Jual Beli Makalah Fiqih
Jual Beli Makalah Fiqih
A. Latar Belakang
Maka dari sebuah hal yang mendasari dasar bagian ini maka kami akan
membahas beberapa hal mengenai pengertian jual beli, dasar hukum jual beli,
rukun dan syarat jual beli, bentuk-bentuk jual beli, akad khiyar dalam jual beli,
pengertian khiyar, macam-macam khiyar dan akibat hukum khiyar.
1
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 173
2
Ahmad Wardi Muslich, h. 173-176.
3
Dapatemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2000), h. 48
4
Dapatemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 84.
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung).5
Rasulullah saw, bersabda: ْ َواِّنَّ َم
ٍ االبَ ْي ُع َع ْن ت َ َر
اض jual beli harus
dipastikan harus saling meridhai(H.R. Baihaqi dan Ibnu Majah).6
Ijma’ Ulama telah menayatakan bahwa jual beli diperbolehkan dengan
alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya,
tanpa bantuan orang lain.7
Sahnya suatu jual beli bila ada dua unsur pokok yaitu bagi yang
beraqad dan (barang) yang diaqadkan, apabila salah satu dari syarat tersebut
hilang atau gugur maka tidak sah jual belinya. Adapun syarat tersebut
adalah sebagai berikut:8
Selain syarat, ada juga rukun yang harus ada dalam jual beli. Adapun
rukun jual beli menurut Jumhur Ulama, yaitu:9
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 553
6
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), h. 75
7
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, h. 75.
8
Daud Ali, Asas-Asas Hukum Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. 144
9
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, h. 75-76.
1. Bai’ (penjual)
2. Mustari (pembeli)
3. Shighat (ijab dan qobul)
4. Ma’qud ‘alaih (benda atau barang)
2. As Salam12
As-salam atau salaf adalah “jual beli barang secara tangguh dengan
harga yang dibayarkan dimuka” atau dengan kata lain “jual beli dimana
harga yang dibayarkan dimuka sedangkan barang dengan kriteria tertentu
akan diserahkan pada waktu tertentu”.
10
Ghufron A Mas'adi, Fiqh Muamalah Konstekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 47
12
Ghufron A Mas'adi, Fiqh Muamalah Konstekstual, h. 49
3. Isthishna13
13
Ghufron A Mas'adi, Fiqh Muamalah Konstekstual, h.50
4. Sharf
G. Macam-Macam Khiyar
1. Khiyar Majlis
3. Khiyar Aibi
Artinya boleh khiyar kalau membeli barang lalu terdapat cacat yang
tidak diketahui oleh pembeli pada waktu melakukan akad jual beli. pembeli
boleh mengembalikan barang tersebut, dan penjual harus menerima barang
pengembaliannya itu.
Dari Ibnu Umar ra, Nabi saw bersabda: صلَّىَ ذَ َك َر َر ُج ٌل ِّللنَّ ِّب ِّى
َ ع فِّى ْالبُيُ ْوعِّ فَقَا َل اِّذَا َبا َي ْع
َت فَقُ ْل ََل ِّخ ََل َبة ُ َسلَّم اَنَّهُ يُ ْجد
َ هللاُ َعلَ ْي ِّه َو
Artinya : ”Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah Saw,
bahwa ia tertipu dalam jual beli, maka Rasulullah Saw bersabda : “Apabila
kamu jual beli, katakanlah : jangan ada tipuan”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Jual beli adalah tukar menukar apa saja, baik antara barang dengan
barang, barang dengan uang atau uang dengan uang. Dasar hukum jual beli
terdapat dalam Al Quran Surah Al Baqarah ayat 275, An Nisa 29 dan Al
Jumuah ayat 10. Sahnya suatu jual beli bila ada dua unsur pokok yaitu bagi yang
beraqad dan (barang) yang diaqadkan, apabila salah satu dari syarat tersebut
hilang atau gugur maka tidak sah jual belinya. Bentuk-bentuk jual beli ada
beberapa yaitu: jual beli Murobahah, jual beli Isthisna, jual beli As Salam dan
jual beli Sharf.
Khiyar adalah hal yang perlu dipertimbangkan dan juga dipahami, baik
oleh penjual ataupun pembeli. Tujuan adanya khiyar adalah agar kedua belah
pihak (baik penjual ataupun pembeli) tidak akan mengalami kerugian atau
penyesalan setelah transaksi yang diakibatkan dari sebab-sebab tertentu dari
proses jual beli yang dilakukan. Macam-macam khiyar yaitu: Khiyar Majelis,
Khiyar Syarat dan Khiyar Aibi.
Dapartemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit
Deponegoro.