Oleh :
USI PURNAMANING TYAS
G3A019018
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. TEORI LANSIA
1. Pengertian Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan
tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah,
pernafasan, pencernaan, endokrindan lain sebagainya. Haltersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan,
serta sistem organ.Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran
kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
ekonomi dan sosiallansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of
daily living(Fatmah, 2010). Batasan-batasan usia lanjutdari waktu ke waktu berbeda.
Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :
a.Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
b.Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c.Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d.Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
B. Oksigenasi
1) Pengertian
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya
oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah & Tarwoto, 2003).
2) Tujuan
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah
sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium (Mutaqqin,
2005). Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
4) Faktor Predisposisi
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
1. Gangguan jantung, meliputi: ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan
konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi
kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit membrane
hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi dan toddler berisiko
mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada dewasa, mudah terpapar faktor
risiko kardiopulmoner. Sistem pernafasan dan jantung mengalami perubahan fungsi
pada usia tua / lansia.
4. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar. Obesitas
yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik meningkatkan
aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. Gaya hidup perokok
dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, PPOK, dan kanker
paru (Potter & Perry, 2006).
5) Pengkajian
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :
1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya faktor
risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.
2. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena
ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami kelemahan otot
pernafasan.
3. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan
berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
4. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak.Orang
yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan
kebutuhan oksigen.
5. Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
6. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak,
penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).
8. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan
merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
9. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikajiPola toleransi koping-
stressAdanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.
10. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya pantangan atau
larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
11. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b) Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
c) Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA, batuk.
12. Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran: kesadaran menurun
b) TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
c) Head to toe
1) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis (karena
hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena emboli atau
endokarditis).
2) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan
mulut
3) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung
4) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris antara dada
kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.
5) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan cepat (tacypnea),
pernafasan lambat (bradypnea)
6) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Fungsi Paru : Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan
pertukaran gas secara efisien.
2. Pemeriksaan Gas Darah Arteri : Untuk memberikan informasi tentang difusi gas
melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri : Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan Sinar X Dada : Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan
proses-proses abnormal.
5. Broncoscopy : Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
6. Endoscopy : Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluroscopy : Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.
8. CT-Scan : Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.
9) Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil:
a. Menunjukkan jalan nafas bersih
b. Suara nafas normal tanpa suara tambahan
c. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
d. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
Intervensi :
1) Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret. Pantau TTV
2) Terapi inhalasi dan latihan pernafasan dalam dan batuk efektif
3) Catat adanya derajat dispnea, geliasah, distres pernafasan, dan penggunaan otot
bantu nafas
4) Anjurkan intake cairan 3000cc/hari jika tidak ada kontraindikasi
5) Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
6) Kolaborasi humidikasi tambahan ( nebulizer ) dan terapi oksigen
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Nama : Tn. S
2. Alamat : Banyumanik, Semarang
3. Pekerjaan : Pensiunan
4. Status perkawinan : Menikah
5. Keluarga dekat yang segera dihubungi : Istri
6. Nama : Ny. M
7. Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
8. Alamat : Banyumanik, Semarang
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang:
Sejak 6 bulan yang lalu pasien mengalami sesak, sering batuk, batuk berdahak,warna
kuning terkadang batuk darah.
Kondisi saat ini pasien lemah, sesak nafas, terpasang oksigen nasal canul3 liter /
menit. Posisi paling nyaman adalah tidur miring kanan.
2. Riwayat kesehatan dahulu:
Pada bulan September 2019 pasien opname di RS telogorejo didiagnosa Ca
Paru.Bulan November ahir pasien opname lagi di RS Elisabeth, dilakukan pungsi
pleura, produksi serous hemoragee sebanyak 150 cc diketahui adanya peradangan
pada paru.Tanggal 12 Desember 2019 dirujuk ke RSDK untuk pemeriksaan
selanjutnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini
4. Tanda-tanda Vital
a. Suhu= 36,5ºC
b. Tekanan darah (Berbaring) = 130/90 mmHg
c. BB = 60 kg
d. Nadi = 120 x/menit
e. TB = 160 cm
f. Pernafasan= 25 x/menit
5. Diagnosa medis: Ca Paru, efusi pleura kanan
6. Persepsi penerima manfaat alasan masuk unit geriatri :
Pasien mengalami sesak nafas, batuk , lemah.
7. Penyakit yang pernah dialami: Batuk berulang
8. Pernah operasi: tidak
9. Alergi: tidakada ,
10. Macam obat yang diminum / dipakai sekarang: infus NaCl 0,9 % : 20 tts / mnt,
ampicillin Sulbactam 1.5 gr/ 8 jam, ranitidine 50 mg/ 12 jam, vitamin B complek 1
tablet/12 jam
11. Berdasarkan resep dokter: Ya
12. Kebiasaan merokok : ya
13. Minum alkohol : Tidak
C. KEBUTUHAN OKSIGEN
1. Pernafasan : 25 x/menit, Irama: tidak teratur
2. Kedalaman : dangkal
3. Sesak nafas : Ya Sianosis: tidak
4. Cuping hidung : ya Batuk : ya
5. Auskultasi wheezing: ya Ronchi: ya
6. Nadi : 120 x/menit, irama: teratur
Kekuatan : normal
7. Tekanan darah : 130/90 mmHg
8. Ektremitas dingin : tidak Sianosis: tidak
9. Edema : tidak Distensi vena leher: tidak
10. Nyeri dada : tidak
D. KEBUTUHAN NUTRISI
1. Makan : 3x sehari,
2. Jenis makanan : bubur sumsum
3. Nafsu makan : baik
4. Disfagi : tidak ada,
5. Kondisi gigi : sudah ada yang tanggal
Sisa gigi bagian atas: 6, bagian bawah: 10
6. Gigi palsu : tidak ada
7. BB= 60 kg TB= 160 kg IMT:23,4 (normoweight)
8. Apakah BB turun/tambah dalam 6 bulan terakhir: ya
9. Hb: 9.3g/dl Ht: 27.9 % GD: 82 mg/dl
10. Na: 132 meq/ L , K : 3.0, Cl : 90 mmol/L Mg:0,36
11. Kulit : mulai keriput
12. Dekubitus : tidak
13. Skor Norton :14 resiko kecil terjadi
14. Masalah lain : lengan kanan udema
15. Turgor : baik
Mandi
Berpakaian
BAB/BAK
Pindah dari TT
Berjalan
Naik Tangga
G. KEBUTUHAN SPIRITUAL
1. Agama : Islam
2. Kegiatan ibadah sehari-hari : shalat 5 waktu
3. Jelaskan : shalat 5 waktu sambil tiduran
4. Selama di unit pelayanan kegiatan beribadah yang dilakukan: sholat ditempat tidur
5. Kebutuhan spiritual: Pasienmenganggap bahwa dengan beribadah membuat hati dan
pikirannnya menjadi lebih tenang
6. Rohaniawan: -
H. KOMUNIKASI
Berbicara : baik
I. POLA PERSEPSI (Sensori)
1. Penglihatan : tidak,
pakai kacamata: tidak
2. Pendengaran : baik pakai alat bantu: tidak
3. Penciuman : baik
4. Pengecapan : baik
5. Perabaan : baik
6. Pengkajian nyeri : 0
K. MENTAL
1. Keadaan emosi : baik
2. Memori : baik
3. Skor minimental status :3
Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
No. Pertanyaan Benar Salah
Jumlah 7 3
No Pertanyaan ya Tidak
Skor depresi : 6
Interpretasi data : Depresi sedang
1) Depresi ringan :0-5
2) Depresi sedang :6-9
3) Depresi berat : 10 – 15
6. Apakah pernah melakukan perbuatan yang aneh-aneh: tidak
L. SOSIAL EKONOMI
1. Pekerjaan : pensiunan
2. Jumlah penghasilan: -
3. Asuransi kesehatan: BPJS NPBI
4. Siapa yang membantu membayar dalam pengobatan: BPJS
5. Jumlah anak: 3
6. Cucu :3
7. Dirumah tinggal: istri , anak dan cucu
8. Siapa yang membantu dalam kehidupan sehari-hari: Istri dan anak
N. DISCHARGE PLANNING
1. Tinggal dirumah bersama: Istri
2. Rumah yang ditempati : punya sendiri
3. Keadaan rumah : bersih
4. Tingkat apa tidak : tidak, ubin: tidak licin, WC: duduk
5. Penerangan : listrik, Air: PAM
6. Perawatan diri : total care
7. Perlu alat bantu : ya
8. Konsultasi diet : tidak
9. Macam obat yang di minum di rumah: obat batuk
10. Family conference : tidak
11. Day hospital : tidak
12. Home visit : tidak
P. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum pasien : lemah
2. Ukuran tubuh : TB : 160 cm
BB :60 kg
3. Tanda-tanda vital :
4. TD : 130 / 90 mmHg
5. N : 120 x/menit
6. R : 25 x/menit
7. Status mental : kesadaran : Compos mentis
8. Sensitivitas kulit : klien masih dapat merasakan suhu panas dandingin
9. Kepala/leher : rambut beruban, dan tersebar rata. Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis
10. Penglihatan/mata : simetris kiri kanan, penglihatan baik
11. Pendengaran / telinga : baik, tidak mengalami gangguan, tidak ada serumen
12. Hidung/penciuman, tidak ada sekret, ada silia, nasal septum ditengah
13. Mulut : bersih, gigi atas ada 6, gigi bawah ada 10
14. Dada
Inspeksi : pergerakan dada simetris, tampak retraksi dada
Palpasi : kanan : tak teraba focal fremitus
Kiri : teraba focal fremitus
Perkusi : kanan : pekak
Kiri: sonor
Auskultasi : kanan : tak terdengar suara hantaran
Kiri : vesikuler
15. Abdomen : datar, lemas, bun + normal, tidak ada nyeri tekan.
16. Anus : -
17. Pembuluh darah perifer : masih normal
18. Tangan dan kaki : Semua ekstremitas udema
19. Muskuloskeletal :lama tirah baring setelah diketahui sakit (sekitar 6 bulan) sehingga
ekstremitas lemah, tidak dapat melakukan aktivitas mandiri
Pengkajian Fungsional
1. Mandi : 2 x/hari, menggunakan sabun, dilakukan oleh perawat dan keluarga
2. Pakaian : dibantu oleh perawat atau keluarga pasien
3. Berpindah : Klien berpindah tempat dengan bantuan keluarga dan perawat
4. BAB/BAK : BAB dan BAK di tempat tidur menggunakan pempers
5. Makan dan minum : dibantu
6. Tingkat mobilitas : total care
7. Pola perilaku :baik
8. Kebutuhan komunikasi : baik
Q. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorak : CORmembesar, paru kanan hilang tampak ada massa paru kanan.
Hasil PA tanggal 2 September 2019: sel-sel ganas (+), malignant epithelial tumor
condong adenocarcinoma.
Hasil PA cairan pleura tanggal 2 Desember 2019: Reaksi peradangan
Hasil thorax tanggal 12 Desember 2019 : tampak efusi pleura kanan
R. ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
d. Memonitor 4. S : -
tanda tanda vital O : T :120/70 N: 100
x/mnt. RR : 20 x/
mnt
O : Pasien kelihatan
lebih nyaman
c. Memberikan
oksigenasi sesuai c. S: Pasien mengatakan
advis dokter sesek bila tidak
menggunakn oksigen
nasal canul3 lt/mnt
O : Pasien kelihatan
lebih nyaman , RR ;
d. Memonitor tanda 20 x/mnt.
tanda vital
d. S : -
O : T : 120/70. HR:
90 x/mnt , RR :
e. edukasinapas 20x/mnt S : 37 C
dalam jika sesak
terjadi e. S: pasien dan
keluarga
mengatakan sesak
berkurang
O: pasien tampak
mengikuti tehnik
napas dalam