34-Tri Astuti PDF
34-Tri Astuti PDF
Tri Astuti
Dosen PNSD dpk pada STKIP-PGRI Lubuklinggau
(astutitri7@gmail.com / 082179627972)
ABSTRAK
“Berbahasalah kamu, maka saya akan tahu siapa kamu”. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa bahasa merupakan cerminan pribadi seseorang.Karakter, watak, atau pribadi
seseorang dapat diidentifikasi dari bahasa yang ia gunakan. Penggunaan bahasa yang
lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi
penuturnya yang berpendidikan dan berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa
yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, mendiskreditkan, memprovokasi,
mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tidak berpendidikan dan
tidak berbudi. Sehingga tepat juga bunyi peribahasa, "Bahasa menunjukkan bangsa".
Begitu pentingnya peran bahasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang berimplikasi pada pembinaan dan
pembelajaran bahasa di masyarakat dan lembaga pendidikan. Salah satu bentuk
pembinaan yang dianggap paling strategis dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran
bahasa Indonesiadi sekolah.Peran guru dalam upaya pembinaan dan pembelajaran
bahasa memegang peranan yang sangat penting. Guru menjadi figur sosok pribadi yang
menjadi teladan dalam kemampuan berbahasa. Guru menjadi penanggung jawab
keberhasilan pembelajaran bahasa. Agar tujuan pembelajaran bahasa dapat terwujud,
yaitu ‘siswa mampu berkomunikasi secara baik dan benar’, maka diperlukan pengetahuan
dan pemahaman guru berkaitan dengan strategi pembelajaran bahasa yang mengacu
pada prinsip dasar pembelajaran bahasa, yaitu prinsip kontekstual, fungsional, integratif,
dan apresiatif, juga tiga pendekatan pembelajaran bahasa, yaitu pendekatan
pembelajaran bahasa yang menyeluruh (whole language), pendekatan proses, dan
pendekatan komunikatif.
ke lingkungan sekolah, dan lingkungan kalimat yang tidak runtun juga sering
masyarakat. Semua ini yang disebut ditemui. Mengapa ini bisa terjadi?
dengan lingkungan pendidikan bahasa. Menurut Furqon (dalam Majid,
Lingkungan pendidikan bahasa memiliki 2012:45), mengemukakan bahwa
pengaruh yang besar dalam pendidikan terjadinya kemunduran nilai karakter
anak. Proses pendidikan bahasa selalu disebabkan oleh dua faktor: Pertama,
berlangsung dalam lingkungan tertentu sistem pendidikan yang kurang
yang berhubungan dengan ruang dan menekankan pada pembentukan nilai-
waktu. Oleh sebab itu, lingkungan nilai karakter, namun lebih menekankan
pendidikan bahasa harus diciptakan pada pengembangan ranah kognitif saja;
seefektif dan semenarik mungkin, Kedua, kondisi lingkungan yang kurang
terlebih harus mampu memberikan mendukung untuk pembangunan
kontribusi lebih untuk siswa. karakter itu sendiri. Faktor pertama kita
Sebagaimana yang diamanahkan oleh UU jumpai dalam pendidikan bahasa,
No. 20 tahun 2013 tentang Sistem umumnya pembelajaran bahasa di
Pendidikan Nasional, pada pasal 3 sekolah masih banyak yang menekankan
disebutkan: pada teori-teori bahasa, tinimbang
“Pendidikan nasional berfungsi menuntut siswa untuk terampil
mengembangkan kemampuan dan berbahasa. Kondisi lingkungan yang
membentuk karakter serta kurang mendukung, juga menambah
peradaban bangsa yang permasalahan pendidikan bahasa
bermartabat dalam rangka semakin rumit. Ada sebuah anggapan
mencerdaskan kehidupan bangsa. pada umumnya masyarakat bahwa
Pendidikan nasional bertujuan “berbahasa yang penting orang lain
berkembangnya potensi peserta tahu”.
didik agar menjadi manusia yang Pendidikan bahasa merupakan
beriman dan bertaqwa kepada salah satu aspek yang dapat menentukan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak masa depan bangsa. Seperti kata
mulia, sehat, berilmu, cakap, pepatah “Bahasa menunjukkan bangsa”.
kreatif, mandiri, dan menjadi Begitu pentingnya bahasa dalam
warga negara yang demokatis, kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
serta bertanggung jawab.” dan bernegara sehingga perlu suatu
kebijakan yang berimplikasi pada
Kondisi saat ini kemunduran nilai pembinaan dan pembelajaran bahasa di
karakter dalam kehidupan berbahasa masyarakat dan lembaga pendidikan.
banyak kita temui dalam prilaku Salah satu bentuk pembinaan yang
keseharian anak. Sikap santun berbahasa dianggap paling strategis dalam dunia
dan menghormati, seperti mengucapkan pendidikan adalah pembelajaran bahasa
kata terima kasih, maaf, dan permisi Indonesiadi sekolah.Peran guru dalam
sudah jarang terdengar. Belum bentuk upaya pembinaan dan pembelajaran
pilihan-pilihan kata lainnya yang bahasa memegang peranan yang sangat
mencerminkan sikap santun berbahasa. penting. Guru menjadi figur sosok
Ungkapan-ungkapan vulgar dalam pribadi yang menjadi teladan dalam
komunikasi sering terjadi. Struktur kemampuan berbahasa. Guru menjadi
Pendidikan Nasional.
www.depdiknas.go.id.