Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AKTIVA TETAP
A. PENGERTIAN
Aktiva Tetap adalah Aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun, dimana aktiva tersebut dapat digunakan dalam
kegiatan perusahaan, tidak dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai nilai nominal yang cukup besar.
C. BIAYA/HARGA PEROLEHAN
Harga perolehan adalah harga saat beli ditambah dengan pengeluaran-
pengeluaran yang lain untuk memperoleh aktiva tersebut.
Yang termasuk ke dalam Biaya Perolehan adalah :
- Biaya Pengiriman
- Biaya asuransi
- Biaya Pemasangan
- Biaya Balik Nama, Biaya Pajak, dll
Contoh :
Perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 20.000.000 dan
untuk itu harus membayar biaya notaries sebesar Rp. 500.000, biaya
balik nama Rp 300.000 dan komisi kepada makelar Rp. 200.000, maka
berapa Harga Perolhan dari Pembelian Tanah tsb ?
Jurnal :
Tanah Rp. 21.000.000
Kas/Bank Rp. 21.000.000
D. DEPRESIASI / PENYUSUTAN
Aktiva tetap kecuali tanah tidak dapat digunakan untuk selamanya.
Setiap aktiva tetap suatu saat tidak dapat diguankan lagi dan harus
diganti dengan yang lain. Nilai aktiva tetap juga akan semakin menurun
dari waktu ke waktu. Proses penurunan nilai terjadi karena dua sebab
yaitu :
a. Harga Perolehan
b. Masa Manfaat
Umur produktif suatu aktiva tetap adalah periode masa aktif atau
masa penggunaan secara ekonomis untuk memperoduksi atau menjual
aktiva lain atau jasa. Untuk penentuan umur produktif juga harus
diperhatikan factor keausan pemakaian, penurunan fisik dan faktor
ketinggalan zaman.
c. Nilai residu
Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran harga jual aktiva tetap
setelah berakhirnya umur produktif aktiva. Nilai residu harus
dikurangkan dengan harga perolehan sehingga tidak turut
diperhitungkan sebagai depresiasi.
Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Dibeli sebuah Kendaraan dengan harga Rp.
12.500.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Nilai Sisa diperkirakan
sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur kendaraan diperkirakan 5
tahun. Berapa Biaya Penyusutan Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Tariif = 100% = 20%
5
Beban Penyusutan = 20% x (12.500.000 - Rp. 1.550.000)
= Rp. 2. 190.000
Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Dibeli sebuah Kendaraan dengan harga Rp.
12.500.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Nilai Sisa diperkirakan
sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur kendaraan diperkirakan 5
tahun. Berapa Biaya Penyusutan Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Tarif = 100% = 20%
5
Tarif Tetap = 2 x 20% = 40%
NB : Nilai Buku pada awal tahun sama dengan HP yaitu Rp. 12.500.000
dan
Akm. Penyusutan saat ini dihitung sama dengan nol.
Jurnal :
Beban Penyusutan Kendaraan Rp. 3.000.000
Akm. Penyusutan Kendaraan Rp. 3.000.000
Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Dibeli sebuah Kendaraan dengan harga Rp.
12.500.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Nilai Sisa diperkirakan
sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur kendaraan diperkirakan 5
tahun. Berapa Biaya Penyusutan Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Dasar Penyusutan = Rp. 12.500.000 - Rp. 1.550.000
= Rp. 10.950.000
Jumlah Angka Tahun =5+4+3+2+1
= 15
Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Suatu Mesin dibeli dengan harga Rp. 55.000.000.
Mesin tersebut diperkirakan mempunyai Nilai Sisa sebesar Rp.
5.000.000. Selama masih digunakan, mesin tersebut diperkirakan dapat
menghasilkan 1.000.000 unit barang. Dalam tahun 2013 diproduksi
245.000 unit. Beban penyusutan dapat dihitung sbb :
Jawab :
Tarif Penyusutan = 245.000 x 100% = 24,5%
1.000.000
Dasar Penyusutan = Rp. 55.000.000 - Rp. 5.000.000
= Rp. 50.000.000
Metoda ini dapat diterapkan pada berbagai jenis aktiva tetap yang
mempunyai satuan hasil yang berbeda, misal satuan jarak, satuan waktu
dan sebagainya.
Contoh :
PT. JAYA memiliki sebuah kendaraan yang dibeli Tanggal 1 Januari’08
yang lalu dengan harga Rp. 12.500.000 (sudah termasuk biaya balik
nama). Nilai Sisa diperkirakan sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur
kendaraan diperkirakan 5 tahun. Metode yang digunakan garis lurus.
Pada tanggal 1 januari 2012 kendaraan tersebut dijual dengan harga Rp.
6.500.000,-. Hitunglah Laba/Rugi Penjualan AT Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Perhitungan laba penjualan :
Contoh :
PT. JAYA memiliki sebuah kendaraan yang dibeli Tanggal 1 Januari’08
yang lalu dengan harga Rp. 12.500.000 (sudah termasuk biaya balik
nama). Nilai Sisa diperkirakan sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur
kendaraan diperkirakan 5 tahun. Metode yang digunakan garis lurus.
Pada tanggal 1 Oktober 2010 kendaraan tersebut ditukar dengan
kendaraan yang baru seharga Rp. 13.000.000. Dalam pertukaran ini PT
Jaya harus membayar Rp. 2.000.000.
Hitunglah Laba/ Rugi Pertukaran Aktiva Tetap Kendaraan tersebut ?
Perhitungan :
Harga perolehan mesin baru ……………….. Rp 13.000.000,-
Harga perolehan mesin lama Rp 12.500.000,-
Depresiasi ………………… Rp 220.000,-
Nilai buku 1 Oktober 2005 …………. Rp 230.000,-
BAB III
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
A. Pengertian Persediaan
Adalah Barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat
tertentu, dengan maksud untuk dijual kembali baik scara langsung
maupun melalui peroses produksi dalam siklus operasi normal.
Berdasarkan jenis usahanya, persediaan dapat di kelompokkan sbb :
1. Persediaan yang dimiliki perusahaan dagang
Yaitu masuk ke dalam Persediaan Barang Dagang
2. Persediaan yang dimiliki perusahaan industri
- Persediaan Bahan Baku dan Pembantu BOP
- Persediaan barang dalam proses
- Persediaan barang jadi
a. Sistem Perpetual
Dalam sistem ini, Nilai persediaan dicatat setiap hari pada saat terjadi
pembelian maka akan dimasukkan ke dalam akun “Persediaan Barang”.
Dan pada saat terjadi transaksi penjualan , maka akan mengurangi
barang yang brsangkutan yaitu dengan cara menghitung Nilai Pokok
Penjualan secara langsung dengan metode yang dipilih.
Kelebihan : nilai persediaan dapat dikontrol setiap hari, bisa
melihat lap. R/L tanpa menunggu akhir periode.
Kekurangan : menambah tenaga untuk mencatat mutasi barang
masuk dan keluar.
b. Sistem Periodik
Dalam sistem ini, Nilai persediaan tidak dicatat setiap hari bahkan
praktis dalam 1 periode akuntansi (bulan/tahun) baru ditentukan
berapa nilai persdiaan akhir sesuai dngan (stok opname).
Pada saat ada transaksi pmbelian barang tidak dicatat/dibukukan
sebagai Nilai Persediaan, tetapi dicatat ke dalam akun “Pembelian”,
sehingga dalam pencatat laporan L/R nilai Pembelian tersebut akan
dicatat sebagai pengurang penjualan/pendapatan.
1. Metode FIFO
Yaitu Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan
bahwa barang yang paling dulu dibeli (masuk) adalah yang paling dulu
dijual (dikeluarkan).
Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli
terakhir.
2. Metode LIFO
Yaitu Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan
bahwa barang yang dibeli paling dahulu, dianggap dijual paling dahulu.
Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli
pertama.
*********************000******************
CONTOH SOAL
JAWAB
Rata-Rata Sederhana
Persediaan akhir =
300 unit X 4.200/4 = 300 X 1.050
Nilai Persediaan akhir = Rp. 315.000
JAWAB
2. Metode Eceran
Berdasarkan Hubungan HP. BTUD dengan harga eceran barang yang
sama.
Banyak digunakn oleh toserba dan swalayn yng mempunyai prosedur
penentuan nilai persediaan dengan metode eceran sbb :
a. Atas persediaan barang awal, selain diketahui HP nya harus pula
ditentukan berapa besar harga jual ecerannya.
b. Setiap terjadi pembelian harus ditentukan Jumlah harga jualnya.
c. Dihitung barang tersedia dijual menurut harga beli dan harga jual
d. Dihitung prosentase HP terhadap harga jual dengan rumus :
HP. BTUD = Harga jual BTUD x 100%
e. Prosentase HP terhadap harga jual tsb akn digunakn untuk menaksir
HP persediaan yang ada pada akhir peride.
Contoh Soal :
a. Laba Kotor
Diketahui :
- Penjualan = Rp. 20.000.000
- Persediaan Awal = Rp. 4.000.000
- Pembelian = Rp. 12.000.000
- Laba Kotor 30% dari Penjualan
Ditanya : berapa Taksiran Persediaan akhirnya ?
Jawab :
- Persediaan awal = Rp. 4.000.000
- Pembelian = Rp. 12.000.000
BTUD = Rp. 16.000.000
b. Metode Eceran
Diketahui :
- Persediaan Awal = Rp. 14.000.000
- Harga Eceran = Rp. 21.500.000
- HP. Pembelian = Rp. 61.000.000
- Harga ecerannya = Rp. 78.000.000
- Harga Eceran Penjualan Bersih = Rp. 70.000.000
Ditanya : Berapa Taksiran persediaan akhirnya ?
Jawab :
Atas dasar HP Atas Dasar Harga Eceran
Persediaan awal Rp. 14.000.000 Rp. 21.500.000
Pembelian Rp. 61.000.000 Rp. 78.500.000
BTUD Rp. 75.000.000 Rp. 100.000.000
Penjualan Bersih (Rp. 70.000.000)
Persediaan Akhir (berdasarkan hrg eceran) Rp. 30.000.000