Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KRITISI JURNAL

COMMUNICATION IN NURSING

Factors Affecting the Nurse-Patients’ Family Communication in Intensive Care


Unit of Kerman: a Qualitative Study

Oleh :

1. Sindy Olivia Roemahlaiselan (155070201111012)


2. A.A Istri Catur Dyah Ferinasmara (155070201111030)
3. Ni Wayan Manik Ardita Sari (155070201111032)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015/2016
DAFTAR ISI
1. Halaman Judul
2. Daftar Isi
3. Tujuan Kritisi Jurnal
4. Identitas Jurnal
5. Pembahasan
a) Identifikasi Masalah / Topik Penelitian dalam Jurnal
b) Metode dan Setting Penelitian
c) Analisis Hasil Penelitian dalam Jurnal
d) Kesimpulan Penelitian
e) Masukan Kritisi Jurnal
f) Aplikasi penelitian pada setting pelayanan kesehatan di Indonesia
6. Daftar Pustaka
Tujuan Kritisi Jurnal

1. Untuk memahami isi jurnal secara menyeluruh.


2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan jurnal.
3. Untuk mengetahui cara berkomunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien
4. Untuk melatih kemampuan berfikir kritis dan bisa memberikan kritik dan saran
terhadap jurnal
IDENTITAS JURNAL

Judul Jurnal : Factors Affecting the Nurse-Patients’ Family Communication


in Intensive Care Unit of Kerman: a Qualitative Study

Penulis : Laleh Loghmani, Fariba Borhani, Abbas Abbaszadeh


Tahun Publikasi : 27 Februari 2014
Volume :
Topik : COMMUNICATION IN NURSING
Pembahasan

a) Identifikasi Masalah / Topik Penelitian dalam Jurnal


Menurut Depkes RI (1998) dalam Mubarak (2006: 159) keluarga dalam unit
terkecil dan masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul yang tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan suatu
ketergantungan. Menurut Effendy (1998) dalam Mubarak (2006: 255) keluarga
adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mepertahankan kebudayaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang mempunyai hubungan sarat satu sama lain dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut Balswick dan Balswick (1990) dalam Rahmat (2007), komunikasi
yang terjadi dalam lingkungan keluarga merupakan jantung kehidupan, guna
menunjang interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga, di samping
mengeksplorasi emosi. Komunikasi keluarga pasien dengan perawat tergantung
pada perawat dan keluarga pasien. Kualitas pelayanan di ICU telah terbukti
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk: staff yang tidak memadai keperawatan,
terlalu banyak dokumentasi keperawatan, waktu tunggu terlalu lama, dan
kurangnya perawat khusus.
Ada tantangan dalam bukti komunikasi keluarga pasien dengan perawat dari
empat sumber. Ini adalah observasi pribadi, narasi dari klien dan keluarga, laporan
media, dan laporan kesehatan resmi. Ada kemarahan publik tentang perilaku
perawat selama komunikasi dengan keluarga pasien di ICU. Masalah komunikasi
keluarga pasien dengan perawat masih menjadi masalah di Kerman.
Mengidentifikasi faktor-faktor untuk memfasilitasi interaksi positif antara perawat
dan keluarga pasien serta interaksi positif akan berbuat banyak untuk
mempromosikan kesejahteraan mereka yang mencari perawatan kesehatan.
Para peneliti menunjukkan bahwa kita tidak tahu hubungan keluarga pasien
dengan perawat dengan baik dan penelitian sebelumnya tidak memberikan
pengetahuan yang diperlukan dalam hal ini. Karena tidak ada studi komprehensif
mengenai proses hubungan keluarga pasien dan perawat. Dan karena merupakan
hubungan interpersonal dan budaya, setiap masyarakat yang didasarkan pada dasar
budaya-sosial dapat memiliki gaya komunikatif yang berbeda. Peneliti berusaha
untuk melakukan studi kualitatif untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Tujuan
dari penelitian ini adalah menentukan fasilitator dan hambatan dari hubungan
antara perawat dan keluarga pasien di ICU di rumah sakit pendidikan dari Kerman
(Iran).

b) Metode dan Setting Penelitian


Penelitian dilakukan di unit perawatan intensif di rumah sakit Kerman. Rumah
sakit memiliki 6 ICU dengan kapasitas tempat tidur 60 dan jumlah total perawat
adalah 45. Yang berpartisipasi dalam penelitian ini ada 8 perawat dan 10 keluarga
pasien. Tujuan sampel digunakan untuk wawancara awal dan, sesuai dengan kode
dan data kategori yang muncul dikumpulkan.
Semua wawancara dilakukan oleh pewawancara yang sama. Wawancara direkam
oleh perekam suara digital, ditranskripsi secara harfiah, dan dianalisis secara
berurutan. Transkripsi wawancara berulang sampai tema bermakna muncul. Durasi
sesi wawancara berkisar antara 20 sampai 90 menit, dengan rata-rata satu jam, dan
wawancara dilanjutkan sampai saturasi data yang dicapai. Data dikumpulkan
melalui wawancara peserta.

c) Analisis Hasil Penelitian dalam Jurnal


Hasil penelitian dalam jurnal menyatakan bahwa partisipan yang digunakan
dalam penelitian adalah perawat yang bekerja minimal 4 tahun dirumah sakit dan
bersedia memberikan informasi mengenai pengalamannya serta memiliki
kesempatan yang banyak berpartisipasi dalam komunikasi antar perawat- keluarga
pasien. Selain itu semua partisipan harus terdaftar penuh dari 2 rumah sakit di
Kerman, Iran. Perawat terdiri dari 1 orang pria dan 7 orang wanita, yang berusia
rata-rata 24-45 tahun dan bekerja di ICU selama 4-20 tahun. Sementara keluarga
pasien terdiri dari orang tua pasien, anak, suami/istri, dan berusia rata-rata dari 20-
55 tahun. Terdapat beberapa faktor yang memudahkan dan kendala dalam
komunikasi antar perawat-keluarga pasien. Faktor yang mempermudah dalam
komunikasi perawat dan keluarga pasien.

Faktor Kategori Subkategori

Memudahkan Perhatian Spiritual 1. Memberikan harapan


2. Percaya dengan Tuhan
3. Memilih pada tindakan keagamaan

Dukungan 1. Dukungan Mental


Emosional 2. Empati
3. Memahami sesama
4. Kenyamanan
5. Kepercayaan

Partisipasi 1. Partisipasi dalam pengambilan


keputusan
2. Pemeriksaan fisik

Pemberitahuan 1. Mengidentifikasi kebutuhan


informasi keluarga pasien.
2. Menjawab kebutuhan keluarga
pasien
3. Mengajarkan keluarga pasien

Konsultasi 1. Mengkonsultasikan pemilihan


terapi
2. Memilih tipe terbaik dalam
perawatan
Kendala Kesalahpahaman 1. Perbedaan kepercayaan dalam
tentang perlakuan kesehatan antara perawat-keluarga
yang dibutuhkan pasien
2. Pemikiran tentang perlakuan tidak
wajar
3. Konflik dengan anggota keluarga
pasien
4. Miskomunikasi
5. Paksaan
6. Ketergantungan mendesak
7. Masalah individu

Masalah pekerjaan 1. Masalah keperawatan professional


2. Masalah perawat
3. Menolak kode etik profesi
4. Lingkungan kerja

Kesulitan dengan 1. Syarat dan proses pembayaran


pasien 2. Masalah pasien

Dalam penelitian ini terdapat fasilitator komunikasi antara perawat dan


keluarga pasien di ICU yang termasuk perawatan spiritual, dukungan emosional,
partisipasi, pemberitahuan dan konsultasi serta hambatan komunikasi yaitu
kesalahpahaman tentang kebutuhan perawatan, masalah pekerjaan dan kesulitan
dengan pasien. Pertimbangan spiritual dan rasa empati dalam memenuhi kebutuhan
keluarga pasien merupakan fasilitator utama yang yang mendukung komunikasi postif
antara perawat-keluarga pasien. ICU adalah merupakan unit perawatan khusus yang
membutuhkan keahlian dalam penyatuan informasi, membuat keputusan dan dalam
membuat prioritas, karena saat penyakit menyerang sistem tubuh, sistem yang lain
terlibat dalam upaya mengatasi adanya ketidakseimbangan (Hudak & Gallo, 1997).
ICU merupakan departemen dari rumah sakit dengan keluarga pasien dihadapkan
dengan kematian. Komunikasi perawat-keluarga pasien sangat diperlukan untuk
membantu serta membimbing mereka dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk
pasien.

Berdasarkan hasil penelitian, dikatakan bahwa tanggung jawab utama dari


perawat dan keluarga pasien memiliki daya rendah dalam komunikasi ini.
Pertimbangan spiritual adalah salah satu isu yang paling penting yang ditekanan kepada
keluarga pasien oleh perawat untuk pendekatan terhadap keluarga pasien serta
mengurangi kecemasan. Selain itu hal positif yng dipertimbangkan oleh tim perawat
ICU adalah empati terhadap hal yang dirasakan pasien. Karena kurangnya informasi
yang memadai tentang penyakit dan belum terbiasa dengan kondisi lingkungan dalam
kondisi stress, keluarga pasien membutuhkan empati dari perawat. Salah satu peran
perawat adalah dapat menyampaikan informasi yang tepat terhadap keluarga pasien
sehingga meningkatkan pengetahuan keluarga pasien.

Kebanyakan perawat menyatakan bahwa komunikasi yang efektif terjadi ketika


mereka mendengarkan dengan baik, empati dan menggunakan perilaku nonverbal yang
tepat yaitu keramahan dan persahabatan dalam hubungan perawat-keluarga pasien.
Perawat diidentifikasi dengan tersenyum, bercanda, berbicara dengan nada hangat
suara dan menunjukkan minat pada pasien mereka sehingga terjadi komunikasi yang
baik antar perawat-keluarga pasien.

Namun komunikaasi perawat-keluarga pasien juga mempengaruhi


perkembangan interaksi negatif dalam penelitian ini. Ketidak patuhan jam berkunjung
oleh anggota keluarga dan perselisihan terhadap pilihan pengobatan menjadi sumber
dari banyak konflik.

d) Kesimpulan Penelitian

ICU adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf dan peralatan khusus
untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa. Disini keluarga pasien
dihadapkan pada keadaan yang tidak terduga seperti kematian. Kondisi pasien yang
mungkin hari ini membaik, namun tidak tahu apa yang terjadi pada hari lain.
Menurut Campbell (2000) cit Friedman( 2010), keluarga beperngaruh besar pada
kesehatan fisik anggota keluarganya. Selain itu keluarga cenderung terlibat dalam
pengambilan keputusan dan proses terapi pada setiap tahapan sehat dan sakit anggota
keluarga.
Karena pasien tidak dapat terlalu sering ditunggu pada ruang ICU oleh keluarga
pasien, peran perawat sangat penting dalam memberikan informasi terhadap
perkembangan pasien. perawat harus menjali komunikasi yang rutin dan konsisten
dengan keluarga pasien. Perawat harus dapat memberikan informasi dengan tepat dan
memilih fasilitator yang dapat memudahkan komunikasi dengan keluarga pasien
sehingga meminimalisir adanya hambatan dalam komunikasi.

e) Masukan Kritisi Jurnal


 Kelebihan Isi Jurnal :

- Dalam penelitian ini, isu atau topik yang diangkat oleh peneliti merupakan topic
yang memang menjadi sorotan oleh banyak kalangan baik itu perawat bahkan
pasien beserta keluarganya. Karena komunikasi memang merupakan hal yang
sangat penting namun sering disepelekan.
- Dalam isi jurnal, untuk pemecahan masalah yang diangkat oleh peneliti,
peneliti juga memberikan solusi untuk masalah/topic yang diangkat dalam jurnal
ini. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik antara perawat dengan keluarga pasien di unit perawatan
intensif di Kerman yang tujuannya adalah untuk menentukan fasilitator dan
hambatan komunikasi antara perawat dan keluarga pasien. Fasilitator komunikasi
antara perawat dan keluarga pasien di ICU yang termasuk perawatan spiritual,
dukungan emosional, partisipasi, pemberitahuan dan konsultasi dan hambatan
komunikasi yang kesalahpahaman tentang kebutuhan perawatan, masalah
pekerjaan dan kesulitan dengan pasien. Dan faktor yang sangat mempengaruhi
adalah perawatan spiritual dan dukungan emosional yang mendukung hubungan
interaksi perawat dengan keluarga pasien

 Kekurangan isi jurnal:

- Dalam metode yang dilakukan, dilontarkan dalam jurnal ada sesi wawancara
pada partisipan. Tetapi, untuk mekanisme wawancara dan bagaimana hasil dari
wawancara tersebut tidak dicantumkan sama sekali.
- Dalam penelitian, peneliti menggunakan metodelogi penelitian dengan cara
wawancara. Namun, untuk kejelasan dari wawancara tersebut tidak dijelaskan
dengan rinci.

f) Aplikasi penelitian pada setting pelayanan kesehatan di Indonesia


Faktor yang paling penting yang digunakan untuk menetapkan hubungan
terapeutik antara perawat dan keluarga pasien adalah komunikasi terapeutik yang
merupakan proses interaktif antara pasien (keluarga pasien) dan perawat yang
membantu pasien dalam mengatasi stress sementara untuk hidup harmonis dengan
orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah, dan mengatasi
hambatan psikologis yang menghalangi (selalu terdapat tujuan atau arah yang
spesifik oleh karena itu, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terencana).
Dalam sebuah penelitian mengenai komunikasi terapeutik antara perawat
dengan keluarga pasien mengaku di ICU menunjukkan bahwa ada tingkat kematian
yang tinggi di Indonesia, dimana kondisi pasien tidak diprediksi dan perawat
diwajibkan untuk memberikan informasi yang tepat untuk keluarga pasien yang
dihadapkan dengan kematian untuk membantu mereka untuk mengambil keputusan
yang terbaik untuk pasien mereka. Ketika keluarga tidak dapat mengambil
keputusan yang baik bagi pasien mereka atau karena kurangnya informasi tentang
orang-orang yang terampil atau pusat melakukan pelayanan yang terbaik bagi
pasien mereka, perawat dapat membimbing mereka untuk membantu pasien dan
keluarganya. Perawat juga dituntut untuk mengetahui fasilitator dan hambatan
komunikasi antara perawat dan keluarga pasien. Fasilitator komunikasi antara
perawat dan keluarga pasien di ICU yang termasuk perawatan spiritual, dukungan
emosional, partisipasi, pemberitahuan dan konsultasi dan hambatan komunikasi
yang kesalahpahaman tentang kebutuhan perawatan, masalah pekerjaan dan
kesulitan dengan pasien. Dalam studi ini, perawatan spiritual, dukungan emosional
untuk memenuhi kebutuhan keluarga pasien itu sangat penting.
Kedepannya di harapkan perawat di Indonesia harus menempatkan diri di posisi
pasien yang akan memungkinkan mereka untuk berlatih dan membuat kualitas
layanan yang baik kepada pasien dan keluarga pasien serta dapat lebih lagi
mengembangkan informasi, ilmu dan cara berkomunikasi dengan keluarga pasien
yang berada di ruang ICU sehingga dapat menciptakan tenaga medis yang
professional yang tentunya dapat lebih maksimal dalam pelayanan klien yang lebih
baik, seperti di negara-negara maju mengingat pentingnya hubungan profesional
(komunikasi) dalam perawatan utama dan peran vitalnya.
Daftar Pustaka

Hannan.2012. http://dokumen.tips/documents/komunikasi-dalam-keluarga-
55a7504421ec8.html. Di Unduh tanggal 09 Mei 2016
Tauruz, Rudhy.2016. https://www.scribd.com/doc/118996872/Penatalaksanaan-
Pasien-Di-Icu. Di Unduh tanggal 10 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai