Materi Makalah Gizi
Materi Makalah Gizi
Kategori IMT
Kekurangan berat
Kurus 17,0-18,4
badan tingkat ringan
Normal Normal 18,5-25,0
Kelebihan berat
Gemuk 25,1-27,0
badan tingkat ringan
Kelebihan berat
Obesitas >27,0
badan tingkat berat
2) Panjang badan.
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur
kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar
untuk bediri pada waktu pengumpulan data tinggi badan.
c) Lingkar kepala.
Pengukuran lingkar kepala biasanya digunakan pada kedokteran
anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti
hydrochepalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran
kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhhan kepala balita dapat
digunakan grafik Nellhaus.
d) Lingkaran dada.
Pertumbuhan dada pesat anak sampai berumur tiga tahun
sehingga bias digunakan pada anak yang berumur 2 – 3 tahun.
Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indicator
KEP pada balita. Setelah umur ini lingkaran kepala tumbuh
lebih lambat dari pada lingkaran dada pada anak yang Kep
terjadi pertumbuhan dada yang lambat sehihingga rrasio
lingkaran kepala dan dada < 1.
e) Lingkaran lengan atas.
Lingkaran lengan atas (LILA) biasa digunakan pada abalita serta
wanita usia subur Pengukuran LILA dipilih karena relatif
mudah, cepat, Harga alat murah, tidak memerlukan data umur
untuk balita yang kadang kala susah mendapatka data umur
yang tepat. Bila mencerminkan cadangan energy sengga
pengukuran ini papat mencerminkan status KEP (kurang energy
dan protein) pada balita atu KEK (kurang energy kronik) pada
ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran LILA pada WUS dan ibu
hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadiaa bayi
dengan BBLR (Berat badan lahir rendah). Cut off point dengan
balita yang menderita KEP adalah < 12,5 cm sedangkan resiko
KEK dan WUS dan bumil adalah < 23,5 cm.
d) Lemak subkutan (subcutaneousfat)
Pengukuran berbagai tebal lemak dapat menggunakan caliper.
Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan caliper
yaitu
1) Penguran trisep
2) Pengukuran bisep
3) Pengukuran subprailiak;
4) Penguran subskapular..
2. Penilaian secara klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai
langkah pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk.
Pemeriksaan secara klinis penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa, oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara
cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda
(sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. Salah satu metode
penilaian status gizi secara langsung, secara umum terdiri dari dua
bagian yaitu :
a. Medical history (riwayat medis)
Riwayat medis merupakan catatan mengenai perkembangan
penyakit dalam riwayat medis kita mencatat semua kejadian
yang berhubungan dengan gejala yang timbul pada penderita
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Catatan kita
haruslah meliputi :
o identitas penderita secara lengkap,
o riwayat kesehatan saat ini,
o riwayat kesehatan masa lalu yang berkaitan dengan
penyakit saat ini,
o riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan,
o data lingkungan fisik dan sosial budaya yang berhubungan
dengan gizi,
o data-data tambahan yang diperlukan misalnya adalah
riwayat alergi terhadap makanan, jenis diet dan pengobatan
yang sedang atau pernah dijalani pasien,dll. Data-data
tersebut dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan
penderita dan keluarga.
b. Pemeriksaan fisik
Yaitu melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung
kaki untuk melihat tanda-tanda dan gejala adanya masalah gizi .
pemeriksaaan fisik dilakukan dengan melihat dan mengamati
gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang apat diamati) dan
syimptom (gejala yang tidak dapat diamati tetapi dirasakan oleh
penderita gangguan gizi). Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
melalui teknik :
1) Inspeksi atau periksa pandang
Inspeksi adalah proses pengamatan dengan
menggunakan mata ( periksa pandang ) inspeksi dilakukan
untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang berhubungan
dengan status fisik. Inspeksi dilakukan secara terperinci dan
terfokus pada ukuran, bentuk, posisi, kelainan anatomis
organ, warna, tekstur, penampilan, pergerakan dan
kesimetrisan. Mulailah melakukan inspeksi saat bertemu
dengan klien, amati dari hal – hal umum kemudian ke hal –
hal khusus.
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Tes kemampuan fungsi jaringan meliputi kemampuan kerja
dan energi exspenditure serta adaptasi sikap. Tes perubahan struktur dapat dilihat
secara klinis maupun tidak dapat dilihat secara klinis. Pemeriksaan yang tidak
dapat dilihat secara klinis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan radiology.
Penggunaan: Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap
Kelemahan:
• Ketajaman penglihatan
• Penampilan fisik
• Koordinasi otot
Tes Sitologi
Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang, maka dapat
diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya
tergolong normal ataukah tidak normal. Penilaian status gizi ada 2 macam, yaitu
penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak
langsung.