Anda di halaman 1dari 10

Surgiel airway (erico-thyriodotomy) dapat dilakukan apa bila

intubasi endotracheal tidak mungkin karena kontra-indikasi

atau karena masalah mekanis.

2.

Breathing

Adanya tension penyeumotoraks mengganggu ventilasi dan

bila dicurigai, harus segera dilakukan kompresi (tusuk dengan

jarum besar,disusul WSD) setiap penderita trauma diberukan

WEoksigen.

Bila tanps intubasi, sebaiknya oksigen diberikan tanpa fase-

mask.

3.

Circulation (dengan kontrol perdarahan)

buJika ada gangguan sirkulasi harus dipasang sedikitnya 2 jalur

(IV line). Kateter IV yang dipakai harus berukuran besar.

udcPada awalnya sebaiknya menggunakan vena

pada lengan.

Jenis IV line lain, vena seksi, atau vena sintralis tergantung

dari kemampuan petugas yang melayani.

Syok pada penderita trauma umumnya disebabkan

hipovolemia. Pada saat datang penderita diinfus cepat

dengan 1,5-2 liter cairan kristaloid, sebaiknya Ringer Lactat.

Bila tidak ada respon dengan pemberian bolus kristaloid

tadi, diberikan darah segolongan (type specific). Bila tidak

ada darah segolongan dapat diberikan darah tipe O Rhesus

abtanegatip, atau tipe O Rh positif liter rendah.

Pemberian vasopresor steroid atau Bic Nat tidak diperkenankan.

tlHipotermia dapat terjadi pada penderita yang diberikan Ringer

Lactat yang tidak dihangatkan atau darah yang masih dingin

itrauma apabila penderita juga dalam keadaan kedinginan

karena tidak diselimuti. Untuk menghangatkan cairan dapat


dipakai alat pemanas cairan.

Kateter Urine dan Lumbung

Pada umumnya dilakukan dirumah sakit. Pemakaian kateter

urine dan lambung harus di pertimbangkan, juga jangan lupa

mengambil sampel urine untuk pemeriksaan urine rutin.

Bab VII-Asuhan Keperawiaan Gawat Darurat

223

Kateter urine

a.

Produksi urine merupakan indikator peka untuk menilai

keadaan hemodinamik penderita.

Kateter lambung

Kateter lambung dipakai untuk mengurangi distensi dan

mencegah muntah, isi lambung yang pekat mengakibatkan

NGT tidak berfungsi, lagi pula pemasanagan sendiri

dapat mengakibatkan muntah. Darah dalam lambung

dapat disebabkan darah tertelan, pemasangan NGT

dalam rongga otak.

b.

edutat qesi

Sap

5. Monitoring

nalietuais

Monitoring hasil resusitasi didasarkan pada laju napas, nadi,

tekanan nadi, tekanan darah,suhu tubuh dan kesadaran

penderita.

Laju nafas dipakai untuk menilai airway dan breathing,

ETT dapat berubah posisi pada saat penderita berubah

posisi.

Pulse oxymetry sangat berguna. Pulse oxymetry

mengukur secara kolorigrafi kadar saturated 02, bukan


a.

paO2.

Pada penilaian tekanan darah harus disadari bahwa

tekanan darah ini merupakan indikator yang kurang baik

guna menilai perfusi jaringan.

Monitoring EKG dianjurkan pada

C.

d.

semua penderita

trauma.

Ingat : tindakan resusitasi dilakukan pada saat masalahnya

dikenali, bukan setelah survei primer selesai.

Pada saat keputusan diambil untuk merujuk, perlu komunikasi

antara petugas pengirim dan petugas penerima rujukan.

D.

PELAKSANAAN

1. Komprehensive

2.

Humanistic dan holistik

E.

EVALUASI

1.

Proses

2.

Hasil

224

Asuhan Keperawatan

An

PERTIMBANGKAN ETIK DAN LEGAL

Prinsip-prinsip yang sangat penting untuk menganalisa konflik-

konflik moral yang dihadapi oleh perawatan kritis adalah :


Beneficence : mengerjakan yang baik.

Non maleficence: tidak menimbulkan bahaya.

Otonomi : penghargai penentuan diri sendiri.

Kesetiaan : ketulusan dalam berhubungan dengan orang lain.

ETIK DI ICU

Etik dalam penanganan pasien, riset dan hubungan dengan kolega/

sejawat lain harus secara cermat. Kontroversi etik dalam legalitas,

moral dan etik sering terjadi pada euthanasia atau pengobatan

antusias. Hidup atau euthanasia sukarela (hak mati?). Etik di ICU

sedikit berbeda dengan etik di pelayanan kesehatan yang lain.

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

atHal pokok yang harus diperhatikan dalam

adalah :

dokumentasi keperawatan

Dokumen harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama

dilakukan, demikian juga pada setiap langkah kegiatan

perawatan.

Bila memungkinkan catat setiap respon pasien,/ keluarga

tentang informasi/ data yang penting tentang keadaanya.

Pastikan kebenaran setiap data yang dicatat.

Data pasien harus obyektif dan merupakan penafsiran perawat,

dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihatdan respon

pasien pada saat perawat pasien mulai dari pengkajian sampai

eb dengan evaluasi.

Dokumentasi dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai

armirdaberikut : adanya perubahan kondisi atau munculnya masalah

baru, respon pasien terhadap bimbingan pasien.

Harus dihindari dokumen yang baku, sebab sifat individu

adalah unik dan setiap pasien mempunyai masalah berbeda.


tbre

Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dan

abed Adsetiap catatan yang dibuat, harus disepakati atas kebijaksanaan

institusi setempat.

VII-Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

225

Data harus ditulis secara sah dan menggunaan tinta dan jangan

menggunakan pensil agar tidak mudah dihapus.

Tidak dibenarkan merubah dokumentasi untuk merubah atan

menutupi kesalahan dan apabila terjadi salah tulis, coret dan

diganti dengan yang benar kemudian ditandatangani.

10. Untuk setiap kegiatan dokumentasi cantumkan waktu tanda

jelas penulis

tangan dan nama

11. Wajib membaca setiap tulisan dan anggota tim kesehatan yang

lain sebelum menulis data terakhir.

12. Dokumentasi harus ditulis dengan tepat, jelas dan lengkap.

MANAJEMEN DISASTER

Dalam penanggulan bencana ada beberapa prinsip yang harus

disepakati.

Penanggulan bencana adalah eskalasi penanggulangan gawat

darurat sehari-hari.

Penanggulangan bencana tidak akan berhasil kalau

penanggulangan gawat darurat sehari-sehari buruk.

Bencana dapt terjadi di daerah "urban" atau daerah "rural".

2.

A3.

Bencana dapat terjadi:

Di rumah sakitnnya sendiri.

Korban bencana dibawa ke UGD RS.

Bencana dalam kota "urban"


Bencana diluar kota "rural"

Bencana diluar pulau "regional"

Bencana nasional

Bencana huru hara/ perang

Maka RS harus mempunyai "DISASTER PLAN" sesuai dengan

keadaan diatas.

Untuk daerah rural atau diluar pulau maka sebainya

didatangkan bantuan dari daerah urban jika

ingkat penanggulangan gawat darurat sehari-hari

dibawah standart nasional (ada/tidaknya spesialis empat

besar).

Jumlah korban melebihi kemampuan petugas/ahli bedah.

226

Asuhan

Gawatdaruratan

Bantuan yang didatangkan adalah dengan memindahkan

sarana:

Pra RS (AGD 118)

AGD 118 dalam keadaan bencana dapat berfungsi

sebagai:

909

Pengganti puskesmas, kamar operasi bedah minor, 5

unit AGD 118 dapat berfungsi sebagai RS lapangan.

RS (UGD, kamar operasi, ICU, Farmasi, Rontgen,

Laboratorium, dapur, Satpam.

Masalah yang dapt dihadapi ditempat bencana tergantung

pada kapan kita tiba.

Tiba dalam 8-10 menit

A airway dan cevical control

B breathing

Tiba dalam 12-24 jam


Korban dengan masalah A dan B sudah meninggal.

Masalah C hanya tinggal yang ringan, sedangkan

mayoritas adalah fraktur trutama yang jadi masalah adlah

fraktur tulang punggung.

Tiba dalam 24-48 jam

Korban dengan A,B,C sudah meninggal, sedangkan

masalah utama yang dihadapi adalah : D jika ringan,

fraktur tertutup/ terbuka dan fraktur tulang punggung,

gangguan kejiwaan, public haelth.

Tiba dalam 48 Jam-7 hari

Korban A,B,C sudah meninggal masalah : D luka ringan,

fraktur tertutup/terbuka dan fraktur tulang punggung,

infeksi luka dan tetanus, infeksi saluran pernapasan dan

saluran cerna, gangguan jiwa dan public healh.

BAKORNAS penanggulangan

Dalam organoram

bencana komando adalah : dari pemerintah atau mentri ke

gurbernur atau ke Bupati, sedangkan dibawah bupati akan

dibentuk satgas bila diperlukan dan ini akan memakan

waktu. "KENYATAAN TIDAK ADA ORGANISASI YANG

TERORGANISIR YANG MAMPU BERGERAK CEPAT

ate ron MENANGGULANGI BENCANA"

-Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

227

untu

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

PENDEKATAN NANDA, NIC, NOC

Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek

keperawatan kegawat daruratan yang diberikan pada klien oleh perawat

yang berkompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruangan

gawat darurat. Asuhan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah


secara bertahap maupun mendadak.

Kegiatan asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan

sistematika proses keperawatan, yang merupakan suatu metode

ilmiah dan panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang

berkualitas dalam rangka mengatasi masalah kesehatan pasien. Adapun

langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi : pengkajian, diagnosa

keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi. Asuhan keperawatan

di ruang gawat darurat seringkali di pengaruhi oleh karakteristik

ruang gawat darurat itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan asuhan

keperawatan spesifik yang sesuai dengan keadaan ruangan.

pandu

proses

Karakteristik unik dari ruanan gawat darurat yang dapat

mempengaruhi sistem asuhan keperawatan, antara lain:

Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien

dan jumlah klien yang datang keruangan gawat darurat.

Keterbatasan sumber daya dan waktu

Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk

seluruh usia, seringkali dengan data dasar yang sangat terbatas

Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang

memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi

Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan

yang bekerja di ruang gawat darurat

Berdasarkan kondisi di atas, prinsip umum asuhan keperawatan di

berikan oleh perawat di ruang gawat darurat meliputi:

Penjaminan keamanan diri perawat dan klien terjaga : perawat

harus menerapkan prinsip unipersal precaution dan mencegah

penyebab infeksi
Perawat bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triase,

menetapkan diagnosa keperawatan, tindakan keperawatan dan

evaluasi yang berkelanjutan

228

Asuhan Keperawatan Keaawatdaruratan

Tindakan keperawatan meliputi resucitasi dan stabilisasi di berikan

untuk mengatasi masalah biologi dan psikososial klien

Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga

diberikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan

kerjasama klien-perawat

Sistem monitoring kondisi klien harus dapat di jalankan

Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan

secara mudah,

Acepat dan tepat

Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan

perlu dijaga

Di bawah ini perlu dijabarkan proses keperawatan yang merupakan

panduan asuhan keperawatan di ruangan gawat darurat dengan contoh

proses keperawatan klien gawat darurat.

PENGKAJIAN

Standart: perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik

dan psikososial di awal dan secara berkelanjutan untuk mengetahui

masalah keperawatan klien dalam lingkup kegawat daruratan

Keluaran : adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi

untuk setiap klien gawat darurat

Proses : pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk

mengidentifikasi masalah keperawatan gawat darurat. Proses

pengkajian dibagi dalam dua bagian: pengkajian primer dan

pengkajian sekunder.

inaiPengkajian primer

Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah


actual/ potensial dari kondisi life threatening (berdampak terhadap

kemepuan pasien untuk mempertahankan hidup). Pengkajian tetap

berpedoman pada infeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal

tersebut memungkinkan.

Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan:

nit A. Airway (jalan nafas) dengan kontrol serfikal

Brithing dan pentilasi

uC. Cerculation dengan kontrol pendarahan

A AW

-Asuhan Ke

Gawat Darurat

229

Anda mungkin juga menyukai