BAB Imakalah Urine Rutin
BAB Imakalah Urine Rutin
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi dari tubuh manusia menjadi
sebuah hal yang menarik untuk dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang
mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran fungsinya. Sistem organ dengan
sistem kerja masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh. Dari
berbagai sistem, kita mengenal sistem perkemihan dimana dari organ-nya dan fungsinya. Adapun
hal yang menarik bahwa zat yang dikeluarkan atau yang dikenal dengan nama urine dapat
Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar istilah urine. Bukan hanya
mendengar namun kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urine atau metabolisme
tubuh melalui urine yang biasa kita sebut buang air kecil (BAK). Buang air kecil merupakan
suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urine yang
kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna atau merasakan nyeri saat
melakukan proses buang air kecil. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah dengan
bahan atau specimen urine. Pemeriksaan pada urine dapat menentukan penyakit apa yang sedang
diderita oleh seseorang. Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana
4. Ada berapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan menggunakan sampel urine ?
1.3. Tujuan
3. Untuk mengetahui pengaruh terlambatnya pengiriman sampel urine terhadap sampel itu
sendiri.
urine.
BAB II
PEMBAHASAN
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui prosesurinasi.Urine juga sering disebut
dengan air kencing atau air seni. Nama urine itu sendiri dikatakan seperti itu karena
kandungan utama dari urine adalah urea. Selain urea, urine juga, zat
garaman. Normal tidaknya urine seseorang tergantung dari kandungandi dalam urine itu
sendiri. Karena itu urine dapat dijadikan sebagai indikator kondisi tubuh seseorang, seperti
dalam mendeteksi apakah seseorang menderita dehidrasi ataupun untuk mendeteksi penyakit
diabetes mellitus. Umumnya seseorang memproduksi urine dari 1-2 liter per harinya.
Namun ada keadaan poliuria dimana seseorang memproduksi urine hingga lebih dari 2,5
liter per hari. Ada juga keadaan penyakit oliguria yakni penderitanya
hanya mampu memproduksi urine sampai 400 ml saja. Selain itu penderita anoria ginjalnya
Fungsi utama urine adalah untuk melarutkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan
lagi oleh tubuh, sehingga masyarakat umum mengatakan urine itu adalah zat yang kotor, hal
itu mungkin apabila urine yang dihasilkan berasal dari ginjal dan saluran kencing yang
terinfeksi serta mengandung bakteri. Secara medis, apabila urine yang diproduksi berasal
dari ginjal yang sehat dan saluran kencing yang terinfeksi, maka urine dikatakan cukup steril.
Bahkan di India ada TerapiUrine Amaroli, yang membuktikan urine itu cukup steril
Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan
kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat – zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di
glomerulus dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan
augmentasi terjadi di tubulus distal.Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang
beroprasi secara paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan
darah dalam sistem kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai
produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk
lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam
seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi banyak
Hasil-hasil pemecahan metabolisme, paling banyak dikeluarkan dari tubuh lewat ginjal
bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein yang mengandung
pemecahan metabolisme yang terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga
banyak racun-racun dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam keadaan tidak
diubah maupun dalam hasil-hasil pemecahanya. Zat warna urin barasal darimetabolisme
endogen yang dijabarkan dari zat warna empedu. Urin segar yang normal mempunyai warna
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam urine yaitu senyawa organik, senyawa anorganik,
dan zat-zat lain. Urea adalah hasil akhir utama dari metabolisme protein. Ekskresi
berhubungan langsung dengan intake protein. Biasanya urea merupakan 80-90% dari
nitrogen urine total. Ekskresi urea meningkat ketika katabolisme protein meningkat, seperti
pada diabetes dan aktivitas korteks jaringan yang berlebihan. Asam urat adalah hasil akhir
terpenting dari oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein
makanan, melainkan juga dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Asam urat sangat
sukar larut dalam air, tetapi membantuk garam-garamyang larut dalam urine bila asam
dibiarkan). Asam urat ditemukan dalam urine normal sekitar 0,5-1,0 gram perhari, tetapi
Kreatinin adalah anhidrid dari kreatin (methyl guanidino acatic acid) dan benda yang konstan
dari urine. Kreatinin dapat diukur dengan memberi alakali pikrat pada urine, dengan adanya
kreatin campuran memberi warna ambar. Warnanya dicocokkan dengan standar yang juga
dan disintegrasi jaringan otot. Kreatin juga ditemukan dalam keadaan patologis seperti
pada partikel, diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari. Khlorida
diekskresikan sebagai natrium khlorida adalah yang utama karena sebagian khlorida adalah
yang utama.Fosfat dalam urine merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat (alakali
fosfat) serat kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Ekskresi fosfat pada urine dapat
bervariasi secara ekstrim, tetapi rata-rata dalam sehari adalah 1,1g. Ion fosfat dalam urine
dapat berwujud dua bentuk, yaitu asam fosfat nonbasic dan asam fosfat dibasic. Rasio
Sulfur urine terutama berasal dari protein karena terdapatnya asam-asam amino yang
mengandung sulfur, metionin, dan sistin dalam molekul protein. Sulfur urine total biasanya
memiliki tiga bentuk, yaitu sulfat anorganik, sulfat terkonjugasi, dan sulfat netral. Pada
kondisi normal, sekitar satu gram sulfat dieliminasi setiap hari, sekitar 75-85 % tetap dalam
sulfat. Sekitar 90% dari ekskresi sulfat adalah dalam bentuk anorganiksulfat dan 10 % dalam
bentuk sulfat konjugasi dan sulfat netral Proteinuria adalah senyawa albumin dan globulin
dalam urine pada konsentrasi yang abnormal. Pada keadaan normal tidak lebih dari 30-200
mg protein diekskresikan setiap hari melalui urine. Albumin dapat ditemukan dengan
pemanasan urine, kemudian ditambah sedikit asam asetat encer. Terdapat endapan putih
yang menetap setelah penambahan asam menunjukkan bahwa terdapat protein dalam
urine.Selain terdapat pada nefritia, darah juga terdapat dalam urine (hematuria) yang dapat
disebabkan karena kerusakan pada ginjal atau saluran urine. Hemaglobin bebas
(hemaglobinuria) terdapat dalam urine setelah hemolisis yang cepat misalnya pada
Pigmen empedu dalam urine jumlahnya sanagat kecil. Daxar untuk uji pigmenempedu
adalah oksidasi reagen dengan berbagai bentu seri tingkatan warna. Dengan uji gmelin yang
positif, akan menghasilkan bermacam-macam warna mulai dari warna hijau, biru merah, dan
menunjukkan derajat katabolisme jaringan dan material protein adalah tidak benar, tetapi
merupakan bagian besar dari organisme putrefektif usus dlama triptofan. Pengeluaran
indikan dapat diambil sebagai petunjuk dini proses putrefektif dalam usus dan secara klinis
hal yang penting dari asam sulfat terkonjugasi. Dalam kondisi normal, 10-20 gram indikan
Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan
spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak
memungkinkan).
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus.
Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih,
bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau
menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang
lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk
pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif
suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam
suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya
toluene.
Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari
kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh
adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril
BAB III
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Persiapan alat
2. Label spesimen
5. Kapas sublimat
6. Formulir Laboratorium
9. Waslap
10. Sabun
11. Handuk
Prosedur plaksanaan
Antar klien ke kamar mandi pasien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal
Untuk pasien laki – laki : Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik.
Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing.
Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar, letakkan pada botol.
Simpan semua sampel dari setiap pengambilan sampel dalam wadah dan disimpan
wadah dari lemari pendingin. Jagalah sampel agar tidak terkontaminasi dengan
kemih
dan simpan urine sebagai bagian spesimen , bawa semua sampel ke laboratorium
Catat dalam dokumen sampel, waktu pengambilan dan waktu selesainya serta hasil
Jika tidak ada urine dalam kateter , jepit tabung penampung selama +_ 30 menit.hal
penyuntikan ini sebaiknya agak jauh dari gelembung tabung untuk mencegah
Ambil sampel urin secukupnya ( 3cc untuk kultur urine dan 30cc untuk analisis
urine rutin)
Pindahkan urine kedalam wadah, pastikan jarum tidak menyenth luar wadah.
Beri label dan kirim kelaboratorium secepatnya untuk dianalisis, catat dan
pemeriksaan.
4. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi
eritrosit, lekosit, sel epitel dan silinder mulai rusak dalam waktu 2 jam.
Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan
matahari.
Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat
kotak atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang
mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan
yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang
dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan
nitrit.
Jenis pemeriksaan sampel urine
1. Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin.
kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan
a. Volume urin
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat
didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan
itu disebut poliuri. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka
keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea,
keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini
b. Warna urine
merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin
dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan.
Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang
disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan
porphyrin.
1. Kuning jernih
sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah
Namun bila terjadi terus, segera periksakan diri Anda ke dokter karena
3. Kemerahan
Urin merah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan
4. Oranye
Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat
d. Bau urin
Bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau
yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-
e. pH urin
berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih
coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman
sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan
a. Eritrosit.
Dalam keadaan normal, terdapat 0 – 2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah eritrosit yang meningkat
menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal dan saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.
b. Lekosit.
Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urine adalah 0–4 sel. Peningkatan jumlah lekosit
menunjukkan adanya peradangan, infeksi atau tumor.
c. Epitel
Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan saluran kemih. Sel-sel epitel
hampir selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal dari kandung kemih (vesica urinary), urethra dan
vagina.
d. Silinder (cast)
Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsfal yang terbentuk di tubulus ginjal. Terdapat
beberapa jenis silinder, yaitu : silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit, silinder lekosit, silinder epitel
dan silinder lilin (wax cast). Silinder hialin menunjukkan kepada iritasi atau kelainan yang ringan.
Sedangkan silinder-silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau kerusakan yang lebih berat pada
tubulus ginjal.
e. Kristal
Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan bersama urine (misal oksalat, asam
urat, fosfat, cystin) akan terkristalisasi (mengeras) dan sering tidak dianggap sesuatu yang berarti.
Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan
metabolisme dan konsentrasi urine (tergantung banyak-sedikitnya minum).Yang perlu diwaspadai jika
kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap pembentukan batu ginjal. Batu terbentuk jika
konsentrasi garam-garam tersebut melampaui keseimbangan kelarutan. Butir-butir mengendap dalam
saluran urine, mengeras dan terbentuk batu.
f. Silindroid
Ini adalah material yang menyerupai silinder. Tidak memiliki arti yang banyak, mungkin sekali berrati
adanya radang yang ringan.
h. Spermatozoa
Bisa ditemukan dalam urin pria atau wanita dan tidak memiliki arti klinik.
i. Bakter
Bakteri yang dijumpai bersama lekosit yang meningkat menunjukkan adanya infeksi dan dapat diperiksa
lebih lanjut dengan pewarnaan Gram atau dengan biakan (kultur) urin untuk identifikasi. Tetapi jika ada
bakteri namun sedimen “bersih”, kemungkinan itu merupakan cemaran (kontaminasi) saja.
j. Sel jamur
Menunjukkan infeksi oleh jamur (misalnya Candida) atau mungkin hanya cemaran saja.
k. Trichomonas sp.
Ini adalah parasit yang bila dijumpai dalam urin dapat menunjukkan infeksi pada saluran kemih pada laki-
laki maupun perempuan.
Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang lebih
sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. Reagens pita (strip)
dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan
pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit.
a. Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan
dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu
pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa,
formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat,
vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat
mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
b. Benda-benda keton
Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah
menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat
mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak
bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung
bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan. Dalam keadaan
normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan
metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan metabolisme lemak didalam urin
didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.
c. Pemeriksaan bilirubin
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang
menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-
toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat. Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl
urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil
positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang
tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.
d. Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara
0,1-1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan
hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh. Dalam keadaan normal tidak
terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih
atau pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug
hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh sehingga
perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C
lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau
peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang
terkontaminasi.
a. Makroskopis Urin
Prosedur Kerja
2. Menentukan Bau
Prinsip : adanya bau yang semula ada, cukup bermakna dalam membantu suatu diagnosa.
Alat : Tabung reaksi
Bahan : Urine
Prosedur Kerja