Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA LANGSUNG

A. Pengertian Status Gizi ( Nutrition Status )


Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutrient dalam bentuk
variable tertentu, contoh gondok endemic merupakan keadaan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Secara garis besar, metode penilaian status gizi dibedakan menjadi
dua yaitu metode langsung dan tak langsung. Metode langsung dibagi lagi
menjadi empat, yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
Sedangkan metode tak langsung dibagi menjadi tiga, yaitu survei
konsumsi, statistic vital, dan faktor ekologi.

B. Faktor yang Memengaruhi Status Gizi


1. Faktor Eksternal
a) Pendapatan, masalah gizi karena kemiskinan indikatornya
adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya
beli yang dimiliki keluarga tersebut.
b) Pendidikan, pendidikan gizi merupakan suatu proses
merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau
masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik.
c) Pekerjaan, pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
d) Budaya, budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi
tingkah laku dan kebiasaan.
2. Faktor Internal
a) Usia, usia akan mempengaruhi kemampuan atau
pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak
balita.
b) Kondisi Fisik, mereka yang sakit, yang sedang dalam
penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan
khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-
anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada
periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan
cepat.
c) Infeksi, infeksi dan demam dapat menyebabkan
menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan
dan mencerna makanan.

C. Metode Penilaian Satus Gizi Secara Langsung.


Metode ini adalah metode yang cara kerjanya berhubungan/
kontak langsung dengan masing-masing responden. Tidak bisa dilakukan
secara representatif, enumerator harus langsung bertemu dengan subjek/
sampel/ reseponden yang ingin diketahui status gizinya.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Antropometri
2. Klinis
3. Biokimia
4. Biofisik

1. Penilaian secara antropometri


Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak
seimbangan asupan protein dan energy. Ketidak seimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Salah satu contoh penilaian status gizi dengan dengan
antropometri adalah Indeks Masa Tubuh (IMT) . Indeks Masa Tubuh
(IMT) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa, khusus nya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan kelebihan
berat badan akan meningkatkan resiko terhadap penyakit
degenerative. Oleh karena itu, pertambahan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang
lebih tinggi.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa dapat
digunakan timbangan berat badan dan pengukuran tingggi badn.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur >18 tahun
dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olah ragawan. Untuk mengetahui IMT, dapat dihitung dengan
rumus

IMT= berat badan (KG)/ (tinggi badan (M))2

Table.1 Batas ambang IMT

Kategori IMT
Kekurangan berat
Kurus 17,0-18,4
badan tingkat ringan
Normal Normal 18,5-25,0
Kelebihan berat
Gemuk 25,1-27,0
badan tingkat ringan
Kelebihan berat
Obesitas >27,0
badan tingkat berat

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan


menimbang berat badanya yaitu : jika ≤2500 gram maka dikategorikan
BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah), jika 2500- 3900 gram
normal dan jika ≥4000 gram dianggap gizi lebih
Macam – macam pengukuran antropometri yang biasa
digunakan untuk melihat pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a) Masa tubuh.
Berat badan adalah pengukuran antropometri yang paling sering
digunakan walaupun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan
massa mineral tulang. Pada orang dewasa terdapat peningkatan
jumlah lemak sehubungan dengan umur dan terjadi penurunan
protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan sebagai
indicator status gizi bayi dengan cut off point <2.500 gram
dikatakan sebagai bayi BBLR. Untuk menilai status gizi
biasanya berat badan duhubungkan dengan pengukuran lain,
seperti umur dan tinggi badan.
b) Pengukuran Linear (Panjang)
Dasar pengukuran linear adalah tinggi (pamjang) atau stature
dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear
lainnya seperti tulang bias digunakan untuk tujuan tertentu.
Misalnya panjang lengan atas atau kaki.
1) Tinggi badan,
Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya
adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari
kaki, punggung, tulang belakang dan tulang tengkorak.
Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total
tinggi (Atau panjang) yang diukur secara rutin. Tinggi badan
yang dihubungkan dengan umur dapat digunaka sebagai
indicator status gizi masa lalu.

2) Panjang badan.
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur
kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar
untuk bediri pada waktu pengumpulan data tinggi badan.
c) Lingkar kepala.
Pengukuran lingkar kepala biasanya digunakan pada kedokteran
anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti
hydrochepalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran
kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhhan kepala balita dapat
digunakan grafik Nellhaus.
d) Lingkaran dada.
Pertumbuhan dada pesat anak sampai berumur tiga tahun
sehingga bias digunakan pada anak yang berumur 2 – 3 tahun.
Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indicator
KEP pada balita. Setelah umur ini lingkaran kepala tumbuh
lebih lambat dari pada lingkaran dada pada anak yang Kep
terjadi pertumbuhan dada yang lambat sehihingga rrasio
lingkaran kepala dan dada < 1.
e) Lingkaran lengan atas.
Lingkaran lengan atas (LILA) biasa digunakan pada abalita serta
wanita usia subur Pengukuran LILA dipilih karena relatif
mudah, cepat, Harga alat murah, tidak memerlukan data umur
untuk balita yang kadang kala susah mendapatka data umur
yang tepat. Bila mencerminkan cadangan energy sengga
pengukuran ini papat mencerminkan status KEP (kurang energy
dan protein) pada balita atu KEK (kurang energy kronik) pada
ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran LILA pada WUS dan ibu
hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadiaa bayi
dengan BBLR (Berat badan lahir rendah). Cut off point dengan
balita yang menderita KEP adalah < 12,5 cm sedangkan resiko
KEK dan WUS dan bumil adalah < 23,5 cm.
d) Lemak subkutan (subcutaneousfat)
Pengukuran berbagai tebal lemak dapat menggunakan caliper.
Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan caliper
yaitu
1) Penguran trisep
2) Pengukuran bisep
3) Pengukuran subprailiak;
4) Penguran subskapular..
2. Penilaian secara klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai
langkah pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk.
Pemeriksaan secara klinis penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa, oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara
cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda
(sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. Salah satu metode
penilaian status gizi secara langsung, secara umum terdiri dari dua
bagian yaitu :
a. Medical history (riwayat medis)
Riwayat medis merupakan catatan mengenai perkembangan
penyakit dalam riwayat medis kita mencatat semua kejadian
yang berhubungan dengan gejala yang timbul pada penderita
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Catatan kita
haruslah meliputi :
o identitas penderita secara lengkap,
o riwayat kesehatan saat ini,
o riwayat kesehatan masa lalu yang berkaitan dengan
penyakit saat ini,
o riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan,
o data lingkungan fisik dan sosial budaya yang berhubungan
dengan gizi,
o data-data tambahan yang diperlukan misalnya adalah
riwayat alergi terhadap makanan, jenis diet dan pengobatan
yang sedang atau pernah dijalani pasien,dll. Data-data
tersebut dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan
penderita dan keluarga.
b. Pemeriksaan fisik
Yaitu melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung
kaki untuk melihat tanda-tanda dan gejala adanya masalah gizi .
pemeriksaaan fisik dilakukan dengan melihat dan mengamati
gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang apat diamati) dan
syimptom (gejala yang tidak dapat diamati tetapi dirasakan oleh
penderita gangguan gizi). Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
melalui teknik :
1) Inspeksi atau periksa pandang
Inspeksi adalah proses pengamatan dengan
menggunakan mata ( periksa pandang ) inspeksi dilakukan
untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang berhubungan
dengan status fisik. Inspeksi dilakukan secara terperinci dan
terfokus pada ukuran, bentuk, posisi, kelainan anatomis
organ, warna, tekstur, penampilan, pergerakan dan
kesimetrisan. Mulailah melakukan inspeksi saat bertemu
dengan klien, amati dari hal – hal umum kemudian ke hal –
hal khusus.

2) Palpasi atau periksa raba


Perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan
menggunakan jari atau tangan. Palpasi digunakan untuk
mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk,
konsistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari
jaringan / organ tubuh.Merupakan tindakan penegasan dari
hasil inspeksi, disamping untuk menemukan yang tidak
terlihat.
3) Perkusi atau periksa ketuk
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk
bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan
dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi
jaringan.
4) Auskultasi atau pemeriksaan menggunakan
stateskop
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebu

Pemeriksaan klinis memilki Kelemahan dan kelebihan ,


berikut ini akan dijabarkan mengenai kelemahan dan kelebihan
penilaian status gizi metode klinis
1. Kelemahan-kelemahan dalam penilaian klinis yaitu:
 Gejala yang tidak spesifik, Gejala defisiensi suatu
nutrient sering sama dengan defisiensi nutrient yang lain.
Contoh: angularstomatis merupakan gejala defisiensi dan
riboflavin, niasin, biotin, B6, atau Fe.

 Tanda-tanda fisik ganda akibat ada


defisiensi nutrien yang lain. Contoh defisiensi folat
diinduksikan oleh defisiensi vitamin B12 akibat penurunan
aktivitas metionin sintetase (aktivitasnya
membutuhkan metilkobalmin dalam siklus metilasi)
 Gejalah dua arah (defisiensi atau perbaikan),
Contohnya yaitu: hepatomegaly merupakan tanda PEM atau
PEM dalam masa penyembuhan
 Tidak konsisten dalam pemeriksaan, Contohnya
yaitu pemeriksaan yang belum berpengalaman menyatakan
suatu gejala itu ringan, namun oleh pemeriksa yang sudah
berpengalaman menyatakan berat.
 Penyakit dengan etiologi yang sama namun pola
gejalanya berbeda pada tiap penderita.

2. Kelebihan dari penentuan status gizi secara klinis yaitu:
 Relative murah
 Tidak memerlukan tenaga khusus
 Sederhana, cepat dan mudah diinterpretasikan
 Tidak perlu memerlukan peralatan yang rumit

3.Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen


yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot

Penggunaan: Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa


kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Setiap zat gizi memiliki indikator tersendiri pada uji biokimia.
Keunggulan Penilaian Status Gizi Secara Biokimia :

1. Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini

2. Hasil pemeriksaan biokimia lebih obyektif

3. Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status


gizi

Kelemahan Penilaian Status Gizi Secara Biokimia :

1. Pemeriksaan biokimia hanya bisa di lakukan setelah timbulnya


gangguan metabolisme

2. Membutuhkan biaya yang cukup mahal

3. Dalam melakukan pemeriksaan di butuhkan tenaga yang ahli

4. Kurang praktis di lakukan di lapangan

5. Membutuhkan peralatan dan bahan yang banyak.

4. Penilaian Status Gizi Secara Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Tes kemampuan fungsi jaringan meliputi kemampuan kerja
dan energi exspenditure serta adaptasi sikap. Tes perubahan struktur dapat dilihat
secara klinis maupun tidak dapat dilihat secara klinis. Pemeriksaan yang tidak
dapat dilihat secara klinis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan radiology.
Penggunaan: Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap

Penilaian status gizi secara biofisik sangat mahal, memerlukan tenaga


yang professional dan dapat diterapkan dalam keadaan tertentu saja. Dapat
dilakukan dengan 3 cara:
Uji radiologi

Dilakukan dengan melihat tanda-tanda fisik dan keadaan tertentu


seperti riketsia, osteomalasia, fluorosis dan beri-beri. Tanda-tanda
radiologi dapat terjadi pada kurang gizi yang parah.

Kelemahan:

o Hanya sensitif pada keadaan kurang gizi yang dini,

o Mahal dan memerlukan tenaga yang terampil.

Tes fungsi fisik

Untuk mengukur perubahan fungsi yang dihubungkan dengan ketidak


cukupan gizi. Beberapa tes yang digunakan adalah:

• Ketajaman penglihatan

• Adaptasi mata pada suasana gelap (paling sering digunakan)

• Penampilan fisik

• Koordinasi otot

Tes Sitologi

Tes ini digunakan untuk menilai keadaan KEP berat. Pemeriksaan


ini dilakukan dengan melihat noda pada epitel dari mukosa oral. Hasil dari
penelitian pada binatang dan anak KEP menunjukkan bahwa presentase
perubahan sel meningkat pada tingkatan KEP dini

Penilaian status gizi secara klinis membutuhkan tenaga medis


(dokter) karena salah satu tugasnya adalah menginterpretasikan tanda-
tanda klinis.Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi
mempengaruhi metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam
mingguan, bulanan, tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu
masyarakat dan waktu yang singkat maka menggunakan metode
antropometri. Jika menggunakan metode biokimia membutuhkan waktu
yang lama, biaya, tenaga dan peralatan yang memadai.Masalah dana juga
mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai status
gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding
dengan metode lainnya.

Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai


dalain penilaian status gizi. Jadi penilaian metode status penilaian gizi
harus mempertimbangkan faktor tersebut diatas. Faktor-faktor itu tidak
bisa berdiri sendiri tapi saling mengait. Oleh karena itu untuk menentukan
metode penilaian status gizi harus memperhatikan keseluruhan dan
mencermati kelebihan dan kekurangan tiap metode tersebut.
KESIMPULAN

Status gizi merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan


masyarakat yang menggambarkan keseimbangan antara keperluan dan pasokan
gizi yang diperoleh.Gizi kurang menyebabkan terpengaruhnya perkembangan
mental, jasmani, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri
dari faktor eksternal dan internal.

Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang, maka dapat
diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya
tergolong normal ataukah tidak normal. Penilaian status gizi ada 2 macam, yaitu
penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak
langsung.

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 yaitu:


Antropometri, klinis, biokimia, biofisik. Pemilihan metode dalam penilaian status
gizi harus sesuai dengan kebutuhan dan sampel yang akan diuji agar didapatkan
hasil yang lebih akurat dan lebih efisien.

Anda mungkin juga menyukai