Anda di halaman 1dari 12

unwanted ending

Eden yang telah lama menantikan waktu ini. Dia baru saja wisuda di kuliahnya dan ia
bertekad untuk pergi merantau setelah ia wisuda ke negeri orang, tepatnya di Korea. Ia pun
sudah tidak sabar bertemu dengan Novica, sang pujaan hatinya. Setelah ia sampai di Seoul
dengan waktu yang cukup lama dari kampung halamannya. Eden langsung disibukkan dengan
mencari kost untuk tempat tinggalnya. Lalu Eden menemukan kost yang memiliki harga harga
yang cukup murah disekitarnya.
“Permisii?” ujar Eden
“Ah, kamu orang baru yang masuk kosan disini ya? SELAMAT DATANG.” Balas sang
pemilik kost dengan qajah yang sangat aneh.
“Iya bu, tadi saya liat internet ternyata disekitar sini ada kosan murah hehe.”
“Dengar dari cara bicaramu, kayaknya kamu bukan orang seoul ya?’’
“Ah, iya. Saya dari daerah.”balas Eden dengan muka senyum.
Cukup lama Eden berbincang dengan pemilik kosan. Berbicang tentang bagaimana di
bisa sampai disini dan apa tujuan dia merantau kesini.
“Tunggu sebentar, kuncinya kamarmu mana ya” ujar ibu pemilik kosan sambil menyari
kunci kamar dimeja.
Seketika ada seorang pria bertubuh besar dan bertato melewati Eden dan saling
bersinggungan.
“Eh BA*****, jangan ngalangin jalan dong!”
“.........” Eden hanya terdiam dan tidak menghiraukannya.
“Padahal tinggal jalan lewat samping apa susahnya si, rese banget. Ibu juga nggak tahu
jelas pria itu sebenernya dari geng atau apa, yang pasti dia bikin rusuh terus disini. Tapi kamu
tidak usah khawatir, orang itu sebentar lagi akan keluar dari sini kok.”jawab Ibu pemilik kosan
dengan wajah yang tersenyum lebar sambil membuka matanya bulat-bulat.
“Saya gaterlalu mikirain hal itu, lagian ga penting.” Balas Eden
“Selain dia yang lain orang baik-baik kok. Anggap saja rumah sendiri, selamat tinggal
disini ya semoga saja kamu betah.Oh, iya. Hampir saja lupa. Nomor kamarmu 202 ya ”ujar ibu
pemilik kost dengan senyum yang cukup menyeramkan.
“oke terima kasih buu.”
Setelah Eden mendapatkan kunci kamarnya ia langsung bergegas ke kamarnya.
Setelah ia sudah sampai dikamarnya ia berpapasan dengan tetangganya dengan muka yang
sangat acak acakan.
“haii, saya Eden. Salam kenal.” Saut Eden ke tetangganya.
“.......” ia hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya dan tidak berkata sedikit
apapun.
“Sinis banget si jadi orang, masi bersyukur ada yang mau nyapa orang kayak gitu
dih.”jawab Eden didalam hati.
Setelah Eden masuk ke kamarnya, ia langsung merahpihkan kamarnya dan menata
barang yg ada. Setelah selesai, Eden langsung menelpon ibunya untuk memberitahukan
kabarnya.
“Halo, Ibu? Aku baru saja sampai di kosan” ujar Eden saat menelepon Ibunya untuk
memberi tahukan keadaannya disana.
‘’Sykurlah jika kamu sudah sampai disana. Apa kamu kesasar?” balas sang ibu.
“Iya. Aku nggak kesasar, memangnya aku anak kecil?
“Iya, komputer udah ibu kirim deluan lewat pos ke alamat kosan mu.”
“Barang kenutuhan sehari-hari akan kubeli di market deket sini setelah beres-beres.
Nanti aku bakal telpon lagi! Dahh”
Walaupun kamar nya kecil, tapi sepertinya masih nggak masalah untuk dihuni
sementara.Orang-orang yang tinggal disini? Yahh... sepertinya mereka agak ketus. Mungkin
karena baru pertama kali bertemu?
Belum lama ini aku mendapat tawaran kerja Intern dari kaka kelas yang membuat
perusahaan sendiri disini. Aku yang tidak enak hati selalu makan dan menumpang gratis
dirumah orang tua dan berpikir ini adalah kesempatan yang bagus. Setelah aku lulus, aku
langsung pergi untuk mencari pengalaman di negeri sebrang.
Yang lebih membuatku antusias, bukan hanya pekerjaannya, tapi kehidupan di tempat
lain yang jauh dari kampung halaman dan membuatku menjadi lebih mandiri. Tinggal selama
24 tahun di satu daerah di mana kau kenal dengan seluruh penduduknya hanya dengan
menyebrangi jembatan. Sudah pasti aku sangat butuh tantangan baru dan kebebasan.
Walaupun tempat tinggal ku sekarang sangat kecil sampai tidak bisa
meluruskan kaki saat tidur. Tapi entah kenapa rasanya cukup nyaman.
“Hmm... di sana dapur... di situ toilet ya?”
“Tapi nggak enak juga ya kamar mandi dipakai bersama, berarti aku harus bangun
lebih pagi kalau mau mandi kayaknya.”
“Terus kalau cucian baju harus dikeringin di atap yak? Udah lah nanti aja mikiran
cucian, mending naik ke atas deh sekalian ngerokok.”
“Halo!”
“.......?”
“Saya mulai hari ini tinggal di kamar 202. Mohon bantuannya.” jawab eden sambil
membungkuk.
“Aduhh~~ S-S-S-Sa, Salam kenall!! Orang baru yaa!! Jawabnya sambil ketawa gajelas.
“Ah... Iyaa.. Salam kenal,” Jawab Eden.
“Hmm.. Kalau begitu permisi.”
Seketika pria yang bertubuh besar dan bertato datang menjumpai
“OIII, Bapak kamar 206! Aku udah bilang kan jangan mengeluarkan suara-suara abeh
itu dikamarmu? Cari mati yaa??” Tanya pria yang bertubuh besar dan bertato tersebut.
“Waduuuh~ M-M-Ma,Maaf! Jawab bapak kamar 206
“Wuahh..kasar amat si jadi orang” Jawab Eden di dalam hati.
Setelah itu Eden langsung ke lantai atas untuk ngerokok sejenak dan mengabari
Novica untuk memberitahukan kabarnya.
FUHHH....
“Halo. Hei, Ovi. Aku udah sampai di kosan nih, udah beres- beres kamar juga. Sekarang
lagi liat-liat pemandangan di luar.” Saut Eden
“Ohh udah sampai yaa... baguslahh... memang sekarang kamu lagi dimana? Terus
gimana kosannya?” Tanya Novica
“Lagi di atap nih ngerokok sebentar. Kosannya sih kecil dan lumayan kotor juga. Tapi
yah dicoba tinggal dulu aja.” Jawab Eden,
“Ohh begituu, terus gimana orang-orang yang tinggal disana?” Tanya Novica
“Orang- orang yang tinggal di sini ya?Aku baru liat beberapa aja si, tapi semuanya
ketus banget. Pada saling gapeduli juga, mungkin karena tempat tinggalnya kecil begini, dan
jadi mudah terusik kali yak? Jawab Eden.
“Mungkin kamu belum terbiasa aja Den, lama-kelamaan pasti terbiasa ama orang-
orang disana hehehe.... Semangatt yakkk!!” Saut Novica yang menyemangati Eden.
“Iyaa lahh harus semangat wkwkwk” Jawab Eden sambil ketawa baper.
“Ohh iyaa Ovi, rencananya besok aku mau duduk duduk sama kak Jaeho. Dia kaka
kelas ku yang pernah ku ceritakan waktu itu.” Saut Eden.
“Ohhiya iyaa... Hati hati yaa... Memangnya kamu mulai masuk kerja kapan?” Tanya
Novica
“Iyaaa... Aku mulai kerjanya kemungkinan mulai minggu depan nihh. Sekarang mau ke
kamar dulu yaa, mau istirahat bentar, makan, terus beli peralatan sehari hari. Nanti aku telpon
lagi. Dahh..” Saut Eden sambil menutup telponnya.
“Ohh iyaa iyaa... Dahh!” Jawab Novica sembari berharap agar mereka cepet untuk
ketemuan.
Selesai Eden menelpon Novica, ia langsung bergegas ke kamarnya untuk istirahat.
Ketika Eden turun kebawah, ia menemui ibu kosan.
“Nak kamat 202! Lagi lihat lihat atap yaa? Bagaimana? Di atas pemandangannya bagus
kan?” Tanya ibu kosan.
“Ah iyaa. Pemandangan di sini cukup bagus bu.” Jawab Eden sambil menganggukan
kepalanya.
“Nak kamar 202. Sebentar, ada yang ingin ibu beritahu kepadamu!” Saut Ibu kosan.
“Lantai 3 itu buat kamar perempuan. Tapi sekarang memang sedang tidak ada yang
huni, tapi hati hati yaa.. Jangan sampaisalah masuk.” Saut Ibu kosan saat memberitahu Eden.
“Ahh.. Iyaa, saya mengerti buu.” Jawab Eden.
Ketika Eden telah selesai berbincang dengan ibu kosan, ia langsung masuk ke dalam
kamar untuk rebahan.
“Fuhh, capek jugaa yakk...Istirahat sebentar baru pergi dehh... Terus beli minuman
deh diluar nanti.... hehehe.”
Seketika Eden mendengar suara dari sebelah kamarnya yang sedang telponan dengan
seseorang.
“Iyaaa sayangg...Mendesahh dongg!!” saut penghuni kamar sebelah.
“......?” Eden hanya terdiam dan melihat dinding sebelah kamarya.
“ahhh ahhhh ahhhh.....” Jawab seseorang yg ada ditelpon.
“.... kamuu... Suaranya sangat indahh...Aku cintaa kamuu...”
“Ini kamar203.. atau 201 yaa ... ? Sepertinya lagi telponan dengan pacarnya. Ternyara
di sini sama sekali tidak kedap suara yaa ... Berarti aku juga harus hati hati nih.”Saut Eden di
dalam hati.
Eden memutuskan mendengarkan musik menggunakan headset miliknya dan tertidur
untuk istirahat sejenak.
“... Apa kamu bilang, say ... ?? ... Kamu mau aku berhenti dan membunuh kamu aja ...
? Yaa sudah. Mau dibunuh seperti apa ... ? Cepat bilang, CEWEK LAJANG!!”

*****
Ketikan Eden terbangun, ia langsung mencari makanan diluar. Dekat dengan kosannya
namanya Rumah makan Buni.
“Bu, pesan Ramyeonnya 1 yaa buu ...”
“oke nak, tunggu sebentar yaaa ....”
“Yaa buu.”
“ Ini Ramyeonnyaa ... Sepertinya kamu orang baru yaa disini? Nama mu siapa nak ?”
“Terima kasih. Iyaa buu saya baru disini... Nama saya Eden bu.”
“Ohh memangnya kamu tinggal dimana sekarang?”
“Saya tinggal di kosan dekat sini buu.”
“Ohh begitu yaa.”
Seketika muncul sebuah berita di Tv. Seorang pelaku keji berusia sekitar 30 tahun yang
membunuh anak kandungnya sendiri setelah beberapa tahun melakukan pelecehan seksual
kepada korban, akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian setempat.
“Astagaa.. Perbuatan macam apa itu .. ?ck .. ck ..”Saut ibu yang sedang melihat berita
tersebut.
Tersangka Tuan Choi melakukan pelecehan seksual dan membuang mayat putri
kandungnya, Nona B Choi, ke gunung terdekat setelah mengetahui bahwa korbannya telah
meninggal.
“Ya ampun .. Orang macam itu udah bukan manusia, tapi BINATANG.” Saut
pengunjung di rumah makan dengan nada emosi.
“Binatang saja tidak melakukan itu ... “
Setelah melakukan kejahatan tersebut Tuan Choi dengan tenang bermain game di
warnet tanpa memperlihatkan perasaan bersalah sedikit pun.
“Astaga benar benar orang yang tidak waras .. Ck .. Ck ..”
“Ini semua karena tidak ada hukuman mati bagi para penjahat biadab seperti itu,
makannya orang seperti itu berkeliaran!”
Eden hanya bisa terdiam melihat berita tersebut. Setelah ia selesai makan malam,
Eden mampir terlebih dahulu ke super market untuk membeli beberapa perlengkapan dan
beberapa minuman.
“Hei, nak kamar 202! Habis selesai makan ya?” Saut ibu kos
“Ah, iyaa. Enak sekali di dekat sini banyak tempat makan hehe...”
“Kamu beli apa sebanyak itu?” Tanya ibu kosan
“Ahh ... Apa disini tidak boleh minum minum dikamar?.. Jawab Eden.
“Nggak apa apa kok, asalkan kamu nggak berisik aja saat minum minum. Sampah
sampah juga harus langsung dibuang ya dan dibersihkan setelah selesai.”
“Ahh .. Iya. Akan saya bersihkan nanti. Saya naik ke atas dulu ya buu. Selamat
istirahat!!”
HMM... Ternyata lelah juga yaa buat hari ini. Ahh mending mandi duu dehh.
“Ternyata nggak enak yaa ... Kamar mandinya terlalu jauh... Ohh iya, aku lupa beli
odol... “
“HM HM HM~~ HM” Seketika bapak kamar 206 lewat
“Wahh waah... A anak baru!.. A A Air panasnya keluar kan?”
“OH ... Iyaa keluar kok. Itu ... Maaf, saya boleh minta odol tidak?
“.... Od ... A, apa?”
“AH ... Odol... Odol! Soalnya saya lupa membeli odol tadi.”
“Sini, biar saya yang mengambilkannya.”
“Terima kasih.”
“... Gila pelit banget, ngasih odol cuman sedikit gini. Fuhhh .... “
“Hei! A aku, juga minta shampo dong!”
“ .... Oh iya sebentar..... Ini.”
“Aduhhh~ Ma, Makasihh.”
Eden hanya bisa melihat bapak kamar 206 yang meminajm shamponya, hingga
tumpah kemana mana.
“Brengs*k! Ini orang gila atau gimana si?” Saut Eden di dalam hati.
“Hahhh ... Saking syoknya sampai nggak bisa marah ... Menyebalkan ... “
Setelah Eden selesai mandi, ia bergegas kekamarnya. Tetapi ketika menuju kamarnya,
Eden tidak sengaja melihat kamar tetangganya karena pintunya terbuka.
“Ini orang kenapa nggak nutup pintu kamarnya sih? Liat kamarnya kotor banget... Apa
disini tidak ada orang lain selain orang sinting? Tanya Eden di dalam hati.
“........” Seketika Eden membuka pintu kamarnya, tetangganya langsung keluar dari
kamarnya dengan muka yang sanagt seram.
“Apa lihat lihat?”
“........” Bapak kamar 204 hanya terdiam dan kembali masuk kekamarnya.
“.... Hmmm .... Cari mati ...”
Seharusnya aku tidak mengatakan itu ke bapak 204. Tapi yasudah lah lupain aja,
Mending aku istirahat aja.
Dan seperti itulah kehidupanku di kosan ini dimulai.

****
Dan keesokan harinya, Aku ingat, aku ada janji ketemuan dengan kaka kelas ku,
Ditempat makan dekat sini untuk mengobrol ngobrol sejenak.
“Cirss... Selamat yaa ... Sudah pindah ke kota. Anak desa!”
“Terima kasih, semua berkat kakak hehehe...”
“Oh iya, kemarin setelah sampai disini kau ngapain?”
“Kemarin? ... Hmm ... Cuman bersih bersih.. dan beli kebutuhan aja si...”
“Sudah sampai disini malah diam di rumah saja? Rumah mu bagaimana?”
` “Rumah? Ahh, maksud kaka kosannya? Kecil sekali, kamarnya sama sekali tidak
kedap suara ... Dan toiletnya juga dipakai bersama.”
“Ah iyaa ... Diantara penghuni kosan ada satu orang yang aneh. Kemarin waktu aku
mandi...”
“Dasar, awalnya semua juga pasti seperti itu.”
“Kita harus bersusah susah di tempat seperti itu, baru suatu saat bisa menceritakan
dengan bangga kalau kita pernah susah.”
“Ahh.. Kakak juga saat pertama kali dateng kesini tinggal di kosan kecil juga?”
“Nggak tuh? Aku sewa kosan yang cukup besar, lagian orang tua ku yang bayarin.”
“Oh iyaa ya, dia kan orang kayaa..”
“Omong omong, kau masih pacaran sama pacarmu dari masa sekolah?”
“Novica? Iyaa masih.”
“Yang benar? Wah, lama juga ya. Kalau gitu sudah mau 4 taun ya kamu pacaran
sama dia?”
“Terus bagaimana dong? Kalau fisik menjauh hati juga menjauh hehee... Mungkin dia
akan segera dapat cowo lain...”
“Aduh ... Dia bukan cewe seperti itu kak.”
“Hahh dasar. Percaya amat sih? Kau nggak pernah disakiti perempuan ya?
“hehehe...” Bicara aoa sih ... Menyebalkan.
“Kakak hebat sekali ya bisa mendirikan perusahaan sendiri. Para dosen juga memuji
kakak!”
“Hmm? Bukan apa apa kok. Karyawan juga cuman empat orang termasuk kau.
“Tetap saja. Kakak direkturnya! CEO! Kren sekali hehe...”
“Yahh. Kalau terus berusaha akan ada hari dimana kesenangan akan datang
kepadamu. Tapi kau sudah pacaran 4 tahun dengan Vica, kalau sampai putus gimana?”
“Hehehe... Bicara yang lain saja kak. Yang lain!” Kenapa terus membicarakan pacarku
sih.
“Hmmm.... Wajah mu keliatannya nggak senang yaa? Anak ini, dari masa kuliah
memang cepat marah yaa ... “
“Hahhh?? Ah, bukan begitu, kak! Ayo minum lagi!”
“Oi, ngerokok dulu yuk.”
“Ah iyaa, bentar!”
Seketika aku dan kakak langsung bergegas keluar jalan jalan dikota.
“Hari ini agak dingin ya? Yaa nggak” Tanya kakak
“Oh .. Iya. Jauh lebih dingin dari kemarin.
“Nanti saat masuk kerja kau harus benar benar bekerja yang serius ya!”
“Kau tahu kan? Para profesor dan teman teman menghubungiku terus. Minta
pekerjaan. Aku memanggilmu karena selalu berpikir kau orang yang baik.”
“Para karyawan juga sudah ku bilang, kerjamu lumayan bagus.” Oceh sang kakak.
“Terima kasih sudah memperhatikan ku kak!”
“Oh iya, lain kali jangan lansung mengernyitkan wajahmu hanya kau sedikit kesal.”
“Ah .. Kak, benar bukan seperti itu kok.”
Ketika Eden dan kakaknya sedang berjalan, tiba tiba ia melihat orang yang sedah
berkelahi di sebrang jalan.
“Apa tuh? Ada yang berantem yaa?” Saut kakak.
“Jangan banyak bacot, coba pukul kalau berani, BANGS*T!!”
“BAJING*AN ..... Bodo amat sama penjara, hari ini akan kubunuh kau, Siap siap aja!!”
“Coba pukul BRENGS*EK!! Jangan ngomong doang bisanya.”
“Haduhh kasar sekali orang yang di sebrang itu.” Eden hanya bisa menyaksikan
kedua orang tersebut.
“Uwaakh! Liat kak ternyata dia bener bener gila!!!” Eden yang kaget melihat mereka
berdua
“ANJ*ING.... Rasakan nihh kupukul pukul kau!! Mau apa kau hah?”
“Gaahhh!!”
“Wah sepertinya itu sudah kelewatan. Kak, bukannya kita harusnya melerai mereka
berdua ya?”
“Hei ... Biarkan saja. Zaman sekarang lebih baik jangan ikut campur urusan orang
lain!”
“Setidaknya mending kita lapor polisi.”
“Sudahlah jangan ikut campur dan diam saja! Bisa bisa mereka berdua malah
menyerangmu karena kau ikut campur urusan mereka.”
“Udah yuk, Mending kita lanjut jalan saja, buang buang waktu kalau kita
menyaksikan mereka yang saling bunuh seperti itu.”
“Apa liat liat? Cecunguk sialan!”
“Masih jam segini kenapa pada gila sih!” Saut sang kakak sambil menikmati
rokoknya.
“Hmmm yasudah kak.”
“TO ....TOLONG!!”

******
Setelah mereka langsung meninggalkan tempat itu, untuk meredam situasi dan
kondisi karena tadi, sang kakak langsung mengajak Eden untuk berbincang bincang.
“Kau ingat tidak kita buat tempat di belakang kelas waktu itu? Sambil minum
minum.”
“Oh iyaa! Waktu itu kakak sampai muntah dan ketahuan sama dosen hehehe...”
“Hahaha ... Iyaa ... Hahh, saat itu seru sekali ya? Jamannya kita masih muda hehe...”
“Iya .. Kalau waktu itu aku tidak main dengan kakak pasti nilaiku akan lebih baik
hehe...”
“Kurang ajar ya kau... Kita ini harus lebih banyak main!! Hahaha canda... Ayoo
mending kita lanjut jalan.”
“Hahahaa... Oh iyaa, terimakasih kah buat traktirannya tadi.”
“Oh iya, santai saja.”
“Ahh iya kak, barangku ternyata ada yang ketinggalan ditempat makan tadi.”
“Hahh... Ternyata kamu ceroboh juga yaa... Yasudah ayoo..”
Ketika Eden menuju ke tempat makannya untuk mengambil barangnya yang
ketingalan, ternyata ditempatnya tadii sudah ada beberapa mobil polisi dan ambulance yang
datang.
“... Polisi?”
“Ada apa ya ...? Kok ada polisi..”
“.... Kakk ... Itu bukannya orangnya yang tadi dipukuli tadi ...?”
“... Iya ya ... Waduhh...”
“......”
“Oi. Ayo cepat pergi. Nanti mereka malah interogasi kiya.”
“Hah iyaa bener.”
Ketika Eden sudah mengambil barangnya yang ketinggalan ditempat makan. Tiba tiba
ia merasa ingin pulang.
“Hey, kamu mau kemana sekarang?” Tanya kakak.
“Ahh kayaknya aku pulang aja kak.”
“Nggak pergi minum lagi dong... Aku sudah sengaja menyediakan waktuku untukmu
padahal.”
“Tiba tiba aku merasa lelah ... Maaf.”
“Hah ... Dasar ... Kau ini ternyata lemah... Tapi yasudah lah. Besok istirahat yang cukup,
Jangan terlambat masuk kerja hari senin ya. Aku juga pulang saja deh.”
“Hahh iya kakk, kapan kapan biar aku yang traktir. Hati hati di jalan.”
Setelah itu Eden langsung menuju ke pinggir jalan untuk mencari taksi.
“Taksi! Huh ternyata lelah juga ya...”
“Selamat malam .... Tujuannya kemana?”
“Selamat malam ... Ohh, tolong ke kota xxx- dong pak.”
“Ohh oke. Sepertinya ada kecelakaan di perempatan ya? Ada polisi dan ambulance
juga.”
“Ahh itu, ada yang bertengkar karena mabuk ... Emm... Sepertinya yang satu mati
dipukuli. Mungkin...”
“Ck ... Ck .. Kenapa orang orang itu selalu gelisah ingin saling membunuh satu sama
lain sih? Kau tau kalau tabiat manusia itu cenderung jahat? Kalau nggak salah itu kata kata
ahli filsafat Xunzi. Kayaknya benar kata dia.”
“Kata dia. Dari lahir manusia memang dilahirkan dengan naluri jahat dan sepertinya
benar yang di katakannya.”
“Lalu liat saja anak SD ayau SMP sebelum dewasa. Mereka itu lebih kejam dan
mengerikan daripada orang dewasa.”
“Dan seiring bertambahnya usia, naluri itu tidak menghilang, tapi manusia berusaha
menahannya karena memliki banyak tanggung jawab.”
Rasanya semua orang hidup dengan menyimpan naluri jahat itu. Kita terus
menekannya tapi saat minum minuman seperti alkohol, kita jadi tidak bisa
mengendalikannya, karena itu jadi membuat perkara.
Manusia bisa dibilang tidak bisa hidup berdampingan. Karena itu mereka butuh satu
sama lain dan mau tidak mau hidup bersama.
“Saya tidak tahu apa ini kata kata tepat untuk di saat saat seperti ini, tapi ada kan yang
bilang kalau ‘Orang lain itu dari neraka’?”Ungkap sang bapak taksi.
“Pak. Maaf saya lagi agak kecapean...”
“..... Baik.”
“Ah pak! Tolong berhenti disebelah apotik itu.”
“Oh oke.”
“Terima kasih pak.”
“Hahhh... Perasaanku nggak enak. Ngerokok dulu deh sebelum masuk ke kosan.”
“Kalau saja aku menghentikan atau melapor kejadian tadi, apa orang itu akan hidup
ya?”
“Memangnya dia memukul sekeras apa sih sampai orang itu mati ... ?”
“BRENGS*K.... Baru saja pindah kesini udah ada saja yang berbuat hal heboh seperti
itu.... Fuhhtt...”
Setelah habis rokoknya Eden langsung masuk kedalam kosannya.
“Hmm ... ‘Neraka’ yaa ...”

****

Anda mungkin juga menyukai