Semprop II

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

Adiningtyas M.

Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Pengaruh Pemilihan Jurusan Mahasiswa FISIP Sosiologi UIN Jakarta terhadap Pekerjaan yang
Diraih
Pernyataan Masalah

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pemilihan jurusan di
FISIP UIN Jakarta terhadap pekerjaan yang diraih dari para mahasiswa yang aktif berkuliah pada
tahun angkatan 2016=2019.

Semprop dengan tema pendidikan saya garap sebab saya memiliki rasa penasaran dan
perhatian yang mendalam dengan pendidikan di Indonesia, terutama pada bidang sosial. Saya
memiliki pandangan ke depan bahwa orang yang menguasai pendidikan sosial, berpengatuh
untuk sukses di dunia masayarakat.
Baik politik dan sosial-budaya dari mulai kaum bawah, menengah sampai atas.
Berpendidikan atau tidak, tapi terutama dalam jenjang pendidikan menurut jurnal NCSS, yaitu
National Council for Social Studies (NCSS : 1983).

“Pada dasawarsa 1980-an perkembangan social studies ditandai oleh lahirnya dua pilar
akademis, yaitu Report of the National Council for Social studies Task Force on Scope and
Sequence berjudul “In search of A Scope and Sequence for Social Studies dan A report of the
Curriculum Task Force of the National Commission on Social Studies in the School” yang
berjudul “Charting A Course : Social Studies for 21” Century (NCSS: 1989). Laporan pertama
menghasilkan definisi, tujuan, lingkup, dan urutan materi mulai dari “Kindergarten” sampai
dengan kelas XII (Hig School), rincian “democratic beliefs an values”, dan rincian Skill in Social
Studies Curriculum yang Social Studies adalah subyek dasar dari K-12 kurikulum yang (1)
berasal dari tujuan kewarganegaraan alami dalam masyarakat demokratis yang terkait erat
dengan negara-negara lain sebuah bangsa kata; (2) mengambil isinya terutama dari sejarah, ilmu
sosial, dan dalam beberapa hal dari humaniora pribadi; dan (3) dimasukkan dalamcara yang
mencerminkan kesadaran akan pengalaman pribadi, sosial, dan budaya danpengembangan leaner
"(NCSS, 1983: 251).
Yang rumusan tujuannya adalah sebagai berikut:

“Social studies programs have responsibility to prepare young people to identify,


understands and work to solve problems that face our increasingly diverse nation and
interdependence word. Over the past several decades, the professional consensus has been that
such programs ought to include goals in the broad areas of knowledge, democratic value, and
skills. Program that combine that acquisition of knowledge and skill with the application of
democratic values to life, throughsocial participation present an ideal balance in social studies. It
is essential thatthese major goals be viewed au equally important. The relationship among
knowledge, values, and skills is one of mutual support” (NCSS, 1983: 251)
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Supriya dalam James A. Bank (1990: 3) dalam bukunya “Strategi Pengajaran untuk
studi sosial ”definisi studi sosial adalah sebagai bagian dari kurikulum
sekolah dasar dan menengah yang memiliki tanggung jawab pokok untuk membantu
para siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang
Diperlukan dalam kehidupan bernegara di Lingkungan masyarakatnya. Menurut Bank,
Tujuan mengembangkan kompetensi dan kecakapan hidup bernegara merupakan tujuan
tujuannya.

Selain itu, ilmu Sosiologi pun memiliki kiash atau sejarah asal mula. Sosiologi berasal
dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan.
Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De
Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang
sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Para
sarjana, praktisi, atau ahli di bidang sosiologi disebut sosiolog.

Menurut Soerjono Soekamto dalam bukunya (Soekamto, 2017), Sosiologi jelas


merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuanyang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan,
yang ciri-cii utamanya adalah berikut.

a. Sociology bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan
pada observasi terhadap pernyataan dan akal sehat hasilnya bersifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kernagka
unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-
hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas
dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta
memperhalus teori-teori yang lama.
d. Sosiologi bersifat nonetis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta
tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tesebut secara analitis.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Di dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi, kita dihadapkan oleh beberapa factor.
Faktor-faktor tersebut bisa terjadi dari dalam atau biasa disebut inner atau luar diri seseorng yaitu
outer. Faktor lingkungan yaitu factor geografis atau lingkungan sosial yaitu factor keluarga,
masyarakat dan cara berinterkasi atau bersosial. Instrumental input yaitu sejumlah factor yang
sengaja dirancang atau dimanipulasi guna menunjang sejumlah kebutuhan atau keluaran yang
dikehendaki (mis. Administrasi/karyawan, institusi pendidikan/guru dan dosen, dll). (Ngalim
Purwanto, 1984:106).

Faktor-faktor dari dalam diri manusia yang mempengaruhi diri seseorang yang
mempengaruhi dalam memilih jurusan adalah factor fisiologis dan daktor psikologis. Faktor
fisiologis ialah factor fisikinya, seperti panca indera, dst. Sedangkan factor psikologis adalah :
minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif dan semacamnya. (Ngalim
Purwanto, 1984 : 107).

Dengan berbagai factor di atas yang mempengaruhi bagaimana mahasiswa bisa memilih
jurusan program studi, maka mahasiswa diwajibkan selektif dalam memilih pilihan studinya.
Faktor yang paling berpengaruh dalam memilih pilihan program studinya adalah minat, motivasi,
orang tua, pekerjaan yang diharapkan dan lingkungan belajarnya.
Pendidikan berbasis masyarakat merupakan model pendidikan yang mana segala hal yang
terkait di dalamnya lebih banyak melibatkan peran masyarakat daripada keterlibatan atau campur
tangan negara (pemerintah). Masyarakat mempunyai wewenang dan tanggung jawab besar
dalam penyelenggaraannya. Model Pendidikan berbasis masyarakat merupakan tawaran terhadap
mainstream pendidikan yang berbasis negara. Praktek pendidikan berbasis masyarakat telah lama
ada sejak kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum kemerdekaan, walaupun secara konseptual
model pendidikan berbasis masyarakat belum diformulasikan secara baku saat itu

Secara khusus Azra yang dikutip Toto menyebutkan, di kalang-an masyarakat Muslim
Indonesia, partisipasi masyarakat dalam rangka pendidikan berbasis masyarakat telah
dilaksanakan lebih lama lagi, yaitu setua sejarah perkembangan Islam di bumi Nusantara.
Hampir seluruh lembaga pendidikan Islam di Indonesia, mulai dari rangkang, dayah, meunasah
(Aceh), surau (Minangkabau), pesantren (Jawa), bustanul atfal, diniyah dan sekolah-sekolah
Islam lainnya didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat Muslim. Lembagalembaga ini hanya
sekedar contoh bagaimana konsep pendidikan berbasis masyarakat diterapkan oleh masyarakat
Indonesia dalam lintasan sejarah.1 Pendidikan berbasis masyarakat sudah di kenal dan di
terapkan oleh lembaga pendidikan islam di Indonesia.

Menurut Misbah yang dikutip oleh Eroby menyatakan bahwa kemunculan paradigma
pendidikan berbasis masyarakat dipicu oleh arus besar moderenisasi yang menghendaki
terciptanya demokratisasi dalam segala kehidupan manusia, termasuk pendidikan.2 Pendidikan
berbasis masyarakat di anggap dapat menjadi salah satu pendidikan yang dapat menutup
kekurangan dari pendidikan berbasis Negara.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Salah satu isu penting dalam ketenagakerjaan, di samping keadaan angkatan kerja
(economically active population) dan struktur ketenagakerjaan, adalah isu pengangguran. Dari
sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja dalam
menyerap angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan kerja yang relatifterbatas, tidak
mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan
masalah‐masalah di bidang ekonomi, melainkan juga menimbulkan berbagai masalah di bidang
sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu data pokok yang dapat
menggambarkan kondisi perekonomian, sosial, bahkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu
wilayah dan dalam suatu waktu tertentu atau kurun waktu tertentu. Masalah tenaga kerja
menyangkut banyak aspek dan sifatnya menyeluruh, serta merupakan isu nasional yang
mempunyai implikasi kebijakan. Data yang dilansir BPS pada bulan Februari 2009 yang lalu
menunjukkan bahwa jumlah penganggur di kalangan terdidik sampai dengan Februari 2009 telah
mencapai 1.113.020 orang. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan hampir dua kali lipat dari
angka pada 2004 yang tercatat sebesar 585.358 orang.

Persentase penganggur di kalangan terdidik juga meningkat drastis. Pengangguran


terdidik tercatat mencapai 12,0 persen pada Februari 2009, yang juga meningkat dua kali lipat
dari persentase pada 2004 yang hanya mencapai 5,7 persen. Ironisnya, peningkatan penganggur
di kalangan terdidik terjadi pada saat jumlah pengangguran secara keseluruhan mengalami
penurunan, baik dalam persentase maupun secara absolut. BPS menunjukkan bahwa jumlah
persentase pengangguran terus menurun dari 9,86 persen dari angkatan kerja pada 2004 menjadi
8,14 persen dari angkatan kerja pada 2009. Demikian pula, secara absolut, jumlah penganggur
turun dari 10.251.351 orang pada 2004 menjadi 9.258.964 juta orang pada 2009

Dalam kaitannya dengan relevansi pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 943) relevansi diartikan sebagai ”Hubungan; kesesuaian; kaitan dengan tujuan; berguna
secara langsung dengan apa yang dibutuhkan”. Sebagai ajektif, relevansi berarti ”(1) terkait
dengan apa yang sedang terjadi atau dibahas, (2) benar dan atau sesuai untuk tujuan tertentu.
Sebagai kata benda berarti tingkat keterkaiatan atau kebermaknaan sesuatu dengan apa yang
terjadi atau dibahasnya”. “Relevansi pendidikan adalah tingkat keterkaitan tujuan maupun hasil
keluaran program ditinjau dari ukuran ideal secara normatif yang didukung oleh ketepatan unsur
masukan, proses dan keluaran” (Panduan Akreditasi, 2004).

Relevansi pendidikan tinggi bagi mahasiswa terkait dengan lulusan yang akan
menyesuaikan diri dengan dan berpartisipasi dalam dunia kerja nantinya. Menurut Bowman M.J
dalam Trijahjo (2005:57) ada tiga hal penting yakni: 1. The content of what is learned in primary
school may be of little importance in itself provided student are learning basic competencies. 2.
A ranking in relevance, even if it could be arrived at, will be of little use if cost and feasibility
are ignored. 3. Attempts to make content relevant too soon in too narrowly vocational a form can
be and often have been dysfunctional
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Sebagai suatu pemegang peran penting dalam penghasilan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, suatu Lembaga Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang
berkompetensi dibidangnya dalam artian memiliki kecakapan, keahlian, kemampuan dan
pengetahuan. Namun, para lulusanlulusan ini tidak hanya mampu dalam pengembangan
penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap formal yang diwujudkan dalam indeks
prestasi, akan tetapi para lulusan ini harus mampu berkiprah dalam dunia kerja. Pewujudan suatu
pengahasilan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, maka suatu perguruan tinggi harus
mampu mempersiapkan para lulusan agar memiliki kompetensi pada berbagai bidang ilmu dan
keahlian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam dunia kerja yang sesuai dengan standar
mutu.

Salah satu indikator ketidaksesuaian antara hasil sistem pendidikan tinggi dan kebutuhan
pasar kerja antara lain adalah masa tunggu yang panjang antara tahun kelulusan dan mendapat
pekerjaan, selain itu ketika masuk dunia kerja mereka belum siap kerja. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik, pada tahun 2014 jumlah pengangguran dari lulusan program diploma D1, D2,
maupun D3 sebanyak 193.517 orang atau 2,67%. Hal ini sungguh ironis, karena jenjang ini
dipersiapkan siap kerja dan idealnya dibekali kompetensi (skill, afeksi, dan kognisi) yang
dibutuhkan dunia kerja.Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, banyak lulusan yang tidak terserap
pasar kerja dan ini merupakan problem pendidikan yang harus segera dicari solusinya. Secara
empiris, problematika pendidikan program diploma yang dapat dirasakan adalah masalah
kuantitatif, kualitatif, efisiensi, efektivitas, dan relevansi. Masalah kuantitatif merupakan masalah
yang timbul sebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan pada satu pihak dan
petumbuhan penduduk pada pihak lain.

Semakin besar jumlah penduduk, maka animo masuk ke lembaga pendidikan juga
semakin tinggi.Masalah kualitatif adalah masalah bagaimana meningkatkan kualitas lulusan agar
dapat mempertahankan eksistensinya di dalam kompetisi dunia kerja.Penanganan masalah
kuantitatif erat hubungannya dengan masalah kualitatif sehingga perlu keseimbangan yang
dinamis agar peningkatan kuantitas tidak menghambat peningkatan kualitas atau sebaliknya.
Masalah efektivitas adalah masalah yang menyangkut keampuhan pelaksanaan program
diploma.Program diploma dikatakan efektif jika pelaksanaannya memperoleh hasil sesuai yang
diharapkanatau sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.Data yang ditunjukkan oleh BPS tersebut
memberikan indikasi bahwa pelaksanaan program diploma belum efektif, terbukti dengan
persentase pengangguran lulusan diploma menempati urutan tertinggi. Masalah efisiensi pada
hakekatnya adalah masalah pengelolaan. Adanya keterbatasan dana dan SDM sangat
memerlukan sistem pengelolaan yang terpadu. Yang tidak kalah penting adalah kondisi calon
mahasiswa sebagai raw input program diploma. Indikator pengelolaan program pendidikan
(termasuk di dalamnya program diploma) yang efisien antara lain adalah Indeks Prestasi
mahasiswa tinggi, minimal sesuai persyaratan dunia kerja, masa studirelatif pendek, serta masa
tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan atau bekerja juga relatif pendek.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Pertanyaan Penelitian

1. Apa hubungan antara variable independen yaitu pemilihan jurusan atau studi dengan
variable dependen yaitu karir yang diraih?
2. Apa teori yang menunjang pemilihan jurusan atau studi dengan karir yang diraih bagi
mahasiswa?
3. Apa tujuan dan manfaat dari penelitian ini?
4. Bagaimana pengaruh kedua variable dan hubungannya dengan mahasiswa dalam
penelitian ini.

Tujuan Penelitian
1. Bertujuan untuk melihat hubungan antara kedua variable penyusun dalam penelitian.
2. Berguna untuk memahami teori penunjang dari penelitian ini.
3. Berguna untuk melihat tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
4. Mengerti hubungan antara kedua variable dengan mahasiswa sebagai terapannya dalam
penelitian ini.

Manfaat Penelitian

1. Mengaplikasikan hubungan kedua variable dalam penelitian.


2. Memahami hubungan antara teori dalam penelitian.
3. Mendapatkan dan memahami tujuan dan manfaat dari peneltian ini.
4. Memahami pengaplikasian antara kedua variable dalam penelitian dengan mahasiswa
sebagai subyek peneltian.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Kajian Literatur

Sebuah disertasi berjudul Minat Mahasiswa Tamatan IPA Masuk Jurusan Ssoiologi FISIP
Universitas Riau. Dengan penulisnya yang tak lain adalah Gilang Gusrianto yang memaikai teori
Fenomena Sosial dan Fakta Sosial yang melihat suatu fenomena atau fakta dari suatu sudut
pandang terjadinya peristiwa dalam ilmu Ssoiologi. Dan memakai metodologi Kualitatif yaitu
melakukan penelitian dengan sudut pandang subyek dan memanfaatkan pengalaman langsung
dengan subyek penelitian.

Bertempat di Kmapus Bina Widya, Jalan H. R. Soebrantas KM. 12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru, Riau.
Disertasi ini membahas teantang minat siswa tamatan IPA masuk jurusan Sosiologi FISI
Universitas Riau. Di latar belakangi dengan adanya perubahan minat, motivasi, orang tua,
pekerjaan yang diharapkan, dan lingkungan belajar dari sang siswa. Minat mahasiswa IPA
masuk Jurusan Sosiologi yaitu karena persepsi kebanyakan dari mereka sebelum mendaftar
kuliah yang menganggap jurusan Sosiologi lebih mudah dibandingkan jurusan lainnya yang
dikategorikan jurusan IPA. Motivasi mahasiswa IPA masuk Jurusan Sosiologi karena besarnya
peluang untuk mendapatkan pekerjaan apalagi dalam beberapa tahun terakhir sering terdengar
info lowongan CPNS, motivasi mereka juga ingin untuk melanjutkan pendidikan Strata Dua
karena di Riau memiliki banyak Universitas yang memiliki program studi untuk jenjang Strata
Dua FISIP.

Faktor orang tua para mahasiswa mengaku tidak memaksa agar anaknya mengambil
jurusan sosiologinamun lebih dikarenakan karena mahasiswa tersebut memang memiliki
motivasi dan mengambil SBMPTN dan PBUD/PBM. Pekerjaan yang diharapkan para
mahasiswa IPA tersebut adalah berharap bisa diterima bekerja di instansi pemerintah menjadi
pegawai negeri sipil (PNS). Dari factor lingkungan belajar para mahasiswa mengaku merasa
yakin karena Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik telah terakreditasi. Kendala yang dihadapi
mahasiswa tamatan IPA masuk jurusan Sosiologi FISIP Universitas Riau adalah belum memiliki
dasar atas ilmu sosiologi terutama di bidang pemerintahan karena saat SMA mereka mengambil
jurusan IPA, selain itu kendala perkuliahan adalah sulitnya beradaptasi dengan jam kuliah yang
kompleks.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Resensi saya yang kedua adalah, mengenai sebuah buku bimbingan bagi mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki judul Pedoman Akademik Program Strata Satu UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 / 2019. Buku ini memiliki kepentingan bagi para mahaiswa
akademik baru program strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2019/2020.
Penulisnya terdiri dari Tim Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2019. Bertempat di Instansi pendidikan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Bertujuan untuk menjadi buku pedoman atau penunjang pendidikan S1 bagi mahasiswa
baru tahun ajar 2019/2020. Memakai teori interkasi simbolik dalam institusi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yang berarti hubungan antara individu, kelompok dan lembaga dari
mahasiswa dan pihak yang berwenang yaitu dosen, rector, dll.

Memakai metodologi kualitatif dan kuantitatif yaitu merodologi gabungan yang berarti
tidak hanya melihat perspektif dari sudut pandang subyektif namun juga mengunakan data dan
hasil analisi.

Buku yang dibuat oleh TIM PENYUSUN PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM


STRATA SATU UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN AKADEMIK
2018/2019 ini dibuat berdasrkan kerjasama tim dan hasil musyawarah yang dibentuk menurut
standar kompetensi yang dirancang berdasarkan efektivitas pelaksanaan perkuliahan dan
kegiatan akademik perlu menyusun buku pedoman akademik Tahun Akademik 2018/2019
sebagai acuan dan legalitas pelaksanaan kegiatan akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan
buku pedoman akademik Tahun Akademik 2018/2019 dengan Keputusan Rektor.

Buku dalam bentuk jurnal (e-book) dan media cetak ini mengandung isi yang terkait
mengenai isi yang terkait dengan sarana dan prasarana dalam UIN Syarif Hidayartullah Jakarta,
peraturan yang berlaku, kurikulum vitar yang berlaku hingga hymne, lambing dan bendera tahun
akademik 2018/2019. Tercantum juga isi mengenai kegiatan yang akan diberikan kepada
mahasiswa/I baik berupa pelajaran, pengalaman kkn dan agenda pembelajaran tahun akademik
2018/2019. Materi ajar dan program penunjang serta baiay dan acara perkuliahan dicantumkan
agar menjadi petunjuk program pendidikan mahasiswa/i S1 tahun ajaran2019/2020.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Skripsi yang berjudul “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orangtua dengan Prestasi
Mahaswiswa FISIP UIN Syatif Hidayatullah Jakarta”. Penulisnya bernama Rosihan Anwar
Lubis. Memiliki darah keturunan batak dan miang. UIN Syatif Hidayatullah Jakarta sebagai
tempat studi kasus. Kasus ini menggunakan metodologi kuantitatif sebagai analisis teorinya.

Teorinya dengan tokoh Arikunto (1998 : 67) yaitu, Hipotesis adalah “Suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.” Sedangkan menuruy Margono (2004 : 97) “Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi
tingkat kebenarannya.” Dari uraian kedua tokoh penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang bersifat
sementara masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi
tingkat kebenarannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hubungan status sosial ekonomi orangtua terhadap prestasi belajar mahasiswa/I FISIP
UIN Syarif HidayatullaH Jakarta dengan melakukan uji analisismenggunakan Spearman dapat
disimpulkan bahwa variable independen status pendidikan, pendapatan, kondisi tempat tinggal
dan kepemilikan kekayaan dengan variable dependen prestasi belajar mahasiswa memiliki sig <
0.05, yang artinya cukup signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima terdapat hubungan
antara status sosial ekonomi masyarakat dengan prestasi mahasiswa.

Jadi prestasi belajar adalah hasil dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar
mangajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar berbeentuk nilai (angka) dari
guru ataupun dosen kepada peserta didiknya biak siswa maupun mahasiswa, sebagai indikasi
sejauh mana mereka telah menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, biasanya hasil
prestasi belajar ini dinyatakan dalam angka, huruf atau kalimat dan berada dalam sebuah periode
tertentu.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Laporan berjudul “Faktor-Faktor Pendorong Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu
Perpustakaan Di Uin Sumatera Utara Medan“. Penulisnya tak lain adalah Dr. Usiono, MA.dan
Dra. Retno Sayekti, MLIS. UIN Sumatera Utara, Medan, sebagai tempat penelitian diadakan.

Teori Motivasi dan Relevan digunakan sebagai teori landasan dalam penelitian.
Kuantitatif sebagai metode penelitian sosial yang digunakan.

Mahasiswa keperpustakaan UINSU Medan banyak yang malu dengan pilihan jurusan
yang mereka pilih. Dengan bukti data sebanyak 49,2% atau sebanyak 91 responden berasal dari
SMA/SMU. Banyak factor kendala yang dialami dalam mempelajari ilmu keperpeustakaan salah
satunya adalah kurangnya bergengsi nya jurusan tersebut di mata khalayak umum dan lowongan
pekerjaan, sulitnya mempelajari ilmu dikarenakan minimnya fasilitas seperti sarana dan
prasarana, dll.

Harapan yang tinggi diemban diperuntukkan bagi dan dari serta oleh Mahasiswa/i
UINSU agar mereka tidak menjadi jurusan yang diremehkan serta dianggap sebelah mata oleh
khalayak umum. Sehingga mereka mendapatkan fasilitas yang layak, perhatian yang cukup dan
pekerjaan yang layak pula sehingga bonafide mereka dan umum dapat menginspirasi dan
mempengaruhi lulusan baik sebelumnya maupun sekarang dan sesudahnya.

Hubunagannya dengan teori motivasi dan relevan adalah hubunagan antara motivasi dan
relevansi yang dipakai dalam memilih jurusan keperpustakaan.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Kesimpulan

Dari semua data scholar (pendidikan dalam kasus saya perkuliahan) yang saya sertakan
saya menemukan sebuah pemikiran serta penemuan baru yang mengejutkan bahwa, seperti
kebanyakan hasil penelitian dari disertasi/tesis, skripsi, buku dan laporan penelitian yang saya
teliti di atas.

Rata-rata motivasi seperti yang saya kerjakan dalam semprop saya ini, menunjukkan
bahwa sejumlah latar belakang, hasil pembelajaran, fasilitas (sarana dan prasarana) serta teori-
teori baik motivasi, interaksionisme simbolik, dll. Adalah kunci utama mengapa seseorang
memilih sesuatu dalam hidup mereka sebagai jalan hidup yang mereka pilih untuk
diperjuangkan, meski hasilnya tidak memadai sebesar jika mereka memilih lainnya seperti dalam
hal ini saya memilih semprop dengan judul Motivasi Mahasiswa/I Memilih jurusan Sosiologi
UIN Jakarta karena hal-hal sntimentil yang terkait dengan hidup mereka untuk mereka cari tahu
arti hidup dan membuktikan sesuatu yang berharga bahwa setiap individu lahir berharga dan
layak untuk menemukan arti hidup.

Selain itu juga dair keemapat hasil penelitian di atas, saya harap dapat membaw dampak
yang besar bagi setiap individu baik mahasiswa/I, dosen, alumni, masyarakat umum, dll.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Kajian Teoi
Teori Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
pilihan final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.[2]
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli:

 Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
 Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
 Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang
digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

Tipe-tipe pengambilan keputusan


Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making): adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi menjadi 3 tipe:
1. Keputusan Terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin,
sehingga dapat diprogram.Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen
tingkat bawah.
Contoh kasus: Manajer produksi dari PT. Langit selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal
bulan,yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2.Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian
dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur.Keputusan tipe
ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang
terperinci.
Contoh kasus: Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada
devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta
mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli
agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan
keputusan untuk menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat.
3.Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan
tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.Pengalaman manajer merupakan
hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Contoh kasus: Pak
Budi adalah seorang Presiden Direktur PT. Sejahtera. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan
dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil
berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga
saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga
saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.
Tingkat-tingkat keputusan

Setiap keputusan mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda. Keputusan biasanya memiliki
empat tingkatan yaitu keputusan otomatis,keputusan yang bedasarkan informasi yang
diharapakan,keputusan yang bedasarkan pertimbangan,serta keputusan bedasarkan
ketidakpastian ganda. Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan
sangat sederhana. Contohnya seorang pengemudi mobil memperoleh informasi di
perempatan jalan berupa lampu merah, secara langsung seorang pengemudi tersebut membuat
keputusan otomatis untuk berhenti. Keputusan besarkan informasi yang diharapkan merupakan
tingkatan keputusan yang telah mempunyai informasi yang sedikit kompleks, artinya informasi
yang ada telah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Akan tetapi keputusan belum
dibuat karena informasi perlu dipelajari terlebih dahulu. Keputusan bedasarkan berbagai
pertimbangan merupakan tingkat keputusan yang lebih banyak
membutuhkan informasi dan informasi tersebut dikumpulkan serta dianalisis untuk
dipertimbangkan agar menghasilkan keputusan. Contohnya seseorang yang akan
membeli arloji akan membandingkan antara beberapa merek. Ia membandingkan
harganya,kualitasnya serta modelnya dan untuk mengambil keputusan mungkin ia akan
memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari sebelum menjatuhkan keputusan.
Keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda, merupakan tingkat keputusan yang
paling kompleks. Jumlah informasi yang diperlukan semakin banyak selain itu,
dalam informasi yang sudah ada terdapat ketidakpastian. Keputusan semacam ini lebih banyak
mengandung risiko dan terdapat keraguan dalam pengambilan keputusannya.
Karakteristik Keputusan

Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan di mana pembuat keputusan harus memberikan
penilaian, evaluasi, dan wawasan untuk menyelesaikan masalah. Masing-masing keputusan ini
baru, penting, dan tidak rutin, dan tidak ada prosedur yang dipahami dengan baik atau disepakati
untuk membuatnya.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
 Pembuat keputusan harus memberikan penilaian untuk menyelesaikan masalah
 Novel, penting, non-rutin
 Tidak ada prosedur yang dipahami dengan baik atau disepakati untuk membuatnya
Keputusan yang terstruktur bersifat berulang dan rutin, dan itu melibatkan prosedur yang pasti
untuk menanganinya sehingga mereka tidak harus diperlakukan setiap kali seolah-olah mereka
baru

 Berulang dan rutin


 Libatkan prosedur yang pasti untuk menanganinya sehingga tidak harus diperlakukan
sebagai yang baru
Banyak keputusan memiliki elemen dari kedua jenis dan merupakan keputusan semi terstruktur,
ketika hanya sebagian dari masalah yang memiliki jawaban yang jelas diberikan oleh prosedur
yang diterima.

 Hanya sebagian masalah yang memiliki jawaban jelas yang disediakan oleh prosedur yang
diterima
Jenis-jenis Keputusan

Keputusan biasanya terbagi menjadi dua jenis yaitu keputusan pribadi dan
keputusan bersama. Keputusan pribadi merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan
diri sendiri dan dilakukan secara perorangan. Keputusan bersama merupakan keputusan yang
diambil bedasarkan kesepakatan bersama dan untuk kepentingan bersama. Keputusan bersama
tidak boleh menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak lain.
Dan in beberapa jenis-jenis lainya.
A. Berdasarkan program dan regularitas:
1. Pengambilan Keputusan Terprogram atau Terstruktur
Yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya
telah ditentukan.
Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah terstruktur
melalui:
a. Prosedur: yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang
harus diikuti oleh pengambil keputusan
b. Aturan: yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan: yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat
keputusan
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
2. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur)
Pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan
khusus.
B. Berdasarkan Tingkat Kepentingannya
Pada umumnya suatu organisasi memiliki hierarki manajemen. Secara klasik
hierarki ini terdapat tiga tingkatan, yaitu:
1. Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang
bersifat strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan
yang diambil adalah keputusan strategis.
2. Manajemen menengah, yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan
yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi. Pada
manajemen menengah ini keputusan yang diambil adalah keputusan
administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya.
3. Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional
(kegiatan operasi harian). Keputusan yang diambil pada manajemen
operasional disebut keputusan operasional.
C. Berdasarkan Tipe Persoalan:
1. Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan rutin/operasional, seperti pembelian bahan baku, penentuan
jadwal produksi.
2. Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
permasalahan organisasional, seperti perombakan struktur organisasi,
perubahan departemen.
3. Keputusan eksternal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang waktu
yang relatif pendek, seperti mencari subkontrak untuk suatu permintaan
khusus.
4. Keputusan eksternal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
semua persoalan dengan linkungan dengan waktu yang relatif panjang,
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
seperti merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.
D. Berdasarkan Lingkungannya:
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal:
a. Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi /
jawaban/hasil. Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti.
b. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap,
sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan
yang dilakukan.
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal:
a. Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui
dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
b. Pada kondisi ini ada informasi/data yang akan mendukung dalam membuat
keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan
keputusan dimana:
a. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
b. Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi
lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan
tersebut.
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan
dimana:
a. Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan
dalam situasi persaingan.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitisn ini menggunakkan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian


ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis
dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Analisis statistic merupakan semua kenyataan yang berbentuk angka-angka tentang
kejadian khusus, dengan mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menggambarkan, menganalisa
atau menginterpretasikan data-data yang berupa angka-angka (Mansoer, 2009 : 1).

2. Subyek Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 2006 : 130). Populasi adalah
himpunan data yang mencirikan suatu fenomena yang akan diamati. Dalam penelitian ini
responden adalah seluruh mahasiswa/I tahun angkatan 2016-2019 yang akan diajadikan
responden dalam penelitan. Alasan dipilhnya responden adalah karena rentang waktu
mahasiswa/I yang masih aktif dan sesuai dengan materi penelitian. Sedangkan sampel dipilih
secara acak dan proporsional sesuai dengan teknik pengambilan sampel yaitu, simple random
sampling.

Teknik yang dipilih merupakan teknik simple random sampling karena sistem
pengambilan sampel yang dipilih secara acak dari kumpulan individu dalam daerah
populasi.Yang dipilih dalam setiap angkatan
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Tabel Likert.

No. Jenis Jawaban Bobot Nilai


1. Sangat Setuju 5
2. Seuju 4
3. Ragu-ragu 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1

Tabel Likert merupakan metode yang dipakai untuk menunjukkan hasil/bobot nilai dari
kuesioner yang dipakai dalam pengambilan jawaban ang diisi oleh para responden dalam
kuesioner.

Tabel 1.2 : Populasi dan sampel Mahasiswa/I Sosiologi FISIP UIN Jakartatahun ajaran 2016-
2019

No. Populasi (Tahun Angkatan) Jumlah Mahasiswa/i


1 2016 69
2 2017 63
3 2018 74
4 2019 62
Total 268

Populasi mahasiswa/I Sosiologi FISIP UIN Jakarta secara total semenjak tahun 2016-
2019 adalah 268 mahasiswa/i. Jadi peneliti ingin menggunakan tingkat error 5% dan tingkat
kepercayaan 95%. Maka peneliti menggunakan rumus Slovin (Bungin, 2008). Berikut adalah
rumus perhitungannya :

n = __N___ N = Jumlah Populasi


1+N(d2) n = Ukuran Sampel
d = Tingkat Presisi (Tingkat Error)

n = __268____ = 9,6 dibulatkan menjadi 1mahasiswa/i


1+268(5%)
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 2 minggu dan berlokasi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khusunya Prodi Sosiologi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Peneliti berusaha mencari motivasi dibalik alasan mengapa para pelajar khusunya
mahasiswa/ I masuk Sosiologi FISIP UIN Jakarta dan hubungan kausalitas antar variable yaitu
pekerjaan yang diraih.

4. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi dan pengamatan serta dengan
penyebaran kuesioner kepada beberapa responden di beberapa daerah lokasi kasus
penelitian.

b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari jurnal baik elektronik dan media cetak. Lainnya pun
buku-buku, Koran ilmiah, majalah, skripsi, tesis dan disertasi terdahulu, arsip, halaman
web, teori-teori oleh para ahli dan lain sebagainya.

5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah tipe penelitian explanatory yang menghubungkan
kausalitas antar variable (independent dan dependen) dan sebab-akibat sebagai hasil dan
hubungan antara yang diteliti.
Singarimbun dan Effendi (2006:4) menjelaskan explanatory research yaitu penelitian
yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesa yang dirumuskan atau sering kali disebut sebagai penelitian penjelas. Penelitian ini
memiliki tingkat yang tinggi karena tidak hanya mempunyai nilai mandiri maupun
membandingkan tetapi juga berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan juga mengontrol
suatu gejala dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (2012:14) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada sifat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu yang memiliki tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan dan digeneralisasikan.

6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah statistika dengan kuesioner sebagai
metode pengumpulan data primer dari para responden terpilih secara acak.
Dipilih 10 responden dari tiap angkatan 2016-2019 jurusan Sosiologi FISIP UIN Jakarta.
Data juga bisa didapatkan melalui wwancara secara langsung. Ataupun melalui observasi
maupun try out yaitu pe mencoba instrument instrumen penelitian pada objek penelitian semu,
untuk mengetahui kredibilitas instrument tersebut (Bungin, 2013 : 59).
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
7. Skala Pengukuran
Saya menggunakan skala kardial karena skala kardial menyatakan banwa utilitas (barang
dan jasa) dapat diukur secara langsung dengan angka-angka menggunakan konsep Total Utility
(TU) dan Marginal Utility (MU). Dan dikemukakan oleh teori Ekonomi Klasik Adam Smith.
Pada penelitian ini skala cardinal dilakukan recoding (pengkodean ulang) pada setiap pertanyaan
untuk menentukan tingkatan rendah, menengah dan tinggi setiap pertanyaan. Kemudian
selanjutnya dijumlah nilai tertinggi dan terendah untuk menentukan range atau jarak antara nilai.

8. Mengolah dan Memproses Data


Pengolahan dan pemrosesan data adalah kegiatan lajutan yang dilakukan setelah peneliti
mengumpulkan data. Kegiatan ini dilakukan untuk mengolah data mentah untuk menjadikan data
mentah agar diterapkan pada penelitian.
Proses ini terdiri dari editing, coding, tabulasi dan crosstabs. Peneliti pun menggunakan
analisi spearman menghitung hubungan korelasi antara data cardinal yang dipakai untuk
mengetahui sebaran distribusi data normal atau tidaknya dalam setiap table yang telah
dimasukkan.
Adiningtyas M. Pratiwi
11161110000036
Seminar Proposal Skripsi / 7A
Mohammad Hasan Ansori Ph D
Seminar Proposal Skripsi
Sosiologi 7A
Dibimbing Oleh :
Mohammad Hasan Ansori, Ph. D
Pengaruh Pemilihan Jurusan Mahasiswa FISIP Sosiologi UIN Jakarta terhadap
Karier yang Diraih

Dibuat Oleh :
Adiningtyas M. Pratiwi (11161110000036)

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019

Anda mungkin juga menyukai