Anda di halaman 1dari 24

BAB VI

AKTIVA TETAP

A. PENGERTIAN
Aktiva Tetap adalah Aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun, dimana aktiva tersebut dapat digunakan dalam
kegiatan perusahaan, tidak dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai nilai nominal yang cukup besar.

Syarat-syarat Aktiva Tetap :


1. Bersifat relatif permanen : artinya aktiva dapat digunakan untuk jangka
panjang atau penggunakannya lebih dari satu tahun.
2. Digunakan dalam operasi perusahaan. : artinya aktiva tetap haruslah
terdiri dari aktiva-aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan.
Sebagai contoh : suatu bangunan dikatakan aktiva tetap, jika bangunan
tersebut digunakan dalam operasi perusahaan misal untuk pabrik atau
kantor.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Aktiva tetap dimliki
perusahaan dengan maksud tidak diperjual belikan .

B. PENGGOLONGAN AKTIVA TETAP

Suatu aktiva tetap dapat dikelompokkan atau digolongkan sebagai berikut


:

Aktiva tetap berdasarkan asal-usul dibedakan menjadi :

1. Aktiva buatan manusia : Gedung, mesin, peralatan baik di kantor


atau di pabrik

2. Aktiva yang tidak dibuat manusia :Tanah dan sumber-sumber


alam.

Aktiva tetap berdasarkan masa manfaatnya dibedakan menjadi :

1. Aktiva tetap yang umurnya terbatas : gedung, mesin dan sumber


alam yang tidak digunakan untuk selamanya.
2. Aktiva tetap yang umurnya tak terbatas : tanah
Masalah-masalah akuntansi aktiva tetap digolongkan menjadi 4 hal
meliputi :
a) Penentuan harga / Biaya perolehan
b) Depresiasi (penyusutan) aktiva tetap
c) Rugi atau laba saat dijual
d) Rugi atau laba saat ditukar

C. BIAYA/HARGA PEROLEHAN
Harga perolehan adalah harga saat beli ditambah dengan pengeluaran-
pengeluaran yang lain untuk memperoleh aktiva tersebut.
Yang termasuk ke dalam Biaya Perolehan adalah :
- Biaya Pengiriman
- Biaya asuransi
- Biaya Pemasangan
- Biaya Balik Nama, Biaya Pajak, dll

Contoh :
Perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 20.000.000 dan
untuk itu harus membayar biaya notaries sebesar Rp. 500.000, biaya
balik nama Rp 300.000 dan komisi kepada makelar Rp. 200.000, maka
berapa Harga Perolhan dari Pembelian Tanah tsb ?

Harga Tanah Rp. 20.000.000


Biaya Notaris Rp. 500.000
Biaya Balik Nama Rp. 300.000
Baiya Makelar Rp. 200.000 +
HP Rp. 21.000.000

Jurnal :
Tanah Rp. 21.000.000
Kas/Bank Rp. 21.000.000

D. DEPRESIASI / PENYUSUTAN
Aktiva tetap kecuali tanah tidak dapat digunakan untuk selamanya.
Setiap aktiva tetap suatu saat tidak dapat diguankan lagi dan harus
diganti dengan yang lain. Nilai aktiva tetap juga akan semakin menurun
dari waktu ke waktu. Proses penurunan nilai terjadi karena dua sebab
yaitu :

1. Penurunan fisik : Penurunan fisik terjadi akibat pemakian aktiva


atau pengaruh alam.

2. Ketinggalan zaman : Aktiva yang telah lama dan ketinggalan


zaman akan menurun nilainya.

 Faktor – faktor yang mempengaruhi Depresiasi :

a. Harga Perolehan
b. Masa Manfaat
Umur produktif suatu aktiva tetap adalah periode masa aktif atau
masa penggunaan secara ekonomis untuk memperoduksi atau menjual
aktiva lain atau jasa. Untuk penentuan umur produktif juga harus
diperhatikan factor keausan pemakaian, penurunan fisik dan faktor
ketinggalan zaman.
c. Nilai residu
Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran harga jual aktiva tetap
setelah berakhirnya umur produktif aktiva. Nilai residu harus
dikurangkan dengan harga perolehan sehingga tidak turut
diperhitungkan sebagai depresiasi.

 Metode Pencatatan Depresiasi :

Dibagi menjadi dua yaitu metoda langsung dan tidak langsung :


1. Metoda langsung
Jurnal :
Depresiasi kendaraan …………….. Rp. xxx
Kendaraan ………………………. Rp. xxx

Apabila perusahaan menggunakan metoda ini, maka tiap-tiap akhir


tahun rekening kendaraan dikredit sejumlah depresiasi tahunan.
Dengan demikian nilai kendaraan pada laporan neraca akan semakin
berkurang dan sampai akhirnya akan menunjukkan nilai residunya.

2. Metoda Tak langsung


Jurnal:
Depresiasi kendaraan …………….. Rp. xxx
Akumulasi Depresiasi kendaraan …………Rp. xxx

Rekening Depresiasi Kendaraan menunjukkan jumlah depresiasi yang


dibebankan pada tahun tertentu dan rekening ini ditutup ke rekening
rugi Laba

 Metode Perhitungan Depresiasi :

a) Metode Garis Lurus


b) Metode Saldo Menurun
c) Metode Angka Tahun
d) Metode Satuan Hasil Produksi

1. Metode Garis Lurus (Straight Line)


Dalam metode garis lurus, Beban Penyusutan dialokasikan berdasarkan
berlalunya waktu dalam jumlah yang sama sepanjang masa manfaat
aktva tetap.
Perhitungan besarnya depresiasi tahunan dilakukan dengan rumus
sbb :
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan

Atau dengan Rumus

Depesiasi per tahun = Harga perolehan - Nilai residu


Umur ekonomis

Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Dibeli sebuah Kendaraan dengan harga Rp.
12.500.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Nilai Sisa diperkirakan
sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur kendaraan diperkirakan 5
tahun. Berapa Biaya Penyusutan Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Tariif = 100% = 20%
5
Beban Penyusutan = 20% x (12.500.000 - Rp. 1.550.000)
= Rp. 2. 190.000

Depresiasi = Rp. 12.500.000 - Rp. 1.550.000


5 th
= Rp. 2.190.000

Jurnal Beban penyusutan tahun pertama :


Beban Penyusutan Kendaraan Rp. 2. 190.000
Akm. Penyusutan Kendaraan Rp. 2.190.000

Table Depresiasi Metode Garis Lurus


Tahun Harga Beban Akm Nilai Buku
Perolehan Penyusutan Pemyusutan Akhir Tahun
1 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.190.000 2.190.000 10.310.000
2 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.190.000 4.380.000 8.120.000
3 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.190.000 6.570.000 5.930.000
4 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.190.000 8.760.000 3.740.000
5 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.190.000 10.950.000 1.550.000

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance)


Dalam metode saldo menurun, Beban penyusutan aktiva akan semakin
menurun dari tahun ke tahun. Yaitu dengan anggapan bahwa semakin
tua, kapasitas AT dalam memberikan jasanya juga akan semakin
menurun.

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan


Dasar Penyusutan = Diperoleh dari Nilai Buku Awal Periode
Tarif Tetap = 2 x Tarif Prosentase

Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Dibeli sebuah Kendaraan dengan harga Rp.
12.500.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Nilai Sisa diperkirakan
sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur kendaraan diperkirakan 5
tahun. Berapa Biaya Penyusutan Kendaraan tersebut ?

Jawab :
Tarif = 100% = 20%
5
Tarif Tetap = 2 x 20% = 40%

Beban Penyusutan tahun I = 40% x (12.500.000 - 0 )


= Rp. 5.000.000

NB : Nilai Buku pada awal tahun sama dengan HP yaitu Rp. 12.500.000
dan
Akm. Penyusutan saat ini dihitung sama dengan nol.

Jurnal Beban penyusutan tahun pertama :


Beban Penyusutan Kendaraan Rp. 5.000.000
Akm. Penyusutan Kendaraan Rp. 5.000.000

Beban Penyusutan tahun II = 40% x (12.500.000 - Rp. 5.000.000 )


= Rp. 3.000.000

Jurnal :
Beban Penyusutan Kendaraan Rp. 3.000.000
Akm. Penyusutan Kendaraan Rp. 3.000.000

Table Depresiasi Metode Saldo Menurun


Tahun Harga Beban Akm Nilai Buku
Perolehan Penyusutan Pemyusutan Akhir Tahun
1 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 5.000.000 5.000.000 7.500.000
2 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 3.000.000 8.000.000 4.500.000
3 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 1.800.000 9.800.000 2.700.000
4 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 1.080.000 10.880.000 1.620.000
5 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 700.000 10.950.000 1.550.000

3. Metode Angka Tahun (Sum of the Years Digit)


Dalam metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadwal
penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah
penyusutan akan semakin menurun dari tahun ke tahun.

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan


Dasar Penyustan = Harga Perolehan – Nilai residu

Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Dibeli sebuah Kendaraan dengan harga Rp.
12.500.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Nilai Sisa diperkirakan
sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur kendaraan diperkirakan 5
tahun. Berapa Biaya Penyusutan Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Dasar Penyusutan = Rp. 12.500.000 - Rp. 1.550.000
= Rp. 10.950.000
Jumlah Angka Tahun =5+4+3+2+1
= 15

Beban Penyusutan untuk tahun pertama :


Beban Penyusutan th 1 = 5 x Rp. 10.950.000
15
= Rp. 3.650.000
Beban Penyusutan th 2 = 4 x Rp. 10.950.000
15
= Rp. 2.920.000
Beban Penyusutan th 3 = 3 x Rp. 10.950.000
15
= Rp. 2.190.000
Beban Penyusutan th 4 = 2 x Rp. 10.950.000
15
= Rp. 1.460.000
Beban Penyusutan th 5 = 1 x Rp. 10.950.000
15
= Rp. 730.000

Table Depresiasi Metode Angka Tahun


Tahun Harga Beban Akm Nilai Buku
Perolehan Penyusutan Pemyusutan Akhir Tahun
1 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 3.650.000 3.650.000 8.850.000
2 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.920.000 6.570.000 5.930.000
3 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 2.190.000 8.760.000 3.740.000
4 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 1.460.000 10.220.000 2.280.000
5 Rp. Rp. Rp. Rp.
12.500.000 730.000 10.950.000 1.550.000

4. Metode Satuan Hasil Produksi (Unit Of Production)


Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Sedangkan untuk Kapasitas
Produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk :
- Unit Produksi
- Jam Pemakaian
- Kilometer Pemakaian,Dll

Tariff Penyusutan = Produksi Aktual


Kapasitas Produksi
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Dasar Penyustan = Harga Perolehan - Nilai residu

Contoh :
Tanggal 2 Januari’13 : Suatu Mesin dibeli dengan harga Rp. 55.000.000.
Mesin tersebut diperkirakan mempunyai Nilai Sisa sebesar Rp.
5.000.000. Selama masih digunakan, mesin tersebut diperkirakan dapat
menghasilkan 1.000.000 unit barang. Dalam tahun 2013 diproduksi
245.000 unit. Beban penyusutan dapat dihitung sbb :
Jawab :
Tarif Penyusutan = 245.000 x 100% = 24,5%
1.000.000
Dasar Penyusutan = Rp. 55.000.000 - Rp. 5.000.000
= Rp. 50.000.000

Beban Penyusutan = 24,5% x Rp. 50.000.000


= Rp. 12.250.000

Metoda ini dapat diterapkan pada berbagai jenis aktiva tetap yang
mempunyai satuan hasil yang berbeda, misal satuan jarak, satuan waktu
dan sebagainya.

E. PENJUALAN AKTIVA TETAP


Apabila suatu aktiva tetap dijual, maka rekening aktiva tetap yang dijual
harus dikredit dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan
harus didebit. Untuk akumulasi depresiasi harus diperhitungkan sampai
dengan tanggal penjualan aktiva tersebut.
Perhitungan :

Harga jual aktiva tetap ……………………………… Rp xxx


Harga peroleha aktiva tetap …… Rp xxx
Akumulasi Depresiasi …………… Rp xxx ( - )

Nilai buku aktiva tetap yang dijual …………………Rp xxx( - )

Rugi atau laba penjualan aktiva tetap …………Rp xxx

Jurnal Jika Rugi:


Kas ……………………….. Rp xxx
Akumulasi Dep………… Rp xxx
Rugi ………………………..Rp xxx
Aktiva tetap …………………… Rp xxx

Jurnal Jika Laba :


Kas ……………………….. Rp.xxx
Akumulasi Dep………… Rp. xxx
Aktiva tetap …………………… Rp. xxx
Laba ………………… Rp. xxx

Contoh :
PT. JAYA memiliki sebuah kendaraan yang dibeli Tanggal 1 Januari’08
yang lalu dengan harga Rp. 12.500.000 (sudah termasuk biaya balik
nama). Nilai Sisa diperkirakan sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur
kendaraan diperkirakan 5 tahun. Metode yang digunakan garis lurus.
Pada tanggal 1 januari 2012 kendaraan tersebut dijual dengan harga Rp.
6.500.000,-. Hitunglah Laba/Rugi Penjualan AT Kendaraan tersebut ?
Jawab :
Perhitungan laba penjualan :

Hasil penjualan Kendaraan …………………….. Rp 6.500.000,-


Harga perolehan ………… Rp 12.500.000,-
Ak. Depresiasi …………
Sampai 1 Januari 2007 ….. Rp 8.760.000,-
Nilai buku per 1 januari 2007 ………………. Rp 3.740.000,-
Laba penjualan ……………………………… Rp 2.760.000,-

Jurnal tanggal 1 Januari 2012 :


Kas …….. Rp 6.500.000,-
Ak. Peny. Kendaraan …… Rp 8.760.000,-
Kendaraan ……………. Rp 12.500.000,-
Laba ………………. Rp 2.760.000,-

F. PENUKARAN AKTIVA TETAP


Aktiva tetap kadang suatu saat ditukar dengan aktiva tetap lain dengan
ditambah pembayaran sejumlah tetentu yang disetujui kedua belah
pihak.

Contoh :
PT. JAYA memiliki sebuah kendaraan yang dibeli Tanggal 1 Januari’08
yang lalu dengan harga Rp. 12.500.000 (sudah termasuk biaya balik
nama). Nilai Sisa diperkirakan sebesar Rp. 1.550.000, Sedangkan umur
kendaraan diperkirakan 5 tahun. Metode yang digunakan garis lurus.
Pada tanggal 1 Oktober 2010 kendaraan tersebut ditukar dengan
kendaraan yang baru seharga Rp. 13.000.000. Dalam pertukaran ini PT
Jaya harus membayar Rp. 2.000.000.
Hitunglah Laba/ Rugi Pertukaran Aktiva Tetap Kendaraan tersebut ?

Depresiasi sampai tanggal 1 Oktober 2010 :


80.000 + 80.000 + 60.000 = 220.000,-

Perhitungan :
Harga perolehan mesin baru ……………….. Rp 13.000.000,-
Harga perolehan mesin lama Rp 12.500.000,-
Depresiasi ………………… Rp 220.000,-
Nilai buku 1 Oktober 2005 …………. Rp 230.000,-

Jumlah yang seharusnya dibayar …………. Rp 370.000,-


Jumlah yang disepakati untuk dibayar ……. Rp 300.000,-
Laba penukaran mesin …………………….. Rp 70.000,-

Jurnal jika laba :


Mesin (baru) ……………. Rp 13.000.000,-
Ak. Depresiasi mesin …… RP 220.000,-
Mesin (lama) ……………………. Rp 12.500.000,-
Kas ……………………………….. Rp 2.000.000,-
Laba ……………………………… Rp 70.000,-

Jurnal Penyesuaian 1 Oktober 2010 :


Depresiasi mesin …………… Rp 60.000,-
Ak. Penyusutan mesin …………………. Rp 60.000,-

BAB III
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

A. Pengertian Persediaan
Adalah Barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat
tertentu, dengan maksud untuk dijual kembali baik scara langsung
maupun melalui peroses produksi dalam siklus operasi normal.
Berdasarkan jenis usahanya, persediaan dapat di kelompokkan sbb :
1. Persediaan yang dimiliki perusahaan dagang
Yaitu masuk ke dalam Persediaan Barang Dagang
2. Persediaan yang dimiliki perusahaan industri
- Persediaan Bahan Baku dan Pembantu BOP
- Persediaan barang dalam proses
- Persediaan barang jadi

B. Penentuan Kuantitas Nilai Persediaan


Penentuan Kuantitas Nilai Persediaan mempunyai peranan penting
dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan. Prinsip-prinsip
akuntansi menetapkan bahwa persediaan harus dicatat dan dilaporkan
sebesar harga perolehannya. Hal tersebut berlaku baik bagi perusahaan
yang menyelenggarakan metode fisik maupun perpetual.

 Di dalam akuntasi perusahaan dagang dikenal 2 macam sistem


pencatatan persediaan yaitu :

a. Sistem Perpetual
Dalam sistem ini, Nilai persediaan dicatat setiap hari pada saat terjadi
pembelian maka akan dimasukkan ke dalam akun “Persediaan Barang”.
Dan pada saat terjadi transaksi penjualan , maka akan mengurangi
barang yang brsangkutan yaitu dengan cara menghitung Nilai Pokok
Penjualan secara langsung dengan metode yang dipilih.
Kelebihan : nilai persediaan dapat dikontrol setiap hari, bisa
melihat lap. R/L tanpa menunggu akhir periode.
Kekurangan : menambah tenaga untuk mencatat mutasi barang
masuk dan keluar.

b. Sistem Periodik
Dalam sistem ini, Nilai persediaan tidak dicatat setiap hari bahkan
praktis dalam 1 periode akuntansi (bulan/tahun) baru ditentukan
berapa nilai persdiaan akhir sesuai dngan (stok opname).
Pada saat ada transaksi pmbelian barang tidak dicatat/dibukukan
sebagai Nilai Persediaan, tetapi dicatat ke dalam akun “Pembelian”,
sehingga dalam pencatat laporan L/R nilai Pembelian tersebut akan
dicatat sebagai pengurang penjualan/pendapatan.

 Perbedaan Jurnal pencatatan persediaan barang dagangan


dengan Sitem Perpetual dan Periodik.

Transaksi Sistem Periodik Sistem Perpetual


Pembelian xxxx Persediaan xxxx
Pembelian
Kas xxxx Kas xxxx
Kas xxxx Kas xxxx
Penjualan
Penjualan xxxx Penjualan xxxx
Persediaan Akir xxxx
HPP xxxx
Penyesuaian Persediaan Tidak Perlu di Jurnal
Awal xxxx
Pembelian xxxx

C. Metode-metode dalam Pencatatan Penentuan Persediaan Akhir


 Metode FIFO
 Metode LIFO
 Metode Rata-rata (Average)

1. Metode FIFO
Yaitu Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan
bahwa barang yang paling dulu dibeli (masuk) adalah yang paling dulu
dijual (dikeluarkan).
Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli
terakhir.

2. Metode LIFO
Yaitu Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan
bahwa barang yang dibeli paling dahulu, dianggap dijual paling dahulu.
Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli
pertama.

3. Metode Average (Rata-rata)


Yaitu Metode penentuan persediaan berdasarkan ketentuan dari
Perhitungan
“ Harga Pokok Rata-Rata per unit X Jumlah Unit Persediaan “.
Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga rata-rata selama periode
tertentu.
 Sistem Periodik
a) Metode Rata-rata Sederhana
b) Metode Rata-Rata Tertimbang
 Sistem Perpetual
c) Metode Rata-Rata Bergerak

*********************000******************

CONTOH SOAL

 Menggunakan Sistem Periodik

Prusahaan mencatat persediaan barang dagang dengan Metode


Periodik(Fisik). Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan
April 2013 :
Tgl 1 April : Persediaan Awal 200 unit @ Rp. 900
Tgl 10 April : Pembelian 300 unit @ Rp. 1.000
Tgl 21 April : Pembelian 400 unit @ Rp. 1.100
Tgl 23 April : Pembelian 100 unit @ Rp. 1.200
Pada tanggal 30 April 2013 Persediaan Akhir sebanyak 300 unit
Diminta :
Berapa nilai akhir 30 april 2013 ?
Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 ?

JAWAB

1 April : Persdn Awal 200 unit @ Rp. 900 = Rp. 180.000


10 April : Pembelian 300 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 300.000
21 April : Pembelian 400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.000
23 April : Pembelian 100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
Total 1.000 unit @ Rp. 4.200 = Rp.1.040.000
Persediaan yang terjual akhir periode = 1.000 unit - 300 unit = 700 unit

1.) Metode FIFO Periodik


Persediaan akhir :
300 200 unit @ Rp. 1.100 = Rp.
unit 220.000
100 unit @ Rp. 1.200 = Rp.
120.000
Nilai persediaan akhir Rp.
340.00

HPP = BTUD - Persediaan Akhir


= Rp. 1.040.000 - Rp. 340.000
= Rp. 700.000

2.) Metode LIFO Periodik


Persediaan akhir :
300 100 unit @ Rp. 1.000 = Rp.
unit 100.000
200 unit @ Rp. 900 = Rp.
180.000
Nilai persediaan akhir Rp.
280.00
HPP = BTUD - Persediaan Akhir
= Rp. 1.040.000 - Rp. 280.000
= Rp. 760.000

3.) Metode Average Periodik


 Rata-Rata Tertimbang
Persediaan akhir =
= 300 X Rp. 1.040.000/1.000
= 300 X 1.040
Nilai Persediaan akhir = Rp. 312.000

HPP = BTUD - Persediaan Akhir


= Rp. 1.040.000 - Rp. 312.000
= Rp. 728.000

 Rata-Rata Sederhana
Persediaan akhir =
300 unit X 4.200/4 = 300 X 1.050
Nilai Persediaan akhir = Rp. 315.000

HPP = BTUD - Persediaan Akhir


= Rp. 1.040.000 - Rp. 315.000
= Rp. 725.000

1. PD. Mekar Elektronik, pedagang radio kaset yang memperdagangkan


radio kaset merk sony, memiliki persediaan dan pembelian dalam bulan
Juni 2012 sbb :
01 juni Persediaan awal 20 buah @Rp. 185.000 = Rp. 3.700.000
04 juni Pembelian 15 buah @Rp. 187.500 = Rp. 2.812.500
05 juni Pembelian 10 buah @Rp. 190.000 = Rp. 1.900.000
16 juni Pembelian 12 buah @Rp. 188.000 = Rp. 2.256.000
25 juni Pembelian 16 buah @Rp. 189.000 = Rp. 3.024.000
Total 73 buah Rp. 754.500 Rp.13.692.500

Pada perhitungan fisik per 30 juni 2012 terdapat 24 buah persediaan


radio kaset, tiap radio kaset dijual dengan harga Rp. 305.000. Hitunglah
besarnya persediaan per 31 juni 2012, besarnya HPP, besarnya
Penjualan dan Laba Kotor dengan menggunakan :
a. Metode FIFO
b. Metode LIFO
c. Metode Rata-rata

2. PD. Nusantara selama bulan februari 2013 mempunyai catatan


mengenai barang dagang sbb :
01 feb Persediaan awal 3000 unit @Rp. 6.400
06 feb Pembelian 2000 unit @Rp. 6.500
11 feb Pembelian 4000 unit @Rp. 6.300
16 feb Pembelian 5000 unit @Rp. 6.600
21 feb Pembelian 2500 unit @Rp. 6.800
26 feb Pembelian 4000 unit @Rp. 6.250

Berdasarkan inventarisasi secara fisik, persediaan barang dagang pada


tanggal 28 februari 2013 ada;lah sebanyak 7000 unit. Hitunglah Nilai
Persediaan barang dagang, Penjualan, HPP dan Laba Kotor pada tanggal
28 februsari 2013 (Harga Jual per-unit Rp. 15.000), dengan
menggunakan metide :

a. FIFO & LIFO

 Menggunakan Sistem Perpetual

Perusahaan mencatat persediaan barang dagangan dengan Metode


Perpetual. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan Maret
2013 :
Tgl 3 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 800
Tgl 10 Maret’13 : Pembelian 12.000 unit @ Rp. 880
Tgl 26 Maret’13 : Penjualan 8.000 unit @ Rp. 950
Tgl 29 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 830
Diminta :
Berapa Nilai Persediaan akhir 31 Maret 2013 ?
Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 ?
Hitung Laba / Rugi Kotornya ?

JAWAB

1.) Metode FIFO Perpetual


KARTU PERSEDIAAN BARANG
Tg
Pembelian HP. Penjualan Persediaan
l
M HP/ u Uni HP/u HP/u
Unit Total Total Unit Total
ar nit t nit nit
400 3.200.0 400 3.200.0
3 800 800
0 00 0 00
12.0 10.560. 400 3.200.0
10 880 800
00 000 0 00
12.0 10.560.
880
00 000
40 3.200.
26 800
00 000
40 3.520. 800 7.040.0
880 880
00 000 0 00
29 400 830 3.320.0 800 880 7.040.0
0 00 0 00
400 830 3.320.0
0 00

 Persediaan Akhir = Rp. 7.040.000 + Rp. 3.320.000


= Rp. 10.360.000

 HPP = Rp. 3.200.000 + Rp. 3.520.000


= Rp. 6.720.000

 Laba/ Rugi Kotor :


Penjualan ( 8.000 X 950) = Rp. 7.600.000
HPP = (Rp. 6.720.000)
Laba kotor = Rp. 8.800.000

2.) Metode LIFO Perpetual


KARTU PERSEDIAAN BARANG
Tg
Pembelian HP. Penjualan Persediaan
l
M HP/ u Uni HP/u HP/u
Unit Total Total Unit Total
ar nit t nit nit
400 3.200.0 400 3.200.0
3 800 800
0 00 0 00
12.0 10.560. 400 3.200.0
10 880 800
00 000 0 00
12.0 10.560.
880
00 000
80 7.040. 400 3.200.0
26 880 800
00 000 0 00
400 3.520.0
880
0 00
29 400 830 3.320.0 400 800 3.200.0
0 00 0 00
400 880 3.520.0
0 00
400 830 3.320.0
0 00

 Persediaan Akhir = Rp. 3.200.00 + Rp. 3.520.000 + Rp. 3.250.000


= Rp. 10.040.000

 HPP = Rp. 7.040.000


 Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan ( 8.000 X 950) = Rp. 7.600.000
HPP = (Rp. 7.040.000)
Laba kotor = Rp. 560.000

3.) Metode Rata-Rata Bergerak


KARTU PERSEDIAAN BARANG
Tg
Pembelian HP. Penjualan Persediaan
l
M HP/ u Uni HP/u HP/u
Unit Total Total Unit Total
ar nit t nit nit
400 3.200.0 400 3.200.0
3 800 800
0 00 0 00
12.0 10.560. 12.0 10.560.
10 880 880
00 000 00 000
16.0 13.760.
860
00 000
80 6.880. 800 6.880.0
26 860 860
00 000 0 00
29 400 830 3.320.0 400 830 3.320.0
0 00 0 00
12.0 850 10.200.
00 000

 Persediaan Akhir = Rp. 10.200.000

 HPP = Rp. 6.880.000


 Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan ( 8.000 X 950) = Rp. 7.600.000
HPP = (Rp. 6.880.000)
Laba kotor = Rp. 720.000

3. UD. Florest ELCO menjual berbagai barang elektronik menggunakan


sistem pencatatan persediaan Perpetual. Dengan penilaian cara FIFO
dari perusahaan itu diperoleh data mengenai sejenis Pesawat TV untuk
bulan Januari 2012 sbb :
01 Jan Persediaan awal 200 satuan @Rp.200.000(Hrg Pokok)
10 Jan Pembelian kredit 400 satuan @Rp.220.000
15 Jan Retur Pembelian 50 satuan dr Pembelian tgl 10 januari
20 Jan Penjualan Kredit 450 satuan @Rp. 400.000/satuan
25 Jan Retur Penjualan 20 satuan dr Penjualan gl 20 januari
30 Jan Pembelian Kredit 200 satuan @Rp. 240.000
Diminta :
a. Mencatat data ke dalam kartu persediaan bulan januari dengan
Metode FIFO, LIFI dan Average ?
b. Membuat ayat jurnal umum yang diperlukan dari transaksi diatas?
c. Menghitung Nilai Persediaan, HPP dan Laba Kotor ?

4. PT. Prayoga Utama melakukan transaksi-transaksi pada bulan januari


2013 sbb :
01 jan Persediaan awal 10 unit $20
04 jan Penjualan 7 unit
10 jan Pembelian 8 unit $21
22 jan Penjualan 4 unit
28 jan Penjualan 2 unit
30 jan Pembelian 10 unit $22
Diminta:
a. Hitunglah Nilai Persediaan dengan kartu Persediaan (FIFO, LIFO dan
Average
b. Hitunglah HPP dan Laba Kotor dengan ke-3 metode diatas

D. Penentuan Persediaan Barang Dagangan Dengan Taksiran


Dalam keadaaan tertentu penilaian persediaan dapat dilakukan dengan
menggunakan Metode Penaksiran. Hal ini dapat dilakukan karena
adanya faktor-faktor tertentu sbb :
 Jumlah fisik prsediaan tidak mungkin ditentukan, karena gudang
persediaan terbakar/musnah karena bencana.
 Penentuan jumlah fisik persediaan yang ada digudang akan memakan
waktu lama/memakan biaya besar.
 Metode Penaksiran Persediaan dapat dibagi menjadi 2 macam :

1. Metode Laba Kotor


Berdasarkan Prosentase dari Penjualan(Harga jual)
Cara menentukan nilai persediaan akhir sbb :
a. Dihitung terlebih dahulu jumlah barang tersedia untuk dijual dengan
cara:
Persediaan awal + Pembelian bersih tahun berjalan
b. Dihitung HP barang yang dijual dengan cara :
Jumlah Penjualan – (Prosentase x Jumlah Penjuala)
c. Dihitung Nilai persediaan akhir barang dagang dengan cara :
BTUD – HP barang yang sudah terjual

2. Metode Eceran
Berdasarkan Hubungan HP. BTUD dengan harga eceran barang yang
sama.
Banyak digunakn oleh toserba dan swalayn yng mempunyai prosedur
penentuan nilai persediaan dengan metode eceran sbb :
a. Atas persediaan barang awal, selain diketahui HP nya harus pula
ditentukan berapa besar harga jual ecerannya.
b. Setiap terjadi pembelian harus ditentukan Jumlah harga jualnya.
c. Dihitung barang tersedia dijual menurut harga beli dan harga jual
d. Dihitung prosentase HP terhadap harga jual dengan rumus :
HP. BTUD = Harga jual BTUD x 100%
e. Prosentase HP terhadap harga jual tsb akn digunakn untuk menaksir
HP persediaan yang ada pada akhir peride.

 Contoh Soal :

a. Laba Kotor
Diketahui :
- Penjualan = Rp. 20.000.000
- Persediaan Awal = Rp. 4.000.000
- Pembelian = Rp. 12.000.000
- Laba Kotor 30% dari Penjualan
Ditanya : berapa Taksiran Persediaan akhirnya ?

Jawab :
- Persediaan awal = Rp. 4.000.000
- Pembelian = Rp. 12.000.000
BTUD = Rp. 16.000.000

- Penjualan Bersih = Rp. 20.000.000


- Laba Kotor (20.000.000 x 30% ) = (Rp. 6.000.000)
= (Rp. 14.000.000)
Taksiran Persediaan Akhir = Rp. 2.000.000

b. Metode Eceran
Diketahui :
- Persediaan Awal = Rp. 14.000.000
- Harga Eceran = Rp. 21.500.000
- HP. Pembelian = Rp. 61.000.000
- Harga ecerannya = Rp. 78.000.000
- Harga Eceran Penjualan Bersih = Rp. 70.000.000
Ditanya : Berapa Taksiran persediaan akhirnya ?

Jawab :
Atas dasar HP Atas Dasar Harga Eceran
Persediaan awal Rp. 14.000.000 Rp. 21.500.000
Pembelian Rp. 61.000.000 Rp. 78.500.000
BTUD Rp. 75.000.000 Rp. 100.000.000
Penjualan Bersih (Rp. 70.000.000)
Persediaan Akhir (berdasarkan hrg eceran) Rp. 30.000.000

 Perbandingan HP terhadap Harga Eceran = 75%


= (75.000.000 : 100.000.000)
= 0.75 x 100
 Taksiran Harga Perolehan Persediaan Akhir
= 75% x Rp. 30.000.000
= Rp. 22.500.000

Anda mungkin juga menyukai