1973 3750 1 PB PDF
1973 3750 1 PB PDF
Sulistyaningsih
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yogyakarta
sulistyaningsih309@gmail.com
Barbara Gunawan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
era@umy.ac.id
ABSTRACT
This study was to analyze the effect of management ownership, public ownership, commissioner size,
auditor reputation, leverage and firm size to the risk management dislosure in the annual report. The population in
this study is a manufacturing company that listed on indonesia stock exchange in 2012 to 2014. Sampling technique
was done by purposive sampling. The number of manufacturing companies that used sampel of 34 companies for a
total study sample was 102 annual report. The analytical method used was multiple regression analysis using
SPSS 15.0The results of this study indicate that public ownership has significant effect positively and significant
degree is 0,041. Commissioner size has significant effect positively and significant degree 0,001. While the
management ownership, auditor reputation, leverage, and firm size didn’t have significant effect on risk
management disclosure in the annual report..
1
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
informasi antara agen dan principal. Menurut Istna cenderung kurang efektif dibandingkan ukuran dewan
(2011) pengungkapan risiko perusahaan merupakan yang kecil. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
dasar praktik akuntansi dan investasi, Maka, muncul Meizaroh dan Lucyanda (2011) menunjukkan bahwa
beberapa peraturan tentang pengungkapan risiko ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh.
dalam perusahaan. Peraturan mengenai pengungkapan Sedangkan, penelitian Ardiansyah (2014) menyatakan
risiko di Indonesia terdapat pada PSAK 50 revisi bahwa jumlah anggota dewan yang besar dapat
2010, yang berisi tentang Instrumen Keuangan: meningkatkan kualitas pengungkapan ERM.
Penyajian, dan peraturan Bapepam-LK tahun 2009 Faktor keempat adalah reputasi auditor.
tentang penerapan manajemen risiko dengan tujuan KAP mampu membantu pengungkapan manajemen
agar dapat mengantisipasi dan menangani risiko secara risiko perusahaan khususnya KAP yang termasuk
efektif dan efisien (Marisa, 2014). Peraturan dalam Big Four, karena auditor yang termasuk dalam
tersebut dibuat supaya perusahaan dalam Big Four dapat membantu internal auditor dalam
melaporkan laporan keuangan tidak hanya melaporkan mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
informasi terkait keuangan saja, namun juga manajemen risiko sehingga meningkatkan kualitas
mengungkapkan risiko yang ada dalam penilaian dan pengawasan risiko perusahaan (Chen et
perusahaan. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi al., dalam Meizaroh dan Lucyanda, 2011). Penelitian
risk management disclosure. yang dilakukan oleh Kumalasari (2014) menunjukkan
Faktor yang pertama kepemilikan manajerial. bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh. Sedangkan
Manajemen berperan sebagai pihak yang penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011)
bertanggung jawab terkait kelangsungan perusahaan menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh
dan sebagai pemegang saham. Bentuk positif terhadap ERM. Karakteristik lain yang
pertanggungjawaban manajemen disajikan dalam mungkin berpengaruh terhadap RMD adalah leverage
pengungkapan yang terdapat pada laporan keuangan. dan ukuran perusahaan.
Presentase kepemilikan saham manajerial suatu Berdasarkan latar belakang penelitian diatas
perusahaan yang semakin tinggi menyebabkan peneliti akan membahas tentang permasalahan yang
semakin besar pula tanggung jawab manajemen dalam berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
mengambil suatu keputusan sehingga risk Risk Management Disclosure (Studi empiris pada
management disclosure pun menjadi semakin tinggi perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
(Dampsey et al., dalam Fathimiyah, dkk., 2012). tahun 2012-2014)”. Adapun tujuan penelitian ini
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah, adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan
dkk. (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan publik, ukuran dewan
manajerial tidak berpengaruh. Sementara itu, komisaris, reputasi auditor, leverage dan ukuran
penelitian yang dilakukan oleh Siswanto (2013) perusahaan terhadap risk management disclosure.
menemukan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh. Kajian Pustaka dan Pengembangan
Faktor yang kedua kepemilikan publik.
Masyarakat umum yang memiliki saham
Hipotesis
diperusahaan membutuhkan informasi terkait resiko Teori Keagenan
maupun keuangan perusahaan. Menurut Anisa (2012) Menurut Jensen dan Meckling (1976)
semakin besar tingkat kepemilikkan saham pihak Agency theory merupakan hubungan antara agen
publik maka akan semakin banyak dan kompleks (manajemen suatu usaha) dan principal (pemegang
pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan saham). Hubungan antara agen (manajemen) dengan
guna memenuhi kebutuhan para pemilik saham. Dalam principal (stakeholder) sangat memungkinkan
penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah, dkk. terjadinya konflik keagenan. Permasalahan keagenan
(2012) menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak ditandai dengan adanya perbedaan kepentingan dan
berpengaruh Sementara itu, penelitian yang dilakukan informasi yang tidak lengkap (asymetri information)
Meizaroh dan Lucyanda (2011) menunjukkan bahwa antara pihak principal dan pihak agen (Jensen dan
konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap Meckling, 1976). Hal tersebut dapat terjadi karena
enterprise risk management. manajemen yang telah dikontrak oleh pemegang
Faktor yang ketiga adalah dewan saham untuk mengelola perusahaan, terkadang bekerja
komisaris. Semakin besar ukuran dewan komisaris, tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
maka semakin besar pula pengawasan terhadap Agency theory mengusulkan serangkaian
kinerja manajemen perusahaan, karena hal tersebut mekanisme untuk menyatukan kepentingan
berkaitan dengan pengambilan keputusan. Penelitian pemegang saham dan manajer seperti pelaksanaan
Namoga dalam Meizaroh dan Lucyanda (2011) good corporate governance. Pelaksanaan good
menunjukkan bahwa ukuran dewan yang besar corporate governance dapat dilaksanakan dengan risk
2
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
management disclosure, karena pengungkapan akan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan
manajemen risiko dianggap sebagai salah satu elemen usahanya dengan melakukan pengungkapan
penting untuk memperkuat struktur corporate dalam laporan keuangan perusahaan (Fathimiyah,
governance dan merupakan suatu kewajiban bagi dkk., 2012). Semakin tinggi kepemilikan manajerial
perusahaan. Adanya risk management disclosure disuatu perusahaan semakin tinggi pula tanggung
kualitas laporan keuangan perusahaan akan jawab manajemen terkait pengambilan keputusan
meningkat, karena informasi yang disajikan oleh sehingga risk management disclosure menjadi
perusahaan akan lebih transparan. semakin tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah,
Teori Signalling dkk. (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan
Signalling theory merupakan salah satu teori manajerial tidak berpengaruh terhadap risk
yang melatarbelakangi masalah asimetri informasi. management disclosure. Sedangkan penelitian yang
Teori ini dimanfaatkan perusahaan untuk memberikan dilakukan oleh Siswanto (2013) menemukan bahwa
sinyal positif dan sinyal negatif, agar dapat kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
mengurangi adanya asimetri informasi. Manajemen risk management disclosure. Berdasarkan uraian diatas
memberikan informasi terkait pengungkapan risiko dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
perusahaan melalui laporan keuangan. Hal tersebut Dari ketiga peraturan perundang-undangan
menunjukkan bahwa manajemen telah melakukan tersebut maka pengertian mengenai belanja daerah
transparansi laporan keuangan, sehingga terhindar dari adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
tindakan kecurangan maupun penipuan. sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih. Dalam
Perusahaan menggunakan signalling theory penggunaannya, belanja daerah diprioritaskan untuk
untuk mengungkapkan pelaksanaan good corporate melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
governance agar dapat menciptakan reputasi yang kewenangan provinsi atau kabupaten/kota berdasarkan
baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan kelompok belanja sesuai Permendagri No. 13 Tahun
(Andarini dan Indira, 2010). Salah satu sinyal dalam 2006 yaitu belanja tidak langsung, yang meliputi
pelaksanaan corporate governance yang dikeluarkan belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi,
oleh perusahaan adalah risk management disclosure.. belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
Pengungkapan manajemen risiko yang dilakukan hasil, bantuan keuangan dan belanja tak terduga; dan
perusahaan menandakan bahwa perusahaan tersebut belanja langsung, yang meliputibelanja pegawai,
telah melakukan transparansi terkait pelaporan belanja barang dan jasa dan belanja modal.
keuangan. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang
tidak dipengaruhi secara langsung oleh ada tidaknya
Pengungkapan Manajemen Risiko (Risk program dan kegiatan SKPD, sedangkan belanja
Management Disclosure) langsung merupakan belanja yang dipengaruhi secara
Pengungkapan manajemen risiko (risk langsung oleh adanya program dan kegiatan SKPD
management disclosure) merupakan pengungkapan yang kontribusinya terhadap pencapaian prestasi kerja
atas risiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau dapat diukur.
pengungkapan mengenai bagaimana perusahaan dalam H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif
mengendalikan risiko terkait masa mendatang. Risk terhadap risk management disclosure
management disclosure berpotensi memiliki manfaat
untuk para analis, investor, dan stakeholders Kepemilikan Publik dan Risk Management
(Fathimiya, dkk., 2012). Disclosure
Menurut Kristiono, dkk. (2014) pengungkapan Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham
risiko adalah suatu upaya perusahaan untuk masyarakat umum/publik dalam perusahaan.
memberitahukan kepada pengguna laporan tahunan Kepemilikan publik akan memunculkan adanya
tentang apa yang mengancam perusahaan, sehingga pengelolaan yang lebih luas. Semakin besar tingkat
dapat dijadikan faktor pertimbangan dalam saham yang dimiliki publik maka akan semakin
pengambilan keputusan. banyak pengungkapan informasi yang akan
diberikan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
Pengembangan Hipotesis para pemilik saham (Marisa, 2014).
Kepemilikan Manajerial dan Risk Management Penelitian yang dilakukan oleh Indriyani
Disclosure (2012), Ruwita (2012), Anisa (2012) dan Ardiansyah
Kepemilikan Manajemen adalah kepemilikan (2014) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
saham oleh manajemen perusahaan. Dalam hal ini kepemilikan publik terhadap risk management
manajemen berperan sebagai pengelola kelangsungan disclosure. Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh
bisnis perusahaan, dan pemegang saham. Manajemen Saputro dan Suryono (2014) menunjukka bahwa
3
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
4
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
5
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
5. Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskesadastisitas digunakan untuk Hasil dan Pembahasan
menguji apakah terdapat ketidaksamaan variance Hasil Pemilihan Sampel
residual dari pengamatan satu ke pengamatan lain Perusahaan yang menjadi obyek dalam
(Ghozali, 2013). Untuk mengetahui adanya penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Model terdaftar dalam BEI pada tahun 2012 sampai 2014.
regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 34
heteroskedastisitas. Suatu model dikatakan tidak sampel dengan 102 data.
mengandung heteroskedastisitas apabila 1. Uji Statistik Deskriptif
signifikansinya diatas 0,05. Tabel 1
Descriptive Statistic
6. Analisis Regresi Berganda RMD
N
102
Minimum
,2222
Maximum
,6759
Mean
,447985
Std. Deviation
,0749857
Pengujian hipotesis pada penelitian ini KM 102 ,0023 48,2797 7,320755 10,9104583
KP 102 3,0363 68,5985 26,972747 15,4619736
menggunakan analisis regresi berganda, karena dalam COM_SIZE 102 2 12 4,15 2,209
penelitian ini terdapat variabel independen lebih dari REP_AUD
LEV
102
102
0
,0372
1
2,0185
,28
,466052
,453
,2972669
satu. Adapun model regresi untuk penelitian ini, LN_SIZE 102 20,9113 33,0950 27,805802 1,8793474
Valid N (listwise) 102
adalah sebagai berikut : Sumber: Output SPSS
RMD = α + β1KM + β2KP+ β3COM_SIZE+
β4AUD_REP+ β5LEV+ β6LNSIZE+ ε Uji Normalitas
Keterangan: Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
RMD : Risk Management Disclosure dalam model regresi, variabel terikat dan variabel
α : Konstanta bebas berdistribusi normal. Uji normalitas yang
β1KM : Kepemilikan Manajerial digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample
β2KP : Kepemilikan Publik Kolmogorof-Smirnov Test. Berdasarkan hasil
β3COM_SIZE : Ukuran Dewan Komisaris pengujian normalitas yang disajikan pada Tabel 2.
β4AUD_REP : Reputasi Auditor
6
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
7
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
Dari Tabel 7. dapat dirumuskan persamaan regresi Kepemilikan Publik Terhadap Risk Management
sebagai berikut: Disclosure
Variabel kepemilikan publik memiliki
nilai koefisien regresi sebesar 0,001 dengan
RMD = 0,346 – 0,001 (KM) + 0,001 (KP) +
signifikansi sebesar 0,041 < alpha (0,05) sehingga
0,013 (COM_SIZE) - 0,002 (REP_AUD) - 0,056
kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap risk
(LEV) + 0,002 (LNSIZE)+ e
management disclosure. Dengan demikian hipotesis
dua diterima.
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis Kepemilikan publik akan memunculkan
penelitian adalah sebagai berikut: adanya pengelolaan yang lebih luas. Sehingga,
Semakin besar tingkat saham yang dimiliki publik
Kepemilikan Manajerial Terhadap Risk maka akan semakin banyak pengungkapan informasi
Management Disclosure yang akan diberikan perusahaan untuk memenuhi
Berdasarkan Tabel 7. menunjukan kebutuhan para pemilik saham (Marisa, 2014).
bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
nilai koefisien regresi sebesar -0,001; signifikansi dilakukan oleh Meizaroh dan Lucyanda (2011).
0,100> alpha (0,05) sehingga kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap risk Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Risk
management disclosure. Dengan demikian hipotesis Management Disclosure
satu ditolak. Variabel ukuran dewan komisaris memiliki
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh nilai koefisien regresi sebesar0,013 dengan
karena masih banyak perusahaan yang tidak memiliki signifikansi sebesar 0,001 < alpha (0,05) sehingga
saham manajerial serta kepemilikan saham manajerial ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
yang relatif masih rendah. Oleh karena kepemilikan risk management disclosure. Dengan demikian
saham manajerial yang relatif rendah, manajemen hipotesis tiga diterima.
dimungkinkan tidak memiliki wewenang penuh untuk Semakin besar proporsi jumlah anggota
menentukan suatu keputusan, dan mempengaruhi dewan komisaris, maka akan meningkatkan kapasitas
tingkat pengungkapan manajemen risiko perusahaan. monitoring dan pemberian informasi sehingga dapat
8
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
meningkatkan kualitas pengungkapan manajemen usaha yang lebih banyak serta memiliki sumber daya
risiko, karena besarnya jumlah Anggota Dewan lebih banyak (Kumalasari, dkk., 2014). Selain itu,
Komisaris memungkinkan perusahaan tidak semakin luas pengungkapan yang dilakukan
didominasi oleh pihak manajemen dalam perusahaan akan berdampak pada banyaknya
menjalankan perannya secara lebih efektif. hasil informasi yang harus dipublikasikan serta biaya
penelitian ini konsisten dengan penelitian Ardiansyah yang akan dikeluarkan perusahaan. Sehingga,
(2014). beberapa perusahaan yang memiliki total aset yang
besar hanya melakukan pengungkapan sukarela. Hasil
Reputasi Auditor Terhadap Risk Management penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
Disclosure dilakukan oleh Marisa (2014), Kumalasari, dkk.
Variabel reputasi auditor memiliki nilai (2014) serta Saputro dan Suryono (2014).
koefisien regresi sebesar -0,002 dengan signifikansi
sebesar 0,932 > alpha (0,05) sehingga reputasi auditor Uji Determinasi (Adjusted R2)
tidak berpengaruh terhadap risk management Berdasarkan Tabel 8. diketahui bahwa
disclosure. Dengan demikian hipotesis empat ditolak. besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah
Perusahaan yang sudah menggunakan KAP 0,255 atau 25,5%, hal ini menunjukkan bahwa
Big Four biasanya memperoleh kepercayaan lebih kemampuan variabel independen secara bersama-
dari stakeholder maupun masyarakat, sehingga sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen
perusahaan tersebut hanya melakukan pengungkapan yaitu risk management disclosure sebesar 25,5%,
sukarela atau sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh sedangkan sisanya sebesar 74,5% (100% - 25,5%)
BAPEPAM LK (Kumalasari, dkk.,2014). Sementara dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk
itu, beberapa perusahaan yang belum memakai KAP dalam model.
Big Four melakukan pengungkapan manajemen risiko
yang lebih luas dengan tujuan dapat menambah
tingkat kepercayaan stakeholder kepada perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Andarini dan Indira (2012), dan Kumalasari, dkk.
(2014).
9
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
10
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016
Sulistyaningsih dan Barbara, 2016
11
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 2016