Anda di halaman 1dari 7

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No.

2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D228

Pengendalian Kualitas Produk Air Minum


Dalam Kemasan A3 Fresh O2 di CV. Karunia
Jaya Menggunakan Diagram Kendali Improved
Generalized Variance dan T2 Hotelling
Vidya Sukma Fitriyawan, Agus Suharsono, dan Haryono
Departemen Statistika, Fakultas Matematika Komputasi dan Sains Data,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
e-mail: haryono@statistika.its.ac.id

Abstrak—Kebutuhan air minum di Indonesia saat ini terus CV. Karunia Jaya merupakan salah satu perusahaan
meningkat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indo-nesia penyelenggara air minum atau penghasil AMDK di Indonesia,
menyatakan bahwa setiap penyelenggara air minum wajib tepatnya terletak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan. Produk AMDK yang diproduksi oleh perusahaan ini adalah air
Saat ini, masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi air
mineral A3 Fresh O2 dalam kemasan gelas 220 mili liter, botol
minum dalam kemasan (AMDK) karena dianggap lebih hemat
dan praktis. CV. Karunia Jaya merupakan salah satu perusahaan 600 mili liter dan dalam kemasan galon 19 liter. Perusahaan
penghasil AMDK. Perusahaan harus senantiasa menjaga kualitas harus senantiasa menjaga kualitas produknya agar bisa
produknya agar memperoleh kepercayaan konsumen, maka memperoleh kepercayaan konsumen. Terlebih lagi apabila
pengendalian kualitas sangat diperlukan. Melalui pengendalian produk yang dihasilkan akan dikonsumsi oleh masyarakat.
kualitas produk terhadap variabel pH dan Total Dissolved Solid Menurut Montgomery, kualitas kebalikan dari variabilitas,
(TDS), menggunakan diagram kendali univariat Individual dan semakin rendah variabilitas maka semakin tinggi kualitas suatu
Moving Range diketahui bahwa variabilitas dan rata-rata proses produk dan begitu pula sebaliknya [2]. Sangat penting bagi
belum terkendali dengan beberapa penyebab, salah satunya
perusahaan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan
adalah kondisi bahan baku yang beragam. Setelah dilakukan
perbaikan dan evaluasi menggunakan diagram kendali Improved
sesuai dengan spesifikasi dari perusahaan, yang mana juga
Generalized Variance dan T2 Hotelling, diketahui bahwa merupakan keinginan dari konsumen.
variabilitas dan rata proses telah terkendali secara statistik. Penelitian ini bertujuan untuk memonitoring kualitas A3
Kapabilitas proses secara multivariat menunjukkan bahwa proses Fresh O2 kemasan gelas, serta untuk mengetahui kapabilitas
belum kapabel karena akurasi proses produksi yang rendah prosesnya. Sebelumnya penelitian serupa pernah dilakukan
sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai dari target oleh Wahyuningsih dan Pusdikarta mengenai analisis
perusahaan. Meskupun demikian, produk yang dihaasilkan telah
pengendalian kualitas multivariat air minum di PDAM
memenuhi syarat yang ditetapakan oleh Badan Standardisasi
Nasional sehingga aman dikonsumsi masyarakat. (Perusahaan Daerah Air Minum) Gresik. Analisis dari pene-
litian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang
Kata Kunci—Diagram Kendali, Individual, Moving Range, belum terkendali secara statistik, yaitu variabel Total
Improved Generalized Variance, T2 Hotelling, pH, Total Dissolved Dissolved Solid (TDS), Kesadahan, dan Suhu [3]. Penelitian
Solid.
ini akan menggunakan dua variabel yaitu pH dan TDS.
Pengendalian kualitas akan dilakukan secara univariat dan
I. PENDAHULUAN multivariat seperti pada penelitian sebelumnya. Diagram
kendali yang digunakan adalah diagram kendali Individual-
K EBUTUHAN air minum tentu saja semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia. Saat ini, masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan
Moving Range, Improved Generalized Variance dan T2
Hotelling untuk data individu.
lama dalam mengolah air untuk dikonsumsi. Sebelumnya,
masyarakat akan memasak air terlebih dahulu sebelum II. TINJAUAN PUSTAKA
dikonsumsi guna membunuh bakteri di dalamnya. Saat ini,
masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi air minum A. Uji Hubungan Antar Variabel
dalam kemasan (AMDK) karena dianggap lebih hemat dan Variabel X1., X2., X3,... ,Xp dikatakan bersifat saling bebas
praktis. Dikutip dari presentasi oleh Wilem Petrus Riwu yang (independen) jika matriks korelasi antar variabel membentuk
disampaikan dalam Sosialisasi Penerapan SNI Wajib Air matriks identitas. Uji independensi antar variabel ini dapat
Minum Kemasan Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian No. dilakukan dengan uji Bartlett sebagai berikut.
78 Tahun 2016, bahwa pertumbuhan produksi AMDK sejak a. Menentukan hipotesis sebagai berikut :
tahun 2009 hingga 2015 mengalami rata-rata kenaikan 10 H0 : ρ = I (matriks korelasi merupakan matriks identitas)
sampai 12 persen pertahun [1].
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D229

H1 : ρ ≠ I (matriks korelasi bukan merupakan matriks Selanjutnya diagram kendali X atau diagram kendali
identitas) Individual digunakan untuk memonitoring rata-rata proses.
a. Menghitung statistik uji menggunakan persamaan 1. Nilai yang digunakan pada diagram kendali ini adalah nilai
 2 p  5 (1) pengamatan dengan garis tengah dan batas kendali sebagai
 2   n 1 ln R 
berikut, dengan n = 2, maka D2  1,128 [6].
hitung
 6 
Keterangan: GT  X
n : Banyak data pengamatan R
p : Banyak variabel yang digunakan BKA  X 
d2
R: Matriks korelasi R
Daerah kritis yang digunakan dalam uji Bartlett ini BKB  X 
d2
2
adalah H0 ditolak jika X hitung  X 2 ;0,5 p ( p 1) atau p-value < α. D. Diagram Kendali Improved Generalized Variance
Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah Salah satu alat untuk mengontrol variabilitas suatu proses.
matriks korelasi bukan merupakan matriks identitas, yang Variabilitas proses dapat digambarkan dari matrik varian
berarti bahwa terdapat hubungan antar variabelnya [4]. kovarian. Diagonal utama dari matrik tersebut merupakan
varians dan elemen lainnya adalah kovariannya. Diagram
B. Uji Distribusi Normal Multivariat
kendali ini berdasar pada selisih antar vektor pengamatan
Uji distribusi normal multivariat dilakukan untuk berturut turut sebagai berikut.
mengetahui data hasil pengamatan mengikuti distribusi normal D  SS m1  SS m
multivariat. Uji distribusi normal multivariat dilakukan dengan
Dimana,
pengujian Henzi Zinkler dengan hipotesis sebagai berikut [5].
 X  
m
Hipotesis : t
SS m  i  X m Xi  X m
H0 : x1 , x2 ,...x p berdistribusi normal multivariat i 1
H1 : x1 , x2 ,...x p tidak berdistribusi normal multivariat m

X
1
Xm  i
Statistik uji : m i 1
2

1 n n  2 Dij
2

   n 1  22  2
p Di p

  e  
 n
Diagram kendali dapat disusun dengan menghitung nilai
 e  2 1  2
2 12
HZ  2
n i 1 j 1 i 1
statistik F dengan persamaan sebagai berikut [7].
F  Tr ( D 2 )
Keterangan :
p: jumlah variabel Batas Kendali Atas (BKA) dan Batas Kendali Bawah (BKB)
æ ö
1
untuk diagram kendali generalized variance untuk pengamatan
b =
(
1 ç n 2p+1 ÷ ) p+4

individu berikut ini,


ç
2è 4 ÷
ø
' BKA  cX r2
( ) ( )
Dij = xi - x j S - 1
xi - xj
BKB  0
'
D = ( x - x) S ( x - x) = m
- 1 dengan
 
i i i ij
2
Di adalah jarak Mahalanobis kuadrat dari observasi ke-i Tr ( S m2 ) Tr ( S m )
c ; r
terhadap centroid dan Dij merupakan jarak Mahalanobis Tr ( S m ) Tr ( S m2 )
antara observasi ke-i dan ke-j. Jika pada tingkat signifikansi α, Matriks kovarian pada diagram Generalized Variance yaitu
HZ > HZtabel dan P  value   maka sampel dapat dikatakan 1 V 'V
S2  , (2)
berasal dari populasi yang berdistribusi normal multivariat. 2 (m  1)
C. Diagram Kendali Univariat untuk Pengamatan Individu dimana Vi  X i 1  X i ; i  1,2,..., m  1 . V i adalah vektor
Pengamatan individu biasanya terjadi apabila tingkat selisih antara vektor data ke-i dan vektor data ke i+j, dalam
produksi rendah, atau tes yang dilakukan pada produk bersifat matrik successive different ditulis sebagai berikut.
merusak. Diagram kendali Moving Range adalah diagram  v'1 
kendali univariat yang digunakan untuk memonitoring  v' 
variabilitas proses. Nilai yang digunakan pada diagram kendali V 2 
  
ini adalah selisih antar pengamatan dengan garis tengah (GT)  
dan batas kendali atas dan bawah (BKA dan BKB) sebagai v' m 1 
berikut.
GT  R
E. Diagram Kendali T2 Hotelling
BKA  D4 R
Diagram kendali T2 Hotelling merupakan salah satu
diagram kendali multivariat yang mengontrol vektor rata-rata
BKB  D3 R
suatu proses. Berdasarkan hasil pengamatannya, diagram
Dengan n (banyak pengamatan yang digunakan dalam kendali T2 Hotelling dibagi menjadi dua yaitu diagram kendali
Moving Range) = 2, maka D4  3,267 dan D3  0 . T2 Hotelling untuk pengamatan subgrup dan diagram kendali
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D230

T2 Hotelling untuk pengamatan individual. Selain itu untuk G. CV. Karunia Jaya
menggunakan rumusan T2 Hotelling pada data multivariat CV. Karunia Jaya merupakan salah satu perusahaan yang
variabel dibutuhkan asumsi normal multivariat. Statistik T2 bergerak di bidang produksiAMDK di Indonesia, tepatnya
Hotelling Individual dapat dihitung menggunakan persamaan terletak di Desa Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa
berikut. timur. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2003 ini memiliki
  
t
T 2  x  x S 1 x  x  tiga jenis produk AMDK, yaitu air mineral kemasan gelas 220
ml, kemasan botol 600 ml, dan air mineral dalam kemasan
dimana x merupakan vektor mean sampel dan S merupakan galon 19 liter. CV. Karunia Jaya memproses air mineral
matriks kovarians sampel. Pada data observasi yang bersifat melalui sistem reserver osmosis yang berguna untuk
in-dividu, untuk sejumlah m observasi maka matriks kovarians meminimalisasi unsur anorganik dan memaksimalkan kadar
sampel diestimasi dengan mengggunakan persamaan (2). Batas oksigen, sehingga AMDK yang dihasilkan baik untuk
kendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai kesehatan.
berikut [2].
BKA 
m  12 
 ; ;m p 1 2
m
p III. METODOLOGI PENELITIAN
2
BKB  0 A. Sumber Data
F. Kapabilitas Proses Penilitian di CV. Karunia Jaya ini menggunakan data
Analisis kapabilitas proses merupakan suatu studi untuk sekunder yang berupa datarecord pH dan Total Dissolved
menaksir kemampuan proses, yaitu apakah produk sudah Solid (TDS) pada produk AMDK gelas ukuran 220 ml
memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau belum. Diperlukan produksi Bulan Juni - September 2017. Pengecekan pH dan
suatu ukuran kuantitatif untuk melihat kapabilitas proses, yaitu TDS pada produk akhir gelas ukuran 220 ml dilakukan empat
indeks kapabilitas, yang dapat digunakan untuk mengetahui kali pada keseluruhan proses produksi. Setiap hari akan
kebaikan suatu proses. Berdasarkan standar 3-sigma, suatu diambil satu sampel produk akhir untuk dicek kadar pH dan
produk dikatakan baik apabila memiliki indeks kapabilitas TDS-nya menggunakan pH meter dan TDS meter, data inilah
lebih dari 1,33. Indeks kapabilitas proses ini dapat dinyatakan yang digunakan dalam penelitian. Selain data sekunder
dalam berbagai perhitungan yang berbeda. tersebut, data primer berupa wawancara dengan pihak
Indeks kapabilitas proses Cp merupakan indeks kualitas perusahaan juga digunakan dalam penelitian.
proses terhadap spesifikasi. Berikut adalah rumus yang
digunakan. B. Variabel Penelitian
USL  LSL Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
Cp  (3)
6 adalah dua karakteristik kualitas AMDK yaitu pH dan Total
Untuk spesifikasi satu arah digunakan Cpu dan Cpl dengan Dissolved Solid (TDS) dengan spesifikasi dari perusahaan dan
rumus sebagai berikut. Badan Standardisasi Nasional (BSN) seperti yang tertera pada
USL     LSL tabel berikut.
C pu  , C pl 
3 3 Tabel 1.
Batas Spesifikasi Variabel
Indeks Cp tidak memperhitungkan perbedaan rataan proses
Batas Spesifikasi
terhadap rataan spesifikasi. Cpk merupakan perbaikan dari Cp Variabel Nama Variabel
Perusahaan BSN
dengan rumus sebagai berikut. x1 pH 6.5 – 7.5 6 – 8.5
C pk  min  C pu , C pl  (4) TDS
Jika Cp=Cpk, proses terpusat di rataan spesifikasi, dan tidak x2 (Total Dissolved 50 – 90 mg/l Maks 500 mg/l
Solid)
terpusat bila Cp<Cpk. Perhitungan indeks Cp dan Cpk untuk
data multivariat dapat dihitung dengan menggunakan C. Struktur Data
persamaan sebagai berikut. Adapun struktur data yang digunakan untuk memonitoring
p
MC p  W C
i 1
i pi (5)
stabilitas kadar pH dan TDS pada produk AMDK gelas ukuran
220 ml pada CV. Karunia Jaya Bondowoso adalah seperti
p tertera pada Tabel 3.2.Pengamatan dilakukan selama tiga
MC pk  W C i pki (6) bulan dengan pengambilan satu sampel setiap hari, sehingga
i 1
selama bulan Juni – September 2017 terdapat 79 pengamatan.
Dimana MCp dan MCpk berturut-turut merupakan bentuk Cp
dan Cpk dalam keadaan multivariat dengan Wi merupakan Tabel 2.


p Struktur Data
pembobot berdasarkan kepentingan dengan Wi  1 . Nilai Karakteristik Kualitas (j)
i 1 Sampel (i)
pH (X1) TDS (X2)
pembobot Wi disesuaikan dengan pembobot dari masing-
1 X11 X12
masing karakteristik kualitas yang ditentukan oleh perusahaan, 2. X.21 X.22
jika tidak ada maka pembobot dianggap sama [8]. .. .. ..
79 X791 X792
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D231

D. Langkah Analisis persamaan (1), diperoleh nilai Chi-square sebesar 23,864 dan
Adapun langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian P-Value 0,000, dengan alpha 0,05 dan derajat bebas 1, nilai
ini adalah sebagai berikut. Chi-square lebih besar dari nilai Chi Square tabel yaitu 3,841,
1. Merumuskan masalah. Selain itu, p-value yang diperoleh adalah 0,000, dimana nilai
2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengatasi tersebut kurang dari alpha 0,05, sehingga keputusan yang
masalah. diambil adalah tolak H0 yang artinya variabel pH dan TDS
3. Melakukan eksplorasi data untuk mengetahui karakteristik saling mempengaruhi.
pada setiap variabel. C. Uji Normalitas Data
4. Menguji dependensi antar variabel untuk mengetahui
Asumsi yang perlu dipenuhi ketika akan memonitoring
apakah kedua variabel saling berhubungan.
proses menggunakan diagram kendali multivariat Improved
5. Menguji normalitas data untuk mengetahui apakah data
Generalized Variance dan T2 Hotelling adalah kenormalan
berdistribusi normal multivariat.
data. Pengujian normalitas data secara multivariat dilakukan
6. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan
menggunakan Heinzer Zikler (HZ) dan diperoleh P-Value
monitoring variabilitas proses menggunakan diagram
0,000 yang kurang dari nilai alpha 0,05 artinya tolak H0
kendali Moving Range untuk masing-masing variabel.
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi
7. Setelah proses terkendali, dilanjutkan memonitoring rata-
normal multivariate. Apabila data tidak berdistribusi normal
rata proses menggunakan diagram kendali Individual.
multivariat, selanjutnya monitoring proses akan dilakukan
8. Setelah rata-rata proses terkendali, dilakukan pengujian
menggunakan diagram kendali univariat. Penggunaaan
distribusi normal multivariat untuk mengetahui apakah data
diagram kendali univariat dalam penelitian ini selain untuk
telah berdistribusi normal, sehingga monitoring
memonitoring proses, adalah juga untuk menangani data
menggunakan diagram kendali Improved Generalized
outlier.
Variance dan T2 Hotelling dapat dilakukan.
9. Membuat diagram kendali Improved Generalized Variance D. Pengendalian Kualitas Menggunakan Diagram Kendali
untuk memonitoring variabilitas proses. Moving Range dan Individual
10. Memonitoring rata-rata proses dengan membuat diagram Analisis secara univariat dilakukan tanpa mempertim-
kendali T2 Hotelling, setelah variabilitas proses terkendali. bangkan hubungan antar variabel. Variabel pH dan TDS
11. Melakukan analisis menggunakan diagram Ishikawa untuk masing-masing akan dianalisis menggunakan diagram kendali
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya data yang Individual-Moving Range (I-MR) untuk mengetahui apakah
out of control. proses produksi telah terkendali secara statistic dengan hasil
sebagai berikut.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 8,50
1
1
1
1 1 1
Individual V alue

1 11 1
8,25 U C L=8,250

A. Deskripsi Karakteristik Kualitas AMDK 8,00 _


X=7,922

CV. Karunia Jaya menetapkan bahwa produk AMDK yang 7,75


LC L=7,594

memenuhi standard perusahaan adalah AMDK yang memiliki 7,50

1
1 1

kadar pH 6,5 – 7,5, sedangkan untuk TDS adalah 50 – 90 mg/l 1 9 17 25 33 41


O bser vation
49 57 65 73

Karakter kualitas pH dan TDS pada Bulan Juni –September 0,48


1 1

2017 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. U C L=0,4031


M oving Range

0,36

0,24

Tabel 3. __
0,12 M R=0,1234
Karakteristik Kualitas AMDK
0,00 LC L=0
Minimu Maximu
Variabel Mean Varians 1 9 17 25 33 41 49 57 65 73

m m O bser vation

pH Gambar 1. Diagram Kendali I-MR pH.


7,9215 0,057 7,40 8,60
TDS 125,9873 572,551 64,00 166,00 1
1
U C L=157,1
150
Individual V alue

_
125 X=125,7
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai rata-rata pada
100
kedua variabel lebih tinggi daripada batas spesifikasi yang 1 1
1 1
11
LC L=94,2

75 1 1

ditentukan perusahaan, walaupun begitu variabel pH memiliki 1


1 1
1

50
varians yang kecil. Artinya kadar pH pada produk cenderung 1 9 17 25 33 41
O bser vation
49 57 65 73

bersifat homogen, sedangkan variabel TDS nilai varians cukup 1

besar, artinya jarak antar data cukup tinggi. 60


1
M oving Range

45 1
1

B. Uji Dependensi antar Variabel 30


U C L=38,66

Sebelum memonitor pergeseran varians dan rata-rata 15 __


M R=11,83

kualitas produk, perlu dilakukan pemerikasaan apakah kedua 0 LC L=0


1 9 17 25 33 41 49 57 65 73
variabel tersebut saling berhubungan/dependen. Berdasarkan O bser vation
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D232

Gambar 2. Diagram Kendali I-MR TDS. Gambar 5. Diagram Kendali Individual pH.
Pada Gambar 1 Diagram kendali MR pH, diketahui bahwa 175
terdapat dua titik pengamatan yang melebihi batas kendali 1

11
1
atas, yaitu pada pengamatan ke-31 dan 72. Lalu pada diagram 150
UCL=152,9

kendali MR TDS dikethui terdapat 4 titik yang keluar dari

Individual Value
batas kendali yaitu pada pengamatan ke-2, 12, 16, dan 41. 125 _
X=120,9
Artinya variabilitas proses belum terkendali secara statistik.
Beberapa penyebab adanya pengamatan yang out of 100

control yang dikelompokkan ke dalam 4 faktor. Faktor-faktor 1 1


LCL=88,8
1 1
tersebut antara lain adalah faktor kualitas material, manusia, 75
1
1

1
lingkungan dan mesin termasuk alat ukur untuk kualitas 1

50
produk. Setelah titik-titik pengamatan yang melebihi batas 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46
Observation
kendali diketahui penyebabnya, maka proses diperbaiki dan
diharapkan kondisi proses dapat terkendali. Lalu dibuat Gambar 6. Diagram Kendali Individual pH.
diagram kendali baru dengan hasil seperti pada Gambar 3 dan
4. Pada gambar 5 dan 6 diketahui bahwa rata-rata proses
belum terkendali secara statistik. . Setelah penyebab adanya
titik-titik pengamatan yang melebihi batas kendali diketahui,
0,35 UCL=0,3467
maka proses diperbaiki dan diharapkan kondisi proses dapat
0,30
terkendali. Lalu dibuat diagram kendali baru dengan hasil
0,25
seperti pada Gambar 7 dan 8.
Moving Range

0,20

0,15
__
8,2
0,10 MR=0,1061 UCL=8,1630

8,1
0,05

0,00 LCL=0 8,0


Individual Value

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46
Observation
_
7,9 X=7,9077

Gambar 3 Diagram Kendali Moving Range pH.


7,8

40 UCL=39,41 7,7
LCL=7,6524

7,6
30 1 4 7 10 13 16 19 22 25
Observation
Moving Range

20 Gambar 7. Diagram Kendali Individual pH setelah Perbaikan.


__ 160
MR=12,06
10
UCL=155,13

150
0 LCL=0
Individual Value

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46
Observation 140
_
X=136,62
Gambar 4 Diagram Kendali Moving Range TDS
130
Sebelumnya pengendalian variabilitas proses telah dilakukan hingga
variabilitas proses terkendali secara statistik. Evaluasi rata-rata proses
dilakukan berdasarkan hasil data yang variabilitas prosesnya telah terkendali 120
LCL=118,10
secara statistik. dengan hasil sebagai berikut. 1 4 7 10 13 16 19 22 25
Observation

8,2 Gambar 8. Diagram Kendali Individual TDS setelah Perbaikan.


UCL=8,1282
8,1
E. Uji Normalitas Data Setelah Perbaikan
8,0
Setelah melalui perbaikan pengujian normalitas data
Individual Value

7,9 _
X=7,846
dilakukan kembali dan diperoleh P-Value 0,642. P-Value
7,8
menunjukkan nilai lebih dari alpha 0,05 artinya gagal tolak H0
7,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
7,6
LCL=7,5638
multivariat.
7,5
1 1

7,4
1
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46
Observation
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D233

F. Pengendalian Kualitas Menggunakan Diagram Kendali persamaan 3 diperoleh indeks kapabilitas secara univariat atau
Improved Generalized Variance dan T2Hotelling nilai Cp untuk variabel pH dan TDS secara berurutan adalah
Apabila data setelah perbaikan telah memenuhi distribusi 1,96 dan 1,08. Presisi variabel pH dan TDS telah baik karena
normal, pengendalian kualitas multivariat dapat dilakukan. Hal Cp bernilai lebih dari satu. Artinya variabilitas pada kedua
ini dilakukan karena diinginkan pengendalian kualitas yang variabel tersebut kecil. Sebaliknya akurasi produk cukup buruk
lebih teliti. Diagram Improved Generalized Variance karena Cpk pada kedua variabel bernilai negatif. Cpk variabel
digunakan untuk mengevaluasi variabilitas proses, dengan pH bernilai -1,6 dan TDS -2,52. Artinya produksi tidak sesuai
hasil sebagai pada Gambar 9. target yang telah ditentukan perusahaan.
Penghitungan batas kendali atas (BKA) menghasilkan Selanjutnya indeks kapabilitas proses secara multivariat
nilai sebesar 553,9 dan batas kendali bawah (BKB) bernilai 0. berdasarkan variabilitasnya (MCp) dapat diketahui
Berdasarkan BKA dan BKB yang telah diperoleh, tidak ada menggunakan persamaan 5. Berdasarkan indeks kapabilitas
titik pengamatan yang keluar/melebihi batas kendali. Hal ini univariat, diperoleh nilai MCp sebesar 1,52. artinya presisi
memberikan informasi bahwa variabilitas proses pada produksi proses baik karena variabilitas produk kecil. Lalu indek
AMDK, yang semula telah diperbaiki menggunakan diagram kapabilitas proses multivariat berdasarkan rata-rata dapat
kendali univariat, telah terkendali secara statistik. diperoleh menggunakan persamaan 6. Berdasarkan nilai Cpk
variabel pH dan TDS yang tertera pada Lampiran H diperoleh
600
BKA
nilai MCpk sebesar -2,06 artinya akurasi proses kurang baik,
500 atau rata-rata yang dihasilkan dari proses ini belum memenuhi
target yang telah ditentukan. Hal ini menghasilkan kapabilitas
400
proses yang belum baik.
300
MCpk yang bernilai negatif menunjukkan bahwa produk
F

yang dihasilkan berada di luar batas spesifikasi perusahaan.


200 Hal ini terjadi karena perusahaan mempersempit batas
spesifikasi dari Badan Standardisasi Nasional demi meningkat-
100
kan kualitas produknya. Artinya walaupun hasil produksi
0 BKB berada di luar spesifikasi perusahaan, AMDK A3 Fresh O2
0 2 4 6 8 10 12
Pengamatan ke- memenuhi spesifikasi BSN sehingga produknya aman untuk
Gambar 9. Diagram Kendali Improved Generalized Variance. dikonsumsi.

Apabila variabilitas proses telah terkendali secara statistik,


selanjutnya evaluasi rata-rata proses dapat dilakukan. Evaluasi V. KESIMPULAN DAN SARAN
rata-rata proses secara multivariat dilakukan menggunakan A. Kesimpulan
diagram kendali T2 Hotelling dengan hasil sebagai berikut. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan
pada BAB IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengendalian kualitas secara univariat menunjukkan bahwa
variabilitas dan rata-rata proses belum terkendali secara
statistik, sehingga perlu dilakukan penanganan pada
penyebab observasi yang out of control.
2. Proses yang telah diperbaiki dengan eliminasi observasi
yang out of control menggunakan diagram kendali
univariat dapat dianalisis menggunakan diagram kendali
multivariat. Hasil yang diperoleh adalah variabilitas proses
dan rata-rata proses terkendali secara statistik.
3. Analisis kapabilitas proses produksi AMDK A3 Fresh O2
Gambar 10. Diagram Kendali T2 Hotelling. di CV. Karunia Jaya menunjukkan bahwa, presisi pada
proses telah baik namun nilai akurasinya masih rendah.
Nilai BKA dan BKB secara berurutan adalah sebesar 8,08 Meskipun demikian, A3 Fresh O2 memenuhi persyaratan
dan 0. Diagram kendali T2 Hotelling pada Gambar dari Badan Standardisasi Nasional sehingga masih aman
10menunjukkan bahwa proses telah terkendali secara statistik. dikonsumsi masyarakat.
Meskipun demikian, data yang dieliminasi saat pengendalian 4. Tidak terkendalinya proses produksi disebabkan oleh
kualitas secara individual cukup banyak, artinya untuk empat faktor yaitu, personel/manusia, bahan baku,
mencapai proses yang terkendali seperti ini, perusahaan perlu lingkungan dan mesin yang di dalamnya termasuk pula alat
melakukan perbaikan dan improvement dalam proses ukur untuk karakteristik kualitas produk.
produksinya.
B. Saran
G. Kapabilitas Proses
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis, saran yang
Vektor rata-rata dan variabilitas proses produksi AMDK diberikan kepana CV. Karunia Jaya adalah sebagai berikut.
A3 pada bulan Juni – September 2017 telah terkendali secara
statistik setelah melalui beberapa perbaikan. Menggunakan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) D234

1. Evaluasi terhadap proses produksi harus dilakukan secara [3] N. Wahyuningsih and D. Pusdikarta, “Analisis Pengendalian
Kualitas Multivariat,” Surabaya, 2005.
berkala, sehingga penangan terhadap produk yang tidak
[4] R. A. Johnson and D. W. Wichern, Applied Multivariate Statistical
sesuai spesifikasi dapat segera dilakukan. Analysis, 6th ed. Pearson Education, Inc, 2007.
2. Kalibrasi terhadap alat ukur dan pelatihan terhadap pekerja [5] S. Korkmaz, D. Goksuluk, and G. Zararsiz, “MVN: An R Package
diperlukan agar resolusi data serta kemampuan pekerja for Assesing Multivariate Normality,” R J., vol. 6, no. 2, pp. 2–3,
dalam membaca hasil pengukuran dapat ditingkatkan. 2014.
[6] A. Mitra, Fundamentals of Quality Control. New York: Macmillan
Publishing Company, 1993.
[7] M. Djauhari, “A Multivariate Process Variability Monitoring Based
DAFTAR PUSTAKA on Individual Observations,” 2010.
[1] W. Riwu, “Perkembangan Industri dan Penerapan SNI Air Minum [8] S. Raissi, “Multivariate process capability indices on the presence
Dalam Kemasan Secara Wajib. Sosialisasi Penerapan SNI Wajib of priority for quality characteristics,” J. Ind. Eng. Int., pp. 27–36,
Air Minum Kemasan,” 2017. 2009.
[2] D. Montgomery, Introduction to Statistical Quality Control. New
Jersey: John Wiley & Sons, 2013.

Anda mungkin juga menyukai