e-mail : the.grils24@gmail.com
ABSTRAK
Toilet training adalah teknik dalam mengajarkan anak supaya bisa mengontrol buang air kecil dan
buang air besar dengan tepat. Orang tua yang ingin mengarjakan anaknya dalam toilet training
tidak ada patokan usia yang pasti, akan tetapi perkembangan fisik dan mental anak wajib diawasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet
training pada anak usia prasekolah di PAUD Al-Hidayah Sumbersuko Kecamatan Tajinan
Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan kuesioner. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner. Analisa data menggunakan uji Korelasi Spearman Rank.
Berdasarkan hasil analisis dari 36 responden, ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 17
responden dengan kategori cukup. Anak dengan kemampuan toileting kategori baik sebanyak 17
responden. Dari hasil analisis didapatkan nilai hitung dengan p value sebesar 0,001< 0,05
sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kemampuan
toileting pada anak usia prasekolah. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang cara memulai dan dampak toilet training berhubungan erat dengan
kemampuan toileting pada anak usia pra sekolah.
Toilet training is a technique in teaching children to control urination and defecate properly.
Parents who want to teach their children in toilet training there is no definite age standard, but
children's physical and mental development must be monitored. This study aims to determine the
relationship between the level of knowledge of mothers about toilet training in preschoolers in Al-
Hidayah ECD Sumbersuko, Tajinan District, Malang Regency. This research uses observation and
questionnaire methods. The instrument used was a questionnaire. Data analysis using the
Spearman Rank Correlation test. Based on the results of analysis of 36 respondents, mothers with
a good level of knowledge were 17 respondents with sufficient categories. Children with good
toileting ability were 17 respondents. From the results of the analysis obtained a calculated value
with p value of 0.001 <0.05 so that there is a relationship between the level of knowledge of
mothers about toilet training with toileting abilities in preschool children. The results of this study
indicate that the level of knowledge of mothers about how to start and the impact of toilet training
are closely related to toileting ability in pre-school age children.
anak seacara secara mandiri pada akhir perolehan tugas perkembangan anak.
periode prasekolah (Nirwana, 2011). Kegagalan dalam toilet training
Pengetahuan tentang toilet training menjadikan anak sulit di nasehati, sulit
sangat penting untuk dimiliki seorang ibu diatur, bergantung pada orang lain, dan
karena hal ini akan berpengaruh pada tetap membawa kondisi mengompol
penerapan toilet training pada anak. sampai besar (Hidayah, 2008;
Melatih toilet training pada anak Megaswara, 2015).
membutuhkan waktu dan kesabaran, hal Dalam penelitian sebelumnya di
tersebut memungkinkan sebagian orang PAUD AN-NUR Sawahan Turen, hasil
tua memilih menggunakan diapers wawancara dengan 8 orang ibu yang
supaya lebih efisien (Febrida, 2011). memiliki anak prasekolah, bahwa 4
Namun faktanya, beberapa anak di orang ibu (50%) mangatakan anaknya
prasekolah masih sering mengompol, belum bisa BAK sendiri, lalu 2 orang ibu
saat anak masih mengompol orang tua (25%) mengatakan anaknya terkadang
langsung memarahi anak. Selain itu, masih mengompol. (Wahyuningsih,
opini orang tua bahwa praktik toilet 2017)
training untuk anak tidak penting. Berdasarkan studi pendahuluan
Menurut orang tua anak mampu secara dilakukan pada tanggal 24 September
mandiri sesuai dengan perkembangan 2018 di PAUD AL-HIDAYAH Desa
usianya. Sebenarnya pendapat tersebut Sumbersuko Kecamatan Tajinan. Dari
kurang benar (Wati, 2013). hasil wawancara terdapat anak usia 3-4
Menurut penelitian American tahun sebanyak 10 anak yang
academy of pediatrics (AAP, 1999 kebanyakan orang tua tidak mengajarkan
dalam Dewi dkk, 2011) berpendapat anak tentang toilet training, bila anak
bahwa tidak semua anak usia 2 tahun ingin buang air kecil/ BAK orang tua
untuk melakukan toilet training. Tercatat malah menyuruh anaknya untuk kencing
dari 482 toddler yang dapat melakukan di sembarang tempat. Dan di dapatkan
toilet training pada usia 3 tahun sebesar hasil wawancara dengan 10 orang ibu
60% sedangkan usia 3 ½ tahun lebih yang memiliki anak pra sekolah, bahwa 4
banyak yakni 88% dan usia 4 tahun orang 40% ibu mengatakan anaknya
sebesar 2%. Menurut Survei Kesehatan tidak diajarkan toilet training, lalu 4 orang
Rumah Tangga (SKRT) nasional tahun 40% ibu menyuruh anaknya BAK di
2012, diperkirakan sekitar 75 juta anak sembarang tempat dan sisa 2 orang 20%
usia prasekolah tidak dapat mengontrol ibu mangatakan anaknya sudah bisa
BAB dan BAK (Syari,2015). melakukan toilet training.
Penyebab anak masih sering Banyak hal yang dikerjakan dalam
ngompol, dan berak di celana mulai dari mengatur BAB dan BAK yakni dengan
tingkat kurangmnya tingkat pengetahuan membimbing anak untuk pergi sendiri ke
ibu tetang cara melatih BAB dan BAK, toilet, membimbing anak agar mampu
pemakaian diapers sekali pakai, hadirnya berdiri atau berjongkok dangan jangka
saudara baru yang usianya saling waktu yang panjang, membimbing anak
berdekatan, atau kebiasaan mengompol untuk membasuh sisa /bekas kotorannya
pada anak ini karena faktor genetik atau sesudah BAB, anak diarahkan untuk
keturunan. Selain itu, disebab kan oleh melepas pakaian dan mengenakannya
penyakit misalnya anak menderita infeksi lagi (Rustiyana dkk, 2014).
saluran kemih. Kondisi mengompol yang Berdasarkan latar belakang yang
berlangsung lama dan terus-menerus, ada tersebut, peneliti tertarik untuk
akan berdampak pada terhambatnya melakukan penelitian dengan topik
3
training Hasil riset menunjukkan bahwa ibu bahwa tingkat pengetahuan ibu
usia 25-35 tahun aadalah orang tua telah sudah banyak mengetahuai tentang
memiliki pengalaman sebelumnya dalam cara memulai dan dampak dari toilet
merawat anak akan lebih siap training. Hal ini dapat diketahuai dari
menjalankan peran pengasuhan hasil kuesioner yang telah di bagikan
(Supartini, 2004). Usia 25-35 tahun oleh peneliti sebagian besar ibu telah
orang tua sudah terbiasa mengajarkan menjawab dengan benar kuesioner
anak dalam toilet training karena sudah tersebut.
belajar dari pengalaman sebelumnya. Ibu
tampak menerapkan tingkat Identifikasi Kemapuan Toileting Anak
pengetahuan dengan baik terlihat dari Usia Prasekolah di PAUD Al-Hidayah
hasil jawaban kuesioner yang baik. Sumbersuko Tajinan Kabupaten
Teknik dalam memberikan tingkat Malang.
pengetahuan terbagi menjadi dua yakni Hasil dalam penelitian ini
lisan dan teknik meodeling. Teknik lisan menunjukkan bahwa kemampuan
merupakan kegiatan dalam mengajarkan toileting anak usia prasekolah di PAUD
anak dengan memberikan arahan pada Al-Hidayah Sumbersuko Tajinan, 36anak
anak memakai kata-kata sebelum atau yang menjadi responden, sebanyak 16
setelah BAK atau BAB, sedangkan teknik responden atau 44,4% dikategori baik.
modelling kegiatan mengajarkan anak Hal ini didukung oleh penelitian yang
untuk melaksanakan buang air kecil atau dilakukan oleh Rustiyana (2014)
buang air besar dengan memberikan kemampuan toileting pada anak pra
tiruan, misalnya memakai media boneka sekolah usia 3-4 tahun kategori baik
(Ningsih,2012). Teknik yang digunakan 75%.
orang tua dalam tingkat pengetahuan Dari hasil penelitian ini di
toilet training pada anak lebih dapatkan bahwa responden yang paling
menggunakan teknik lisan, misalnya dominan terletak pada anak mampu
orang tua menuyuruh anak untuk berkata mengkomunikasikan secara lisan dan
“pipis” ketika ingin BAK, menyuruh anak perilaku jika merasa ingin berkemih, dan
cuci tangan sebelum dan sesudah dan anak mampu menahan untuk tidak
sesudah BAK. Namun, teknik modelling mengompol selama waktu 3-4 jam sehari
jarang sekali diterapkan orang tua dan setelah bangun tidur.
karena belum terbiasa menerapkan Sebagian besar anak memiliki
teknik tersebut.(Notoadmodjo, 2012). kemampuan toileting baik dapat
Tingat pengetahuan toilet training dikarenakan oleh faktor yang ada dalam
cenderung siterapkan setiap hari, orang diri anak seperti: kesiapan fisik, dimana
tua mencontohkan perilaku-perilaku kemampuan anak secara fisik sudah
dalam toilet training misalnya cuci tangan kuat dan mampu duduk atau berdiri
setelah dari toilet, memakai pakaian dll. sehingga memudahkan anak untuk
Namun, ada kalanya orang tua tidak bisa dilatih buang air kecil dan besar.
menerapkan contoh-contoh tersebut Kemampuan psikologis, dimana anak
dengan sepenuhnya. Orang tua lebih membutuhkan suasana yang nyaman
memeberikan tingkat pengetahuan agar mampu mengontrol dan konsentrasi
dengan teknik lisan secara terus dalam merangsang untuk buang air kecil
menerus, beranggapan lebih muda, dan dan besar. Kemmpuan intelektual,
bisa diterapkan setiap saat. persiapan intelektual ditujukkan apabila
Dari hasil penelitian ini didapatkan anak memahami arti buang air kecil
hasil dominan dari tingkat pengetahuan sangat memudahkan proses dalam
7
pengontrolan, anak dapat mengetahui anak juga semakin baik, dan korelasi ini
kapan saatnya harus buang air kecil menunjukkan tingkat korelasiyang
(Wong,2008). Pengetahuan, pola asuh, kuatkarena nilai terletak antara 0,51-0,75
serta motivasi/ tingakat pengetahuan dari (Sabri & Hastono, 2014).
orang tua juga sangat menentukkan Gambaran yang ada di PAUD Al-
mampu atau tidaknya anak melakukan Hidayah Sumbersuko Tajinan tingkat
toileting secara mandiri (Subagyo,2008). pengetahuan toilet training oleh orang
Kemampuan toileting anak terkait tua dari 36 orang tua yang menjadi
perkambangan fisik dimana anak mampu responden, sebanyak 16 orang tua
untuk jongkok 5-10 menit, memakai (44,4%) yang memberikan tingkat
pakaiannya sendiri, dan membersihkan pengetahuan dengan kategori baik.
alat kelaminnya setelah buang air kecil, Selanjutnya, dari 36 anak yang menjadi
meskipun beberapa anak masih lupa responden, sebanyak 16 responden atau
untuk melakukan hal tersebut jika orang 44,4% di kategorikan baik. Hal ini
tua tidak mengingatkan. Sedangkan menunjukkan bahwa kemampuan toilet
kemampuan psikologis terlihat dari anak training terkait dengan perkembangan
tidak merasa takut saat pergi ke toilet aspek fisik, psikologis dan mental pada
sendiri, tidak betah dengan kondisi anak serta kesiapan dari orang tua.
basah. Kemampuan intelektual anak Terbukti bahwa dengan tingkat
lebih cepat diacapai dari pada penngetahuan toilet training baik 44,4%
kemampuan yang lain, dalam hal ini memiliki keberhasilan toilet training baik
anak sering mengkomunikasikan ketika 44,4%, hal ini dapat di asumsikan bahwa
ining buang air kecil terutama secara tingkat pengetahuan ibu yang baik dapat
lisan. memberi konstribusi yang baik
terhadapat kemampuan anak dalam
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu toilet training.
Tentang Toilet Training dengan Kemampuan toilet training dalam
Kemampuan Taoileting Anak Usia hal BAK/BAB anak dapat dipengaruhi
Prasekolah di PAUD Al -Hidayah oleh beberapa faktor yakni pengetahuan,
Sumbersuko Tajinan Kabupaten pola asuh, serta motivasi/tingkat
Malang. pengetahuan dari orang tua juga sangat
Analisis data dilakukan dengan menentukan mampu atau tidaknya anak
menggunakan uji Spearman Rank melakukan toileting secara mandiri.
dengan bantuan program. Teknik Tingkat pengetahuan toilet training pada
tersebut digunakan untuk mengatahui anak merupakan cara untuk melatih anak
adanya hubungan antara 2 variabel agar mampu mengontrol BAK/BAB
dengan skala data ordinal dan ordinal. (Rustiyana, 2014;Subagyo,2010).
Menunjukkan nilai probabiliti sebesar 924 Tingkat pengetahuan ini dapat
dengan p-value 0.001 < α (0.05) yang dilakukan oleh orang luar, anggota
menunjukkan ada hubungan yang keluarga, atau orang dewasa lain di
signifikan antara tingkat pengetahuan sekitar anak. Tingkat pengetahuan
toilet training oleh orang tua dengan adalah perangsangan dan latihan-latihan
kemampuan toileting anak usia terhadap kepandaian anak yang
prasekolah. Nilai korelasi bertanda positif datangnya dari lingkungan di luar anak;
meenunjukkan arah korelasi yang positif, orang tua hendaknya menyadari
artinya jika tingkat pengetahuan toilet pentingnya memberikan tingkat
training oleh orang tua yang di berikan pengetahuan begi perkembangan anak.
semakin baik maka kemampuan toileting Mendorong manusia untuk berbuat, hal
8
ini sebagai penggerak dari setiap pada komponen kognitif terlihat juga
kegiatan yang akan dikerjakan, sehingga anak mampu menirukan perilaku buang
adanya keinginan dari dalam diri seorang air besar dan kecil seperti orang tuanya,
ibu dalam hal melakukan tingkat namun pada komponen emosional orang
pengetahuan kepada anak, akan tua bersikap sesuai sikap yang positif,
memberikan tingkat pengetahuan yang dimana seharusnya orang tua tidak
teratur dan terus menerus tetang tugas bersikap santai dan memberi hukuman
perkembangan anak. Pelaksanaan pada anaknya.
tingkat pengetahuan yang demikian akan
menciptakan anak yang tumbuh dan KESIMPULAN
berkembangan dengan optimal, mandiri
Data hasil penelitian yang telah
(Rustiyana, 2014). dilakukan menunjukkan bahwa ada
Ibu-ibu sebagai orang tua wali hubungan antara tingkat pengetahuan
anak usia dini di PAUD Al-Hidayah toilet training olehorang tua dengan
Sumbersuko Tajinan telah memberikan kemampuan toileting anak usia
tingkat pengetahuan dengan cara selalu prasekolah di PAUD Al-Hidayah
Sumbersuko Tajinan Malang dengan
meluangkan waktu untuk melatih anak, di
taraf signifikan kuat, dimana r = 0,924
setiap kegiatan yang dilakukan selalu di dengann p-value 0.001. nilai r = 0,924
selipkan cara-cara dalam toilet training menunjukan bahwa arah hubungan
seringkali tingkat pengetahuan diberikan tingkat pengetahuan toilet training oleh
secara lisan, misalnya mengingatkan hal- ibu dengan kemampuan toileting anak
hal yang baik saat mau ke kamar mandi usia prasekolah bersifat positif, shingga
(cuci tangan sebelum dan sesudah dari semakin baik tingkat pegetahuan toilet
training yang di beikan oleh ibu, maka
kamar mandi), selalu menuyuruh anak
semakin baik kemampuan toileting anak
untuk melepas, dan mengenakannya usia prasekolah.
kembali, selain itu orang tua jarang
marah ketika anak sulit dilatih. SARAN
Kemampuan anak di usia prasekolah
Saran Teoritis
khususnya dalam toileting sudah baik
Dengan adanya penelitian
terlihat dari kemampuan fisik, psikologis, hubungan stimulasi toilet training oleh ibu
dan intelektual yang dicapai. Sehingga degan kemampuan toileting anak usia
ketika orang tua memberikan stimulasi prasekolah diharapkan para pembaca
dengan baik, maka kemampuan toilet dalam bidang kesehatan dapat
training anak akan terus berkembang. memanfaatkan ilmu tersebut khususnya
Berdasarkan hasil penelitian yang dalam ilmu keperawatan anak.
di peroleh maka peneliti menyimpulkan Saran Praktis
bahwa, pada penelitian ini kemampuan 1. Bagi peneliti selanjutnya
anak dalam melakukan toilet traininng Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat di pengaruhi tingkat pengetahuan untuk meneliti tingkat
ibu. Karena dengan faktor usia, pengetahuan ibu berfokus pada
pendidikan pekerjaan yang mereka miliki teknik modelling, sedangkan
untuk kemampuan toileting anak
akan menambah informasi dan
dilakukan observasi pada anak
pengalaman yang akan mereka ajarkan agar mendapatkan hasil yang
pada anak mereka dalam melakukan lebik baik.
toilet training. Sedangkan pada 2. Bagi Profesi Keperawatan
komponen kognitif terlihat pada Bagi profesi keperawatan
kemampuan seorang anak dapat menambah pengetahuan bagi
berkomunikasi dengan orang tuanya, perawat tentang hubungn
9