Anda di halaman 1dari 46

Kemitraan Pemerintah dalam menunjang

Peran Dietisien dalam Pelayanan Gizi di RS


agar mencapai standar Akreditasi Versi
2012 atau JCI

Oleh:
SLAMET R YUWONO
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan RI

Makalah disajikan dalam rangka


Workshop PERSI dalam rangka pelayanan Gizi Rumah Sakit
Medan, 20 Februari 2013
KERANGKA PENYAJIAN
 PENDAHULUAN
 PERAN AHLI GIZI/DIETISIEN DALAM
PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT
 PELAYANAN GIZI BERBASIS PATIENT
SAFETY
 PELAYANAN GIZI DALAM STANDAR
AKREDITASI 2012
 KEMITRAAN PEMERINTAH
PENDAHULUAN

 Pasien dengan asupan energi tidak cukup selama di


RS mempunyai risiko lebih besar untuk malnutrisi
 Terdapat perbedaan signifikan lama hari rawat inap
pada pasien dengan asuhan gizi dan pelayanan gizi
konvensional
 Peran Tim yang kurang mengetahui peran 
belum terbentuk Tim secara tertulis

(IJCN, Oktober 2011)


Distribusi Status Gizi Subjek Pada Saat Masuk
dan Pada Saat Keluar Rumah Sakit
Status Gizi Status Gizi Saat Keluar RS2
Saat Masuk RS Baik Sedang Buruk Jumlah 2 p
n(%) n(%) n(%)
1
Baik 97 32 12 141 32,7762 0,00
43,3 44,4 (18,5)
Sedang 102 18 33 153
45,5 25,0 (50,8)
Buruk 25 22 20 67
11,2 30,6 (30,8)
Jumlah 224 72 65 361

Keterangan:
1
= signifikan dengan p<0,05
Lama Rawat Inap di Rumah Sakit berdasarkan
Empat Kategori Perubahan Status Gizi
Perubahan Jumlah Lama Rawat Inap
Status Gizi Subjek (hari)3
Baik ® 97 10,01  1,7
Meningkat 149 12,22  1,7
Tetap 38 13,92  2,0
Menurun 77 14,92  1,8

Keterangan:
1
= Baik-baik sebagai reference
2
= signifikan dengan p<0,05 (analisis regresi)
3
= mean  standard error.
Lama Rawat Inap di Rumah Sakit berdasarkan
Kategori Perubahan Status Gizi

Status Gizi Jumlah Lama


Masuk RS Keluar RS Subjek Rawat Inap (hari)3
Baik Baik 97 10,11  1,7
Baik Sedang 32 13,72  2,0
Baik Buruk 12 17,52  2,6

Keterangan:
1
= Baik-baik sebagai reference
2
= signifikan dengan p<0,05 (analisis regresi)
3
= mean  standard error.
UU 23 tahun 1992 UU 36 tahun
2009

Masalah Masalah Gizi Kurang Gizi Kurang, Gizi Lebih

Tujuan Mewujudkan Meningkatan mutu gizi perseorangan dan


terpenuhinya masyarakat (ps 141)
kebutuhan gizi
Strategi Pencegahan, a. perbaikan pola konsumsi makanan
penyembuhan, yang sesuai dengan gizi seimbang;
pemulihan b. perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas
fisik, dan kesehatan;
c. peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi; dan
d. peningkatan sistem kewaspadaan
pangan dan gizi. (ps 141)
Pelayanan gizi profesional
• Pelayanan gizi dikatakan profesional bila
pelayanan dilakukan dengan ketrampilan
yang berdasarkan konsep atau teori ilmu
pengetahuan yang mendalam, analisis
keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya, pendidikan yang
memadai, memiliki kode etik. Pelayanan
Gizi profesional dilaksanakan baik di Rumah
Sakit maupun masyarakat.
1. Pelayanan Kesehatan Melampaui Batas Negara
(Globalisasi)
2. Teknologi Kesehatan Makin Maju
3. Penawaran pelayanan kesehatan baru oleh pesaing
4. Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat Semakin
Tinggi sehingga Pasar sangat tergantung pada
keinginan pasien (customer oriented)
5. Kompetisi Luar Negeri --> kemudahan akses.
Keramahtamahan, keterbukaan informasi, harga
bersaing, kemasan baik
 Prioritas Pembangunan Kesehatan pada
tahun 2010-2014 adalah peningkatan
akses dan kualitas pelayanan melalui
sarana Kesehatan
 Ketersediaan dan peningkatan kualitas
layanan RS berakreditasi Internasional
minimal di 5 kota besar di Indonesia.
Target 3 RS 2012 dan 5 RS di 2014
PERAN
AHLI GIZI/DIETISIEN
DI RUMAH SAKIT
PELAYANAN
KEFARMASIAN PELAYANAN
Asuhan MEDIS
Medis Medical Care
Process
Farmaceutical
care

PATIENT
Asuhan Asuhan
Kefasian Gizi
Nursing Care Nutrition Care
Process Process

Asuhan
Keperawatan PELAYANAN
GIZI
PELAYANAN
KEPERAWATAN

12
PILAR UTAMA PENENTU MUTU PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT

13

33 PELAYANAN FARMASI PHARMACIST

NUTRISIONIST(TERMASUK DIETISIEN)
19/10/2014
MERUPAKAN SALAH SATU PENENTU
MUTU LAYANAN RS
Kepmenkes No. 374/2007
tentang Standar Profesi Gizi

Permenkes 161/MENKES/PER/1/2010
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
• Acuan bagi pendidikan gizi di Indonesia dalam rangka
menjaga mutu gizi

• Acuan perilaku gizi dalam mendharmabaktikan dirinya

• Meningkatkan mutu pelayanan gizi yang profesional baik


individu dan kelompok

• Mencegah timbulnya malpratek


Ruang Lingkup Pelayanan Dan
Kewenangan Profesi Gizi

• Clinical Nutrition
• Community Nutrition
• Food Services
Tenaga Profesi Gizi dalam menjalankan tugasnya
mengacu pada standar profesinya.

15
PELAYANAN GIZI

Kepmenkes 374/Menkes/SK/III/2007,
tentang STANDAR PROFESI GIZI.
Pelayanan gizi adalah
suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi,
makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu
atau klien yang merupakan rangkaian kegiatan
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
kesimpulan, anjuran, implementasi dan
evaluasi gizi, makanan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam
masyarakat.
PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT
PELAYANAN GIZI BERBASIS
PATIENT SAFETY
UU Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009 : Tentang Rumah Sakit
(Yg berkaitan dg Patient Safety),Al;

 Ps 3 b : Memberi perlindungan terhadap


keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
RS dan sumber daya manusia di RS
 Ps 13 : Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
RS harus bekerja sesuai standar profesi, standar
pelayanan RS, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan pasien
 Ps 43 : RS wajib menerapkan Standard
Keselamatan Pasien
RUANG LINGKUP PATIENT SAFETY DI RS

KESELAMATAN KESELAMATAN
PASIEN PETUGAS RS

KESELAMATAN KESELAMATAN
BISNIS RUMAH SAKIT
PERALATAN

KESELAMATAN KESELAMATAN
LINGKUNGAN BANGUNAN

SALAH SATU UNSUR YG


DINILAIN DALAM AKREDITASI RS
THE NUTRITION CARE PROCESS

22
PELAYANAN GIZI DALAM
STANDAR AKREDITASI 2012
Standar Akreditasi RS/JCI
Berisi Standar dan Elemen Pengukuran
Standar: Pernyataan Makna
Elemen Pengukuran:
Persyaratan standard dan tujuan yang
akan di review dan dinilai selama proses
survei akreditasi, yang diterapkan
dengan kepatuhan penuh (full
compliance)
Tujuan akreditasi,
 Meningkatkan mutu asuhan pasien dan efisiensi
penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah
sakiT
 Pasien diterima berdasarkan kebutuhan pelayanan
kesehatan dan misi serta sumber daya rumah sakit
 SKRINING
 RS mendesain dan memberikan pelayanan asuhan
pasien berkelanjutan  ASUHAN GIZI
 Merujuk dan memulangkan pasien
Standar Pelayanan Pasien (PP)/
(Care Of Patients/COP)

Berkaitan dengan pelayanan yang


diberikan kepada pasien dan
didokumentasi oleh para profesional
kesehatan diberbagai area RS

Kebijakan, prosedur, peraturan yang


berlaku untuk memandu jalannya
pelayanan seragam di seluruh RS
Focus Pelayanan Pasien
(PP/COP)
1. Keseragaman pemberian pelayanan bagi semua
pasien
2. Perawatan pasien yang terkoordinasi dan
terintegrasi
3. Perawatan pasien resiko tinggi
4. Tersedianya keseragaman pilihan menu sesuai
status gizi dan tatalaksana klinis nya
5. Pasien beresiko malnutrisi mendapat terapi gizi
6. Tatalaksana Nyeri
7. Pelayanan Menjelang akhir kehidupan
Makanan dan Terapi Nutrisi/
Food and Nutrition Therapy
 Standar PP.4
Tersedianya keragaman/variasi pilihan menu makanan
sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan
tatalaksana klinis nya secara teratur.
 Tujuan;
Memberikan makanan sesuai dengan kondisi, pasien
berpartisipasi dalam pemilihan menu, keluarga pasien
dapat berpartisipasi menyediakan makanan yg sesuai.
Berdasarkan asesmen dokter, ahli gizi atau petugas
kesehatan memesan makanan yg sesuai bagi pasien. Bila
Kel menyediakan makanan di edukasi termasuk interaksi
obat dgn makanan
Elemen Pengukuran
 Makanan dan zat gizi yang sesuai kebutuhan
pasien tersedia
 Setiap pasien sdh memesan makanan
sebelum waktu makan
 Pilihan menu berdasarkan status gizi dan
kebutuhan nya
 Pasien mendapat keragaman pilihan menu
yang konsisten sesuai dengan kondisi
 Jika keluarga yg menyiapkan makanan, harus
diberi edukasi tentang diet pasien
Standar PP.4.1
 Standar
Penyiapan makanan, penanganan,
penyimpanan dan distribusi dilakukan
dengan aman, dan memenuhi undang-
undang, peraturan dan praktik terkini
yang berlaku.
Tujuan PP.4.1
 Menyiapkan makanan, menyimpan, dan
distribusi harus dimonitor untuk kepastian
keamanan pangan dan sesuai dengan
peraturan terkini
 Menyimpan makanan mengurangi risiko
kontaminasi dan kerusakan
 Makanan didistribusi tepat waktu
 Makanan dan produk nutrisi termasuk enteral
tersedia
Elemen Pengukuran
 Makanan disiapkan dengan cara yg
mengurangi kontaminasi
 Makanan disimpan dgn tatacara mengurangi
kontaminasi
 Nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi
pabrik
 Distribusi makanan terjadwal, kebutuhan
khusus dipenuhi
 Penerapan sesuai tata cara yg benar
Standar PP.5
 Standar
Pasien beresiko malnutrisi (kurang gizi) menerima
terapi gizi
 Tujuan: Mengidentifikasi adanya risiko malnutrisi.
Bila ternyata ada risiko malnutrisi, dibuat rencana
terapi gizi. Kemajuan pasien dimonitoring dan
dicatat dalam berkas rekam medik. Dokter,
perawat, ahli gizi dan bila perlu keluarga pasien
bekerjasama merencanakan dan memberikan terapi
gizi
Kebijakan dalam PP.5.
• Kegiatan Pelayanan Gizi
• Skrining Gizi awal oleh perawat
• Penentuan Preskripsi/order diet oleh dokter
bersama ahli gizi
• Asesmen Gizi pada pasien berisiko malnutrisi
oleh ahli gizi
• Asuhan Gizi (PAGT) oleh ahli gizi
Diagnosa Gizi, Intervensi (termasuk
konseling dan edukasi, Monev)
Elemen Pengukuran
 Pasien yg di skrining didiagnosis bermasalah giizi
(berisiko malnutrisi) menerima terapi gizi
 Proses kolaborasi digunakan dalam
merencanakan, melaksanakan dan pengawasan
terapi gizi
 Respon pasien terhadap intervensi terapi gizi
diawasi
 Respon pasien terhadap intervensi terapi gizi
dicatat dalam rekam medik
Formulir yang disiapkan:
 Form skrining yang akan diusulkan
masuk ke pengkajian perawat
 Formulir Asuhan Gizi Dewasa, Anak,
Neonatus
 Formulir Riwayat Gizi
 Formulir Catatan Asupan Makanan
 Formulir Rujukan Gizi
 Formulir Skrining lanjut
Standar Lain yang terkait dgn
Food and Nutrition Therapy
 Asesmen Pasien (AP)/Assessment of Patient (AOP)
 AP.1.1
Hanya individu yg kompeten, yang memiliki lisensi sesuai
hukum dan peraturan yg ber hak melakukan pemeriksaan
 AP.1.5
Hasil pemeriksaan didokumentasikan dalam rekam medik
pasien
 AP.1.6
Pasien di skrining untuk status gizi dan kebutuhan
fungsionalnya serta dikonsul untuk asesmen lebih lanjut
dan pengobatan bila diperlukan
KEMITRAAN PEMERINTAH

 Menuju Pelayanan Gizi terstandar


 Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
 Penyiapan tenaga gizi kompeten
STANDARDIZED NUTRITION CARE PROCESS

STANDARDIZED STANDARDIZED PROCESS


CARE
Struktur dan kerangka yang
Semua pasien konsisten yang digunakan
menerima asuhan dalam memberikan asuhan
yang sama
gizi

NCP ADALAH SUATU STANDARDIZED


PROCESS
PHYSICIAN
& MEDICAL PROFESSIONALS

PHYSICAL THERAPIST/ PSYCHOLOGIST


CL. EXERCISE PHYSIOLOGIST

Healthcare team
NURSE DIETITIAN
Patient
MEDICAL
TECHNICIANS

SOCIOLOGIST
PHARMACIST/
MICROBIOLOGIST/
OTHERS
CHEMIST
Roadmap the development of
nutrition manpower
Evidence based of the most
cost effective nutrition Standard of
interventions; nutrition
-Individual manpower
-community

Health Law # 36
2009 Standard of nutrition
Standard of
 Direction services at different level
 Scope
competencies
of health fasilities
 Responsibility of
the goverment
Health Reform;
 Comprehensive
(primary, secondary,
Harmonization
tertiary) of curricullum;
 Universal coverage -School of
 Quality of services Nutrition
 Inclusive -Training
 Bottom up
Arah Pengembangan Tenaga Gizi

 Untuk membentuk SDM gizi yang


berkualitas (QUALIFIED PERSON) dan
bersertifikasi (CERTIFIED PERSON)
melalui skema pendidikan formal, non
formal, in formal, pelatihan kerja atau
pengalaman kerja sesuai Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Standar
Pelayanan

Standar Standar
Kompetensi Pendidikan
RENCANA KE DEPAN

• Menyusun standar pelayanan gizi diberbagai


level pelayanan
• Menyusun Standar Ketenagaan Gizi
(berdasarkan standar pelayanan dan KKNI)
• Harmonisasi kurikulum pendidikan
• Penyelenggaraan SERTIFIKASI, REGISTRASI
dan LISENSI
KESIMPULAN
 Dalam memenuhi pelayanan gizi sesuai standar
Akreditasi 2012(JCI) dan menjamin terpenuhinya
keselamatan pasien diperlukan proses asuhan gizi
terstandar.
 Proses Asuhan Gizi Terstandar dilaksanakan secara
komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai profesi
terkait (dokter, perawat, gizi, farmasis) sejak mulai
assesment, penegakan diagnosis, intervensi, dan monev.
 Perlu dukungan Manajemen RS untuk meningkatkan
kompetensi ahli gizi/dietisien sesuai dengan standar
kompetensi dan profesinya.
 Perlu kerjasama yang baik antar profesi dan perlu
mendapat dukungan dari Manajemen Rumah Sakit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai