Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zikhra Arma

Nim : 19061049
Mata Kuliah : dasar- dasar ilmu pendidikan
Sesi : jumat,13.20- 15.00
Nama Dosen : Novrianti S.pd
PENDIDIDKAN NASIONAL DAN TANTANGAN GLOBALISASI ( Kajian Kritis Terhadap Pemikiran
A. Malik Fajar)
Realitas pendidikan tinggi di indonesia dianggap sebagai bagian dari gerakan neo- liberalisme yang menjelma dalam
kebijakan pasar bebas dan mendorong pemerintah untuk melakukan privatisasi berbagai aset pemerintah .namun
tanpa perhitungan yang tepat dan sistem penunjang aksesibilitas,elitisme dalam pendidikan tinggi akan mengancam
proses demokratisasi di indonesia.Dalam kaitannya dengan makna dan hakikat pendidikan , khususnya pendidikan islam,
malik fadjar menyatakan bahwa pendidikan islam mempunyai pengartian : pertama, jenis pendidikan yang pendirian
dan penyelenggaraan didorong oleh hasrat dan semangat cita- cita untuk mengenjewantahkan nilai islam yang terjamin
dalam lembaga maupun kegiatan. Kedua,jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran
islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakannya.

Adapun pendidikan idealistik ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendidikan integralistik; yakni mengandung komponen-komponen kehidupan yang meliputi: Tuhan, manusia
dan alam.
2. Pendidikan humanistik memandang manusia sebagai manusia; yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrah
tertentu.
3. Pendidikan pragmatik; adalah pendidikan yang memandang manusia sebagai makhluk hidup yang selalu
membutuhkan sesuatu
4. Pendidikan yang berakar kuat, yakni pendidikan yang tidak meninggalkan akar-akar sejarah, baik sejarah
kemanusiaan maupun sejarah kebudayaan suatu bangsa atau kelompok etnis tertentu.

menurut Malik Fadjar, kelemahan umat Islam dalam menyelenggarakan pendidikan Islam, faktor utamanya terletak
pada dataran epistemologis, yaitu bagaimana mencairkan nilai-nilai Islam sebagai setting sosial kultural yang
berkembang. Dengan kata lain, umat Islam masih menghadapi keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu
manusia yang memiliki etos, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai.Memperhatikan apa yang disampaikan
Malik Fadjar dalam holistika pemikiran pendidikan, dapat diambil beberapa point penting. Menurutnya pendidikan
nasional harus mempunyai visi dan misi. Visi misi itu bertumpu pada kenyataan kehidupan berbangsa di negara
Indonesia, artinya semua aspek harus menjadi pertimbangan dalam merancang visi pendidikan nasional. Kebijakan
bidang pendidikan nasional harus terus diacu kepada prinsip-prinsip pertumbuhan, perubahan, pembaharuan dan
kesinambungan. dalam menghadapi era globalisasi, terdapat tiga tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan
Indonesia, pertama, mempertahankan hasil-hasil yang telah dicapai, kedua, mengantisipasi era global, ketiga, melakukan
perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional yang mendukung proses pendidikan yang lebih
demoraktis.Menurut Malik Fadjar, langkah yang telah ditempuhnya untuk memecahkan berbagai persoalan globalisasi
yaitu; Pertama, pendidikan berbasis masyarakat luas (board based education) dengan orientasi kecakapan untuk
hidup(life skills). Kedua, penerapan manajemen berbasis sekolah (school-based management).
Dari sudut pendekatan sistem pendidikan dan kelembagaan, oleh A. Malik Fadjar diarahkan sebagai “mekanisme alokasi
posisional”. Artinya, sistem pendidikan dan kelembagaannya mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk
menyalurkan peserta didiknya ke dalam posisi atau peran ideal tertentu.Dengan kata lain, mewujudkan dan mengatur
serta mengarahkan sebuah lembaga pendidikan yang dapat menjamin masa depan anak bangsa adalah bukan hal yang
mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mewujudkan semuanya tentunya membutuhkan waktu, tenaga
dan dana yang tidak sedikit, dan perlu menentukan perencanaan-perencanaan yang matang.

A. Malik Fadjar juga mengemukakan bahwa: Kalau kita ingin menatap masa depan pendidikan Islam yang mampu
memainkan peran strategis dan diperhitungkan untuk dijadikan pilihan, maka perlu ada keterbukaan wawasan dan
keberanian dalam memecahkan masalah-masalahnya secara mendasar dan menyeluruh, seperti berkaitan dengan hal-
hal berikut ini. Pertama, kejelasan antra yang dicita-citakan dengan langkah operasionalnya. Kedua, pemberdayaan
(empowering) kelembagaan yang ada dengan menata kembali sistemnya. Ketiga, perbaikan, pembaruan, dan
pengembangan dalam system pengelolaan atau menajemen. Dan, keempat, peningkatan sumber daya manusia yang
diperlukan .

Ada beberapa hal yang berhubungan dengan pemikiran pendidikan menurut A. Malik yaitu:

A. Pembaruan Madrasah

Pertama, Kejelasan orientasi madrasah. Menurut beliau orientasi madrasah yang selama ini begitu sempit harus dirubah
menjadi orientasi yang lebih luas cakupannya.Kedua, pembenahan kurikulum madrasah. kurikulum madrasah perlu
dikembangkan secara terpadu, dengan menjadikan ajaran dan nilai-nilai islam sebagai petunjuk dan sumber konsultasi
bagi pengembangan mata pelajaran-mata pelajaran umum, yang operasionalnya dapat dikembangkan dengan cara
memasukkan sebagian topik atau pokok-pokok bahasan mata pelajaran al-Qur’an dan al-Hadits, aqidah-Akhlak, dan sub
mata pelajaran pendidikan agama islam lainnya ke dalam IPS, IPA dan sebagainya.Ketiga,metode pengajaran,Pengajaran
pendidikan agama merupakan suatu mata pelajaran yang bersifat khas, maka diperlukanadanya metodik khusus.
Keempat, Manajemen Madrasah, menurut A. Malik Fadjar agar madrasah menerapkan professional manajemennya,
dengan adannya perencanaan secara terpadu dan menyeluruh, serta sumber pendanaan yang konsisten.

B. STAIN/IAIN menjadi Universitas

Usaha dan Gagasan A. Malik Fadjar mengenai STAIN dan UIN merupakan usaha mempertegas, mempertajam, dan
memperbaharui pendidikan Islam dalam hal bagaimana melayani kebutuhan mendasar manusia. Sebab, demikian Malik
membicarakan pendidikan sama halnya dengan menimbang masa depan yang sustainable mengenai perubahan.

Dan dalam menghubungkan pemikiran A.malik ini kita dapat menyimpulkan dan mencari hal - hal apa saja yang harus
dilakukan untuk pendidikan di era globalisasi nantinya di indonesia seperti halnya prinsip pendidikan Islam juga haruslah
mengarah pada bagaimana konsep kemasyarakatan yang cakupannya sangatlah luas. Konteks makropendidikan tersebut
yaitu kepentingan masyarakat yang dalam hal initermasuk masyarakat bangsa, negara dan bahkan juga kemanusiaan
padaumumnya, sehingga pendidikan Islam integratif antara proses belajar disekolah dengan belajar di masyarakat
[learning society]. Yakni hubunganpendidikan dengan masyarakat mencakup hubungan pendidikan denganperubahan
sosial, tatanan ekonomi, politik dan negara, karena pendidikan ituterjadi di masyarakat, dengan sumber daya
masyarakat, dan untukmasyarakat, maka pendidikan dituntut untuk mampu memperhitungkan danmelakukan antisipasi
terhadap perkembangan sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan secara konsisten. Hal ini menjadi perhatian khusus
karena demipencapaian masyarakat madani yang sanggup berada di tengah percaturan dunia global.

Sistem dari sudut pandang kelembagaan munculnya dorongan untuk mendirikan Madrasah. Karena itu sejak awal abad
ke-20 tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan Madrasah.Bahkan sesungguhnya munculnya
Madrasah merupakan salah satu ciri dari lembaga pendidikan yang telah dipengaruhi oleh ide-ide pembaruan. Karena
dipandang dari sudut historis sebelum abad ke-20 penamaan lembaga pendidikan yang disebut Madrasah belum dikenal
luas, penamaan lembaga pendidikan disesuaikan atau dipergunakan oleh masyarakat setempat, misalnyaPesantren
popular di masyarakat Jawa, Dayah di Aceh, Surau di Sumatera Barat.Sistem dari sudut pandang kurikulum Jurnal Al-
Imam mendorong perumusan system pendidikan yang ideal yang dibutuhkan tidak hanya untuk Islam yang murni
tetapijuga untuk pengetahuan modern yang sesuai.
Namun setelah dilakukan pembaharuan tersebut guna meningkatkan mutu pendidikan masih saja ada beberapa
beberapa kelemahan sekaligus masalah dalam dunia pendidikan di indonesia dalam menghadapi era globalisasi yaitu:

(1) Kualitas lembagapendidikan Islam secara umum masih menyedihkan. Meskipun ada bebarapa lembaga pendidikan
Islam seperti madrasah yang sudah mampu mengungguli kualitas sekolah umum, tetapi secara umum kualitas lembaga
pendidikan Islam belum memadai

(2) Citra lembaga pendidikan Islam relatifrendah. Adalah suatu kenyataan bahwa dalam ranking kelulusan lembaga
pendidikan Islam umumnya berada didalam urutan dibawah sekolah umum
(3) Kualitas dan kuantitas guru yang belum memadai. Jika Gurunya berkualitas rendah dan rasio siswa tidak memadai,
maka penjaran pendidikannya dengan sendirinya akan rendah pula

(4) Gaji Guru secara umum masih kecil

(5) Latar belakang siswa dilembaga pendidikan Islam pada umumnya dari keluarga kelas menengah ke bawah

(6) Tuntutan kompetisi dan kompetensi yang semakin meningkat

Dan untuk mengatasi masalah tersebut maka,juga memaparkan bahwa pendidikan Islam juga harus memperhatikan
beberapa hal lain diantaranya yaitu:

(1) Peningkatan mutu sumber daya manusia, diantara tuntutan internal dan tantangan eksternal global, maka
keunggulan keunggulan yang mutlak dimiliki oleh peserta didik adalah penguasaan atas sains dan teknologi dan
keunggulan kualitas sumber daya manusia(SDM)

(2) Menyiapkan kurikulum yang handal yang berwawasan masa kini dan masa depan. Kurikulum ini diharapkan dapat
menciptakan manusia-manusia yang memiliki kemampuan yang berkualitas dan memiliki keterampilan dan kecakapan
dalam hidup

(3) Sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana merupakan unsur penting yang sangat menunjang bagi
kelancaran dan keberhasilan proses pendidikan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana akademik mutlak perlu, baik
berupa perpustakaan, gedung, pembelajaran, masjid dan lain sebagainya

(4) Mendekonstruksi metode dan menejemen. Metodologi dan manjemen yang selama ini kita pakai harus dirubah dan
dibangun lagi yang baru, yang dapat membawa semangat dan konsep baru sehingga menghasilkan tujuan yang
diinginkan sesuai dengan tuntutan modern sekarang ini

(5) Pengembangan ilmu sosial yang sesuai dwngan kaidah dan aturan namun juga mengikuti alur zaman tersebut.

Dan dalam pemikiran A. Malik ini dapat disimpulkan bahwa sumber utama dan paling penting yang harus menjadi titik
bangkitnya pendidikan di Indonesia adalah adalah dengan manajemen sistem serta bentuk yang sesuai dengan bentuk
atau alur dan masa pada era globalisasi sehingga memungkinkan peserta didik maupun pendidik memiliki kualitas yang
baik dalam menghadapi persoalan globalisasi yang sedang berlangsung baik sekarang ataupun besoknya.

Dalam perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional
yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Maka cara lain yang harus di lakukan bangsa
Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas
pendidikannya terlebih dahulu dengan pembentukan manajemen pendidikan yang sesuai dengan waktu sejarang dan
akan datang dari pendidikan di indonesia tersebut .Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya
manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam
segala bidang di dunia internasional.

Anda mungkin juga menyukai