ANAMNESIS
a. Identitas pasien: Seorang wanita, 30 tahun
b. Keluhan Utama: produksi kencing berkurang sejak kemarin sore
c. Keluhan penyerta : nyeri pinggang, merasa sangat lemas, sering muntah,
dan nafsu makan menurun
d. Riwayat penyakit : -
e. Riwayat keluarga: -
f. Riwayat lingkungan: -
g. Riwayat Pengobatan sebelumnya: minum obat Ibuprofen selama 1 minggu
terakhir
PEMERIKSAAN FISIK
2. Pemeriksaan Urologi
a. Pemeriksaan Ginjal:
Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas
harus diperhatikan pada saat melakukan inspeksi. Pembesaran mungkin
disebabkan oleh hidronefrosis atau tumor pada daerah retroperitoneum.
Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal, mungkin
teraba pada palpasi dan terasa nyeri pada perkusi.
b. Pemeriksaan Buli-Buli:
Pada pemeriksaan buli-buli diperhatikan adanya benjolan/massa atau
jaringan parut bekas irisan/operasi di suprasimfisis. Massa di daerah
suprasimfisis mungkin merupakan tumor ganas buli-buli atau karena
buli-buli yang terisi penuh dari suatu retensi urine. Dengan palpasi dan
perkusi dapat ditentukan batas atas buli-buli.
Pada Urolithiasis : batu urethra dapat mengalami miksi yang tiba-tiba
terhenti disertai rasa sakit yang hebat pada glans penis, batang penis,
perineum, dan rectum.
c. Pemeriksaan Genitalia Eksterna:
Pada inspeksi genitalia eksterna diperhatikan kemungkinan adanya
kelainan pada penis/uretra antara lain: mikropenis, makropenis,
hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna,
fimosis/parafimosis, fistel uretro-kutan, dan ulkus/tumor penis. Striktura
uretra anterior yang berat menyebabkan fibrosis korpus spongiosum yang
teraba pada palpasi di sebelah ventral penis, berupa jaringan keras yang
dikenal dengan spongiofibrosis. Jaringan keras yang teraba pada korpus
kavernosum penis mungkin suatu penyakit Peyrone.
d. Pemeriksaan Skrotum dan Isinya:
Perhatikan apakah ada pembesaran pada skrotum, perasaan nyeri pada
saat diraba, atau ada hipoplasi kulit skrotum yang sering dijumpai pada
kriptorkismus. Untuk membedakan antara massa padat dan massa kistus
yang terdapat pada isi skrotum, dilakukan pemeriksaan transiluminasi
(penerawangan) pada isi skrotum. Pemeriksaan penerawangan dilakukan
pada tempat yang gelap dan menyinari skrotum dengan cahaya terang.
Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi cairan kistus dan
dikatakan sebagai transiluminasi positif atau diafanoskopi positif.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering
dikerjakan pada kasus- kasus urologi. Pemeriksaan ini meliputi uji:
Urine mempunyai pH yang bersifat asam, yaitu rata-rata: 5,5 - 6,5. Jika
didapatkan pH yang relatif basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri
pemecah urea, sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkinan terdapat
asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat.
- Volume urin. Anuria akut atau oliguria berat, GGA prerenal biasanya
hampir selalu disertai oliguria (<400ml/hari), walaupun kadang tidak
dijumpai oliguria. GGA renal dan post-renal dapat ditandai baik oleh
anuria maupun poliuria.