Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM INFORMASI DALAM KEPERAWATAN

Oleh

EKA MELINDA (P201902039)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI

TAHUN AJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................................


B. Rumusan masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................

A. system yang berhubungan dengan aplikasi keperawatan .......................................................


B. standar bahasa keperawatan dalam sistem informasi keperawatan .......................................
C. desain sistem infomasi keperawatan ......................................................................................
D. Integrasi sistem informasi keperawatan dengan sistem lain .................................................
E. Trik dan tips implementasi sistem informasi keperawatan ....................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang berjudul
system informasi dalam keperawatan ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semogga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu kami memahami bahwa makalh ini masih jauh dari kata sempurna , sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi

Kendari 07,November 2019

EKA MELINDA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, perawat dituntut untuk meningkatkan kinerja
dan daya saing sebagai tenaga kerja dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Perawat harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi
serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi tenaga kerja yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan
Sistem terintegrasi merupakan sistem informasi yang melibatkan berbagai unit
fungsional di dalam perusahaan maupun hubungan perusahaan dengan pihak luar seperti
pelanggan dan pemasok. Namun masih banyak yang belum tau tentang bagaimana sistem
intergasi itu berjalan dan dan pembuatan sistem terintegrasitersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan melalaui tranformasi teknologi sudah dapat
dirasakan manfaatnya khususnya dalam bidang kesehatan. Mahalnya biaya kesehatan
mendorong pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui telemonitoring.
Keberhasilan penerapan teknologi informasi ditentukan oleh perngkat keras dan perngkat
lunak, namun yang terpenting adalah persiapan pengguna teknologi tersebut.
Saat ini, Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi kebutuhan
dasar bagi setiap perusahaan termasuk industri kesehatan. Teknologi informasi telah
menjadi alat bantu utama dalam memenuhi ekspektasi kepuasan pelanggan dan pemberi
pelayanan keeehatan. Makin banyaknya jumlah pasien, tugas-tugas administrasi dan
ketergantunan pasien terhadap pemberi jasa pelayanan menimbulkan frustasi bagi
pemberi pelayanan kesehatan sementara disisi lain pasien merasa tida puas dengan
pelayanan yang singkat dan interaksi mereka dengan pemberi pelayanan kesehatan.
Melalui integrasi TIK telah membuka peluang untuk memenuhi kebutuhan dalam
pelayanan kesehatan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya untuk kesehatan mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Perawatan pasien di rumah (Home care) dapat memperpendek masa
tinggal di rumah sakit, menurunkan re-hospitalization dan menurunkan angka kesakitan
dan kematian di rumah sakit. Integrasi system informasi pada pasien home care dapat
mentransformasi pasien post-acute care untuk dirawat dirumah melalui telemedicine dan
remote patient monitoring (RPM). Faktor penerntu penerimaan dan integrasi sistem
informasi telemonitoring pada pasien home health care adalah adanya pelibatan para
pengguna, dukungan pihak manajemen, kompleksitas dan resiko. Selain itu bagi klien
adalah adanya persepsi kemudahan penggunaan sehingga menjadi sikap untuk
penggunaan yang sesungguhnya.
B. Rumusan masalah
1 Apa aplikasi system teknologi informasi dalam sistem informasi keperawatan ?
2 Apa standar bahasa keperawatan dalam sistem informasi keperawatan ?
3 Bagaimana melakukan desain sistem infomasi keperawatan ?
4 Bagaimana Integrasi sistem informasi keperawatan dengan sistem lain ?
5 Trik dan tips implementasi sistem informasi keperawatan ?
C. Tujuan
1 Mahasiswa mampu mengetahui system yang berhubungan dengan aplikasi
keperawatan
2 Mahasiswa mampu mengetahui standar bahasa keperawatan dalam sistem informasi
keperawatan
3 Mahasiswa mampu mengetahui desain sistem infomasi keperawatan
4 Mahasiswa mampu mengetahui Integrasi sistem informasi keperawatan dengan
sistem lain
5 Mahasiswa mampu mengetahui tips dan trik dalam membuat aplikasi systeinformasi
keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian system integrasi
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan
keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan
di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian keperawatan
terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi
Asuhan Keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian
keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan
pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi
pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat
dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail,
cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya
memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem
informasi nasional. (Sanjoyo). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada
akhir dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer
untuk mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam di instansi
rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskansemua pihak.
Program yang dikembangkan dalam penyusunan system dokumentasi keperawatan berbasis
computer adalah sebagai berikut :
a. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada
Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis
Association, standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification
dan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification
(NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.
b. Daftar NIC terbanyak
Daftar NIC terbanyak adalah rekapan tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada
masing-masing diagnosa keperawatan yang ada di masiangmasing unit ataupun tingkat
RS.
c. Daftar Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ideal adalah berdasarkanevidence based
nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan
yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari
omputere yang tersedia. Dengan terdapatnya data ini nantinya evidence base nursing
dapat ditampilkan sehingga Standart Asuhan Keperawatan akan direvisi lagi sesuai
dengan hasil kajian dan kenyataan yang ada di pelayanan keperaaatan berdasarkan pada
rekapitulasi SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat
d. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang
terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
SOP tindakan keperawatan yang baru direvisi berjumlah 110 jenis SOP yang terbagi
dalam 11 kategori, dimana ketika tindakan ini dilakukan akan link dengan pemakaian
bahan dan alat kesehatan yang ada sehingga floor stok barang / alat medis dan
keperawatan akan berkurang secara otomatis.
e. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program omputer, dengan
memperhatikan pembagian SDM keperawatan dari jenjang klinik keperawatan / Perawat
Klinik 1,2,3 serta perencanaan cuti yang telah disusun sebelumnya, sehingga penanggung
jawab ruang tinggal melakukan print.
f. Penghitungan angka kredit perawat.
Penghitungan angka kredit sebagai dasar kenaikan golongan yang selama ini dikerjakan
oleh tenaga keperawatan akan lebih mudah difasilitisi dengan SIM keperawatan ini,
dimana tinggal melihat rekap kegiatan yang telah dilakukan selama ini di ruang
perawatan. Rekapan kegiatan aktifitas perawat sehari-hari yang merupakan dasar
penghitungan kredit point ini secara otomatis akan dapat diakses secara harian, mingguan
atau bulanan.
g. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Rekapitulasi daftar diagnose terbanyak ini dapat diakses berdasarkan masingmasing
ruangan, dan juga dapat diakses dari seuruh ruangan. Hal Ini dapat dilakukan ketika
daftar diagnose yang telah dilakukan dimasing-masing ruangan
B. Standar bahasa keperawatan dalam system informasi keperawatan
Promoting Standardized Nursing Language Using an Electronic Medical Record System
(Doyle, 2006) dikatakan bahwa penggunaan kertas dalam sistem rekam medis menjadi usang
dengan munculnya sistem catatan medis elektronik (EMR). Dengan EMR, data pasien dapat
diakses langsung, pasien dapat dilacak dengan mudah dan memberikan perlindungan yang
dapat membantu mencegah kesalahan medis.
Dengan mengintegrasikan bahasa keperawatan yang universal, seperti data set perawatan
perioperatif, ke dalam sistem EMR, perawat mempunyai dokumen perawatan yang mereka
berikan kepada pasien. Hal ini memungkinkan perawat untuk menunjukkan nilai peran
mereka dalam keperawatan di ruang operasi, mempromosikan, dan menjelaskan bagaimana
tindakan mereka membantu memenuhi tujuan nasional keselamatan pasien.Transisi ke sistem
EMR telah dilakukan di rumah sakit Jackson, Miami, termasuk integrasi penggunaan standar
bahasa keperawatan ke dalam sistem EMR.
C. Desain system informasi keperawatan
Star Integration, atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration, adalah proses
mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan satu sub sistem ke semua sub-sub
sistem lainnya. Sebuah fungsi bisnis yang diimplementasikan dalam sebuah sub sistem akan
di-broadcast ke semua sub-sub sistem lain yang dependen terhadap fungsi bisnis tersebut
supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Untuk integrasi sistem dengan ruang
lingkup kecil atau menengah dan dengan pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik,
metode integrasi ini layak untuk dipertimbangkan. Namun jika fungsi bisnis banyak terlibat
di beberapa sub sistem secara dependen, pada akhir proses integrasi sistem akan terlihat
sedikit “kekacauan” dalam diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak
seperti spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa yang akan datang
akan memerlukan effort yang sangat berat untuk mempelajari skema integrasi sistem
berikut dependency-nya.
D. Integrasi sistem informasi keperawatan dengan sistem lain
Kegunaan teknologi informasi saat ini telah mencakup hampir di semua bidang ilmu,
tidak terkecuali di bidang ilmu keperawatan. Saat ini perkembangan bidang teknologi sangat
berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia
IT berimbas juga pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu
aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia
kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan
efisiensi serta efektivitas dalam pelaksanaannya. Diharapkan dengan berkembangnya
teknologi di bidang kesehatan terutama keperawatan, serta semakin majunya teknologi
informasi dan komunikasi (ICT), maka diharapkan pelayanan yang diberikan akan semakin
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu
teknologi informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam memberikan pelayanan keperawatan,
salah satunya adalah Personal Digital Assistant (PDA). Alat ini sangat membantu perawat
dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien
karena dapatmeningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian, mencegah medication
error serta memudahkan komunikasi antar perawat saat merawat pasien.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagaisektor
dalam kehidupan manusia, termasuk pada sektor kesehatan. Sistem informasi membantu
perawat mengerjakan berbagai tugas kaitannya dengan pengambilan keputusan dengan DSS
(Decision Support System). DSS membantu membuat hubungan antara informasi yang
didapatkan dari pasien ke literature pilihan tindakan berdasarkan integrasi sistem. Sistem
informasi juga dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien, serta dapat mencegah
kesalahan dengan melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan mencegah fungsi yang
tidak tepat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia
belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di dalam memberikan
pelayanan keperawatan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah perangkat prosedur yang terorganisasi
apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan informasi kepada manajemen tentang
masukan, proses, dan keluaran dari suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengendalian. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi
yang menyediakan informasi untuk menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi
pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat
keras dan lunak komputer, dan prosedur-prosedur manual;model-model untuk analisis,
perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan; dan suatu “database” (Gordon
B.Davis dan Margareth H.Olson, 1984).
Teknologi informasi pertama kali diterapkan di rumah sakit El Camino, California pada
akhir tahun 1960-an. Di masa itu, komputer digunakan untuk mengolah seluruh data klien
yang diperoleh selama klien dirawat di rumah sakit. Tahun 1970-an banyak institusi
kesehatan yang mengembangkan Sistem Informasi Manajemennya (SIM) dengan
menggunakan komputer. Pada tahun 1980an dibuat software khusus keperawatan untuk
mempermudah pendokumentasian, dimana dikenal dengan istilah Computerbased Patient
Record System (CPRS). Di tahun tersebut, microcomputer atau Personal Computer (PC) juga
diciptakan. Hal tersebut menjadikan penggunaan komputer lebih mudah digunakan oleh
perawat maupun praktisi kesehatan lainnya. (Saba&McCormick, 1996 disitasi dari
Craven&Hirnle, 2000)
Teknologi informatika keperawatan sudah saatnya diterapkan di pelayanan kesehatan
Indonesia. Selama ini penerapannya terhambat karena keterbatasan dana, ketidaksiapan
sumber daya manusia yang menggunakannya, serta terjebak dalam kegiatan rutin sehingga
malas untuk berubah. Sistem pelayanan di ruang rawat memiliki karakteristik khusus
sehingga dalam program software sistem informasi keperawatan harus ada penambahan yang
menyentuh prinsip keperawatan. Penerapan teknologi informatika di pelayanan keperawatan
akan menghemat tenaga, biaya, dan waktu. Akan tetapi di Indonesia, sejak 2000-an,
sebenarnya pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung asuhan keperawatan sudah
mulai diwacanakan. Pada tahun 2002, RS Charitas Palembang mulai membuat model
dokumentasi asuhan keperawatannya dengan menggunakan komputer. Pada tahun 2004,
rumah sakit Fatmawati juga membuat model yang hampir sama dengan RS Charitas
Palembang. Sebuah terobosan yangluar biasa tentunya ditengah ketidakpercayaan hampir
sebagian besar manajemen rumah sakit bahwa teknologi informasi mampu menunjang
pelayanan keperawatan agar lebih baik dan berkualitas.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih
sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan
faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi
informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan
perawat, dan belum terintegrasinya sistem informasi manajemen berbasis IT dalam praktek
keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi
perawat bekerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi
sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula
memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program
tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi
administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu
lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam,
hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6
lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan
keperawatan).
E. Trik dan tips implementasi system informasi keperawatan
Tips dan Trik dalam Membuat Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan Persiapan
Infrastruktur Langkah yang dilakukan meliputi Checking Network Operational Center / Data
Server. Network Operational Center/Data center sebagai pusat data dan aplikasi SIM RS
yang sudah ada. Checking server Network Operational Center/Data center hanya untuk
memastikan bahwa computer server dikonfigurasi sesuai dengan peruntukannya, sebagai
server aplikasi, server basisdata, server backup dan sebagainya. Checking sistem jaringan
LAN. Konfigurasi sistem perkabelan jaringan yang ada, perlu diperhatikan sebagai
perhitungan kebutuhan aplikasi di lapangan. Pengembangan atau pembangunan jaringan
baru dapat dilakukan sesuai kebutuhan system. LAN dapat menggunakan kabel (Wired
LAN) atau tanpa kabel (Wireless LAN).
Segmentasi terhadap kelompok komputer disetiap unit kerja akan memproteksinetwork
operational center/data server dari akses pengguna ilegal yang tidak bertanggung jawab.
Setiap komputer yang ada disetup dengan konfigurasi IP yang telah ditetapkan sesuai dengan
segmentasinya. Implementasi Sistem Langkah yang dilakukan meliputi Pemasangan system
basis data pada komputer server. Agar dapat terintegrasi dengan system sebelumnya (billing
system) maka diperlukan komunikasi intensif dengan programmer sebelumnya. Pemasangan
sistem aplikasi Sistem Informasi Keperawatan. Setup komputer client / workstation. Training
Langkah yang dilakukan meliputi : Analisa kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang
dimiliki setiap unit kerja. Persiapan pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan kompetesi
dan kemampuan sumber daya manusia calon pengguna SIKep. Pelaksanakan pelatihan secara
bertahap sesuai dengan rencana pelaksanaan dan implementasi SIKep yang direncanakan.
Pendampingan dan Pemeliharaan Sistem Selama SIKep dijalankan, perlu ada nya teknisi
yang akan memelihara infrastruktur. Network operational center/data center, sistem jaringan
(LAN dan WLAN), sistem komputer client/workstation perlu dipelihara setiap waktu.
Kegiatan lainnya adalah monitoring terhadap pengguna yang mengakses jaringan, monitoring
pengguna yang mengakses network operational center/data center, melakukan pemeriksaan
terhadap virus dan lain-lain. Pendampingan sistem aplikasi dilakukan selama operator masih
belum lancar dalam menggunakan sistem aplikasi. Kesalahan dalam memasukkan data perlu
dikoreksi dan diubah sesuai data yang benar. Kebutuhan format laporan dan kebutuhan
penyesuaian data perlu terus dijaga. Perkembangan organisasi dan perubahan data serta
perubahan kebijakan dapat menimbulkan perubahan proses kerja (bussines process).
Perubahan tersebut tetap dapat diikuti dan diimplementasikan ke dalam system Verifikasi
dan Pemeliharaan Data Pemeriksaan data dilakukan secara periodik. Semua data yang telah
dimasukkan perlu diperiksa. Data yang masuk ke dalam sistem aplikasi adalah data yang
valid dan relevan. Data yang tidak valid perlu dilakukan koreksi dan koreksi dilakukan secara
periodik. Setiap periode tertentu data yang ada perlu dipelihara. Pemeliharaan data dapat
dilakukan dengan mem-backup data tersebut ke suatu media tertentu dan disimpan di tempat
tertentu. Backup data perlu dilakukan untuk menyelamatkan data maupun untuk mengarsip
data.
DAFTAR PUSTAKA

Endang.Pengertian Dokumentasi Keperawatan. http://www.scribd.com diakses tanggal 13


Desember 2011

Agustine, Uly.SistemInformasiManajemen. www.fik.ui.ac.id/diaksestanggal 13 Desember 2011

Khanifatuzzahro, Kurniadi (2016)

Oberty (2014)

Anda mungkin juga menyukai