Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan
hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq
untuk beribadah.
Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha
watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk
Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan
suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Dalam makalah ini penulis mencoba menjabarkan apakah hakikat dari pendidikan
dan psikologi pendidikan beserta aliran-aliran nya semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah hakikat pendidikan ?
2. Apakah hakikat psikologi pendidikan ?
3. Apa sajakah aliran-aliran psikologi pendididikan ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui hakikat pendidikan .
2. Untuk mengetahui hakikat psikologi pendidikan .
3. Untuk mengetahui sajakah aliran-aliran psikologi pendididikan .

1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan
subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam
lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat
pendidikan.
2.1 Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” yang akar katanya
“pais” yang berarti anak dan “again” yang artinya bimbingan. Jadi “paedagogie” berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa inggris pendidikan
diterjemahkan menjadi “Education”. Education berasal dari bahasa Yunani “educare”
yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang.
Definisi pendidikan menurut para ahli
1. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda yang pendidikannya
berorientasi ke Eropa dan lebih menekankan kepada teori-teori (ilmu). Dapat
dikenal dengan bukunya Paedagogik Teoritis Sistematis. Menurut ahli ini
pendidikan adalah : “bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
2. John Dewey seorang ahli filsafat pendidikan Amerika pragmatisme dan
dinamis, pendidikan (education) diartikan sebagai “Proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah
alam dan sesama manusia”. Menurutnya hidup itu adalah suatu proses yang
selalu berubah, tidak satupun yang abadi. Karena kehidupan itu adalah
pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan bathin tanpa
dibatasi oleh usia. Dengan kata lain pendidikan adalah suatu usaha manusia
untuk membantu pertumbuhan dalam proses hidup tersebut dengan
membentukan kecakapan fundamental atau kecakapan dasar yang mencakup
aspek intelektual dan emosional yang berguna atau bermanfaat bagi manusia
terutama bagi dirinya sendiri dan bagi alam sekitar.

2
3. Driyarkara tokoh pendidikan kita yang sudah almarhum, tetapi pandangannya
masih tetap aktual pada masa sekarang dan bahkan pada masa yang akan
datang. Rumusan pertama pokok pemikirannya adalah pemanusiaan, di mana
pendidik memanusiakan dan anak didik memanusiakan diri. Jadi, pendidikan
berarti pemanusiaan. Berdasarkan pokok pemikiran tersebut, definisi yang
dikemukakan adalah sebagai berikut : Pendidikan adalah hidup bersama dalam
kesatuan “tri tunggal” ayah, ibu dan anak di mana terjadi pemanusiaan anak
dengan mana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai
purnawan.
4. Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak
dasar yang kuat pendidikan Nasional yang progresif untuk generasi sekarang
dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai
berikut : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan tubuh
anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar
supaya kita memajukan kesempurnaan hidup , kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya”.
a. Tokoh ini adalah sebagai pelopor dan peletak dasar dari perguruan
taman siswa. Dasar itu kini terkenal dengan nama “Panca Darma”,
dasar-dasar itu ialah ; dasar kemerdekaan, dasar kebangsaan, dasar
kemanusiaan, dasar kebudayaan dan dasar kodrat alam. Dalam
pelaksanaannya dasar kemerdekaan ini dimaksudkan agar pendidik
memberikan kebebasan kepada anak didik untuk mengatur dirinya
sendiri dan mengembangkan individunya sendiri, namun harus
berdasarkan nilai hidup yang tinggi, sehingga dapat terwujudnya
keseimbangan dan keselarasan baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
b. Dengan konsepsi seperti yang telah diuraikan di atas, Dewantara telah
meletakkan dasar kodrat anak sebagai factor pertama dan utama yang
terkenal dengan semboyan “Marilah kita berhamba kepada sang anak”
Cita-cita ini akan terlaksana jika kepada anak diberikan kebebasan dan
kemerdekaan untuk menjadi manusia yang beradab sesuai dengan
kebudayaan dan menghormati bangsanya sendara sebagai bangsa
Indonesia.

3
2.2 Hakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan adalah upaya untuk sadar dalam mengembangkan potensi yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan agar
memanusiakan manusia atau menjadikannya insan kamil, insan utuh atau kaffah.
Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran, dan
pembiasaan, serta latihan-latihan dengan memperhatikan kompetensi-kompetensi
pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial.
Pendidikan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran dan tubuh
peserta didik yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahka. Ilmu Pendidikan
merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan
subyek didik dengan kewibawaan pendidik. Usaha untuk penyiapan subyek didik
menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan semakin pesat
Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan utama
pendidikan adalah manusia Wawasan yang dianut oleh pendidik dalam hal ini guru,
tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Disamping itu konsep pendidikan yang dianut saling
berkaitan erat dengan hakikat pendidikan.
Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan dengan hakikat pendidikan tersebut
dinyatakan oleh Raka Joni sebagai berikut.
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidikan.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup
yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai
tujuan. Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan
kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang
berlangsung sepanjang hayat.
Individu menjadi manusia seperti sekarang ini adalah karena proses belajar atau
proses interaksi manusiawi dengan manusia lainnya. Ini berarti bahwa manusia tidak
akan menjadi manusia tanpa dimanusiakan. Dengan kata lain perkembangan manusia

4
yang manusiawi hanya dapat terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Namun
sebaliknya masyarakat sebagai wujud kehidupan bersama tidak mungkin berkembang
kalau tidak didukung oleh kemajuan individu-individu anggotanya.

2.3 Hakikat Psikologi Pendidikan


Psikologi pendidikan merupakan penerapan prinsip dan metode psikologi untuk
mengkaji perkembangan, belajar, motivasi, pembelajaran, penilaian, dan isu-isu terkait
lainnya yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar.
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar
dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran,
dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan
dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub
kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang
cacat .
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah
disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan
adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan
penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan
keefisien di dalam pendidikan.
Sedangkan menurut Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan adalah studi
sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan
manusia.
Dari beberapa pendapat tentang psikologi pendidikan, kami mengambil kesimpulan
bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku
manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk
mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.

2.4 Manfaat psikologi pendidikan


Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi
menjadi dua aspek, yaitu:

5
1. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon
guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-
beda seperti di bawah ini:
a. Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas
dengan hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh
karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut
pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru
dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b. Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses
pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa
secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru
sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus
mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan
yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik.
Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di
dalam kelas bisa berjalan efektif.
c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d. Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik
Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya
dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi
peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan
masalah yang mereka hadapi.

6
e. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar
dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar
siswa.
2. Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa
setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru
dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan
pembelajaran.
b. Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan tentang psikologipendidikan diperlukan guru untuk merencanakan
dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan
media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta
didik.
c. Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik.
Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika
ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat
dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi
pendidikan berperan dalam membantu guru untu merencanakan, mengatur dan
mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2.5 Aliran-aliran dalam psikologi pendidikan


Psikologi memiliki sejarah perkembangan yag mengungkapkan pendapat para
ilmuwan dan ahli tentang ilmu kejiwaan. Keilmuan terus berkembangan dan
diperbaharui. Seiring berkembangannya keilmuan tentang kejiwaan, maka bermunculan
juga aliran aliran psikologi yang menyertai dan merupakan perkembangan ilmu jiwa ke
arah modern. Beberapa aliran muncul dan memperoleh tanggapan pro dan kontra di
masanya. Bentuk aliran aliran psikologi antara lain: strukturalisme, behaviorisme, gestalt
psikologi, psikologi humanistik, dan psikologi psikoanalitik.

7
Berikut penjelasan mengenai aliran aliran psikologi tersebut:
1. Strukturalisme
Aliran strukturalisme ini dikemukakan pertama kali oleh Wilhelm Wundt
melalui penelitiannya. Wundt dan rekan rekannya bekerja dan menyelidiki struktur
kesadaran dan kemudian mengembangkan hukum hukum pembentuknya. Wundt
dan rekannya berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu memiliki
struktur yang terdiri dari keadaan mental yang sederhana. Strukturalisme dari Wundt
ini memiliki ciri terhadap penekanan analisis atau proses kesadaran dipandang dari
elemen elemen dasar dan hukum antar elemen kesadaran. Karena pandangannya ini
aliran strukturalisme disebut juga dengan psikologi elementalisme..
Metode yang dipakai dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode intropektif.
Metode introspeksi ini yaitu dengan meminta seseorang untuk menceritakan kembali
pengalaman masa lalunya atau perasaannya setelah dia melakukan sesuatu. Sensasi
digambarkan seperti manis, pahit, dimana dapat diidentifikasi menggunakan
introspeksi.
Menurut Jean Piaget, aliran strukturalisme ini mencakup banyak ragam dan sulit
menampilkan sifat umum karena strukturnya cenderung berbeda beda. Piaget juga
menjelaskan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur, yaitu totalitas,
pengaturan diri dan transformasi. Struktur unsur unsur tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lainnya dalam sebuah kesatuan. Menurut hierarkinya, sebuah struktur
memiliki sub struktur dan terikat dengan struktur yang membawahinya. Adapun
tokoh aliran strukturalisme lainnya yaitu Edward bradford Titcherner.
Edward mewakili pandangan pandangan serupa yang juga merupakan murid
dari Wundt. Edward ingin kembali ke Oxford namun ditolak karena tidak sejalan
dengan pandangan dari Wundt. Kemudian dirinya berpindah ke Amerika Serikat dan
mengembangkan strukturalisme di Universitas Cornell.
2. Fungsionalisme
Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang bersifat dominan pada
masanya dan merupakan hal utama yang perlu dipelajari mengenai perkembangan
keilmuan psikologi. Aliran fungsional ini berbeda dengan aliran strukturalisme.
Aliran fungsional terlahir dari pragmatism sebuah filsafat. Beberapa tokoh aliran
fungsionalisme antara lain Willian james, J. R. Anggell, James Mc. Keen Cattell dan
John Dewey.

8
Pengertian fungsionalisme sendiri yaitu orientasi psikologi yang menekankan
pada proses kejiwaan yang sedang dihadapi dan menghargai manfaat psikologi.
Selain itu juga mempelajari fungsi kesadaran sebagai jembatan penghubung antara
manusia dengan lingkungannya. Aliran fungsonalisme memandang masyarakat
sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan tidak
dapat dipisahkan. Fungsional juga menghubungkan antara pikiran dan perilaku
manusia dan mengaitkannya dengan hubungan antara manusia dengan
lingkungannya.
Aliran fungsional memandang bahwa pikiran, proses kejiwaan, persepsi, dan
emosi merupakan hasil adaptasi manusia secara biologis. Aliran fungsionalisme
menekankan pada fungsi dan bukan fakta dari suatu fenomena kejiwaan, atau
menghubungkan atau mengartikan fenomena kejiwaan dengan peranan dalam
kehidupan bermasyarakat. Fungsional juga tidak cukup menjelaskan tentang
mengapa sesuatu bisa terjadi, namun juga mengapa dan untuk apa hal tersebut
terjadi. Fungsionalisme berfungsi untuk menyesuaikan diri secara psikis dan sosial
untuk kelangsungan kehidupan.
3. Behaviorisme
Behaviorisme merupakan lanjutan dari strukturalisme oleh Wundt.
Behaviorisme menolak unsur yang dinyatakan dalam fungsional yaitu kesadaran.
Behaviorisme menyatakan diri mempelajari tentang perilaku yang nyata. Aliran ini
berdasarkan Ivan Pavlov dan William mc Dougall yang teorinya dikenal dengan
sebutan insting. Menurut mereka, insting merupakan kecenderungan tingkah atau
perilaku dalam situasi tertentu sebagai bawaan lahir yang belum ada dipelajari
sebelumnya. Aliran behaviorisme ini merupakan asumsi kejiwaan dan bukannya
materi atau objek, sehingga tidak dapat diteliti langsung. Penelitian difokuskan pada
tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku adlah wujud dari mental atau
kejiwaan manusia.
Aliran behaviorisme memiliki 6 pandangan mengenai perilaku, sebagai berikut:
1. Tingkah laku manusia merupakan bentuk realitas yang abstrak dan data diukur
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
2. Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji suatu objek yang realistis. Maka dari
itu tingkah laku yang tanpa bentuk tidak dapat diteliti seperti kesadaran yang
bentuknya abstrak. Hanya kesadaran secara bentuk fisik saja yang dapat
dianalisis.

9
3. Perilaku merupakan objek satu satunya yang dapat diteliti dalam psikologi.
4. Faktor eksternal dalam behaviorisme merupakan bentuk rangsangan namun
bukan merupakan bentuk tingkah laku itu sendiri.
5. Semua bentuk tingkah laku merupakan hasil dari rangsangan yang berasal dari
pengaruh eksternal dan juga kesadaran dan merupakan sifat bawaan.
6. Berbagai respon perilaku muncul dan dipelajari dalam psikologi. Sedangkan
bentuk modifikasi untuk mempertahankan perilaku tersebut bukan lagi bagian
dari kajian psikologi karena merupakan pengaruh eksternal.
4. Psikologi Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis merupakan pandangan yang mengaitkan kemajuan di
bidang kedokteran. Aliran psikoanalisis ini diungkapkan oleh Sigmun Freud yang
merupakan seorang ahli saraf. Sigmun mengungkapkan teori dasarnya tentang alam
sadar dan alam bawah sadar. Alam sadar merupakan apa yang orang sadari
sepenuhnya dan merupakan alam nyata, sedangkan alam bawah sadar merupakan
kesadaran semu.
Hal yang terdapat di alam sadar adalah alam pra sadar yaitu disebut juga
kenangan yang ada atau available memory yang mudah dipanggil kembali ke alam
sadar. Ingatan ngatan masa lalu yang tidak teringat kembali dengan mudah dapat
dipanggil kembali. Menurut freud keduanya dinamakan bagian terkecil dari fikiran
manusia.
5. Aliran Humanistik
Aliran humanistik muncul sebagai kritik dari aliran sebelumnya yaitu
behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran humanistik disebut juga the third force
setelah kedua aliran sebelumnya. Aliran humanistik memiliki prinsip prinsip utama
yaitu:
1. Memahami manusia sebagai totalitas, sehingga sangat tidak setuju dengan
mengurangi komponen manusia dalam behaviorisme mapupun dalam proses
fisiologis. Aliran ini menjelaskan bahwa manusia harus berkembang dan tidak
hanya memenuhi kebutuhan dasarnya saja, misalnya dalah hal perilaku.
2. Metode yang dipakai dalah aliran ini adalah life history atau riwayat hidup,
dimana berusaha memahami mannusia dari riwayat perjalanan hidupnya yang
memiliki keunikan masing masing individu.
3. Aliran ini juga mengakui pentingnya kebebasan personal dan tanggungjawab
dalam mengambil keputusan untuk keberlangsungan hidupnya. Manusia hidup

10
untuk berkembang dan berusaha memenuhi aktualisasi diri dan
mengembangkan potensi diri.
4. Pikiran manusia bersifat aktif dan dinamis. Manusia memiliki kemampuan yaitu
kreativitas dan melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan
mengembangkan potensi dirinya.
5. Pandangan humanistik ini banyak diterapkan dalam psikoterapid an proses
konseling karena memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri.
6. Aliran Gestalt
Gestalt bukanlah nama seseorang namun berasal dari bahasa Jerman yang
diartikan sebagai bentuk, konfigurasi, atau keseluruhan, totalitas, hakikat. Aliran ini
memandang keutamaan dari psikologi adalah mengenai keseluruhan. Mekanisme
kerja aliran ini yaitu dengan menganalisis unsur unsur kejiwaan. Kejiwaan
merupakan hal yang harus dipelajari secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan
ke dalam elemen elemen.
Weitheimer memberikan penjelasan yang lebih jelas untuk memahami konsep
aliran Gestalt ini. Dia menjelaskan bahwa seseorang merupakan efek dari
keseluruhan fenomena . seseorang melihat aliran cahaya, meskipun dia hanya
melihat satu cahaya dalam satu waktu. Keseluruhan peristiwa saling berhubungan
membentuk untaian dari masing masing lampu.
Menurutnya, fenomena yang terjadi merupakan kondisi dari proses fisiologis
dan psikologis yang merupakan natural science. Metode utama dalam psikologi juga
dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Instropeksi: yaitu metode yang penting dan utama dalam psikologi. James
mengungkapkan intropeksi merupakan bagian yang bersifat alamiah pada
manusia dan kemampuan menyadari apa yang telah dan sedang terjadi.
2. Eksperimentasi: yaitu metode yang penting namun tidak bisa melakukannya
sendiri. James mengungkapkan metode ini perlu dieksplor lebih jauh lagi.
3. Metode komparatif: yaitu metode psikologi yang digunakan pada anak anak,
binatang, orang primitif, atau penderita gangguan kejiwaan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat Pendidikan adalah upaya untuk sadar dalam mengembangkan potensi
yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan
agar memanusiakan manusia atau menjadikannya insan kamil, insan utuh atau kaffah.
Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran, dan
pembiasaan, serta latihan-latihan dengan memperhatikan kompetensi-kompetensi
pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial.
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar
dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran,
dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan
dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub
kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus
penyandang cacat .
Bentuk aliran aliran psikologi antara lain: strukturalisme, behaviorisme, gestalt
psikologi, psikologi humanistik, dan psikologi psikoanalitik.

3.2 Saran
Dalam memahami tingkah laku seorang peserta didik kita haruslah mengerti
keadaan psikis anak tersebut , maka dalam hal ini kita sebagai tenaga pendidik
sebaiknya mempelajari ilmu psikologi agar memudahkan kita dalam memahami
keadaan peserta didik .

12
DAFTAR PUSTAKA

http://precilnadlirin29.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-dan-hakekat-pendidikan.html

http://alentaunp.blogspot.co.id/2011/11/hakekat-pendidikan.html

https://dosenpsikologi.com/aliran-aliran-psikologi

13

Anda mungkin juga menyukai