(KANKER PARU-PARU)
OLEH:
KANDITA MAHRAN NISA
1718012028
Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh batang otak dan dilakukan
dengan bantuan otot-otot pernafasan, saat inspirasi, diagfragma dan otot-otot intercostalis
berkontraksi, memperluas kavum thoraks dan mengembangkan paru-paru. Dinding dada akan
bergerak ke atas, ke depan dan ke lateral, sedangkan diagfragma terdorong ke bawah. Saat inspirasi
berhenti , paru-paru kembali mengempis, diagfragma naik secara pasif dan dinding dada kembali
ke posisi semula.
Pemeriksaan dada anterior dan dada posterior. Pasien dalam keadaan tenang dan posisi duduk,
baju atas dilepas, dan harus dalam cahaya terang walaupun mungkin laju respirasi sudah dilakukan
pada pemeriksaan vital sign, lebih baik jika dilakukan lagi pengamatan pada laju, ritme, kedalaman
dan ada atau tidaknya usaha bernafas.
Untuk memeriksa bagian posterior, lengan terlipat di dada, untuk bagian anterior pasien berbaring
Urut-urutan pemeriksaan:
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Bandingkan sisi yang satu dengan yang lain
Mulai dari atas sampai ke bawah
Gambarkan kelainan yang terjadi dan lokasi kelainan
Inspeksi
Bentuk & ukuran toraks (simetris, lbh besar/kecil)
Pergerakan pernapasan pasien secara menyeluruh tanpa pasien mengetahui saat kita
menghitung frekuensi nafasnya (simetris, atau ada salah satu bagian pergerakan nafas yang
tertinggal)
Tipe dan frekuensi pernapasan
Kelainan lain (deviasi trakea, vena ektasi, ginekomasti, hipertrofi otot napas, retraksi ics, ics
lebar/sempit, pernafasan cuping hidung)
Retraksi biasanya ditemukan pada asma berat, PPOK,atau, obstruksi saluran nafas atas.
Pernafasan tertinggal pada salah satu sisi paru biasanya disebabkan penyakit paru atau
pleura.
Palpasi
Posisi mediastinum (deviasi trakea, iktus kordis)
Kelenjar getah bening (leher & supraklavikula) lokasi, ukuran, konsistensi, soliter/ multipel,
mobilitas, nyeri tekan
Gerakan dinding dada (lobus superior,medius,inferior)
Lokasi nyeri dada
Fremitus raba (tactile fremitus)
Untuk lebih jelasnya lokasi pemeriksaan tactile fremitus dapat dilihat pada gambar berikut.
Perkusi
Perkusi hanya dapat mendeteksi kelainan yg berada 5-7 cm dalamnya dari dinding dada.
Hiperektensikan jari tengah tangan kiri (disebut jari fleksimeter) , tekan dengan lembut pada
sendi interphalang distal permukaan yang akan diperkusi. Hindari kontak permukaan
dengan bagian lain dari tangan, karena hal ini akan mengurangi vibrasi, jari 2,4,dan 5 tidak
menyentuh dada.
Posisikan tangan kanan cukup dekat dengan permukaan dengan jari tengah agak fleksi,
lemaskan dan siap untuk mengetuk.
Dengan gerakan cepat tapi santai, pada sendi pergelangan tangan, ketuk jari fleksimeter
dengan menggunakan ujung jari tengah tangan kanan. ketukan dilakukan dengan cepat
untuk menghindari pengurangan fibrasi.
Lakukan perkusi secara sistematis membandingkan kanan dan kiri serta dari atas ke bawah
dari bagian yang sehat (urutan lihat gambar)
Perkusi batas atas hepar dengan melakukan perkusi dari midclavicula kanan sampai terjadi
perubahan suara menjadi pekak, sedangkan dari midklavikula kiri sampai terjadi suara timpani
menunjukkan adanya udara didalam gaster.
\
Gambar 4. Cara Perkusi Thoraks
Idealnya, auskultasi dilakukan dalam ruangan sunyi. Terkadang suara yang dapat
mengganggu pemeriksaan ini berasal dari gesekan stetoskop dengan kulit/rambut/pakaian,
kontraksi otot. Perlu banyak latihan agar kemampuan auskultasi menjadi handal. Hal hal yang
perlu dievaluasi adalah adanya suara napas dasar, suara nafas tambahan, dan, suara abnormal
o Warna kulit ada tidaknya cyanosis dan tangan ada tidaknya clubbing finger
Dada Posterior
Meminta pasien duduk tegak diatas tempat tidur, rileks dan pemeriksa memposisikan diri di
belakang pasien
Inspeksi : inspeksilah dinding dada posterior terhadap adanya kelainan ; deformitas, asimetris,
retraksi abnormal dan ketinggalan gerak
Palpasi dan identifikasi daerah nyeri palpasilah ada tidaknya daerah nyeri
tekan di dinding dada posterior
Menilai jika adanya kelainan; tumor, massa, daerah peradangan
Menilai taktil fremitus; letakkan bagian ulnar dari tangan kanan pemeriksa
secara horizontal sesuai lokasi (lihat gambar) tekan agak dalam minta
pasien bicara/ mengucapkan ”tujuh-tujuh” bandingkan sisi kanan dan kiri
serta dari atas ke bawah
Perkusi
Cara perkusi baik dan benar serta suara perkusi yang dihasilkan sesuai
Perkusi juga dilakukan untuk menilai naik turunnya diafragma dengan melakukan
perkusi di perbatasan paru-hepar (SIC 7, linea midscapula kanan) dengan meminta
pasien menahan nafas saat ekspirasi dan inspirasi sekitar 4-6cm
Auskultasi
Dengarkanlah suara nafas pasien serta ada tidaknya suara abnormal/ suara nafas
tambahan
Dada Anterior
Inspeksi
Mintalah pasien tetap duduk di tempat tidur dan pemeriksa berada di depan pasien
Lakukanlah sedikit penekanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan pada lekukan
suprasternal, gerakkan ke kanan dan kiri untuk mengetahui posisi dari trachea.
Mintalah pasien berbaring supine dengan kedua tangan sedikit abduksi, pastikan baju
menutupi daerah payudara kanan untuk pemeriksaan dinding dada kiri dan sebaliknya
secara bergantian untuk pasien wanita.
Lakukanlah penilaian ekspansi dinding dada seperti sebelumnya
Minta paisen inspirasi dan ekspirasi
Lakukanlah penilaian taktil fremitus seperti sebelumnya (lokasi lihat gambar)
Perkusi
Tentukan batas bawah paru kiri dengan perkusi di bagian bawah sampai terdengar
suara perkusi timpani akibar udara pada gaster
Auskultasi
Auskultasi dinding dada depan dimulai dari fosa supraclavicula dilanjutkan ke SIC
dinding dada depan dan lateral.
Bandingkan kanan dan kiri dan dari atas ke bawah (sesuai gambar) dan minta pasien
inspirasi dan ekspirasi setiap pemeriksaan
Dengarkanlah suara nafas normal dan ada tidaknya suara nafas tambahan/ abnormal
1. Klasifikasi Histologis Kanker Paru Menurut WHO tahun 1999
5. Adenosquamous carcinoma
7. Carcinoid tumours
•
Typical carcinoid
•
Atypical carcinoid
9. Unclassified carcinoma
2. Penderajatan Internasional Kanker Paru Berdasarkan Sistem TNM
TNM
Stage
occult carcinoma :
Tx N0 M0
0 : Tis N0 M0
IA : T1 N0 M0
IB : T2 N0 M0
IIA : T1 N1 M0
IIB : T2 N1 M0
IIIA : T3 N0 M0
T3 N2 M0
IIIB : seberang N3 M0
T
T4 sebarang N M0
IV : sebarangTsebarang N sebarang
T
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II. Pembedahan
juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya kemoterapi neoadjuvan
untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan
intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat.
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB
intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji
hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan
potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum
diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis.
Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah mengetahui
toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang
akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak memungkin dapat dinilai dari
hasil analisis gas darah (AGD) :
Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif. Pada terapi kuratif,
radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk KPKBSK stadium IIIA. Pada
kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternatif terapi kuratif.
Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk meringankan keluhan
penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang akibat invasi tumor ke dinding
dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.
Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah 5000 – 6000 cGy, dengan cara pemberian 200
cGy/x, 5 hari perminggu.
Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis
histologis tumor dan tampilan (performance status) harus lebih dan 60 menurut skala Karnosfky
atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat
antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis
obat anti kanker dapat dilakukan.