaan Akhir

BAB III PERSIAPAN


Pasal 2
Setting Out

1) Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana bangunan di lapangan, Kontraktor


harus melakukan pengukuran di lapangan seperti di tunjukkan dalam gambar
2) Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil
pengukuran, maka Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
3) Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan di luar
dan di dalam Lokasi Kerja.

Pasal 3
Pekerjaan Pendahuluan

1) Pembersihan lapangan, Kontraktor harus terlebih dahulu membersihkan dan


pembongkaran gedung lama serta membenahi lapangan.
2) Penyediaan air kerja, Penerangan, Pagar dan Tanda-tanda Pengaman. Kontraktor harus
menyediakan air kerja, penerangan di daerah kerja, pagar tanda-tanda pengaman yang
diperlukan di sekitar area pekerjaan.
3) Bangunan Sementara Untuk menjamin keamanan dan mutu bahan (termasuk peralatan
dll yang diperlukan), Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup
kuat dan aman dari resiko hilang/kerusakan. Kontraktor juga diwajibkan untuk
menyediakan barak-barak pekerja.

Pasal 4
Daerah Kerja dan Jalan Masuk

1) Kontraktor akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.


2) Konrtraktor harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan
persetujuan Direksi.

BAB III PERSIAPAN


Pasal 5
Material

1) Bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
teknis yang ditentukan.
2) Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan, maka mutunya minimal
harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Untuk
pemesanan bahan itu, harus diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi yang
meliputi jenis, kualitas serta kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat
persetujuan.
3) Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuahi
ketentuan- ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan
bangunan serta persyaratan- persyaratannya akan di cantumkan di dalam pasal-pasal
berikut.
4) Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh.
Kontraktor boleh mengajukan usul perubahan pada Direksi sepanjang mutunya paling
tidak sama dan apa yang diisyaratkan.
5) Direksi akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi
persyartan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan
bahan – bahan produksi dalam Negeri.

Pasal 6
Lalu – Lintas

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan


pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu – lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki/ menggantinya.

BAB III PERSIAPAN


Pasal 7
Cuaca

Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.

Pasal 8
Sarana Penerangan dan Air Kerja

Kontraktor harus menyediakan sarana /prasarana penerangan dan air kerja, yang diperlukan
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Pasal 9
Peralatan Survey

Kontraktor harus menyediakan peralatan survey dan juru ukur yang berpengalaman , peralatan
survey tersebut harus atas persetujuan Direksi, dan akan digunakan mulai dari pelaksanaan
pekerjaan hingga selesai seluruh tahapan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan tahap
Pertama.

BAB III PERSIAPAN


BAB II
SPESIFIKASI PEKERJAAN

2.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN


Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pembangunan pada proyek ini.
2) Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, pembuatan
Direksi Keet dan Gudang Material, penyediaan air kerja dan penerangan kerja,
serta mobilisasi dan demobilisasi.

Pasal 02
PEMBERSIHAN LOKASI
1) Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Gedung baru, Pelaksana wajib
membersihkan lokasi tumbuh-tumbuhan, serta benda lainnya yang dianggap dapat
mengganggu pelaksanaan pembangunan.

Pasal 03
PERALATAN KERJA DAN MOBILISASI
1) Pelaksana harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan
peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup
pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
2) Pelaksana harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat
berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
3) Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah
peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan.
4) Bila pekerjaan telah selesai, Pelaksana diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-
alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan
bekas-bekasnya.
5) Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada
ayat (1), Pelaksana harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapatbekerja pada
kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah

BAB III PERSIAPAN


(scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, juga
peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta lainnya.

Pasal 04
SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN
1) Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Pelaksana harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air
kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
2) Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor Pelaksana, kamar mandi/WC
atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3) Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam
hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam
sehari.
4) Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
pengadaan Generator Set, dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut
termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakl

Pasal 05
PEMBUATAN LOS KERJA DAN BANGUNAN ISTIRAHAT
1) Pelaksana harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat dan
tempat shalat bagi pekerja Pelaksana.
2) Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi
tukang/pekerja Pelaksana dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari
pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan

Pasal 06
KEAMANAN PROYEK
1) Pelaksana harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang milik
Pelaksana, pengawas atau pengelola proyek, serta menjaga keutuhan
bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja Pelaksana ataupun
kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.

BAB III PERSIAPAN


2) Pelaksana harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam
penuh setiap hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu
mengadakan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.
3) Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap
pekerja Pelaksana diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus yang harus
dipakai pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.
4) Pekerja Pelaksana tidak diizinkan menginap di lokasi kecuali petugas
keamanan yang sedang bertugas pada malam hari.

Pasal 07
KANTOR PROYEK (DIREKSI KEET ) DAN PERLENGKAPANNYA

1) Pelaksana harus menyediakan kantor pengelola proyek lengkap dengan


peralatan / perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan proyek sebagai berikut :
- 3 (tiga) set meja kerja lengkap dengan kursinya
- Meja rapat untuk kapasitas 10 orang
- Calculator sebanyak 2 Buah (Minimal 12 digit)
- 1 (satu) lemari arsip metal terkunci
- 1 (satu) set meja gambar

2) Pelaksana juga harus menyediakan alat-alat kerja pengelola proyek di


lapangan, sebagai berikut :
- Sepatu lapangan yang tahan terhadap paku, helm pengaman dan jas hujan
masing-masing 5 set
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 metert
- Caliper/schuifmaat dan penyiku besi

3) Direksi keet/kantor pengeloa proyek, kantor dan gudang Pelaksana, pompa air kerja
adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan
yang dipakai habis pada saat selesai pekerjaan.
Pasal 08
KANTOR DAN GUDANG PELAKSANA
1) Pelaksana harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil
2) Pelaksana bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
3) Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari
gangguan cuaca dan pencurian.
4) Penempatan kantor dan gedung Pelaksana harus diatur sedemikian rupa, agar
mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 09
PENYEDIAAN FASILITAS PROYEK
1) Pelaksana juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat-
rapat/ pertemuan dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-tamu pemberi tugas
yang berkepentingan dengan proyek.
2) Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai
bangunan dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-
tempat lain yang memerlukan

Pasal 10
JALAN MASUK, JALAN SEMENTARA
1) Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, Pelaksana harus
sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan
kerja sementara yang disetujui oleh pengawas.
2) Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan
semua perizinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Pelaksana.
3) Pelaksana harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada
dengan mengatur trayek kenderaan yang digunakan serta membatasi/membagi
beban muatan.
4) Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
Pelaksana, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung
jawab Pelaksana dan harus segera diperbaiki.
Pasal 11
KESELAMATAN KERJA
1) Pelaksana harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk
setiap bidang pekerjaan.
2) Di dalam lokasi harus taersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK).
3) Pelaksana juga harus menyediakan alat pelindung diri (APD) Seperti ; Helm safety,
Sepatu Safety, Rompi dan Sabuk Pengaman Pekerja.

Pasal 12
IZIN-IZIN
1) Pelaksana harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin- izin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin
penerangan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin
trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
2) Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek,
dengan pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta
Pelaksana.
3) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat di
atas menjadi tanggung jawab Pelaksana.

Pasal 13
DOKUMENTASI
1) Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2) Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah Foto-foto proyek,
berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan bulanan yang dibuat
oleh konsultan pengawas, dan 3(tiga) set album yang harus diserahkan pada serah
terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
2.2. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Pasal. 14
PEKERJAAN GALIAN TANAH BERBATU

2.2.1. Pekerjaan Galian


1) Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam
kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar.
2) Bilamana tanah yang digali tenyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas, maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut.
3) Tanah / galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar
halaman.
4) Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi atau bila mana perlu memindahkan tanah atau bahan yang
tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.

2.2.2. Persiapan untuk Urugan


1) Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan di atasnya, harus digilas hingga
kepadatannya mencapai 90 % dari kepadatan maksimum.
2) Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat
dilakukan pengurukan tanah yang dilakukan lapis demi lapis. Pada lapisan
pertama tanah dihampar setelah 15 cm kemudian dipadatkan demikian
seterusnya hingga mencapai ketinggian yang diinginkan.

2.2.3. Pemeriksaan Penggalian


1) Galian atau urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas Lapangan
sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan,
Pengawas Lapangan akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana
yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

Pasal. 15
PEKERJAAN PASANGAN BATU

2.2.4. Pekerjaan Pasangan Batu Dan Bahan Yang Digunakan

1) Pasangan batu adalah susunan batu yang diantaranya diisi dengan bahan
adukan semen atau mortar sebagai bahan pengikatnya.
2) asangan batu seringkali digunakan untuk membuat konstruksi dinding penahan
tanah (gravity wall), dan juga untuk membuat pondasi bangunan atau rumah
(biasanya dikenal dengan istilah pondasi menerus), hal ini dikarenakan
kemampuan konstruksi pasangan batu dalam menahan beban yang cukup
besar.
3) Pada pelaksanaannya, pelaksanaan pekerjaan pasangan batu tergolong
pekerjaan yang mudah sehingga tidak memerlukan tukang ahli untuk
mengerjakannya. Selain mudah untuk dikerjakan, konstruksi dari pasangan
batu juga dianggap relatif lebih murah dibandingkan dengan material konstruksi
lainnya. Kedua hal inilah yang menjadi keuntungan utama dari pasangan batu.
4) Pemasangan didinding bastion berupa pasangan batu yaitu;
a) Pasangan batu kulit adalah pasangan pada lapisan luar dari struktur dinding
benteng ataupun bastion, berupa susunan batu gunung dengan bidang
yang saling mengunci dan diberi perekat berupa campuran pasir semen,
namun pasangannya tidak membentuk siar, sehingga tidak tampak adanya
perekat semen dalam pasangan.=
b) Pasangan batu pengisi adalah susunan batu gunung dalam dinding setelah
lapian luar (batu kulit), berupa susunan batu gunung dengan bidang yang
saling mengunci dipasang dalam beberapa lapisan batu yang sebelunya
diberi lantai kerja berupa campuran pasir semen. Tebal tiap lapisan
bervariasi antara 30 – 50 cm, dan diberi campuran pasir semen sebagai
pembatasnya, sekaligus berfungsi sebagai perekat.
c) Perkuatan adalah pasangan batu gunung pada kaki konstruksi yang
berfungsi sebagai pondasi. Dipasang dengan lebar bervariasi sesuai
dengan ketinggian dan kemiringan dinding pasangan batu yang
direncanakan. Pasangan batu ini harus diberi perekat campuran pasir
semen pada tiap 3 bidang batuan berbeda, sehingga dapat menambah
kemampuan struktur dari pasangan.
d) Pasangan dinding benteng batu baru menggunakan material batu yang
didatangkan dari quarry batu, sedangkan pasangan dinding benteng lama
menggunakan material batu runtuhan dari dinding benteng dan masih
tersedia di lokasi.
e) Pekerjaan pasangan batu dinding dengan campuran 1 Sm : 4 Psr. serta
harus mengikuti gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
DireksiLapangan.
f) Kontraktor wajib membuat shop drawings untuk persetujuan perencanaan
yang dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia.
g) Shop drawings harus sudah menggambarkan detail hubungan-hubungan
dan sambungan-sambungan, pengangkuran, konstruksi dan pemasangan
semua komponen lengkap dengan ukuran-ukuran.
h) Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai, dimensi
yang ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi ketentuan
struktur dan ketahanan.
i) Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim
Teknis / Konsultan Supervisi seandainya permukaan - permukaan
yang bersangkutan dalam keatidak memungkinkan untuk mendapatkan
pembetulan-pembetulan.
j) Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings,
harus dikoreksi diselesaikan bersama dengan Perencana, untuk
mendapatkan kepastian.
k) Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat
yang ditentukan.

2.2.5. Bahan Pasangan Batu


1) Bahan utama yang digunakan pada konstruksi dari pasangan batu adalah batu
dan bahan adukan semen atau mortar.
2) Untuk batu yang digunakan harus berupa batu gunung yang sejenis degan batuan
eksisting yaitu sejenis batuan kapur/karang, yang bertekstur keras.
3) Selain batu, bahan yang digunakan adalah adukan semen atau mortar yang
terbuat dari campuran Pasir, semen dan air secukupnya.

4) Adukan semen sebaiknya disiapkan / dicampurkan dalam wadah khusus untuk


menjaga agar tidak tercampur dengan material lain yang dapat mengganggu atau
mengurangi kualitas dari campuran. Selain menggunakan wadah khusus,
pembuatan adukan semen atau mortar juga dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin molen atau concrete mixer.
5) Apabila tidak ada ditentukan secara khusus, berdasarkan persyaratan adukan
semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 (5
Mpa).
6) Demikianlah sekilas mengenai pasangan batu dan beberapa persyaratan untuk
bahan pembuatnya.

2.2.6. Peralatan Pasangan Batu


1) Adapun peralatan yg digunakan untuk item pekerjaan ini adalah Peralatan Tukang
Batu, Concrete Mixer, Gerobak Dodong.

2.3. PEKERJAAN PONDASI DAN SLOOF

Pasal 18
LINGKUP PEKERJAAN

2.3.1. Lingkup Pekerjaan terdiri dari :


1) Pasang Bouplank
2) Galian dan urugan tanah pondasi
3) Timbunan pasir urug dasar pondasi.
4) Pasangan pondasi
5) Pasang bekisting sloof, kolom, dan ringbalk
6) Pengecoran sloof, tiang kolom dan ringbalk
7) Pengecoran i Beton
8) Bahan dan peralatan.

2.3.2. Syarat Bahan :


1) Papan bouplank dari papan kayu jenis papan kls. II yang baik dengan ketebalan 2
s/d 3 dengan tiang bouplank ukuran 5x 5 cm Kualitas baik.
2) Tanah urugan harus bersih dari tanam-tanaman, akar, puing-puing dan segala
kotoran-kotoran lainnya.
3) Pasir urug yang digunakan haruslah mempunyai gradasi yang baik, yaitu
mempunyai butiran-butiran yang tidak sama besarnya.
4) batu kali/gunung/karang (bahan setempat) yang dipergunakan adalah batu belah
yang keras, berkualitas baik dan bersudut-sudut.
5) Untuk pekerjaan bekisting dipergunakan kualitas kayu yang baik, tidak berubah
bentuk.

2.3.3. Bahan Adukan Beton :


Bahan-bahan untuk adukan beton terdiri atas semen PC, pasir, air dan kerikil/koral
atau batu pecah dipakai adukan 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil.
1) Semen PC.
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merk dari mutu yang baik antara
lain seperti merk Tiga Roda, Tonosa, Padang, Bosowa dan lain-lain sesuai dengan
penjualan di pasaran. Semen yang telah disimpan lebih dari tiga bulan di dalam
gudang atau mengeras sebagian/seluruhnya, tidak diperkenankan untuk digunakan.
Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, agar semen tidak mudah membatu.
2) Pasir dan Kerikil/Koral.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum
didalam PBI 1971. Tempat penyimpanan/penimbunan pasir dan kerikil/koral harus
dipisahkan satu dengan yang yang lain, sehingga dapat dijamin kedua bahan
tersebut tidak tercampur.
3) Air.
Air yang digunakan harus air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, asam, garam
alkalis dan bahan organis/bahan lainnya yang dapat merusak beton.

2.3.4. Pelaksanaan.
Syarat Proses dan Produk yaitu :
1) Sebelum pekerjaan bouplank dimulai, tanah harus diratakan, bersih dari semak-
semak dan kotoran lain dalam areal bangunan.
2) Galian untuk pondasi harus mencapai tanah asli, dasar galian harus bebas dari
Lumpur, humus, air, dan bersih. Untuk mengurug kembali bekas galian pondasi,
dapat dipakai tanah bekas galian. Urugan dilakukan lapis demi lapis, setebal 15 cm
yang ditumbuk padat.
3) Setelah dasar pondasi telah dicapai, barulah diadakan pemasangan batu pondasi
dengan adukan 1 PC : 4 PS. Batu sebelum dipasang terlebih dahulu dibasahi dan
dibersihkan dari kotoran.
4) Lubang-lubang diantara batu-batu besar selain diisi dengan adukan, harus pula diisi
pula dengan batu-batu pecahan yang kecil.
5) Pemasangan bekisting untuk sloof harus rapih agar diperoleh bidang-bidang yang
cukup rata. Celah-celah antara papan harus ditutup dengan plastik, agar adukan
tidak merembes keluar, yang dapat menyebabkan merosotnya mutu beton, sebelum
pengecoran, sebelah dalam dari bekisting harus disiram dengan air / dibersihkan
dari segala kotoran.
6) Sebelum pemasangan bekisting, baja tulangan dipasang dengan ketentuan-
ketentuan PBI 1971 dan gambar konstruksi. Baja tulangan harus diikat dengan kuat
untuk menjamin tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang lantai beton.

Adukan beton bertulang dipakai 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil. Untuk Penulangan disesuaikan


dengan gambar kerja dan gambar detail. Pengecoan harus dilaksanakan terus menerus,
dan untuk memperoleh adukan yang rata, disarankan agar memakai beton molen.
Sebelum pengecoran dan sebelum beton menjadi padat, maka beton tersebut harus
digelarkan dengan mesin penggelar / stemplar, serta harus dihindarkan terjadinya cacat
beton, seperti keropos dan sarang-sarang koral.

2.3.5. Syarat setelah selesainya pekerjaan galian dan pengecoran.


1) Tanah bekas galian yang tidak layak/tidak memenuhi persyaratan , kelebihan
tanah galian untuk timbunan, apabila tidak diperlukan dalam proyek, harus segera
disingkirkan dari halaman kerja.
2) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat atau batas penghentian harus disetujui Direksi / Pengawas.
3) Beton setelah dicor selama dalam masa pengecoran harus selalu dibasahi selama
2 (dua) minggu. Selama proses pengerasan, beton harus dihindarkan dari
pembebanan yang akan mempengaruhi struktur beton itu sendiri.
4) Setelah umur beton dianggap cukup, bekisting segera dibongkar dan harus ada
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
5) Timbunan dilakukan selapis demi selapis setebal 15 cm ditimbun padat diairi
sampai mencapai ketebalan yang diminta sesuai Rencana Gambar.
6) Sebelum diadakan penimbunan, tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sampah,
humus, sisa material dan sisa-sisa material lainnya.

2.4. PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA

Pasal 19
LINGKUP PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
2.4.1. Lingkup Pekerjaan.
1) Lingkup Pekerjaan meliputi :
a) Penyediaan bahan-bahan dan pembuatan kosen untuk daun pintu dan daun
jendela, lengkap dengan bahan perekat dan bahan finishingnya.
b) Penyetelan dan pemasangan kosen, pintu dan jendela.

2) Bahan dan Peralatan.


a) Kosen pintu dan jendela tebuat dari kayu KLS I kualitas baik, tua, kering dan
tidak pecah-pecah
b) angker dari baja tulangan diam. 8 mm/10 mm

2.4.2. Pelaksanaan.
1) sebelum dipakai, bahan kosen di periksa oleh direksi/pengawas
2) kusen harus didirakan tegak lurus dan rata dengan bantuan waterpass.
3) permukaan kusen yang kelihstsn harus diserat sampai rata,halus dan siku dengan
permukaan kusen lainnya
4) Pemasangan kosen harus Tegak Lurus dan Water Pas.
5) Setelah kosen terpasang dengan baik, kosen tersebut harus diperkuat dengan
penyangga/skor dan dilepaskan setelah dinding selesai terpasang.

2.5. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

Pasal 20
LINGKUP PEKERJAAN DINDING

2.5.1. Lingkup Pekerjaan meliputi :


1) Lingkup Pekerjaan meliputi pasangan dinding batu bata semen atau sesuai
dengan bahan setempat untuk :
2) Dinding di sisi luar bangunan.
3) Dinding penyekat ruangan
4) Plesteran untuk dinding, kolom dan ringbalk

2.5.2. Bahan dan Peralatan


1) Batubata harus berkualitas baik, tidak pecah, matang pembakarannya dan bila
direndam tidak hancur/tetap utuh. Ukuran batubata sesuai dengan produksi
setempat Batubata dan Batako / Conblok disesuaikan dengan kondisi daerah
setempat dan bahan yang masuk ke dalam lokasi proyek harus terlebih dahulu
diperiksa oleh Direksi / Pengawas.
2) dengan standar yang sesuai untuk digunakan sebagai dinding dalam ruangan
3) Adukan trasram dipakai campuran 1 PC : 2 pasir untuk KM/WC, dipasang setinggi
25 cm di atas sloof. Adukan untuk pasangan batubata dipakai, 1 PC : 5 pasir.
4) Paralatan berupa alat bantu, haruslah yang masih baik dan memadai.
5) Bahan untuk sekat ruangan digunakan adalah dengan rangka kayu.

2.5.3. Pelaksanaan.
1) Permukaan yang akan dipasang batubata harus bersih dan basah, sedangkan
batubata sebelum dipasang harus dicelup/dibasahi air, batubata yang pecah tidak
lebih dari 10 %.
2) Adukan harus dibuat secara hati-hati diaduk di dalam Bak Kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering,
kemudian diberi air sesuai persyaratan, untuk mendapatkan campuran yang
diinginkan yaitu yang memenuhi syarat. Adukan yang sudah mengering tidak boleh
dicampur dengan adukan baru.
3) Di dalam pemasangan batubata / bata semen / batako / conblok atau bahan
setempat, dinding / tembok harus tegak lurus dan tidak boleh ada siar vertikal yang
berurutan secara menerus.
4) Semua rangka kayu dinding / kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pemasangan.
5) Pemasangan harus diperkuat dengan angker besi berbentuk L, yang ujungnya
diskrupkan kedalam kosen. Sedangkan ujung bengkoknya ditanam ke dalam
pasangan dinding.
6) Di dalam 1 (satu) hari, khusus untuk pasangan batubata tidak boleh lebih tinggi dari
1 m dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun, untuk menghindari
retaknya dinding dikemudian hari.
7) Setelah pekerjaan pemasangan batubata / bata semen / batako / conblok bahan
setempat selesai diadakan pekerjaan plesteran.
8) Setelah pemasangan dinding selesai, diadakan pekerjaan pemasangan wallpaper
sebagai pelapis dinding
9) Khusus untuk pemasangan batubata / batako/ conblok sebagai persiapan, siar
harus dikorek sedalam 1 cm dan harus benar-benar pada adukannya.

Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan


sebelum diplester, permukaan dinding harus rata dan disiram air terlebih dahulu.
Permukaan plesteran harus rata serta diaci / diplamir, sehingga diperoleh
permukaan dinding yang halus dan merata.

2.6. PEKERJAAN KUDA-KUDA

Pasal 21
PEKERJAAN KUDA – KUDA

2.6.1. Pelaksanaan
Lingkup Pekerjaan meliputi :
1) pengadaan bahan kayu untuk kuda-kuda , gording, ikat angin beserta perlengkapan
lainnnya seperti bout, begel, dll
2) meresidu/memeni seluruh permukaan kayu minimal 2 kali sebelum penyetelan
3) penyetelan dan pemasangan kuda-kuda, gording dan ikat angin

2.6.2. Bahan dan Peralatan


kuda-kuda dari bahan kayu KLS I, gording dari bahan kayu KLS II, dan ikat angina kayu
KLS II, kualitas baik, kering dan tua

2.6.3. Pelaksanaan.
1) Semua bahan-bahan harus terlebih dahulu diperiksa dan diterima Direksi /
Pengawas.
2) Pembuatan
a) Proses perakitan kuda-kuda ditempat harus di setujui oleh direksi/pengawas.
b) Pemasangan kuda-kuda pada bangunan,jarak kuda-kuda tidak kurang dari 3
meter.
c) Bagian-bagian konstruksi yang telah selesai harus bebas dari puntir bengkok
dan sambungan-sambungan yang terbuka.
d) Semua sambungan dibuat secara Teknis yang rapih dan rapat.
e) Pamasangan Bout / mur dan Beguel pada kuda-kuda sesuai gambar rencana
atau petunjuk Direksi lapangan.

2.6.4. Penumpukan.
1) Pemborong berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk barang-
barang yang telah tiba disetiap lokasi tetap baik keadaannya.
2) Bilamana menurut pertimbangn Direksi / Pengawas dianggap terlalu lama waktu
untuk mengangkut bagian-bagian konstruksi dengan memasangnya, maka bagian-
bagian yang tertumpuk tersebut harus dijaga dari pengaruh luar / cuaca dengan cara
yang tepat supaya jangan rusak / cacat, yaitu dengan menyokong bagian-bagian
konstruksi yang harus diangkut tersebut dengan memberi sandar-sandar dan
sebagian, serta tidak berhubungan langsung dengan tanah.
3) Bout, mur, pelat-pelat dan sebagainya harus disimpan ditempat tertutup.

2.7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pasal 22
LINGKUP PEKERJAAN BAHAN PENUTUP ATAP
2.7.1. B a h a n
1) Bahan penutup atap digunakan seng gelombang atap sirap kayu
2) Bahan penutup jurai / bubungan digunakan seng plat nok sirap
3) Macam pekerjaan Memasang sempurna atap, nok jurai sesuai dengan gambar
masing-masing bangunan atau petunjuk direksi/pengawas

2.7.2. Syarat-syarat pelaksanaan


1) Penyimpanan ditumpuk rata pada tempat yang aman dan tidak lembab
2) Pemasangan seng tidak boleh menggunakan bahan yang retak, pecah
3) Semua bahan sebelum dipasang, harus memberikan contoh pemasangan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas.

2.8. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

Pasal 23
LINGKUP PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

2.8.1. B a h a n
Mengunakan tripleks 3 mm dan juga sebagai penutup dinding pada bagian dalam dan
luar bangunan yang diproduksi dalam negeri dalam kualitas baik, sebelum pemakaian
contoh tripleks dan terlebih dahulu mendapat persetujuan konsultan pengawas. Ukuran
tripleks dan kalsiboad untuk plafond disesuaikan dengan ukuran dalam gambar, untuk
itu pemotongan harus dikerjakan dengan penuh keahlian dengan menggunakan mesin
pemotong dengan baik. Sedangkan pada plafon bagian luar digunakan . Dan rangka
plafondnya menggunakan bahan kayu dan juga hollow aluminium 2x4, 4x4

2.8.2. Macam pekerjaan


1) Sebelum menutup lembaran-lembaran penutup plafond, kontraktor wajib memeriksa
bahwa kerangka kayu untuk bidang langit-langit tersebut telah sesuai dengan letak,
pola dan ukurannya.
2) Seluruh struktur kerangka, harus mempunyai bangunan yang kuat serta ditahan
dengan baik oleh struktur atap dan dinding.
3) Pada permukaan bawah tripleks harus dipastikan rata agar lembaran-lembaran
plafond dapat menempel dengan rata dan tidak bergelombang.
4) Celah atau nat antara lembaran plafond berupa garis lurus warna hitam dengan lebar
4 mm.
5) List plafond ukuran 2/3 hanya dipasang pada pertemuan antara plafond dengan
dinding.
6) Lembaran-lembaran plafond harus dipasang pada kerangka kayu dengan jarak setiap
paku 20 cm (1,5 dari tepi).

2.9. PEKERJAAN LANTAI


Pasal 24
LINGKUP PEKERJAAN LANTAI

2.9.1. Lingkup Pekerjaan


1) Urugan pasir setebal 10 cm dibawah lantai.
2) Pemasangan Lantai tegel keramik 30x30
3) Pek. Lantai Parquet
4) Rabat beton tak bertulang
5) Pemasangan lantai beton, 1 : 3 : 5 diplester dengan tebal 10 cm.

2.9.2. Bahan dan Peralatan.


1) Jenis pasir urug yang dipakai seperti jenis pasir urug untuk pekerjaan pondasi.
2) Pasangan lantai beton, memakai adukan 1 PC : 3 pasir : 6 kerikil setebal 7 cm. Ditutupi
dengan plestran tebal 6 cm, perekat semen adukan 1 PC : 3 pasir.

2.9.3. Pelaksanaan
1) Sebelum menggunakan pasir, tanah untuk lantai terlebih dahulu dibersihkan dari
sampah, humus, sisa material dan sisa-sisa kotoran lainnya.
2) Pasir urug sampai setebal 8 cm, dipadatkan, dan diairi, untuk memperoleh kepadatan
yang merata.
3) Untuk pekerjaan tegel keramik 30x30, sebaiknya dibersihkan dan diratakan dulu area
pemasangannya.
4) Diatas lapisan pasir, dipasang penutup lantai beton 1 : 3 : 5 harus lurus dan datar yang
telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.
5) Untuk pasangan lantai beton, ketebalan minimal 7 cm, diplester setebal 6 mm dengan
adukan 1 PC : 3 pasir.
6) Sebelum umur beton dianggap cukup dan belum ada perintah dari Direksi / Pengawas,
lantai tersebut harus dijaga dari pembebanan-pembebanan yang dapat merubah
muka lantai dan selalu dibasahi dengan air sampai pada umur beton dianggap cukup
oleh pengawas.
7) Sebelum mengerjakan pekerjaan lantai parquet, terlebih dulu dibuatkan penguatan
rangka dan pemasangan alas untuk pemasangan lantai parquet

2.10. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA

Pasal 25
LINGKUP PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA

2.10.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan meliputi :
1) Penyediaan bahan kayu untuk kerangka daun pintu, dan daun jendela kaca.
2) Pembuatan daun pintu dengan pasangan panel, pemasangan daun jendela kaca
kotak serta lapisan formika pada sisi pintu KM / WC.
3) Peyetelan dan pemasangan daun pintu dan daun jendela pada kosen pintu dan
kosen jendela yang tersedia.

2.10.2. Bahan dan Peralatan


1) Untuk rangka daun pintu panel dan jendela kaca digunakan bahan aluminium dan
kayu kls I yang betul-betul kering .
2) Kaca bening dan ryben (hitam)dengan tebal 3 mm untuk penerangan pada KM/WC.
Kaca harus bersih, rata, tidak bergelombang dan tanpa goresan-goresan khusus
penerangan pada KM/WC disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
3) Ukuran daun pintu dan daun jendela sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
petunjuk Direksi / Pengawas.
2.10.3. Pelaksanaan.
1) Semua bahan diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.
2) Daun pintu dan jendela harus diserut dahulu sampai rata dan diamplas, setelah itu
dapat dicat dengan warna yang sesuai.
3) Kaca dipasang dalam foningnya dengan dempul dan lem kaca, pendempulan harus
cukup sehingga kaca cukup rata dan tidak bergetar akibat tekanan angin, kaca yang
retak atau gompel akibat pemasangan yang kurang baik atau kurang hati-hati harus
segera diganti.
4) Setiap pintu diberi 3 (tiga) buah engsel kupu-kupu dengan peredam / cincin plastik
dengan kualitas baik, sedangkan untuk daun jendela diberi 2 (dua) buah engsel.

2.11. PEKERJAAN PENGECATAN DAN MELABUR

Pasal 26
LINGKUP PEKERJAAN PENGECATAN DAN MELABUR

2.11.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi :
1) Dinding bagian luar dan dalam.
2) Permukaan plafond.
3) Permukaan Besi Baja WF
4) Permukaan Kusen, daun pintu, dan listplank

2.11.2. Bahan dan Peralatan.


Cat yang digunakan harus dalam keadaan baik tertutup dan sedapat mungkin
menghindarkan pemakaian bahan pengencer.
2.11.3. Pelaksanaan.
1) Untuk pengecatan permukaan listplank GRC atau digunakan bahan
finishing cat minyak buatan dalam negeri dari mutu terbaik produk ICI , Bee
Brand, atau produk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.
2) Seluruh permukaan sebelum dilapisi cat awal dan cat akhir, harus dilicinkan
dengan mesin amplas listrik sampai halus dan licin.
3) Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
dalam NI-4 serta sesuai ketentuan – ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
4) Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.
5) Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil produk
yang berlainan, untuk mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
6) Contoh – contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang
bersangkutan.
7) Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan dalam
beberapa macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas.
8) Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang disetujui
serta harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas, penukaran dan
penggantian bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya tanpa
adanya tambahan biaya.
9) Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan
bidang permukaan pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik
dan telah disetujui Direksi Pengawas.
10) Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-
benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
11) Adukan dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.
12) Pengecatan dilakukan minimal 3 (tiga) lapis (1 lapis cat dasar sealer dan 2
lapis cat finishing) atau hingga dicapai hasil pengecatan yang tebal, rata dan
sama warnanya. Lapis pengulangan dilaksanakan setelah 2 hari dari
pengecatan awal.
13) Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain
serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.
14) Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/mill), karat, minyak, lemak
serta kotoran lain secara teliti dan menyeluruh sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik. Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
15) Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar kerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Semua bagian/permukaan yang tampak/expose dicat sampai cat
finish.
b) Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/ un- exposed,
menempel pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat hanya sampai
dengan cat anti karat atau cat dasar primer.
16) Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless still

2.12. PEKERJAAN PENGECATAN DAN MELABUR


Pasal 28
UMUM
Atap sirap adalah atap yang berbahan kayu besi atau disebut juga kayu ulin. Kayu
ini sangat kuat dan awet sampai puluhan tahun, bahkan sampai ratusan tahun. Kesan
alami bangunan dapat ditampilkan dengan menggunakan bahan atap sirap ini. Di
Indonesia kayu ini banyak ditemukan di Kalimantan. Atap sirap banyak dipasang untuk
gazebo, villa, rumah tinggal, resort, hotel, restoran, dan gedung instansi pemerintah
maupu nswasta.
Dalam pemasangan atap sirap ini, perlu teknik khusus untuk menggunakan atap
berbahan kayu tersebut. Kayu besi atau kayu ulin dipotong - potong tipis (sekitar 4-5
mm). Kemudian kayu tersebut (atap sirap) dipasang dengan cara seperti memasang
genteng tanah, yaitu dipasang bagian bawahnya terlebih dahulu, kemudian ditumpuk
dengan yang diatasnya. Itu adalah teknik pemasangan atap sirap dengan cara
pemasangan yang sederhana. Berikut ini kami dari UD Sirap Mandiri berbagi ilmu
tentang beberapa detil Teknik Pemasangan Atap Sirap.

1) Untuk menjaga agar tidak renggang, sebelum dipasang, bilah - bilah kayu besi
(Kayu Ulin) bahan atap sirap dipotong agar rapih dan benar - benar presisi.
2) Khusus untuk atap sirap expose, bilah kayu besinya (Kayu Ulin) harus benar - benar
rapih dan rapat. Ini dikarenakan pada bangunan yang tidak menggunakan plafon,
sirap pada bagian lapisan paling bawah biasanya terlihat.
3) Seperti yang telah disebutkan, bilah - bilah kayu sirap dipasang seperti memasang
genteng. Agar atap sirap tersebut tidak merosot, bilah - bilah atap sirap ini perlu
dipaku. Adapun paku yang dipakai untuk memasang atap sirap ini ada 2 jenis, yaitu
paku kuningan dan paku biasa. Karena jumlah bilah atap sirap ini mencapai ribuan,
gunakanlah pistol paku untuk memasang paku pada atap sirap tersebut. Pistol paku
bekerja menembakan paku dengan tenaga angin dari kompresor, sehingga
pekerjaan memasang atap sirap ini jadi lebih cepat. Sebisa mungkin proses
pemasangan atap sirap ini juga dikerjakan secara bersamaan oleh sejumlah
tukang.
4) Atap sirap biasanya dipasang antara 3 hingga 4 lapis secara berurutan, dari lapisan
atap sirap yang paling bawah, atap sirap yang dipasang yaitu ; layer 1, tripleks,
alumunium foil, sirap layer 2, sirap layer 3, dan sirap layer 4

2.13. PEKERJAAN ALUMINIUM


Pasal 29
LINGKUP PEKERJAAN ALUMINIUM
2.13.1. Rangka Alumunium
1) Pekerjaan ini meliputi perhitungan, pengadaan dan pemasangan pada bagian-bagian
bangunan yang menggunakan konstruksi alumunium sebagai rangka, khususnya
untuk bagian dinding Partisi.
2) Kontraktor alumunium bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya pekerjaan-
pekerjaan tersebut diatas dengan baik. Adapun yang akan terjadi dikemudian hari,
pada bagian-bagian tersebut, seperti :
a) Terjadinya lendutan daripada rangka alumunium sehingga menyebabkan
pecahnya kaca
b) Terjadinya kebocoran-kebocoran (angin dan air) sebagai akibat kelalaian dalam
pekerjaan.
c) Kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh kesalahan system
konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan kerugian-kerugian dari pihak
pemilik adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor alumunium.
3) Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga yang ahli dalam bidang tersebut di atas.
4) Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor Alumunium terlebih dahulu harus
memberikan gambar kerja dan shop drawing khusus untuk pekerjaan tersebut untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan.
5) Pekerjaan yang ternyata dilaksanakan berdasarkan gambar-gambar yang
belum/tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan maka menjadi
tanggung jawab Kontraktor Alumunium. Untuk itu Konsultan Pengawas dan Pemberi
pekerjaan berhak menolak dan menginstruksikan kepada Kontraktor Alumunium
untuk membongkar pekerjaan tersebut. Semua kerugian yang diakibatkan oleh hal-
hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
6) Untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan maka
Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh (sample) untuk bahan-bahan
yang akan didatangkan dan dipakai berupa contoh-contoh jendela/pintu alumunium
lengkap dengan semua hardware, weather strip, angkur dan peralatan lainnya.
Semuanya dalam keadaan telah finish.
7) Pemotongan kaca dan kusen aluminium disesuaikan dengan gambar kerja DED
2.13.2. Konstruksi Rangka Alumunium (profil)
1) Spesifikasi rangka Alumunium sesuai dengan gambar disain. Ukuran-ukuran dan
dimensi yang digunakan harus sesuai yang dipersyaratkan dalam kontrak.
2) Bahan yang dipakai :
a) Semua profil/rangka alumunium harus diproses dengan anodizing minimal ± 20
microns. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat - Interior Gedung Kantor BAPPEDA
b) Sekrup-sekrup dan baut-baut dari bahan stainless steel. Pada bagian-bagian
pengikat lainnya dipakai Steel dengan lapisan Zinc atau Cadium ± 20 micron.
c) Kualitas yang diminta adalah dari profil setara Alexindo.
d) Warna ditentukan kemudian dan mendapat persetujuan dari Pemberi Pekerjaan
3) Cara pengerjaan
a) Dipotong dan dipasang secara rapi dan presisi, toleransi ukuran tidak lebih dari 2
mm.
b) Pergunakan alat-alat/mesin untuk memotong, punching, drilling, dsb.
c) Hubungan antara alumunium-alumunium pada sambungan-sambungan harus
diberi lapisan mastic sedangkan pada bagian dalam sambungan-sambungan
harus ditutup dengan cara caulking.
d) Permukaan alumunium harus bebas dari cacat-cacat dan die marks, dan bebas
dari kotorankotoran yang melekat (plesteran, cat, dll)
e) Pada waktu pemasangan permukaan alumunium, harus dilindungi dengan
lanosol protective coating

2.14. PEKERJAAN SANITASI


Pasal 30
LINGKUP PEKERJAAN SANITASI

2.14.1. Lingkup pekerjaan meliputi / pemasangan dari :


1) Pengadaan dan pemasangan kloset duduk, setelah selesai pemasangannya
didakakan percobaan terlebih dahulu dengan air agar tidak bocor diwaktu selesai
pemasangan porselyn.
2) Pengadaan dan pemasangan pipa saluran dari WC di septictank dan dari
diseptictank ke rembesan.
2.14.2. Bahan dan peralatan
3) Kloset duduk dari bahan porselyn merk ( INA / TOTO) dan dipasang oleh tukang
yang cukup terampil.
4) Pasangan bak madi dan bak WC, dilapisi tegel porselyn / keramic, dan pada dinding
dipasang poprselyn / keramic setinggi 1,30 M , sedangkan lantai dipasang tegel
wafel / mosaid sesuai gambar dan petunjuk dari Direksi / Pengawas.
5) Pipa saluran dari bahan pasangan beton atau pasangan batu atau pipa paralon
kualitas baik.

2.14.3. Pelaksanaan.
1) Sebelum pemasangan, semua bahan harus ditunjukkan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
2) Pemasangan pipa dari bahan paralon harus rapih, untuk mencegah kebocoran.
3) Pembuatan dan pemasangan septictank dan perembesan dengan ukuran masing-
masing. Bak septictank uk. 1.50 x 1.25 x 1.50 M dan bak perembesan uk. 1.25 x
1.25 x 1.50 M .
4) Pemasangan septictank dan perembesan serta pipa saluran harus baik agar
diperoleh bidang aliran yang sempurna, pipa saluran dipakai pipa paralon PVC
dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
5) Pemasangan septictank, perembesan dan pipa saluran harus sesuai dengan
gambar dan petunjuk Direksi / Pengawas.
6) Pembuatan septictank dan perembesan bila akan dicor harus sepengetahuan
Direksi / Pengawas Lapangan, tidak diperkenankan pengecoran sebelum diteliti oleh
Direksi / Pengawas Lapangan.

2.15. PEKERJAAN PAVING BLOCK

PASAL 31
LINGKUP PEKERJAAN PAVING BLOCK

2.15.1. Umum

1) Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block.

2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua


titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Pengawas.
2.15.2. Bahan-Bahan
1) Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a) Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara
tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan
dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut
harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.

b) Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih
ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih
baik karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk
menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
2) Bahan Paving Block
Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400
kg/cm2.

2.15.3. Pelaksanaan

1) Pekerjaan Timbunan Tanah


Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus
dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika
digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR
minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa
adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan
subgrade dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap
perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau
disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan
tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper
yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus
dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah
sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam
keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.
2) Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
3) hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai.
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap
kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic”
kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak
dan terganggu strukturnya.
b) Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk
mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR
lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-
test ini menjadi tanggungan Kontraktor.

2.15.4. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Bloclk.


1) Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
dengan tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai
drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga
air tetap merata.
2) Penghamparan pasir / bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course)
sampai ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4
cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai
dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka paving block
tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil
yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan
ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata.
Lapisan yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5
sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama
penghamparan kadar air harus uniform dan pasir
yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk
pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan
bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja
terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan
harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas
yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.

2.15.5. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block


1) Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan
lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand
yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah
antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis
lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2
arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar
block.
2) Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah
antara block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai
jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari
25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi
setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25
mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran
10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-
bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan
dari bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan
warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja
untuk pola di daerah-daerah khusus.
3) Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut :
a) Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
b) Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
c) Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

4) Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand.


Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block
dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang
dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand
segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya
pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak
diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut.
Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m
diukur dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan
pada hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.
Semua block yang rusak selama
pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti
dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh
menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

5) Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus


mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis
1,18 mm (BS-410). Pasir ini harus cukup kering
sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini bebas
dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir
pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang
permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara
dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebagai langkah pemadatan terakhir,
permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan dengan mechanical
flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata
dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
6) Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga
ke dasar block, guna penanaman rumput.
Pasal 32
LAIN-LAIN
Kontraktor harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan guna menghindari terjadinya
kecelakaan baik terhadap orang, peralatan maupun material. Jika pada suatu saat peralatan
atau material ditempatkan pada suatu tempat yang bersifat sementara, maka tempatnya
harus jauh dari lalu lintas, jauh dari sumber-sumber yang dapat menimbulkan kebakaran,
kerusakan dan cacat pada peralatan maupun material
Makassar, Agustus 2019
Dibuat Oleh :
CV. GEOMETRI CONSULTANT

LAODE MUNAJAP, S.Ars


Direktur
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Revitalisasi Istana Malige, Sulawesi Tenggara

Anda mungkin juga menyukai