Anda di halaman 1dari 10

331

PERANAN PEMBELAJARAN BAHASA DALAMPEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Tri Astuti
Dosen PNSD dpk pada STKIP-PGRI Lubuklinggau
(astutitri7@gmail.com / 082179627972)

ABSTRAK
“Berbahasalah kamu, maka saya akan tahu siapa kamu”. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa bahasa merupakan cerminan pribadi seseorang.Karakter, watak, atau pribadi
seseorang dapat diidentifikasi dari bahasa yang ia gunakan. Penggunaan bahasa yang
lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi
penuturnya yang berpendidikan dan berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa
yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, mendiskreditkan, memprovokasi,
mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tidak berpendidikan dan
tidak berbudi. Sehingga tepat juga bunyi peribahasa, "Bahasa menunjukkan bangsa".
Begitu pentingnya peran bahasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang berimplikasi pada pembinaan dan
pembelajaran bahasa di masyarakat dan lembaga pendidikan. Salah satu bentuk
pembinaan yang dianggap paling strategis dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran
bahasa Indonesiadi sekolah.Peran guru dalam upaya pembinaan dan pembelajaran
bahasa memegang peranan yang sangat penting. Guru menjadi figur sosok pribadi yang
menjadi teladan dalam kemampuan berbahasa. Guru menjadi penanggung jawab
keberhasilan pembelajaran bahasa. Agar tujuan pembelajaran bahasa dapat terwujud,
yaitu ‘siswa mampu berkomunikasi secara baik dan benar’, maka diperlukan pengetahuan
dan pemahaman guru berkaitan dengan strategi pembelajaran bahasa yang mengacu
pada prinsip dasar pembelajaran bahasa, yaitu prinsip kontekstual, fungsional, integratif,
dan apresiatif, juga tiga pendekatan pembelajaran bahasa, yaitu pendekatan
pembelajaran bahasa yang menyeluruh (whole language), pendekatan proses, dan
pendekatan komunikatif.

Kata Kunci: pembelajaran bahasa, pembentukan karakter

A. PENDAHULUAN yang berpendidikan dan berbudi.


Dalam berkomunikasi, bahasa Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa
merupakan hal yang paling penting dan yang sarkasme, menghujat, memaki,
menjadi modal yang mampu memfitnah, mendiskreditkan,
menunjukkan identitas diri. Bahasa memprovokasi, mengejek, atau
menunjukkan cerminan pribadi melecehkan, akan mencitrakan pribadi
seseorang. Karakter, watak, atau pribadi yang tidak berpendidikan dan tidak
seseorang dapat diidentifikasi dari ujaran berbudi. Sebagaimana ungkapan dalam
bahasa yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa Indonesia “Berbahasalah kamu,
bahasa yang lemah lembut, sopan, maka saya akan tahu siapa kamu”.
santun, sistematis, teratur, jelas, dan Bahasa sudah kita kenal sejak dari
lugas mencerminkan pribadi penuturnya lingkungan keluarga, kemudian berlanjut

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


332

ke lingkungan sekolah, dan lingkungan kalimat yang tidak runtun juga sering
masyarakat. Semua ini yang disebut ditemui. Mengapa ini bisa terjadi?
dengan lingkungan pendidikan bahasa. Menurut Furqon (dalam Majid,
Lingkungan pendidikan bahasa memiliki 2012:45), mengemukakan bahwa
pengaruh yang besar dalam pendidikan terjadinya kemunduran nilai karakter
anak. Proses pendidikan bahasa selalu disebabkan oleh dua faktor: Pertama,
berlangsung dalam lingkungan tertentu sistem pendidikan yang kurang
yang berhubungan dengan ruang dan menekankan pada pembentukan nilai-
waktu. Oleh sebab itu, lingkungan nilai karakter, namun lebih menekankan
pendidikan bahasa harus diciptakan pada pengembangan ranah kognitif saja;
seefektif dan semenarik mungkin, Kedua, kondisi lingkungan yang kurang
terlebih harus mampu memberikan mendukung untuk pembangunan
kontribusi lebih untuk siswa. karakter itu sendiri. Faktor pertama kita
Sebagaimana yang diamanahkan oleh UU jumpai dalam pendidikan bahasa,
No. 20 tahun 2013 tentang Sistem umumnya pembelajaran bahasa di
Pendidikan Nasional, pada pasal 3 sekolah masih banyak yang menekankan
disebutkan: pada teori-teori bahasa, tinimbang
“Pendidikan nasional berfungsi menuntut siswa untuk terampil
mengembangkan kemampuan dan berbahasa. Kondisi lingkungan yang
membentuk karakter serta kurang mendukung, juga menambah
peradaban bangsa yang permasalahan pendidikan bahasa
bermartabat dalam rangka semakin rumit. Ada sebuah anggapan
mencerdaskan kehidupan bangsa. pada umumnya masyarakat bahwa
Pendidikan nasional bertujuan “berbahasa yang penting orang lain
berkembangnya potensi peserta tahu”.
didik agar menjadi manusia yang Pendidikan bahasa merupakan
beriman dan bertaqwa kepada salah satu aspek yang dapat menentukan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak masa depan bangsa. Seperti kata
mulia, sehat, berilmu, cakap, pepatah “Bahasa menunjukkan bangsa”.
kreatif, mandiri, dan menjadi Begitu pentingnya bahasa dalam
warga negara yang demokatis, kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
serta bertanggung jawab.” dan bernegara sehingga perlu suatu
kebijakan yang berimplikasi pada
Kondisi saat ini kemunduran nilai pembinaan dan pembelajaran bahasa di
karakter dalam kehidupan berbahasa masyarakat dan lembaga pendidikan.
banyak kita temui dalam prilaku Salah satu bentuk pembinaan yang
keseharian anak. Sikap santun berbahasa dianggap paling strategis dalam dunia
dan menghormati, seperti mengucapkan pendidikan adalah pembelajaran bahasa
kata terima kasih, maaf, dan permisi Indonesiadi sekolah.Peran guru dalam
sudah jarang terdengar. Belum bentuk upaya pembinaan dan pembelajaran
pilihan-pilihan kata lainnya yang bahasa memegang peranan yang sangat
mencerminkan sikap santun berbahasa. penting. Guru menjadi figur sosok
Ungkapan-ungkapan vulgar dalam pribadi yang menjadi teladan dalam
komunikasi sering terjadi. Struktur kemampuan berbahasa. Guru menjadi

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


333

penanggung jawab keberhasilan Kaitannya dengan bahasa, bahasa


pembelajaran bahasa. Agar tujuan memiliki peranan yang sangat penting
pembelajaran bahasa dapat terwujud, dalam kehidupan manusia karena bahasa
yaitu ‘siswa mampu berkomunikasi bersifat manusiawi. Artinya, bahasa
secara baik dan benar’, maka diperlukan sebagai alat komunikasi verbal hanya
pengetahuan dan pemahaman guru dimiliki manusia (Chaer dan Agustin,
berkaitan dengan strategi pembelajaran 2004:14). Sebagai makhluk sosial,
bahasa yang mengacu pada prinsip dasar manusia tidak dapat hidup sendiri atau
pembelajaran bahasa, yaitu prinsip individu, manusia membutuhkan
kontekstual, fungsional, integratif, dan manusia lain dalam menjalankan
apresiatif, juga tiga pendekatan aktivitasnya. Aktivitas yang banyak
pembelajaran bahasa, yaitu pendekatan dilakukan manusia adalah aktivitas
pembelajaran bahasa yang menyeluruh menggunakan bahasa. Bahasa selain
(whole language), pendekatan proses, menunjukkan budaya, dapat juga
dan pendekatan komunikatif. menunjukkan kecerdasan personal
seseorang (intelegensi linguistic) dan
B. PEMBAHASAN dapat menunjukkan cerminan pribadi
1. Pendidikan Karakter dan Bahasa seseorang. Bahasa merupakan ciri dari
Pendidikan merupakan usaha sadar budaya suatu daerah atau personal yang
yang dilakukan untuk memanusiakan ada dalam diri seseorang. Semakin baik
manusia. Manusia adalah sasaran yang bahasanya, maka semakin baik pula
dituju dalam kegiatan pendidikan, karena budaya suatu daerah atau suatu bangsa
pendidikan merupakan kegiatan yang “bahasa menunjukkan bangsa”.
bertujuan membantu Menurut Keraf (1982:2), “Bahasa
menumbuhkembangkan potensi-potensi adalah alat komunikasi antaranggota
kemanusiaan. Di dalam potensi-potensi masyarakat, berupa lambang bunyi, yang
kemanusiaan inilah nilai-nilai karakter dihasilkan oleh alat ucap manusia.”
melekat dan nilai-nilai ini dapat dibentuk Konsep ini tentu menimbulkan
melalui pendidikan. pertentangan bagi orang yang
Berbicara masalah pendidikan beranggapan bahwa bahasa bukanlah
karakter, tentu erat kaitannya dengan satu-satunya alat untuk melakukan
berbicara akhlak, moral, budi pekerti, komunikasi. Asap, api, bunyi gendang
dan etika. Menurut Mulyasa (2011:3), atau ketungan dapat digunakan untuk
pendidikan karakter memiliki makna berkomunikasi. Sekalipun mereka
yang lebih tinggi dari pendidikan moral, mengakui bahwa bila bahasa
karena pendidikan karakter tidak hanya dibandingkan alat-alat tersebut, maka
berbicara benar-salah, tetapi bagaimana bahasa akan memberikan kemungkinan
menanamkan kebiasaan (habit) tentang makna yang lebih luas dan efektif dalam
hal-hal yang baik dalam kehidupan, berkomunikasi.
sehingga peserta didik memiliki
kesadaran dan pemahaman yang tinggi 2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa dalam
serta kepedulian terhadap komitmen Pendidikan Karakter
untuk menerapkan kebijakan dalam Negara Indonesia adalah negara
kehidupan sehari-hari. hukum, sekalipun dalam pelaksanaannya

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


334

cukup lemah dan memprihatinkan. pemakai bahasanya. Kesalahan dalam


Termasuk juga hukum dalam penggunaan bahasa, baik dalam tata
penggunaan bahasa nasional dan negara, bahasa ataupun ejaannya merupakan
yaitu bahasa Indonesia. Bahkan tidak ada suatu kesalahan yang dianggap “tercela”
sanki dalam pelanggaran pemakaian dan memalukan, apalagi bila digunakan
bahasa, sehingga orang bisa semaunya di kalangan akademik. Di Amerika
saja menggunakan bahasa, prinsip Serikat, sudah menjadi kebiasaan umum
kebanyakan orang “yang penting tahu dalam penilaian pekerjaan tulis pelajar
maksudnya”. Selain itu, mereka juga dan mahasiswa, salah eja akan
beranggapan bahwa belajar bahasa mengurangi skor pekerjaan tulis mereka.
cukup secara alamiah saja. Artinya, Bagaimana di Indonesia? Jangankan
mereka belajar dari apa yang nyata untuk seluruh pekerjaan tulis, khusus
digunakan tanpa memikirkan apa bentuk untuk pekerjaan tulis yang berkaitan
bahasa tersebut secara kaidahnya benar. dengan mata pelajaran bahasa Indonesia
Akibatnya, dalam pemakaian mereka saja tidak mendapatkan perhatian di
menekankan pada selerabahasa kalangan guru, bahkan lebih
daripada penalaran bahasa. memprihatinkan sekali materi yang
Dalam dunia pendidikan, guru berkaitan langsung dengan kompetensi
yang notabene diharapkan menjadi kebahasaan dan ejaan sering diabaikan
ujung tombak keberhasilan dalam oleh guru bahasa Indonesia.
pembelajaran bahasa, cenderung masih Bila kita kembali melihat sejarah,
banyak yang mengabaikannya. Masih betapa perjuangan bangsa Indonesia
banyak di kalangan guru yang terhadap terbentuknya bahasa
beranggapan bahwa pembelajaran Indonesia, yang tercetus pada salah satu
bahasa Indonesia adalah tugas guru bunyi ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober
mata pelajaran Bahasa Indonesia 1928 “Kami putra dan putri Indonesia,
semata. Selain guru Bahasa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan
mereka tidak memiliki tanggung jawab Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia
terhadap pendidikan bahasa Indonesia. memiliki kedudukan sebagai bahasa
Ditambah lagi sikap negatif siswa persatuan dan bahasa nasional. Peran
terhadap kebanggaan dalam bahasa pada saat itu benar-benar dapat
menggunakan bahasa sendiri. Anak lebih menanamkan sikap dan rasa
bangga bisa menggunakan bahasa asing nasionalisme pada para pemuda
daripada bahasa Indonesia. Bahkan ada Indonesia. Bahasa Indonesia dapat
anggapan di kalangan mereka, bahasa menggalang rasa persatuan dan
Indonesia adalah bahasa yang kurang kesatuan bangsa, yang berujung pada
modern. kemerdekaan tanah air pada 17 Agustus
Berbeda di luar negeri, seperti 1945.
Inggris dan Amerika, bahasa Inggris yang Pada perkembangan selanjutnya,
kita kenal mempunyai aturan ejaan dan setelah Indonesia merdeka, kedudukan
struktur bahasa yang benar-benar baku, bahasa Indonesia semakin kuat dan
sehingga mencapai status sebagai kokoh. Bahasa Indonesia bukan saja
bahasa keilmuan, ini benar-benar sebagai bahasa persatuan dan bahasa
berpengaruh pada mentalitas sikap nasional, namun menjadi bahasa negara

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


335

dan bahasa resmi kenegaraan, Indonesia sebagai alat komunikasi juga


sebagaimana dikukuhkan dalam UUD memiliki fungsi: (1) penyampai informasi,
1945 pasal 36 “Bahasa negara ialah (2) fungsi ekspresi, (3) fungsi adaptasi
bahasa Indonesia.” dan integrasi, (4) fungsi kontrol sosial.
Bahasa Indonesia merupakan alat Fungsi penyampai informasi,
komunikasi lingual bangsa Indonesia, maksudnya bahwa bahasa Indonesia
baik secara lisan maupun tertulis. digunakan untuk menyampaikan
Melalui bahasa, kebudayaan suatu informasi timbal balik antaranggota
bangsa dapat dibentuk, dibina, dan keluarga ataupun anggota-anggota
dikembangkan, serta dapat diturunkan masyarakat. Berita, pengumuman,
kepada generasi-generasi berikutnya. petunjuk pernyataan lisan ataupun
Komunikasi melalui bahasa ini tulisan melalui media massa, media
memungkinkan tiap orang untuk cetak, ataupun elektronik merupakan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan contoh wujud bahasa sebagai fungsi
fisik dan lingkungan sosialnya. informasi. Fungsi penyampai informasi
Memungkinkan juga tiap orang untuk ini sangat penting dalam dunia
mempelajari kebiasaan, adat istiadat, pendidikan, sebagai media transfer ilmu
kebudayaan serta latar belakangnya pengetahuan dan perkembangan
masing-masing. teknologi.
Inilah yang disebut fungsi dasar Fungsi ekspresi diri, maksudnya
suatu bahasa, yaitu sebagai alat bahwa bahasa digunakan untuk
komunikasi. Fungsi-fungsi bahasa ini menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,
akan lebih terinci dan tercermin melalui emosi atau tekanan-tekanan perasaan
kedudukan bahasa itu sendiri. Sebagai pembicara. Bahasa sebagai alat
bahasa nasional atau bahasa pemersatu, mengekspresikan diri ini dapat menjadi
bahasa Indonesia mempunyai fungsi media untuk menyatakan eksistensi
sebagai: (1) lambang kebanggaan (keberadaan) diri, membebaskan diri dari
kebangsaan, (2) lambang identitas tekanan emosi dan untuk menarik
nasional, (3) alat perhubungan perhatian dan kepercayaan orang
antardaerah, antarwilayah, dan “Berbicaralah kamu, maka saya akan
antarwarga, (4) alat penyatuan berbagai tahu siapa kamu”.
suku bangsa. Sementara sebagai bahasa Fungsi adaptasi dan integrasi,
negara/resmi kenegaraan, bahasa yaitu bahasa digunakan untuk
Indonesia mempunyai fungsi sebagai: (1) menyesuaikan dan membaurkan diri
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa dengan anggota masyarakat. Melalui
pengantar di dalam dunia pendidikan, (3) bahasa, seorang anggota masyarakat
alat perhubungan pada tingkat nasional akan belajar adat istiadat, kebudayaan,
untuk kepentingan perencanaan dan pola hidup, perilaku, dan etika
pelaksanaan pembangunan, (4) alat masyarakatnya. Mereka menyesuaikan
pengembangan kebudayaan, ilmu diri dengan semua ketentuan yang
pengetahuan, dan teknologi (Arifin dan berlaku dalam masyarakat melalui
Tasai, 2008: 12-15). bahasa. Bila seseorang mudah
Selain fungsi-fungsi di atas, beradaptasi dengan masyarakat di
Menurut Santoso (2007: 1.5-1.6) bahasa sekelilingnya, maka dengan mudah pula

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


336

ia akan membaurkan diri (ber-integrasi) tuntutan pengembangan aspek


dengan kehidupan masyarakat tersebut fungsional bahasa, yaitu peningkatan
“Bahasa menunjukkan bangsa”. kompetensi berbahasa Indonesia, yang
Fungsi kontrol sosial, bahasa memfokuskan pada empat aspek
dalam hal ini berfungsi mempengaruhi keterampilan berbahasa, yaitu
sikap dan pendapat orang lain. Apabila menyimak, berbicara, membaca, dan
fungsi ini berlaku dengan baik, maka menulis.
semua kegiatan sosial akan berlangsung Dalam Kurikulum 2004
dengan baik pula. Sebagai contoh, (Depdiknas, 2004:3) dinyatakan bahwa
pendapat seorang tokoh masyarakat standar kompetensi bahasa dan sastra
akan didengar dan ditanggapi dengan Indonesia berorientasi pada hakikat
tepat apabila ia dapat menggunakan pembelajaran bahasa, yaitu belajar
bahasa yang komunikatif, efektif, dan berkomunikasi, menghargai manusia,
persuasif. Sebaliknya, kegagalan dalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena
menggunakan bahasa, akan itu, pembelajaran bahasa dan sastra
menghambat pula usahanya dalam Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
mempengaruhi sikap dan pendapat kemampuan siswa dalam berkomunikasi,
orang lain. Artinya, dengan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
seseorang dapat mengembangkan Upaya untuk mencapai
kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada kompetensi ini, maka dalam
tingkat yang lebih berkualitas. pembelajaran bahasa perlu
memperhatikan pendekatan
3. Pembelajaran Bahasa dalam pembelajaran bahasa dan prinsip
Pembentukan Karakter pembelajaran bahasa.
Pembelajaran adalah proses
belajar dimana di dalamnya terdapat a. Pendekatan Pembelajaran Bahasa
interaksi, adanya materi, dan penilaian. Indonesia
Belajar itu sendiri, secara psikologis Menurut Suratinah dan Prakoso
merupakan proses perubahan tingkah (dalam Santoso dkk, 2007:2.1-2.44), ada
laku sebagai hasil dari interaksi dengan tiga bentuk pendekatan dalam
lingkungannya dalam memenuhi pembelajaran bahasa, yaitu:
kebutuhan hidup (Slameto, 2010:2). 1) Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Sedangkan menurut Hamalik (1992:21), Menyeluruh (Whole Language)
belajar adalah suatu bentuk Whole Language Approach
pertumbuhan atau perubahan dalam diri adalah suatu pendekatan terhadap
individu yang dinyatakan dalam bentuk pembelajaran bahas secara utuh dan
tingkah laku yang baru. menyeluruh. Artinya, dalam
Dalam proses pembelajaran pengajaran bahasa kita
bahasa Indonesia di kelas, guru mengajarkannya secara kontektual,
berpedoman pada tuntutan kompetensi logis, kronologis dan komunikatif
dasar dan standar kompetensi yang telah serta menggunakan setting yang riil
ditetapkan. Dalam Kurikulum Tingkat dan bermakna. Para ahliWhole
Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran Languageberkeyakinan bahwa bahasa
bahasa Indonesia mengarah pada merupakan satu kesatuan (whole)

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


337

yang tidak dapat dipisah-pisahkan. guru dalam kelas ini lebih


Pengajaran keterampilan berbahasa sebagai fasilitator dan siswa
dan komponen bahasa, misalnya tata mengambil alih beberapa
bahasa dan kosa kata disajikan secara tanggung jawab yang
utuhbermakna dan dalam situasi biasanya dilakukan guru.
nyata atau otentik.Contoh lain dalam e) Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran berbicara, kita tidak pembelajaran bermakna,
sadar akan memadukan subsistem yaitu kegiatan pembelajaran
unsur-unsur bahasa, seperti fonologi yang membantu
(fonem, lafal, intonasi), morfologi mengembangkan rasa
(kata), sintaksis (frase, klausa, tanggung jawab dan tidak
kalimat), dan semantik (makna tergantung. Siswa terlibat
kalimat). dalam kegiatan kelompok
Pendekatan whole language kecil atau kegiatan individual.
didasari oleh paham contructivism f) Siswa berani mengambil
yang menyatakan bahwa anak/siswa resiko dan bebas
membentuk sendiri pengetahuannya bereksperimen. Dalam kelas
melalui peran aktifnya dalam belajar ini siswa dipacu untuk
secara utuh (whole) dan terpadu melakukan terbaik. Upaya
(integrated). Anak termotivasi belajar seperti ini, misalnya dengan
jika mereka melihat bahwa yang memajangkan hasil kerja
dipelajarinya itu memang semua siswa.
diperlukannya. g) Siswa mendapat balikan
Menurut Santosa (2007: 2.11- (feedback) positif, baik dari
2.12) ada tujuh ciri yang menandakan guru maupun temannya.
kelas dengan pendekatan whole Pemberian feedback positif ini
Language, yaitu: dilakukan sesegera mungkin,
a) Kelas penuh dengan barang sehingga dapat
cetakan. Barang-barang menumbuhkan rasa percaya
tersebut tergantung di diri pada siswa.
dinding, pintu dan furniture. 2) Pendekatan Keterampilan Proses
Kelas dilengkapi dengan Pembelajaran keterampilan
perpustakaan dengan aneka proses adalah pembelajaran dengan
jenis buku dan bahan cetakan. mengembangkan keterampilan-
b) Siswa belajar melalui model keterampilan memproses perolehan
atau contoh, yang sehingga siswa mampu menemukan
diperolehnya dari kegiatan dan mengembangkan fakta dan
membaca, menulis, konsep serta menumbuhkembangkan
menyimak, dan berbicara. sikap dan nilai. Fokus pembelajaran
c) Siswa bekerja dan belajar dengan pendekatan ini tidak hanya
sesuai dengan tingkat pada pencapaian tujuan pembelajaran
kemampuannya. saja, melainkan juga pada pemberian
d) Siswa berbagi tanggung jawab pengetahuan, pengalaman, dan
dalam pembelajaran. Peran keterampilan untuk mencapai tujuan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


338

pembelajaran.Pengelolaan kelas communication activities) dan


dalam pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
pendekatan keterampilan proses interaksi sosial (social interaction
dilaksanakan dengan pengaturan activities).
kelas, baik secara fisik maupun Kegiatan komunikasi fungsional
nonfisik. Pengaturan dilakukan agar terdiri atas empat hal, yakni mengolah
siswa mempunyai keluluasaan gerak, informasi, berbagi dan mengolah
merasa aman, bergembira, informasi, berbagi informasi dengan
bersemangat, dan bergairah untuk kerja sama terbatas, dan berbagi
belajar. Kondisi demikian, diharapkan informasi dengan kerja sama tak
siswa akan dapat mencapai hasil yang terbatas. Sedangkan kegiatan
maksimal. interaksi sosial terdiri atas enam hal,
Langkah-langkah kegiatan yaitu improvisasi, lakon-lakon pendek
keterampilan proses di antaranya yang lucu, aneka simulasi, dialog dan
mengobservasi atau mengamati, bermain peran, sidang-sidang
termasuk di dalamnya: mengitung, konversasi dan diskusi, serta
mengukur, mengklasifikasi, mencari berdebat.
hubungan ruang atau waktu,
membuat hipotesis, merencanakan b. Prinsip Pembelajaran Bahasa
penelitian atau eksperimen, 1) Prinsip Fungsional
mengendalikan variabel, Pembelajaran bahasa Indonesia
menginterpretasikan atau yang berprinsip fungsional pada
menafsirkan data, menyusun hakikatnya sejalan dengan konsep
kesimpulan sementara, meramalkan, pembelajaran yang komunikatif.
menerapkan dan Dalam pelaksanaannya adalah
mengkomunikasikan. melatih siswa menggunakan
3) Pendekatan Komunikatif bahasa baik lisan maupun tulisan.
Pendekatan komunikatif adalah 2) Prinsip Kontektual
suatu pendekatan yang bertujuan Pembelajaran bahasa Indonesia
untuk membuat kompetensi yang berperinsif kontektual adalah
komunikatif sebagai tujuan pelajaran yang mengkaitkan materi
pembelajaran bahasa, juga yang diajarkan dengan dunia nyata.
mengembangkan prosedur-prosedur Prinsip pembelajran kontektual ini
pembelajaran pada empat mencakup tujuh komponen yaitu :
keterampilan berbahasa (menyimak, konstruktivisme, bertanya, inkuiri,
berbicara, membaca, dan menulis), masyarakat belajar, pemodelan,
dan mengakui adanya saling dan penilaian sebenarnya.
ketergantungan antara bahasa dan 3) Prinsip Integratif
komunikasi. Prinsip pembelajaran integratif
Ciri utama pendekatan merujuk pada pendekatan
komunikatif adalah adanya dua pembelajaran menyeluruh. Prinsip
kegiatan yang saling berkaitan erat, pembelajaran ini berkeyakinan
yakni adanya kegiatan-kegiatan bahwa bahasa merupakan satu
komunikasi fungsional (functional kesatuan (whole) yang tidak dapat

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


339

dipisah-pisahkan. Pengajaran pembelajaran bahasa yang dapat


keterampilan berbahasa dan diterapkan guru dalam pembelajaran
komponen bahasa, misalnya tata bahasa Indonesia di sekolah, yaitu
bahasa dan kosa kata disajikan pendekatan pembelajaran bahasa
secara utuh bermakna dan dalam menyeluruh (whole language),
situasi nyata atau otentik. pendekatan proses, dan pendekatan
Pembelajaran ini merujuk pada komunikatif. Pendekatan ini dapat
paham belajar contructivism yang berhasil dengan baik, bila dalam
menyatakan bahwa anak/siswa pembelajaran guru juga memperhatikan
membentuk sendiri prinsip pembelajaran bahasa, yaitu
pengetahuannya melalui peran prinsip fungsional, prinsip konstektual,
aktifnya dalam belajar secara utuh prinsip integratif, dan prinsip apresiatif.
(whole) dan terpadu (integrated).
4) Prinsip Apresiatif 2. Saran
Pembelajaran bahasa Indonesia Berdasarkan uraian makalah di
yang berprinsip apresiatif lebih atas, harapan penulis terhadap para guru
ditekankan pada pembelajaran ataupun intruktur dan pendidik bahasa
sastra. Hal ini mengandung arti agar selalu memberikan dan
bahwa prinsip pembelajaran yang meningkatkan pendidikan karakter
digunakan adalah menyenangkan. melalui pembelajaran bahasa secara
rutinitas di segala lingkungan pendidikan
C. SIMPULAN DAN SARAN (formal, informal, dan nonformal).
1. Simpulan Khusus dalam lingkungan pendidikan
Ungkapan “bahasa menunjukkan formal, kesadaran tugas pembelajaran
bangsa” peribahasa ini tidak hanya bahasa dalam upaya pembentukan
merujuk pada suatu komunitas yang karakter siswa hendaknya jangan hanya
disebut bangsa, tetapi juga bagi individu- dibebankan pada guru mata pelajaran
individu dari suatu komunitas tersebut. bahasa Indonesia. Namun, sadari bahwa
Corak dan warna suatu bangsa, itu semua adalah tugas kita bersama.
ditentukan oleh karakter individu
anggota komunitas bangsa tersebut. D. DAFTAR PUSTAKA
Karakter individu dapat dikenali melalui Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai.
bahasa yang digunakan “Berbasalah 2009. Cermat Berbahasa
kamu, maka saya akan tahu siapa kamu”. Indonesia. Jakarta: Akademika
Dengan demikian, maka secara timbal Pressindo.
balik, bahasa yang digunakan akan
menjadi penanda khas karakter dan
peradaban bangsa. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.
Pembelajaran bahasa Indonesia 2004. iSosiolinguistik Perkenalan
memiliki peran yang sangat penting Awal. Jakarta: Renika Cipta.
dalam pembentukan karakter siswa.
Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa Depdiknas. 2003. Undang-undang No.
Indonesia harus dilakukan secara baik 20 Tahun 2003, Sistem
dan benar. Ada tiga pendekatan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015


340

Pendidikan Nasional.
www.depdiknas.go.id.

Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi


dan Supervisi Pengembangan
Kurikulum. Bandung: Mandar
Maju.

Keraf, Gorys. 1982. Tata Bahasa


Indonesia untuk Sekolah
Lanjutan Atas. Ende Flores:
Nusa Indah..

Majid, Abdul. 2012. Pendidikan


Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2011. Manajemen


Pendidikan Karakter. Jakarta:
Bumi Aksara.

Santoso, Puji, dkk. 2007. Materi dan


Pembelajaran Bahasa Indonesia
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-


faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Renika Cipta.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan


Karakter Usia Dini (Strategi
Membangun Karakter di Usia
Dini). Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB2015

Anda mungkin juga menyukai