Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Genetika adalah Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat


dari induk kepada keturunanya. Genetika berasal dari bahasa latin
yaitu Genos yang berarti asal-usul. Dalam jurusan Biologi, matakuliah ini
memiliki bobot sebanyak 4 sks (Satuan Kredit Semester), yaitu 3 sks untuk teori
dan 1 sks untuk praktikum. Dimana matakuliah ini diambil oleh mahasiswa
semester 5.

Mata kuliah ini membahas tentang pengertian genetika, mekanisme mitosis


dan meiosis sel, daur perkembangan sel, dasar-dasar pewarisan Mendel, interaksi
gen, tautan gen, pindah silang dan pemetaan kromosom. Teori kemungkinan,
penentuan jenis kelamin dan pewarisan sifat yang berkaitan dengan jenis kelamin,
struktur halus genetik, pewarisan dalam inti dan pewarisan ekstra kromosom,
perubahan pada struktur dan jumlah kromosom, serta mutage-nesis juga diberikan
dalam mata kuliah ini. Genetika populasi yang berkaitan dengan keseimbangan
Hardi-Weinberg dan pewarisan sifat kuantitatif juga menjadi bahasan dalam mata
kuliah ini.

Pengetahuan tentang adanya sifat menurun pada makhluk hidup sebenarnya


sudah lama berkembang hanya belum di pelajari secara sistematis. Penelitian
mengenai pola-pola penurunan sifat baru di ketahui pada abad ke- 19 oleh Gregor
Mendel. Mendel melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang
ercis (Pisum sativum). Dari percobaan yang di lakukannya selama bertahun-tahun
tersebut, Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat, yang
kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan. Berkat karyanya inilah, Mendel di akui sebagai bapak
genetika.
Keanekaragaman makhluk hidup adalah perbedaan diantara makhluk hidup
yang berbeda jenis dan sifatnya. Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya
perbedaan sifat, seperti ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan
lain-lain. Keanekaragaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan
kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki
kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk
hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah
dan terancam punah.

Keanekaragaman makhluk hidup adalah suatu istilah pembahasan yang


mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan
menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana
bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem
biologis.
Hewan termasuk kingdom Animalia, merupakan kelompok besar organisme
yang multiselular, ,mampu menanggapi rangsangan dengan aktif dan memperoleh
nutrient dengan memakan organisme lain (heterotrof).Keanekaragaman pada
hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk, jumlah, dan sifat lainnya. Hewan
dibagi menjadi dua bagian: Invertebrata Adalah hewan yang tidak bertulang
belakang. Hewan ini memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana
dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang. Contoh hewan
invertebrate adalah: Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memeiliki
satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Kedua vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang
atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang lebih jauh sempurna dibandingkan
dengan hewan invertebrate. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan
susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan
saraf dari otak.
Tidak ada dua manusia yang tepat sama, individu satu dengan lainnya
mempunyai persamaan dan perbedaan, sifat yang menurun baik sifat kualitatif
maupun genetik dan faktor lingkungan. Akibatnya adanya pengaruh lingkungan
ini, maka individu yang bergenotip berbeda kemungkinan akan mempunyai
fenotip yang sama adanya pewaris sifat, dalam populasi dapat kita lihat adanya
sifat yang sangat bervariasi sehingga kecil kemungkinan adanya persamaannya.
Berbagai sifat diwariskan secara poligenik sehingga variasinya cukup luas seperti
warna kulit, tinggi badan,kecerdasan, sidik jari, refraksi mata dll.

Kenekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup
itu sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau
pembawa sifat. Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang
meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan
biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia
misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkungan biotik
misalnya mikrooaganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Keanekaragaman
makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan kondisi
lingkungan.
Perkawinan dapat menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan antara spesies
yang berbeda mungkin dapat menghasilkan keturunan, tetapi keturunannya itu
tidak mampu menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana keturunan yang
baru itu, merupakan keturunan yang steril. Perkawinan antar individu didalam
jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan keturunan yang fertil. Artinya,
keturunan tersebut mampu berkembang biak menghasilkan keturunan berikutnya.
Didalam spesies yang sama terdapat perbedaan sifat. Perkawinan antar makhluk
hidup yang berbeda sifat dapat menghasilkan keturunan yang memiliki sifat baru.
Keturunan dengan sifat yang baru tersebut merupakan individu baru. Perkawinan
demikian disebut persilangan. Jadi, melalui persilangan akan muncul
keanekaragaman yang baru.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui perbedaan setiap hewan yang diamati?
2. Bagaimana tata cara mengklasifikasikan makhluk hidup
3. Perbedaan apa saja yang terdapat pada hewan yang diamati?

1.3. Tujuan Praktikum Keanekaragaman Hewan


1. Mengetahui berbagai variasi keanekaragaman hewan.
2. Mempelajari bagaimana cara pengklasifikasian atau pemberian nama
pada makhluk.
3. Mengetahui perbedaan dari setiap morfologi terhadap bahan yang di
praktikumkan.
4. Mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup untuk membedakan tiap-tiap
jenisnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman


jenis, keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga
keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang
sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk,
penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis
dan tingkat ekosistem (Stansfield, 1983).

Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga dengan keanekaragaman


hayati atau biodiversitas. Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas”
menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup di suatu lingkungan
tertentu. Dengan kata lain, biodiversitas dapat diartikan sebagai persamaan dan
perbedaan ciri makhluk hidup pada waktu dan tempat tertentu. Keanekaragaman
makhluk hidup dapat terjadi karena adanya proses evolusi yang sangat lama.
Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya faktor adaptasi, batas geografi, dan
rekayasa genetik. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita ini merupakan
hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan bermacam-macam
makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan atas keanekaraman
gen, jenis dan ekosistem (Winchester : 1958).
a. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman Tingkat Gen. Makhluk hidup tersusun atas unit satuan
terkecil yang kita kenal sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa
sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi
susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan penyusun Gen
setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang
berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.
b. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai
species makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini
dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup
baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya:
Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk
dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik,
tingkah laku dan habitat.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari
ekosistem di biosfir. misalnya : Ekosistem gurun di dalamnya ada unta,
kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau. Di dalam
ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu
melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun
makhluk tak hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.
Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu
ekosistem (Susanto, Agus : 2011).

Dalam ilmu biologi molekuler persilangan diartikan sebagai teknik


berikatannya suatu untaian tunggal DNA atau RNA dengan untaian komplemen
yang berasal dari RNA atau DNA yang berbeda. Persilangan dapat terjadi di
antara individu yang berbeda spesies (persilangan interspesifik) maupun antar
individu dalam satu spesies (persilangan intraspesifik) yang umumnya dikenal
sebagai persilangan antar galur (untuk tanaman) atau antar
aksesi. Perkembangbiakan manusia melalui perkawinan adalah contoh
persilangan dalam satu spesies. Dalam ilmu peternakan istilah persilangan lebih
sering disebut dengan perkawinan. Individu keturunan hasil proses persilangan
dapat bersifatsubur, mandul, maupun mandul sebagian.

Generasi keturunan hasil suatu persilangan disebut filial disimbolkan dengan


huruf F besar dan angka yang menandakan urutan generasi. Contoh penulisan
generasi keturunan yaitu: F1 untuk generasi pertama hasil persilangan dan F2
untuk generasi kedua hasil persilangan. Awalnya tujuan utama dari persilangan
ialah menggabungkan dua sifat baik atau unggul dari dua tetua dalam satu
individu atau populasi (Yatim, Wildan : 2003).

a. Persilangan Monohibrid

Persilangan/perkawinan monohibrid ialah perkawinan antara dua


individu dengan memperhatikan satu sifat beda. Percobaan Mendel yang
menyilangkan ercis berbatang tinggi dengan ercis berbatang pendek
merupakan contoh perkawinan monohibrid. Setiap makhluk hidup
memiliki banyak sifat yang dapat diamati. Dalam persilangan monohibrid,
hanya diperhatikan salah satu sifat seperti tinggi tanaman saja, warna
polong saja, atau sifat yang lain.

b. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid ialah persilangan dengan dua sifat beda.
Contohnya hasil percobaan Mendel. pada biji tanaman ercis (Starr, Cecie :
2010).

2.2.Keanekaragaman Hewan

Hewan adalah kelompok besar organisme yang multiseluler, mampu


menanggapi rangsangan dengan aktif, dan memperoleh nutrien dengan memakan
organisme lain (heterotrof). Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari
struktur, bentuk, jumlah, dan sifat lainnya pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Hewan termasuk dalam Kingdom Animalia. Berdasarkan ada atau tidaknya tulang
belakang, hewan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan ini
memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan
kelompok hewan bertulang punggung/belakang. Selain itu, sistem pencernaan,
pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan
invertebrata.
b. Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran
darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya
(Stansfield : 1983).

2.3.Variasi Ayam

Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau
populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman dari
organisme dalam suatu spesies. Begitu juga halnya dengan ayam, yang akan
memiliki persamaan maupun perbedaan dalam satu spesies. Ayam juga
mempunyai variasi antara lain dalam bentuk, warna dan ukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Agus H. 2011. Genetika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Stansfield, William D. 1983. Genetika, Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Starr, Cecie and Beverly McMillan. 2010. Human Biology, Eighth Edition. New
York: Brooks/Cole Cengage Learning.

Yatim, Wildan .2003 .Genetika. Tarsito : Bandung

Winchester, A. M. 1958. GENETICS : A Survey of The Principles of Heredity.


Massachussets: The Riberside Press.

Anda mungkin juga menyukai