Anda di halaman 1dari 3

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare kerena peningkatan isi lumen usus.
1. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
Suhu tubuh meningkat
Nafsu makan menurun
faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor Psikologi
KH,Lemak,Protein

toksin Masuk dan Tek. Osmotik meningkat cemas, gelisa,cengeng

berkembang dlm usus

Hipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik meningkat


dan elektrolit elektrolit ke rongga
(isi rongga usus) usus Menurunya kesempatan usus
menyerap makanan
Hipertermi DIARE

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Kehilangan cairan & Gg. integritas kulit


Elektrolit berlebihan

gg. kes. cairan & elektrolit Asidosis Metabolik Mual, muntah

sesak Nafsu makan menurun


Deficit volume
ciran
Gangguan oksigen Perubahan nutrisi

MRS
Hospitalisasi Family Center Problem

tindakan infasi perpisahan lingkungan baru kurang pengetahuan situasi krisis

Nyeri injuri Cemas Kurang cemas


Cemas, gangguan
pengetahuan
fungsi peran

bagan 2.2 Web of Caution diare, Modifikasi Hendrawanto,1990; Ngastiyah.2002, dan


doenges,2000.
6 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.

Anda mungkin juga menyukai