Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

“CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP”

Disusun Oleh :

Nama : ADITYA USI PRATAMA

Nim : 1710211021

Kelompok :4

LABORATORIUM DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

A. Mahasiswa dapat merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (biokuler dan


monokuler) dengan benar.

1.2 Dasar Teori

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah


salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia,
fisikadan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia.
Dalammikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba,macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolismemikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologiterapan di bidang lingkungan dan pertanian.

Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacam - macam ilmu yaitu


virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah,
mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih
rinci atau menurut kemanfaatannya.Pengujian mikrobiologis dibutuhkan alat optik
yang fungsinya dapat melihatobjek yang berukuran sangat kecil, alat ini disebut
mikroskop. Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan
kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar, ilmu yang mempelajari tentang benda ini disebut
mikroskopi. Mikroskop pertama kali digunakan oleh Antony Van Leuwenhoek, lewat
penelitiannya yang meneliti sel. Antonio van Leeuwenhoek(1674) merupakan orang
yang berhasil menemukan menemukan mikroskop serta mengembangkan kekuatan
lensanya sehingga mempunyai perbesaran yang besar. Ia kemudian mengembangkan
kekuatan lensa mikroskopnya hingga ratusan kali. Leeuwenhoek telah membuat lebih
dari 500 gambar mikroskop. Dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian
orang menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa
saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiri dari 2 lensa).
Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah perangkat
yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang kecil
di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen.

Pada mikroskop modern terdapat alat penerang di bagian dasar mikroskop


berfungsi untuk menerangi preparat. Pada mikroskop yang tanpa alat penerangan
mempunyai cermin datar dan cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermi
berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar ke dalam
kondensor.

Tipe-tipe mikroskopi digunakan untuk penelitian. untuk prosedur dalam


laboratorium mikrobiologi diagnostic, dan untuk tujuan-tujuan khusus lainnya. Setiap
tipe terutama berguna untuk pemeriksaan beberapa cirri morfologi khusus, dan
dipaparkan sebagai berikut.

1. Mikroskopi Medan Terang

Dalam mikroskop medan-terang, daerah yang diamati diterangi dengan


benderang sehingga objek yang ditelaah tampak lebih gelap dari latar belakangnya.
Perbesaran maksimum 1,000-2,000. Pada waktu pengamatan, bakteri biasanya
diwarnai dan menampakkan warna zat pewarnanya. Mikroskopi ini biasanya
digunakan untuk bakteri, khamir, kapang, algae, dan protozoa.

2. Mikroskopi Medan Gelap

Mikroskopi medan-gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti


yang digunakan untuk mikroskopi medan-terang, kecuali bahwa alat itu dilengkapi
dengan kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah. Perbesaran
maksimum 1,000-2,000 dan tidak diwarnai karena bercahaya. Mikroskop medan
gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis
yang hampir mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-gelap
berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor
khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat.
Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari
bagian atas gelas preparat. (Volk, 1988).

3. Mikroskopi Fluoresensi

Mikroskopi fluoresensi digunakan untuk memeriksa specimen yang telah


diwarnai dengan zat pewarna fluorokom sehingga memungkinkan identifikasi
mikroorganisme dengan cepat. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan cerah serta
berwarna sehingga dapat membantu identifikasi mikroorganismenya.

4. Mikroskopi Kontras Fase

Mikroskopi kontras fase adalah suatu tipe mikroskopi cahaya yang


memungkinkan kontras yang lebih besar antara substansi dengan berbagai ketebalan
atau berbagai indek bias. Perbesaran maksimum yaitu 1,000-2,000 dengan specimen
derajat kegelapan dan digunakan untuk pemeriksaan struktur selular pada sel hidup
mikroorganisme berukuran besar, contohnya khamir, algae, protozoa, dan beberapa
bakteri.

5. Mikroskopi Elektron

Mikroskopi electron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar


dari pada yang mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum
200.000-400.000 dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk
objek kecil, contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Sutrisno, 1984)

6. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop


mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa
objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga
adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain.
7. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan


untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran
7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga
dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya
(Champbell, 2000).

8. Mikroskop Pendar

Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein
antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau
dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu besifat khas,
maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat
oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar (Volk, 1984).

Mikroskop merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dalam suatu


kegiatan laboratorium . Karena hampir semua mata kuliah biologi memerlukan
mikroskop dalam kegiatan laboratoriumnya. Oleh sebab itu, mikroskop harus di
perkenalkan sejak dini kepada seorang pelajar, apalagi kepada mahasiswa yang masuk
dalam jurusan biologi. Mikroskop dipelajari guna mengetahui bagian-bagian serta
fungsinya masing-masing agar dalam kegiatan laboratorium seorang mahasiswa tidak
lagi kebingungan ketika hendak menggunakan mikroskop, serta bagaimana cara
merawat mikroskop tersebut.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan bahan yang digunakan :

1. Mikroskop biokuler
2. Mikroskop monokuler
3. Preparat awetan
- Preparat awetan amoeba
- Preparat awetan paramecium
- Preparat awetan spirogyra
- Preparat awetan yeast
- Preparat awetan diatur (alga)

2.2 Cara Kerja

1. Perbesaran Lemah

a. Menarik tubus okuler ke atas.

b. Memutar lensa objektif (10:1) pada kedudukan seporos dengan lensa okuler.

c. Menurunkan tubus dengan sekrup kasar sampai berhenti pada jarak tertentu.

d. Memasukkan cahaya ke dalam mikroskop dengan cara mengatur keuddukan cermin


dan diafragma serta mengamati melalui okuler sampai diperoleh lapang pandang
yang terang merata.

e. Meletakkan preparat yang sudah disisipkan pada meja preparat.

f. Menaikkan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampia diperole


bayangan benda. Kemudian memakai sekrup halus untuk menaikkan dan
menurunkan tubus secara hati-hati sampai diperoleh bayangan benda yang paling
jelas.

g. Mengatur meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian tertentu dari
benda.

2. Perbesaran Sedang’
a. Melakukan kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran lemah (a-g).

b. Mengganti lensa objektif (10:1) dengan lensa objektif (45:1).

c. Menaik turunkan kondensor dan mengatur diafragma untuk mendapatkan cahaya


yang kuat.

d. Menurunkan tubus secara hati-hati dengan menggunakan sekrup halus untuk


mendapatkan bayangan yang paling jelas.

3. Perbesaran Kuat

a. Mengulangi kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran sedang.

b. Mengganti lensa objektif (45:1) dengan lensa objektif (100:1).

c. Meneteskan minyak imersi pada gelas benda dari bagian yang akan diamati (lebih
baik gelas benda digeser dahulu kesamping)

d. Menaik-turunkan tubus dengan sekrup halus (lensa objektif tetap menyentuh


minyak imersi) sampai kelihatan bayangan yang paling jelas.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Mikroskop Binokuler

Keterangan :
3.2 Mikroskop Monokuler Sederhana

Keterangan :
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami membahas tentang cara menggunakan


mikroskop dengan tujuan yaitu untuk dapat merangkai dan menggunakan mikroskop
pelajar yaitu mikroskop biokuler dan monokuler. Sebelum membahas ke hasil
pengamatan, terlebih dahulu kami akan memperkenalkan sejarah mikroskop.

4.1 Sejarah Mikroskop

Mikroskop adalah alat optik yang dapat digunakan untuk melihat atau
mengamati benda-benda yang memiliki ukuran sangat kecil. Mikroskop pertama kali
ditemukan pada tahun 1590 oleh Zacharias Jansen. Melalui penemuan mikroskop ini,
setiap orang dapat melihat benda-benda yang berukuran sangat kecil. Seiring dengan
kemajuan ilmu teknologi, pada tahun 1665 seorang ilmuwan dari Inggris bernama
Robert Hooke merancang mikroskop majemuk dan memiliki sumber cahaya sendiri.
Mikroskop rancangan Robert Hooke memiliki kemampuan perbesaran benda hingga
30 kali.Melalui mikroskop buatannya sendiri, Robert Hooke dapat menemukan sel
pada kayu gabus yang diamatinya. Pada waktu yang hampir bersamaan, yaitu tahun
1668 sampai tahun 1677, seorang ilmuan Belanda bernama Antonie Van
Leeuwenhoek mengembangkan mikroskop lensa tunggal dengan kekuatan perbesaran
objek hingga 270 kali lebih besar dari ukuran sebenarnya. Antonie Van Leeuwenhoek
berhasil mengamati sel darah merah, ragi, bakteri dan protozoa melalui mikroskop
rancangannya. Berkat hasil temuannya, tanpa disadari Van Leeuwenhoek menjadi
orang pertama yang berhasil melihat bakteri.

Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk


mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan
banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata
biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya
merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias
dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal
ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan
perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar
200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan
mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada
tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang
sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300
surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah
bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri.
Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan
yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.

Bila Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan
untuk melihat binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang senang
menggunakannya untuk mengamati serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa
buku-buku berisi pemerian tentang serangga secara mendetail.

4.2 Macam-macam Mikroskop

Sejalan dengan penemuan mikroskop yang semakin berkembang, ilmu


pengetahuan pun semakin berkembang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
berbagai jenis penemuan yang dilakukan para ahli. Salah satunya penemuan
Mycobacterium tuberculosis (basil) yang dapat menyebabkan penyakit tuberculosis
(TB) oleh seorang dokter dari Jerman bernama Robert Koch. Penemuan-penemuan di
bidang biolgi sel tidak akan terlepas dengan perkembangan mikroskop. Mikroskop
modern yang paling sederhana dan digunakan saat ini adalah mikroskop cahaya.
Mikroskop cahaya dapat melakukan perbesaran objek hingga 1.000 kali. Mikroskop
ini bekerja dengan cara melewatkan cahaya pula yang sedang diamati. Selanjutnya
cahaya akan dibelokkan oleh lensa sehingga dapat terbentuk bayangan gambar objek
yang lebih besar dari aslinya. Kemudian bayangan tersebut diproyeksikan ke mata
pengamat, sehingga pengamat dapat melihat objek yang diamatinya dengan
jelas.Selain dapat diamati secara langsung, hasil pengamatan dengan menggunakan
mikroskop dapat dicetak.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi, mikroskop


pun semakin dikembangkan dengan kemampuan perbesaran yang dihasilkan
bertambah besar. Sehingga pada tahun 1933, seorang ilmuwan fisika dari Jeman,
Ernst Ruska, berhasil membuat mikroskop elektron yang pertama. Berbeda dengan
mikroskop cahaya, mikroskop elektron tidak menggunakan cahaya, tetapi
menggunakan elektron untuk melihat struktur benda-benda kecil. Mikroskop ini
disebut dengan Mikroskop TEM (Transmision Electron Mircosope). Perbesaran objek
mikroskop TEM dapat mencapai 500.000 Mirkoskop TEM dapat membuat gambar
dengan cara mengirimkan elektron pada irisan spesimen yang sangat tipis. Sehingga
mikroskop dapat digunakan untuk melihat bagian dalam struktur sel.

Selanjutnya pada tahun 1965 diciptakan mirkoskop SEM (Scanning Electron


Microscope). Mikroskop SEM bekerja dengan cara menggunakan pancaran elektron
untuk melihat permukaan sel atau sekumpulan sel yang telah dilapisi oleh logam
mulia. Logam mulia tersebut berfungsi untuk mencegah masuknya eletron ke bagian
dalam sel, sehingga hanya bagian luar saja yang terekam.Mikroskop ini dapat melihat
permukaan sel dengan gambar tiga dimensi.Lalu, pada tahun 1981 diciptakan
mikroskop STM (Scanning Tunneling Microscope). Mikroskop STM mampu
mengukur eletron yang hilang dari permukaan spesimen. Melalui mikroskop STM,
para ahli biologi dapat melihat satu persatu molekul di lapisan sel. Semakin pesatnya
berkembangan mikroskop, tidak mengakibatkan mikroskop cahaya ditinggalkan. Hal
ini dikarenakan pengamatan sel dalam keadaan hidup hanya dapat dilakukan pada
mikroskop cahaya. Sedangkan mikroskop SEM dan TEM hanya dapat digunakan
pada sel yang telah dihilangkan cairannya karena pengamatan dengan kedua alat
tersebut harus dilakukan diruangan hampa udara. Adapun fungsi mikroskop yaitu :

a. Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

b. Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya, bedanya
beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail, contohnya ada
jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis
saja.

4.3 Bagian-bagian Mikroskop

Dalam praktikum ini kami membahas tentang mikroskop pelajar yakni


mikroskop mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Mikroskop binokuler
termasuk kedalam mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya ada yang hanya memiliki
satu lensa okuler (monokuler) adapula yang memiliki dua lensa okuler
(binokuler).Mikroskop yang memiliki satu lensa okuler umumnya hanya mampu
melihat panjang dan lebar objek, sedangkan yang memiliki dua lensa okuler bisa
melihat objek secara 3 dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi objek. Mikroskop
binokuler juga dikenal dengan namaMikroskop Stereo. Yang digunakan dalam
praktikum termasuk jenis mikroskop cahaya yang binokuler. Bagian mikroskop
binokuler terbagi menjadi bagian optik dan bagian mekanik (non-optik).

a. Bagian-Bagian Optik

1. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar,
pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya
memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.

2. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas
bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang
diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.

3. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
objek.

4. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk dan mengenai preparat.

5. Lampu, yaitu bagian yang berfungsi untuk sumber cahaya.

b. Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik)

1. Penjepit, yaitu bagian yang berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar
tidak mudah bergeser.

2. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
yang diinginkan.

3. Pengitar, yaitu bagian yang berfungsi sebagai tempat lensa objektif.


4. Dasar mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menjaga kedudukan
mikroskop.

5. Tabung mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa


objekti dan lensa okuler mikroskop.

6. Lengan mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang
mikroskop.

7. Meja benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang
akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap
ditempat yang diinginkan.

8. Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

9. Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

Cara menggunakan mikroskop binokuler yaitu :

a. Kabel ditancapkan pada mikroskop dan sumber listrik.

b. Tombol "ON" dinyalakan sehingga lampu akan menyala. Terang cahaya lampu
dapat diperbesar dengan menggeser pengatur besar kecil cahaya lampu mikroskop.

c. Tuas diafragma digeser dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar
diperoleh pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang diamati.

d. Preparat di pasang pada meja benda.

e. Objek pada mikroskop pertama kali dicari pada perbesaran lemah (4 x 10) dengan
cara memutar sekrup kasar mikroskop.

f. Obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa okuler.
Penambahan ukuran lensa okler dilakukan dengan menggeser revolver.
g. Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak pada perbesaran
lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi kabur dapat diperjelas dengan
menggeser sekrup halus. Sekrup kasar mikroskop sebaiknya tidak digunakan ketika
memperjelas obyek. Penggunaan sekrup kasar pada perbesaran kuat dapat
menyebabkan pecahnya kaca benda atau preparat yang sedang diamati.

h. Ketika pengamatan berakhir maka kembalikanlah posisi lensa okuler pada


perbesaran terkecil (4 x 10) kemudian turunkan meja benda dengan cara menggeser
makrometer mikroskop.

i. Preparat dari meja benda dilepaskan.

j. Tuas diafragma menuju posisi MIN, kemudian lampu mikroskop diredupkan.

k. Tombol OFF ditekan kemudian kondensor diturunkan lalu lensa okuler dilap
dengan kertas lensa.

l. Meja benda dilap dengan lap bersih.

m. Kabel dilepaskan dari sumber listrik.

n. Kabel dilipat dan dikembalikan pada posisi semula.

o. Mikroskop dikembalikan ke tempat penyimpanan.

Sedangkan mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki


satu lensa dan teropong memiliki 2 lensa mata. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan kegiatan kerumitan, mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yaitu mikroskop
sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-
field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan confocal). Yang digunakan dalam
praktikum yaitu mikroskop monokuler yang sederhana. Bagian mikroskop monokuler
terbagi menjadi bagian optik dan bagian mekanik (non-optik).

a. Bagian-Bagian Optik

1. Lensa okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar,
pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar bayangan dan memproyeksikan ke retina mata, membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
2. Lensa objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas
bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang
diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan. Lensa objektif ada 2 jenis yaitu
lensa objektif perbesaran lemah dan lensa objektif perbesaran kuat.

3. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
objek.

4. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk dan mengenai preparat.

5. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya
tersebut.

b. Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik)

1. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.

2. Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur fokus yang dapat
dinaikkan dan diturunkan dan sebagai penghubung antara lensa obyektif dan lensa
okuler.

3. Pegangan mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat


memegang mikroskop.

4. Pegangan sedia, yaitu bagian yang berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi
objek agar tidak mudah bergeser.

5. Meja mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk meletakkan benda yang akan
diamati.
6. Sekrup pengarah kasar, yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

7. Sekrup pengarah halus, yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

8. Sendi inklinasi, yaitu bagian untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

9. Kaki mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyangga yang menjaga
mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang
mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.

Adapun cara menggunakan mikroskop monokuler sederhana yaitu :

a. Mengeluarkan mikroskop dari tempanya (box), lensa okuler dann objektif dari
kotak hitam bila semua masih berada di tempatnya.

b. Memasang lensa okuler mulai dan perbesaran lemah, kemudian pasang semua lensa
objektif masing-masing pada tempatnya.

c. Siapkan preparat yang akan diamati.

d. Carilah tempat yang memungkinkan agar mikroskop dapa memperoleh cahaya


yang dibutuhkan.

e. Meletakkan mikroskop di atas meja, untuk memindahkan mikroskop gunakan cara


yang benar yaitu tangan kiri memegang lengan mikroskop dan tangan kanan
menopang kaki (dasar) mikroskop.

f. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisinya satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.

g. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari
lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).

h. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan
penjepit obyek/benda.
i. Mengatur fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar
kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.

j. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa
obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver
hingga bunyi klik.

k. Apabila telah selesai menggunakan, membersihkan mikroskop dan simpan pada


tempat yang tidak lembab.

4.4 Perbedaan Mikroskop Monokuler dan binokuler

Perbedaan mikroskop binokuler dengan mikroskop monokuler yaitu terletak


pada lensanya. Jika pada mikroskop binokuler memiliki dua lensa okuler bisa melihat
objek secara 3 dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi objek, sedangkan mikroskop
monokuler sederhana memiliki 1 lensa okuler. Perbedaan lain juga terletak pada
bagian-bagian mikroskop yakni jika pada mikroskop binokuler bagiannya terdapat
lampu sebagai sumber cahaya sedangkan pada mikroskop monokuler sederhana
terdapat cermin yang digunakan untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Perbedaannya juga terdapat pada bagian bawah mikroskop. Jika pada
mikroskop binokuler terdapat dasar mikroskop sebagai penyangga mikroskop,
sedangkan pada mikroskop monokuler sederhana terdapat kaki mikroskop yang
digunakan sebagai penyangga.

4.5 Perbesaran Lemah dan Kuat

Ketika melakukan pengamatan, mikroskop harus diperiksa dan dibersihkan


terlebih dahulu. Pencahayaan harus diatur terlebih dahulu dengan mengatur cermin
dan kondensor agar cahaya dapat masuk ke lensa objektif. Lalu atur fokus untuk
mendapatkan hasil yang jelas. Ketika membersihkan mikroskop janganlah
mengunakan alkohol, karena dapat merusak lensa.

Mikroskop memiliki banyak bagian-bagian, yang pertama yaitu lensa okuler,


terletak diatas tabung mikroskop yang dipakai pengamat untuk melihat bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif. Umumnya lensa okuler memiliki perbesaran 10x.
Lensa objektif adalah lensa yang paling dekat dengan benda, yang berfungsi sebagai
pembentuk bayangan dan meneruskan lensa okuler. Pada mikroskop cahaya,
perbesaran objektif adalah 4x, 10x dan 100x. Gunakanlah perbesaran mulai dari 4x.
Untuk mengatur lensa objektif gunakanlah revolver. Untuk pencahayaan pada
mikroskop cahaya, digunakan cermin, kondensor, dan diafragma. Cermin dipakai
untuk menangkap cahaya dan merefreksi cahaya ke kondensor. Cahaya dikumpulkan
oleh kondensor. Dan diafragma untuk mengatur banyak cahaya yang masuk.

Unuk mengatur fokus digunakan mikri dan makro sekrup. Makro serup dalam
mikroskop cahaya memiliki ukuran lebih besar dari ukuran mikro sekrup. Untuk
peletakan preparat terdapat meja preparat dan penjepit preparat yang mencegah
preparat goyang saat diteliti. Pada bagian fisik mikroskop terdapat kaki, lengan, dan
tabung mikroskop, agar mikroskop dapat berdiri tegak dan dapat di bawa. Saat
membawa atau memindahkan mikroskop, haruslah menggunakan kedua tangan. Salah
satu lengan memegak lengan mikroskop dan salah satunya lagi memegang aki
mikroskop. Gunakan dan rawat mikroskop dengan benar.

4.6 Langkah Kerja Mikroskop

Cara menggunakan mikroskop binokuler yaitu :

a. Kabel ditancapkan pada mikroskop dan sumber listrik.

b. Tombol "ON" dinyalakan sehingga lampu akan menyala. Terang cahaya lampu
dapat diperbesar dengan menggeser pengatur besar kecil cahaya lampu mikroskop.

c. Tuas diafragma digeser dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar
diperoleh pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang diamati.

d. Preparat di pasang pada meja benda.

e. Objek pada mikroskop pertama kali dicari pada perbesaran lemah (4 x 10) dengan
cara memutar sekrup kasar mikroskop.

f. Obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa okuler.
Penambahan ukuran lensa okler dilakukan dengan menggeser revolver.

g. Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak pada perbesaran
lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi kabur dapat diperjelas dengan
menggeser sekrup halus. Sekrup kasar mikroskop sebaiknya tidak digunakan ketika
memperjelas obyek. Penggunaan sekrup kasar pada perbesaran kuat dapat
menyebabkan pecahnya kaca benda atau preparat yang sedang diamati.

h. Ketika pengamatan berakhir maka kembalikanlah posisi lensa okuler pada


perbesaran terkecil (4 x 10) kemudian turunkan meja benda dengan cara menggeser
makrometer mikroskop.

i. Preparat dari meja benda dilepaskan.

j. Tuas diafragma menuju posisi MIN, kemudian lampu mikroskop diredupkan.

k. Tombol OFF ditekan kemudian kondensor diturunkan lalu lensa okuler dilap
dengan kertas lensa.

l. Meja benda dilap dengan lap bersih.

m. Kabel dilepaskan dari sumber listrik.

n. Kabel dilipat dan dikembalikan pada posisi semula.

o. Mikroskop dikembalikan ke tempat penyimpanan.

Adapun cara menggunakan mikroskop monokuler sederhana yaitu :

a. Mengeluarkan mikroskop dari tempanya (box), lensa okuler dann objektif dari
kotak hitam bila semua masih berada di tempatnya.

b. Memasang lensa okuler mulai dan perbesaran lemah, kemudian pasang semua lensa
objektif masing-masing pada tempatnya.

c. Siapkan preparat yang akan diamati.

d. Carilah tempat yang memungkinkan agar mikroskop dapa memperoleh cahaya


yang dibutuhkan.

e. Meletakkan mikroskop di atas meja, untuk memindahkan mikroskop gunakan cara


yang benar yaitu tangan kiri memegang lengan mikroskop dan tangan kanan
menopang kaki (dasar) mikroskop.

f. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisinya satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
g. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari
lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).

h. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan
penjepit obyek/benda.

i. Mengatur fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar
kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.

j. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa
obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver
hingga bunyi klik.

k. Apabila telah selesai menggunakan, membersihkan mikroskop dan simpan pada


tempat yang tidak lembab.

4.7 Perawatan Mikroskop

1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap
asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang
dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan
sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari yang
diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.

2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan
dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di
bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.

3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan


menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali
membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.

4. Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada
penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada
bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik,
dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali
produsennya menyatakan bahwa tindakan tersebut aman.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama
hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak
menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa
dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan
kemampuan lensa.Preparat yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan
pertanda jelas suatu kelalaian/kecerobohan.

6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif
dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula,
kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan
(kalau mikroskop listrik). Dengan mematuhi petunjuk penggunaan dan
pemeliharaan mikroskop, diharapkan mikroskop dapat bertahan lebih lama untuk
dipergunakan pada semua kegiatan laboratorium yang lainnya.
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang.Dalam praktikum kami membahas 2 mikroskop yaitu
mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Kami mengamati bagian-bagian dari
kedua mikroskop, dan keduanya hampir sama yang membedakan yakni pada 2 bagian
yaitu pada sumber cahaya dan penyangga mikroskop. Kami menggunakan mikroskop
binokuler untuk mendapat perbesaran lemah,sedang dan kuat. Apabila perbesaran
lemah dilakukan dengan cara kabel ditancapkan pada mikroskop dan sumber listrik,
menekan tombol "ON" dinyalakan sehingga lampu akan menyala lalu tuas diafragma
digeser dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar diperoleh
pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang diamati, kemudian preparat di
pasang pada meja benda. Setelah itu objek pada mikroskop pertama kali dicari pada
perbesaran lemah (4 x 10) dengan cara memutar sekrup kasar mikroskop kemudian
obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa okuler.
Penambahan ukuran lensa okuler dilakukan dengan menggeser revolver. Untuk
perbesaran sedang dan kuat sama caranya cuman lensa objektif diganti dengan
perbesaran lebih sedang dan kuat.
DAFTAR PUSTAKA

Munandar,K.2004.Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Jember:Pandea (diketik


pada tanggal 23 Maret 2019 jam 19.49)

SindyFebriyanti.2011.https://www.academia.edu/18051220/LAPORAN_PRA
KTIKUM_MIKROBIOLOGI_PENGENALAN_DAN_PENGGUNAAN_MIKROSK
OP (diakses pada tanggal 23 Maret 2019 jam 19.50)

AstutiGenda.https://www.academia.edu/9843998/laporan_praktikum_mikrosk
op(diakses pada tanggal 23 Maret 2019 jam 20.12)

AbdulHadi.http://www.softilmu.com/2015/01/Pengertian-Fungsi-Macam-
Bagian-Mikroskop-Adalah.html(diakses pada tanggal 23 Maret 2019 jam 20.22)

LindaTrianaDewi.2016https://www.slideshare.net/pandujoy/laporan-1-
mikroskop(diakses pada tanggal 23 Maret 2019 jam 23.32)

PendidikanMu.http://www.pendidikanmu.com/2015/04/siapakah-penemu-
mikroskop.html(diakses pada tanggal 23 Maret 2019 jam 23.46)

Anda mungkin juga menyukai