Oleh:
i
i
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji oleh tim Penguji Poltekkes
Mengetahui
Ketua Program Studi
Karya tulis ilmiah studi kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji
Penguji 2
Penguji 3
Mengetahui Menyetujui
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
ABSTRAK
Latar Belakang: Kurang dari 25% ulkus diabetes sembuh setelah 12 minggu jika
dilakukan penatalaksanaan perawatan luka konvensional, beberapa ulkus diabetes
sulit sembuh dikarenakan antara lain penatalaksaan luka konvensional
menggunakan teknik lingkungan luka yang kering, sedangkan pada perawatan luka
modern presentase perbaikan luka berkisar 86,67% dan lama perawatan berkisar
kurang dari 12 minggu sudah mengalami penurunan pada ukuran luka, jumlah
nekrotik, kedalaman luka, jumlah eksudat, dan bau, dibandingkan perawatan luka
konvensional.Prinsip perawatan luka modern yaitu menciptakan lingkungan moist
wound healing atau menjaga agar luka senantiasa dalam keadaan lembab. Dalam
kondisi lembab luka mengalami pertumbuhan yang baik. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui penerapan teknik perawatan luka modern terhadap granulasi
jaringan pada asuhan keperawatan dengan ulkus diabetik. Metode Penelitian:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode pendekatan
deskriptif desain penelitian yaitu studi kasus yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengekplorasi suatu masalah keperawatan pasien dengan Ulkus diabetik selama 2
minggu Hasil: Pada saat implementasi akhir diperoleh bau luka hilang, eksudat
berkurang, luka lembab, penurunan odema, nekrotik hilang, kulit sekitar luka
berwarna ungu kemerahan panjang luka 4 cm, lebar 9 cm dan kedalaman luka 1
mm, luka berwarna merah muda, luka mulai berepitelisasi. Kesimpulan: Ada
pengaruh pemberian perawatan luka modern terhadap granulasi jaringan pada
asuhan keperawatan dengan ulkus diabetik. Pemberian perawatan luka modern
dapat mempercepat pertumbuhan granulasi jaringan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
Proposal penelitian ini. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Penerapan
Poso”, yang diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan
Peneliti menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna karena
dan hambatan, namun berkat bantun dan masukkan saran dari semua pihak akhirnya
peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak
terima kasih kepada ayah dan ibu selaku orang tua yang tercinta yang telah banyak
berkorban dan selalu memberi nasehat, arahan serta mendoakan peneliti sehingga
Kesehatan Palu.
Kemenkes Palu.
3. Abdul Malik Lawira, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Poso.
v
waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran
Ilmiah ini.
kemampuan yang dimiliki peneliti maka Proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
pembaca dan semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti baik
moril dan materil, dorongan, dan perhatian akan mendapat imbalan dari Tuhan
Peneliti
vi
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran
(INFORMED CONSENT)
Usia : 20 tahun
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa
Yang menyatakan
(.................................)
ix
Lampiran 2
4 Perbaikan
5 Persetujuan
6
Ujian proposal
7
Perbaikan
8 Perizinan
penelitian
9
Penelitian
10 Pengelolaan
data
11
Konsultasi hasil
12
Ujian KTI
13
Perbaikan
14
Penyetoran KTI
x
Lampiran 3
1. Saya adalah Moh Farhan Syafii, mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Palu
6. Semua data yang telah diberikan selama penelitian disimpan dan dijaga
Penulis
Lampiran 4
Lampiran 5
NIM : PO0220216029
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran yang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa karya tulis ilmiah ini hasil
ciplakan maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
Lampiran ........................................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................. 5
C. Tujuan penelitian ................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 8
A. Tinjauan Diabetes Mellitus ................................................................................... 8
1. Definisi Diabetes melitus .................................................................................... 8
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus .............................................................................. 8
3. Manifestasi ........................................................................................................ 10
4. Patifisiologis ..................................................................................................... 11
5. Penatalakasanaan Diabetes Mellitus ................................................................. 12
6. Komplikasi Diabetes Melitus ............................................................................ 15
B. Ulkus diabetik ....................................................................................................... 18
1. Pengertian ............................................................................................................. 18
2. Etiologi.................................................................................................................. 18
3. Tanda dan gejala ................................................................................................... 19
4. Klasifikasi ............................................................................................................. 19
5. Patofisologi ........................................................................................................... 20
6. Pathway ................................................................................................................. 23
7. penatalaksanaan .................................................................................................... 24
C. Tinjauan Tentang perawatan luka modern ......................................................... 24
1. Pengertian Luka .................................................................................................... 24
2. Proses penyembuhan luka ..................................................................................... 26
3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka ................................................... 27
4. Manajemen Perawatan Luka Modern ................................................................... 29
v
A. Latar Belakang
banyak orang dari semua lapisan masyarakat Jumlah penderita DM dari tahun
ke tahun terus mengalami peningkatan dan perubahan gaya hidup menjadi salah
Rukmi, 2018).
penderita diabetes pada usia diatas 20 tahun adalah 300 juta orang dengan
peningkatan dua kali lipat dari tahun 2000 yaitu 150 juta orang (Hidayat, 2018),.
kedelapan pada kedua jenis kelamin dan penyebab kematian kelima pada jenis
kelamin perempuan dan diabetes bertanggung jawab atas kematian 3,7 juta jiwa
Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico dengan 8,5 juta penderita pada
1
2
pada penduduk umur ≥15 tahun 2013-2018 sebanyak 6,9% di tahun 2013 dan
meningkat sebanyak 8,5% pada tahun 2018 (konsensus Perkeni 2011) sedangkan
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten poso tercatat tahun 2016 kasus
DM sebanyak 350 kasus. Di tahun 2017 sebanyak 2.390 kasus dan di tahun 2018
Poso, 2018)
Data dari Klinik AWCC Poso didapatkan pada tahun 2016 terdapat 219
pasien yang masuk dengan kasus ulkus diabetik dengan total 1600 kunjungan,
kemudian pada tahun 2018 jumlah pasien mengalami penurunan dengan 160
kasus dalam 1034 kunjungan dan pada tahun 2017 jumlah penderita sebanyak
ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dan
ulkus diabetik. Ulkus diabetik merupakan masalah yang kompleks dan menjadi
selama perawatan membutuhkan biaya sangat mahal dan sering tidak terjangkau
tersering dilakukannya amputasi, risiko amputasi 15-40 kali lebih sering pada
orang dan pada tahun 2018 sebanyak 66 orang dan di amputasi sebanyak 11
deformitas kaki, dan pressure. Apabila beberapa faktor tersebut tidak segera
kualitas hidup, sebuah penelitian menyatakan dalam penelitian klinis lima tahun
setelah amputasi, angka kematian penderita menjadi meningkat yaitu sekitar 50-
68% angka ini bahkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kematian
luka modern presentase perbaikan pada luka berkisar 86,67% dan lama
ukuran luka, jumlah nekrotik, kedalaman luka, jumlah eksudat, dan bau,
dibandingkan perawatan luka konvensional. Maka dari itu perlu perawatan luka
modern untuk menangani ulkus diabetik (Hendrickson, 2005 dan Ronald, 2017)
Wound Healing) mampu mempercepat proses penyembuhan luka, data ini dapat
di lihat pada tinjauan pustaka penelitian yang menyatakan bahwa luka akan lebih
Alasan ini muncul karena terapi Modern Dressing menggunakan konsep lembab
dengan perawatan luka tertutup tanpa terkecuali, semua jenis luka kronik dan
adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang
evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang
sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan
merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk-produk
tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya, pemilihan produk yang tepat
(safety). Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih
ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu
membutuhkan perawatan yang tepat yaitu dengan teknik perawatan luka modern
dengan metode konvesional yang menggunakan balutan kering dan harus selalu
di ganti,berbeda dengan moist dressing pada tehnik perawatan luka modern yang
tidak harus selalu di ganti setiap hari dapat lebih menghemat biaya perawatan
tehnik perawatan luka modern terhadap penyembuhan luka diabetik pada asuhan
B. Rumusan masalah
pada asuhan keperawatan pasien dengan ulkus diabetik di klinik Aditya Wound
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
ulkus diabetik
D. Manfaat Penelitian
1. Klinik
2. Institusi
3. Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh untuk berespons terhadap insulin atau penurunan atau tidak terdapatnya
tubuh/hiperglikemia (smeltzer,2010)
Organization (WHO) dan telah dicapai oleh seluruh dunia. Empat klasifikasi
8
9
Insiden diabetes tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru setiap tahunnya dan
tidak diketahui oleh sumbenya. Subtipe ini lebih sering timbul pada etnik
penyakit ini.
GDM ada usia tua, etnik dan obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan
minggu.
kelainan genetik kerja insulin,karena obat atau zat kimia, infeksi dan
3. Manifestasi
namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4
kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun
bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi
keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat
4. Patifisiologis
beberapa faktor, sesuai dengan tipe dari diabetes secara umum. DM Tipe I
biasanya ditandai oleh deiisiensi insulin absolut karena kerusakan sel betha
terhadap kerja insulin dan respons sekresi insulin yang tidak adekuat oleh sel
beta pankrcas (defisiensi insulin relatif). Kondisi tersebut dapat terjadi karena
beberapa faktof di antaranya genetik, gaya hidup, dan diet yang mengarah
pusat haus di otak sehingga pendcrita diabetes melitus sering mcngeluh haus.
Indonesia tahun 2006 adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM.
1). Diet
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT)
atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
menahun.
4). Obat
sehingga tidak cocok untuk diberikan pada pasien dengan gagal jantung
kongesti.
15
Akibat adanya gangguan pada sekresi hormon insulin, kerja insulin atau
oleh keduanya pada pasien diabetes melitus Tipe II dan kerusakan sel beta
bikarbonat.
bahkan kematian. Kondisi hiperglikemik yang terjadi pada pasien juga akan
DM tipe I dibanding tipe II, karena pada DM tipe I kekurangan insulin lebih
bersifat absolut.
lebih dari 300 mg/IOO mL. Peningkatan glukosa ini akan menyebabkan
(glukosuria), ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
dehidrasi dan kebilangan banyak elektrolit, pasien dapat menjadi hipotensi dan
serebral sehingga tanpa penangan yang cepat dan tepat pasien bias mengalami
sensasi getar dan proprioseptik dan gangguan motorik yang disertai hilangnya
intermiten dan gangren ekstremitas, jika pembuluh darah arteri koronarioa dan
aorta yang terkenan maka pasien dapa mengalami infark dan angina (Price 8C
Wilson, 1997).
18
B. Ulkus diabetik
1. Pengertian
diabetes melitus. Adanya lapisan terbuka pada lapisan kulit sampai kedalam
tungkai dan neuropati perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga
2013), ulkus diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetik
insusifiensi dan neuropati yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang
2. Etiologi
nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi sering merupakan
4. Klasifikasi
5. Patofisologi
Ulkus kaki diabetes disebabkan tiga faktor yang sering disebut trias,
yaitu: iskemi, neuropati, dan infeksi. Kadar glukosa darah tidak terkendali
a. Neuropati sensorik
sensasi proteksi yang berakibat rentan terhadap trauma fisik dan termal,
b. Neuropati motorik
khas seperti hammer toe dan hallux rigidus. Deformitas kaki menimbulkan
21
c. Neuropati autonom
kulit. Hal ini mencetuskan timbulnya fisura, kerak kulit, sehingga kaki
sirkulasi jaringan yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi
arteri dorsalis pedis, arteri tibialis, dan arteri poplitea; menyebabkan kaki
jaringan, sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau
tungkai bawah terutama kaki, akibat perfusi jaringan bagian distal tungkai
kapiler, sehingga aliran darah jaringan tepi ke kaki terganggu dan nekrosis
sehingga
6. Pathway
7. penatalaksanaan
a. Pencegahan Primer
tingkat risiko dengan melakukan pemeriksaan dini setiap ada luka pada
kaki (Ronald,2017).
b. Pencegahan Sekunder
1. Pengertian Luka
yaitu :
1) Penyembuhan primer
2) Penyembuhan sekunder
sekitarnya
Bisa dibedakan menjadi akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika
segala jenis luka yang tidak ada tanda-tanda sembuh dalam jangka lebih
dari 4-6 minggu Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses
Menurut (Ronald, 2015) luka akan sembuh sesuai tahapan spesifik yang
dapat terjadi tumpang tindih fase penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase,
yaitu :
a. Fase inflamasi
kekuatan
jaringan sebelumnya
mengalami perbaikan
jaringan yang terluka. Peran sistem kekebalan tubuh dalam proses ini tidak
hanya untuk mengenali dan memerangi antigen baru dari luka, tetapi juga
ke dalam sel akibatnya terjadi penurunan protein dan kalori tubuh (Ronald,
2015).
d. Nutrisi
meningkatkan epitelisasi, dan seng (zinc) diperlukan untuk mitosis sel dan
2015).
g. Nyeri
2015).
h. Kortikosteroid
1) Mengobati
4) Perawatan luka
1) Pencucian luka
(1) Cairan terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah cairan
(3) Bisa juga menggunakan rebusan daun jambu biji, suam suam
kulit/luka)
maka :
2) Debridement luka
a) Pengertian debridement :
akan masuk dengan adekuat kedalam jaringan luka, dalam hal ini,
streptokinase-streptodornase
(Maryunani, 2013)
lembab.
berlebihan.
(e) autolysis.
36
kontaminasi.
(a) Hidrogel
(b) Hidrocolloid
Fixomul Tranparent.
tupfer, rope
1. Batasan prosedur
a. Asuhan keperawatan pada studi kasus ini adalah proses atau rangkaian
Yellow Black)
mengkontrol infeksinya
epitalisasi pada tepi luka, bila dalam 2-4 minggu tidak ada
c. Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetes
2. Prosedur tindakan
1. Pengkajian
menurun, adanya luka yang tidak sembuh dan berbau, dan adanya nyeri
pada luka
riwayat penyakit Diabetes Melitus, atau penyakit penyakit lain yang ada
42
hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat
4) Pola aktivitas dan latihan : adanya ulkus diabetik dan kelemahan otot
kelelahan
5) Pola tidur dan istirahat : adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan
situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan
mengalami perubahan
7) Pola persepsi dan kosep diri : adanya perubahan fungsi dan struktur
esteem)
orgasme
adaptif
10) Pola hubungan dan peran : ulkus diabetik yang sukar sembuh dan
11) Pola keyakinan dan spiritual : adanya perubahan status kesehatan dan
ibadah penderita
h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem pernapasan
3) Sistem kardiovaskuler
45
4) Sistem pencernaan
obesitas
5) Sistem musculoskeletal
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya ulkus diabetik pada
ekstremitas
6) Sistem integumen
7) Sistem neurologis
2. Diagnosa
a. Pengertian
(Nursalam, 2011).
Wilkinson 2012).
46
pembuluh darah.
4. Resiko infeksi
47
48
diabetesmellitus,
hiperlipidemi)
3. diabetes melitus
4. Hipertensi
5. Gaya hidup monoton
6. Merokok
4. Implementasi
5. Evaluasi
Komponen evaluasi :
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
deskriptif desain penelitian studi kasus, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengekplorasi suatu masalah keperawatan pasien dengan Ulkus diabetik,
2. Waktu penelitian
D. Fokus Studi
Fokus tindakan dan penelitian ini adalah Penerapan Tehnik Perawatan Luka
E. Definisi Operasional
a) Asuhan keperawatan pada studi kasus ini adalah proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang di berikan secara langsung kepada pasien dengan
dan evaluasi.
54
55
penyembuhan luka dan granulasi jaringan dapat terjadi secara alami. Perawatan
luka. Di mulai dengan wound bed preparation menggunakan metode TIME untuk
c) Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetes melitus yang
d) Granulasi jaringan adalah pertumbuhan jaringan baru pada luka yang ditandai
penyembuhan luka dan granulasi jaringan dapat terjadi secara alami. Perawatan
luka. Di mulai dengan wound bed preparation menggunakan metode TIME untuk
f) Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetes melitus yang
g) Granulasi jaringan adalah pertumbuhan jaringan baru pada luka yang ditandai
penyembuhan luka dan granulasi jaringan dapat terjadi secara alami. Perawatan
luka. Di mulai dengan wound bed preparation menggunakan metode TIME untuk
i) Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetes melitus yang
j) Granulasi jaringan adalah pertumbuhan jaringan baru pada luka yang ditandai
1. Wawancara
3. Studi dokumentasi
G. Etika penelitian
1. Prinsip otonomy
memberikan kebebasan pada partisipan untuk membuat keputusan atas dirinya sendiri
secara sadar, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian (Strubert &
Carpenter, 2003; Polit & Hungler, 2001). Bentuk tindakan terkait dengan ini dilakukan
kerahasiaan data partisipan (Streubert & Carpenter, 2003; Polit & Hungler, 2001).
3. Prinsip Justice
partisipan yang lainnya (Strubert & Carpenter, 2003; Polit & Hungler, 2001; KNEPK,
2006).
BAB IV
Penelitian ini telah dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 16 sampai 30 mei
2019 di Klinik Aditya Wound Care Centre Poso yang merupakan satu-satunya klinik
perwatan luka modern yang berada di kabupaten poso dengan tehnik perawatan luka
modern pada luka akut dan kronis seperti luka diabetes, kanker, luka lecet, sampai luka
bakar, Klinik Aditaya Wound Care Centre Poso sudah berdiri sejak 2013 dan ini
memiliki 2 tenaga perawat profesi yang sudah tersertifikat dalam perawatan luka
modern.
B. Hasil Penelitian
1. Identitas Klien
Pengkajian dimulai pada hari minggu tanggal 16 mei 2019 pukul 16.00 WITA
di Klinik Aditya Wound Care Centre Poso Sulawesi tengah, dengan metode
wawancara kepada klien dan keluarga, observasi langsung, dan pemeriksaan fisik.
menikah, agama kristem, suku Pamona dan alamat di kelurahan kauwa Tn. Y
datang berobat di klinik Aditya Wound Care Centre Poso pada tanggal 29 april
2. Pengkajian
a. Keluhan utama
57
58
klien masuk rumah sakit dengan diagnosa abses di area leher bagian
selama 3 minggu namun luka tidak kunjung sembuh dan semakin besar,
nekrotik, eksudat dalam jumlah banyak dan berbau dengan panjang luka 7 cm
luka jelas, tidak menyatu dengan dasar luka, terdapat jaringan nekrosis slough
c. Riwayat penyakit
Klien sudah menderita diabetes melitus dari tahun 2010 dan selama sakit
klien sudah mengonsumsi obat metformin dan pada tahun 2019 Klien
mengalami ulkus diabetik diarea leher bagian belakang dan dirawat selama 3
minggu di rumah sakit, klien mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita
langsung pada klien dan didapatkan hasil, persepsi kesehatan klien mengatakan
1) Pola nutrisi pada Tn.Y didapatkan hasil sebelum sakit biasa makan 4-6 kali
sehari dan habis satu porsi, Klien sudah mengetahui kalau menderita DM,
sakit klien Mengalami penurunan nafsu makan. Klien makan 3 kali sehari
.dan berat badan klien selama satu tahun terakhir terus mengalami
penurunan ±10kg
2) Pola eliminasi urin pada Tn.Y sebelum sakit berkisar hingga 4-5 kali dalam
pada saat sehat adalah 2-3 kali sehari dengan konsentrasi padat dan warna
cokelat, pada saat sakit klien mengatakan buang air besar 2 hari sekali
3) Pola aktivitas pada Tn,Y didapatkan hasil klien mengatakan pada saat
sehat klien bekerja sebagai petani dari pukul 08.00 sampai dengan pukul
kegiatan.
4) Pola istirahat dan tidur pada Tn.Y didapatkan hasil klien mengatakan pada
saat sehat diwaktu malam hari 6 sampai 8 jam dalam sehari namun pada
saat sakit berkurang menjadi 4-5 jam karena sering terbangun tengah
malam karena merasa tidak nyaman dan sulit untuk tidur kembali
5) Data psikologi klien mengatakan tidak suka memikirkan apa yang orang
dengan peneliti tanpa ada rasa sungkan dan malu terhadap penyakit yang
dideritanya, data seksual klien menikah hanya satu kali, dengan istrinya
klien mempunyai satu orang anak, klien merasa senang dan bahagia karena
istri dan anaknya selalu mensupportnya, data spiritual klien taat beribadah
60
berwarna merah, keadaan luka lembab, berbau, eksudat dalam jumlah yang
mm.
f. Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil gula darah puasa pada Tn.Y 233
alginate, Biocleaner,Sterobac
61
3. Analisa data
4. Diagnosa keperawatan
dengan:
Data Subjektif:
1) Klien mengeluh memiliki luka diabetes yang tidak kunjung sembuh pada area
3) Klien mengeluh luka mengeluarkan cairan nanah dalam jumlah yang banyak.
Data Objektif:
Faktor resiko:
1. Asupan diet
diabetes
5. Intervensi Keperawatan
5. Tidak mematuhi
rencana
penatalaksanaan
65
difiksasi menggunakan
plester non alergi
9. Pukul 16.57 WITA
Melakukan masase ringan
pada kulit dibagian atas luka
Sabtu, 25 1. Pukul 08.00 WITA S:
mei 2019 mengangkat balutan dan Klien mengatakan tidak
plester perekat hasil : merasakan apa apa saat
klien mengatakan tidak penggatian perban
merasakan apa apa, respon O:
objektif saat pengangkatan 1. Saat penggantian
balutan terdapat pengeluaran perban tidak terjadi
pus dan saat dilakukan perdarahan
pengangkatan plester perekat 2. Kulit sekitar luka
tidak terjadi perdarahan berwarna ungu
2. Pukul 08.02 WITA kehitaman
memonitor karakteristik luka 3. Bau hilang
termasuk warna, dan bau 4. jaringan nerotik
hasil : kulit sekitar luka hilang
berwarna ungu kehitaman, 5. Eksudat dalam
nekrotik hilang, eksudat jumlah sedang
dalam jumlah sedikit banyak, 6. Luka mulai
luka lembab berepitelisasi
3. Pukul 08.05 WITA 7. Luka berwarna
mengukur luas luka yaitu: merah muda
panjang luka 5.3 cm, lebar 11 8. Luka lembab
cm, kedalaman 1 mm 9. Panjang luka 5.3cm,
4. Pukul 08.08 WITA lebar 11 cm,
menyingkirkan benda asing kedalaman 1mm
seperti eksudat dengan cara A : Masalah belum teratasi
mencuci menggunakan air P : Pertahankan intervensi
yang mengalir dan sterobac 1,2,3,4,5,6,7,8,9
dan dicuci menggunakan
sabun dengan PH yang
rendah yaitu biocleaner
5. Pukul 08.10 WITA
mengoleskan topikal terapi
sesuai dengan jenis luka yaitu
salep metcovazine
6. Pukul 08.13 WITA
memberikan balutan primer
yang sesuai dengan jenis luka
yaitu menggunakan calcium
alginate
7. Pukul 08.15 WITA
memberikan balutan sekunder
71
C. Pembahasan
tehnik perawatan luka modern terhadap penyembuhan luka diabetik pada asuhan
keperawatan pasien Tn.Y dengan ulkus diabetik di Aditya Wound Care Centre Poso.
1. Pengkajian
Dalam pengkajian penulis terhadap Tn.Y didapatkan data bahwa klien datang
dengan keluhan luka Diabetes di area leher, Luka di area leher bagian belakang
superfisial, tepi luka jelas, tidak menyatu dengan dasar luka, terdapat jaringan
nekrosis slough yang mudah di hilangkan, luka berbau dan mengeluarkan eksudat,
sebelumnya klien pernah masuk rumah sakit dengan luka diabetes setelah 3 minggu
dirawat di rumah sakit luka tidak kunjung sembuh tetapi bertambah besar, nekrotik,
74
dan berbau, dan eksudat dalam jumlah yang banyak. Menurut ismail (2014) gejala
klinis pasien dengan ulkus diabetik adanya luka yang tidak sembuh dan berbau,
berdasarkan pengkajian pada Tn.Y dengan kasus ulkus diabetik sesuai dengan teori
yang telah ditemukan oleh peneliti berupa adanya luka yang tidak kunjung sembuh,
2. Diagnosa Keperawatan
jaringan ditandai dengan data subjektif klien mengeluh memiliki luka diabetes yang
tak kunjung sembuh pada area leher bagian belakang, klien mengeluh luka berbau,
dan klien mengeluh luka mengeluarkan cairan/nanah yang banyak. Data objektif
terdapat ulkus diabetik pada area leher bagian belakang, keadaan luka lembab,
nekrotik dan berbau, eksudat dalam jumlah yang banyak, kulit sekitar luka berwarna
ungu kehitaman ukuran luka panjang : 6 cm, lebar : 13 cm, kedalaman 2 mm,sejalan
dengan Judith M. Wilkinson (2016 bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada
klien dengan kasus Ulkus diabetik adalah ketidakefektifan perfusi jaringan, kerusakan
integritas jaringan, nyeri akut, resiko infeksi, defisiensi pengetahuan dan resiko
ketidakstabilan gulah darah yang mengacu pada teori NANDA (2012) diagnosa
bahwa diabetes melitus adalah suatu kondisi dimana pankres tidak lagi memproduksi
cukup insulin atau sel berhenti merespon insulin sehingga glukosa dalam darah tidak
lagi diserap ke dalam sel-sel tubuh dan glukosa darah menjadi tidak stabil,
75
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Tn.Y adalah sebagai
yang ingin dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu,
kerusakan integritas jaringan dapat teratasi dengan kriteria hasil menunjukkan proses
terjadinya penyembuhan luka, eksudat dan bau berkurang, dan terjadi proses granulasi
luka, mencegah dehidrasi jaringan dan kemayian sel, kondisi ini juga dapat
meningkatkan interaksi antara sel dan faktor pertumbuhan, oleh karena itu metode
biocleaner, sterobac. Menurut penelitian Deddy (YP tahun 2017) adanya linkungan
kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat, beberapa studi juga telah menunjukan
lingkungan lembab dapat dilakukan dengan menggunakan balutan semi occlusive, full
Manajemen diri (glukosa) dengan mengkaji faktor yang dapat meningkatkan risiko
glukosa darah, kemudian melakukan pemantauan kadar glukosa dan tanda dan gejala
mengenai penerapan diet dan latihan fisik untuk mengontrol keseimbangan glukosa
darah dan memberi informasi mengenai pemantauan secara mandiri kadar glukosa
4. Implementasi Keperawatan
Di mulai pada hari Kamis 16 juli 2019 pukul 16.30 WITA sampai dengan
selesai. hari pertama yang dilakukan peneliti yaitu mengangkat balutan dan plester
perekat hasil : klien mengatakan tidak merasakan apa apa, respon objektif saat
pengangkatan balutan dan plester perekat tidak terjadi perdarahan. Menurut Ronald
(2017) diabetes dalam waktu yang lama akan mengalami neuropati sehingga klien
kehilangan sensasi rasa pada tungkai bawah, memonitor karakteristik luka termasuk
warna, dan bau hasil : kulit sekitar luka berwarna ungu kehitaman, berbau, nekrotik,
eksudat dalam jumlah banyak, odema, luka lembab. Menurut Ronald (2015) ulkus
diabetik termasuk dalam proses penyembuhan luka yang lambat karena dengan
adanya tanda-tanda infeksi seperti bau pada luka, nekrotik pada luka, odema, dan
eksudat dalam jumlah banyak menandakan luka terinfeksi, mengukur luas luka
didapatkan hasil dari respon objektif panjang luka 6 cm, lebar 13 cm, kedalaman 2
mm. Menurut Yunita (2015) ukuran luka berdampak pada keberhasilan perawatan
77
yang diberikan pada klien, menyingkirkan benda asing seperti eksudat dengan cara
mencuci menggunakan air yang mengalir dan dicuci menggunakan sabun dengan pH
Menurut Maryunani (2013) pencucian luka menggunakan air bersih dan sabun
mempercepat penyembuhan luka, Dan setelah dilakukan pemeriksaan kulit pada klien
dengan luka diabetik ,didapatkan klien memiliki jaringan granulasi yang baik.
memberikan topikal terapi yang sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam
perawatan luka klien diberikan salep metcovazine untuk menjaga kelembaban luka
terapi topikal yang terbuat dari zinc, nistatin, chitosan dan metronidazole yang telah
diuji coba sebelumnya di rumah sakit kanker “Dharmais” dan home nursing Wound
Care Center dan hasilnya sebanyak 87 pasien penderita ulkus dengan nekrotik
kemajuan pada luka, memberikan balutan primer yang sesuai dengan jenis luka
didapatkan hasil dalam perawatan klien diberikan balutan cutimed alginate. Menurut
maryunani (2013) cutimed alginate dapat menyerap jumlah cairan luka yang
berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah jika terjadi perdarahan minor
yang sesuai dengan jumlah eksudat didapatkan hasil dalam perawatan klien diberikan
balutan cutisorb. Menurut maryunani (2013) cutisorb terbuat dari selulosa dengan
daya serap amat tinggi melebihi kemampuan daya serap cutimed alginate sehingga
baik digunakan sebagai balutan sekunder, ditutup menggunakan kasa steril dan
78
difiksasi menggunakan plester non alergi, melakukan masase ringan pada kulit
makanan yang manis- manis, menurut Susanti (2018) asupan makanan sperti
karbohidrat/ gula, protein, lemak yang berlebihan dapat menjadi faktor resiko
peningkatan kadar gulah darah, memantau kadar glukosa di dapatkan hasil 233 mg/dl,
menurut wilkinson (2016) kadar glukosa di atas 300 mg/dl menunjukan hiperglikemi,
memantau tanda dan gejala hiperglikemi klien mengatak sering merasa haus dan sesak
napas, menurut wilkinson (2016) hiiperglikemia ditandai dengan glukosa >300 mg/dl,
kusmaul, memberi informasi mengenai penerapan diet dan latihan fisik untuk
pemantauan secara mandiri kadar glukosa darah kien mengatakan akan melakukan
mayoritas keluarga berperan sebagai motivator yaitu sebanyak 56% yang berarti
menyemangati anggota keluarga yang sakit DM agar mau memeriksakan diri secara
Pada hari Sabtu 18 mei 2019 pukul 07.30 WITA sampai dengan selesai yang
dilakukan peneliti yaitu : mengangkat balutan dan plester perekat hasil : klien
79
mengatakan tidak merasakan apa apa, respon objektif saat pengangkatan balutan dan
plester perekat tidak terjadi perdarahan, memonitor karakteristik luka termasuk warna,
dan bau hasil kulit sekitar luka berwarna ungu kehitaman, berbau, nekrotik berkurang,
eksudat dalam jumlah banyak, odema, luka lembab, mengukur luas luka didapatkan
hasil dari respon objektif panjang luka 6 cm, lebar 13 cm, kedalaman 2 mm,
menyingkirkan benda asing seperti eksudat dengan cara mencuci menggunakan air
yang mengalir dan sterobac dan dicuci menggunakan sabun dengan pH yang rendah
yaitu biocleaner, memberikan topikal terapi yang sesuai dengan jenis luka didapatkan
hasil dalam perawatan luka klien diberikan salep metcovazine untuk menjaga
kelembaban luka dan sebagai debridement alami, memberikan balutan primer yang
sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam perawatan klien diberikan balutan
cutimed alginate, memberikan balutan sekunder yang sesuai dengan jumlah eksudat
didapatkan hasil dalam perawatan klien diberikan balutan calcium alginate, di tutup
menggunakan kasa steril dan difiksasi menggunakan plester non alergi, melakukan
masase ringan pada kulit dibagian atas luka. Pada pemberian perawatan luka yang
Pada hari senin 20 mei 2019 dimulai pukul 17.00 WITA sampai dengan selesai
hal yang dilakukan peneliti mengangkat balutan dan pleste perekat hasil : klien
mengatakan tidak merasakan apa apa, respon objektif saat pengangkatan balutan dan
plester perekat tidak terjadi perdarahan, memonitor karakteristik luka termasuk warna,
ukuran dan bau hasil : kulit sekitar luka berwarna ungu kehitaman, bau berkurang,
nekrotik berkurang, eksudat dalam jumlah sedang, luka lembab, mengukur luas luka
didapatkan hasil dari respon objektif panjang luka 5.5 cm, lebar 12 cm, kedalaman 1.5
mm, menyingkirkan benda asing seperti eksudat dengan cara mencuci menggunakan
80
air yang mengalir dan sterobac dan dicuci menggunakan sabun dengan pH yang
rendah yaitu biocleaner, memberikan topikal terapi yang sesuai dengan jenis luka
didapatkan hasil dalam perawatan luka klien diberikan salep metcovazine untuk
primer yang sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam perawatan klien
diberikan balutan cutimed alginate, memberikan balutan sekunder yang sesuai dengan
jumlah eksudat didapatkan hasil dalam perawatan klien diberikan balutan cutisorb,
ditutup menggunakan kasa steril dan difiksasi menggunakan plester non alergi,
melakukan masase ringan pada kulit dibagian atas luka Pada pemberian perawatan
luka yang ketiga mengalami kemajuan di tandai dengan bau berkurang, nekrotik
Pada hari rabu 22 mei 2019 pukul 16.30 WITA sampai dengan selesai hal yang
dilakukan oleh peneliti mengangkat balutan dan plester perekat hasil : klien
mengatakan tidak merasakan apa apa, respon objektif saat pengangkatan balutan dan
plester perekat tidak terjadi perdarahan, memonitor karakteristik luka termasuk warna,
ukuran dan bau hasil : kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, bau berkurang,
nekrotik berkurang, eksudat dalam jumlah sedang, luka lembab,luka berwarna merah
muda, dan luka mulai berepitelisasi mengukur luas luka didapatkan hasil dari respon
objektif panjang luka 5,5 cm, lebar 12 cm, kedalaman 1.2 mm, menyingkirkan benda
asing seperti eksudat dengan cara mencuci menggunakan air yang mengalir dan
sterobac dan dicuci menggunakan sabun dengan pH yang rendah yaitu biocleaner,
memberikan topikal terapi yang sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam
perawatan luka klien diberikan salep metcovazine untuk menjaga kelembaban luka
dan sebagai debridement alami, memberikan balutan primer yang sesuai dengan jenis
81
luka didapatkan hasil dalam perawatan klien diberikan balutan cutimed alginate,
memberikan balutan sekunder yang sesuai dengan jumlah eksudat didapatkan hasil
dalam perawatan klien diberikan kasa steril dan di tutup menggunakan plester non
alergi, melakukan masase ringan pada kulit dibagian atas luka. Pada pemberian
perawatan luka yang keempat kali luka mengalami kemajuan yang ditandai dengan
kulit sekita luka berwarna ungu kemerahan, bau berkurang, nekrotik berkurang,
eksudat dalam jumlah sedang, luka berwarna merah muda, luka mulai berepitelisasi
saat di lakukan pengukuran panjang luka menjadi 5,5 cm, lebar 12 cm, dan kedalaman
1.2 mm.
Pada hari Sabtu 25 mei 2019 pukul 19.00 WITA sampai dengan selesai,
peneliti : mengangkat balutan dan plester perekat hasil : klien mengatakan tidak
merasakan apa apa, respon objektif saat pengangkatan balutan dan plester perekat
tidak terjadi perdarahan, memonitor karakteristik luka termasuk warna, ukuran dan
bau hasil : kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, bau tidak tercium, nekrotik
hilang, eksudat dalam jumlah sedang, luka lembab,luka berwarna merah muda,dan
luka mulai berepitelisasi, mengukur luas luka didapatkan hasil dari respon objektif
panjang luka 5,3 cm, lebar 11 cm, kedalaman 1mm, menyingkirkan benda asing
seperti eksudat dengan cara mencuci menggunakan air yang mengalir dan sterobac
dan dicuci menggunakan sabun dengan PH yang rendah yaitu biocleaner, memberikan
topikal terapi yang sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam perawatan luka
klien diberikan salep metcovazine untuk menjaga kelembaban luka dan sebagai
debridement alami, memberikan balutan primer yang sesuai dengan jenis luka
memberikan balutan sekunder yang sesuai dengan jumlah eksudat didapatkan hasil
82
dalam perawatan klien diberikan balutan calcium alginate, ditutup menggunakan kasa
steril dan difiksasi menggunakan elastis perban, melakukan masase ringan pada kulit
dibagian atas luka. Pada pemberian perawatan luka yang kelima didapatkan hasil :
kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, bau tidak tercium, nekrotik hilang,
eksudat dalam jumlah sedang, luka berwarna merah muda, luka mulai berepitelisasi,
ketika dilakukan pengukuran luka, ukuran luka berkurang menjadi panjang luka 5,3
Pada senin 27 mei 2019 dimulai pada pukul 18.30 WITA sampai dengan selesai
mengangkat balutan dan plester perekat hasil : klien mengatakan tidak merasakan apa
apa, respon objektif saat pengangkatan balutan dan plester perekat tidak terjadi
perdarahan, memonitor karakteristik luka termasuk warna, ukuran dan bau hasil :
kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, bau tidak tercium, nekrotik hilang,
eksudat dalam jumlah sedang, luka lembab,luka berwarna merah muda, jaringan
berepitelisasi, mengukur luas luka didapatkan hasil dari respon objektif panjang luka
5.2 cm, lebar 10 cm, kedalaman 1 mm, menyingkirkan benda asing seperti eksudat
dengan cara mencuci menggunakan air yang mengalir dan sterobac dan dicuci
terapi yang sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam perawatan luka klien
debridement alami, memberikan balutan primer yang sesuai dengan jenis luka
memberikan balutan sekunder yang sesuai dengan jumlah eksudat didapatkan hasil
dalam perawatan klien diberikan kasa steril dan difiksasi menggunakan plester non
alergi, melakukan masase pada kulit dibagian atas luka. Pada pemberian perawatan
83
luka yang keenam didapatkan hasil : kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, bau
hilang, nekrotik hilang, eksudat dalam jumlah sedang, luka berwarna merah muda,
penurunan odema, luka berepitelisasi, ukuran luka menjadi panjang 5.2 cm, lebar 10
Pada kamis 30 mei 2019 dimulai pada pukul 09.00 WITA sampai dengan
selesai mengangkat balutan dan plester perekat hasil : klien mengatakan tidak
merasakan apa apa, respon objektif saat pengangkatan balutan dan plester perekat
tidak terjadi perdarahan, memonitor karakteristik luka termasuk warna, ukuran dan
bau hasil : kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, bau tidak tercium, nekrotik
hilang, eksudat dalam jumlah sedang, luka lembab,luka berwarna merah muda,
jaringan berepitelisasi, mengukur luas luka didapatkan hasil dari respon objektif
panjang luka 5.2 cm, lebar 10 cm, kedalaman 1 mm, menyingkirkan benda asing
seperti eksudat dengan cara mencuci menggunakan air yang mengalir dan sterobac
dan dicuci menggunakan sabun dengan PH yang rendah yaitu biocleaner, memberikan
topikal terapi yang sesuai dengan jenis luka didapatkan hasil dalam perawatan luka
klien diberikan salep metcovazine untuk menjaga kelembaban luka dan sebagai
debridement alami, memberikan balutan primer yang sesuai dengan jenis luka
memberikan balutan sekunder yang sesuai dengan jumlah eksudat didapatkan hasil
dalam perawatan klien diberikan balutan cutisorb, ditutup menggunakan kasa steril
dan difiksasi menggunakan elastis perban, melakukan masase pada kulit dibagian atas
luka. Pada pemberian perawatan luka yang ketujuh didapatkan hasil : kulit sekitar luka
berwarna ungu kemerahan, bau hilang, nekrotik hilang, eksudat dalam jumlah sedang,
84
luka berwarna merah muda, penurunan odema, luka berepitelisasi, ukuran luka
1. Evaluasi Keperawatan
diagnosa kerusakan integritas jaringan dilaporkan hasil evaluasi akhir pada hari kamis
tanggal 30 mei 2019 pukul 09.00 WITA didapatkan hasil bau hilang, eksudat dalam
jumlah sedang, luka lembab, nekrotik hilang, kulit sekitar luka berwarna ungu
kemerahan panjang luka 4 cm, lebar 9 cm dan kedalaman luka 1 mm, luka berwarna
merah muda, luka mulai berepitelisasi. Dan untuk diagnosa resiko ketidakstabilan
Pasien mengatakan sering merasa haus, Pasien mengatakan akan melakukan diet
BAB V
A. Kesimpulan
integritas jaringan pada asuhan keperawatan Tn.Y di Aditya Wound Care Centre Poso,
1. Pengkajian pada Tn.Y dengan ulkus diabetik didapatkan data luka berbau, kulit
sekitar luka berwarna ungu kehitaman, nekrotik, luka lembab, eksudat dalam
jumlah banyak, ukuran luka panjang 6 cm, lebar : 13 cm, kedalaman 2 mm.
3. Intervensi keperawatan utama pada Tn.Y dengan ulkus diabetik adalah penerapan
modern yang telah dilaksanakan yaitu mencuci luka menggunakan air yang
mengalir dan sabun dengan PH rendah, memberikan topikal terapi dengan salep
5. Evaluasi keperawatan pada Tn.Y yaitu setelah dilakukan perawatan luka modern
selama 7 kali dalam kurun waktu 2 minggu didapatkan hasil luka tidak berbau,
kulit sekitar luka berwarna ungu kemerahan, nekrotik hilang, eksudat dalam jumlah
sedang, luka lembab, ukuran luka panjang 4 cm, lebar 9 cm dan kedalaman luka 1
6. Ada pengaruh pemberian perawatan luka modern terhadap granulasi jaringan pada
B. Saran
1. Klien diharapkan dapat mampu mengenali tanda dan gejala, serta mampu tertib
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan sampel yang
DAFTAR PUSTAKA