Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah permbangunan ekonomi memang menjadi suatu permasalahan yang
kompleks. Tidak hanya di Indonesia, namun seluruh Negara di dunia memikirkan cara untuk
membangun perekonomian di dalam Negerinya. Maka dari itu, perlu adanya pemahaman
tentang bagaimana perkembangan ekonomi yang terjadi, guna dapat mengambil pelajaran
sehingga perekonomian terus dan terus dapat berkembang menjadi lebih baik.
Dalam hal pembangunan ekonomi, terdapat berbagai teori-teori dari berbagai tokoh
ekonomi yang menjelaskan tentang tahap-tahap pembangunannya. Dari tokoh satu dengan
tokoh yang lain memang mengutarakan pandangan yang bebeda, sehingga antara teori yang
satu dengan teori yang lain menjadi berbeda pula. Walaupun berbeda teori yang satu dengan
teori yang lain saling mendukung dan melengkapi. Karena tiap teori mengenai tahap
pembangunan ekonomi ini saling melengkapi, maka memang sulit untuk mengetahui tahap-
tahap yang paling benar, sehingga perlu adanya pemahaman tentang tahap pembangunan
ekonomi. Oleh karena itu kami menyusun makalah ini guna mengetahui bagaimana pandangan
dari berbagai tokoh mengenai tahap-tahap pembangunan ekonomi.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai “TAHAP-TAHAP
PEMBANGUNAN EKONOMI” ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Pembangunan.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang
bagaimana Tahap-tahap Perkembangan Ekonomi dari berbagai tokoh ekonomi.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Siapa saja tokoh yang mengemukakan teori tentang perkembangan ekonomi?

2. Bagaimana pandangan Frederich List mengenai perkembangan ekonomi?

3. Bagaimana pendapat Bruno Hilderbrand tentang perkembangan ekonomi?

4. Bagaimana teori yang diungkapkan Karl Bucher mengenai perkembangan perekonomian?

5. Bagaimana teori perkembangan ekonomi menurut W. W. rostow?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahap-Tahap Pembangunan Ekonomi


Suatu teori yang integrated hampir merupakan suatu business cycle. Jadi, apabila
ada upswing, teori semacam perkembangan ekonomi merupakan integrated teori. Sebab setiap
tingkat atau fase, timbul dari tingkat atau fase sebelumnya. Hal ini merupakan keadaan yang
dinamis, karena system tersebut seluruhnya dapat bergerak dengan sendirinya baik dengan
bantuan pemerintah maupun tidak.
Teori tingkat pembangunan ini, terutama berasal dari jerman dan muncul pada abad 19
sebagai reaksi terhadap sistem persaingan di Inggris.
Tokoh-tokoh yang mengemukakan tentang teori tingkat perkembangan antara lain :
1) Friedrich List (1844)
Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang berpendapat
bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan kata-
kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan
dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan. Menurut Friedrich List perkembangan
ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan
lingkungan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik
produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah:
a) Mengembara.
Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tahap ini
adalah bahan makanan, yang jelas merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi
suatu kehidupan. Bila bahan pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang
lain di tempat yang lain pula dengan membawa serta hewan yang masih mereka miliki atau
belum habis dimakan. Dengan demikian mereka mempunyai pola hidup mengembara dan
dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi kepada alam.
b) Beternak.
Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin banyak, baik
karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru. Pengalaman dan kebiasaan ini
secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan usaha peternakan.
c) Pertanian.
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh karena itu
kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat, sehingga diperlukan
jumlah bahan pangan yang semakin banyak pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di
suatu lokasi menjadi semakin cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan masyarakat
tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi alternatif. Maka lama-kelamaan
mulai dikenal kehidupan bercocok tanam (bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti
luas meliputi pula usaha peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
d) Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama karena
peningkatan jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian adalah tetap, kalaupun
meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil khususnya dibandingkan dengan
peningkatan jumlah penduduk. Maka satu-satunya peluang penting untuk
menyeimbangkan demand dan supply produk pertanian ini adalah dengan memperbaiki
teknologi pertanian sehingga menghemat pemakaian lahan.
e) Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari pengalamannya,
sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian, maupun di sektor rumah tangga, dari
waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin
beragam dan semakin canggih dan dengan cara yang semakin efisien.

2) Bruno Hildebrand (1864)


Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris dia
mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi
atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang
digunakan. Dia menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar,
yaitu:
a) Perekonomian barter
Perekonomian barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk perekonomian pertukaran
yang paling awal. Meskipun demikian dalam perekonomian modern dewasa ini masih dijumpai
barter tetapi terwujudnya sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional barang-barang (atau jasa-jasa)
dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak.
Salah satu keterbatasan ssitem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah
pihak hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang yang
dipertukarkan tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk yang dipertukarkan
menjadi sangat terbatas, sementara waktu dan biaya yang diperlukan untuk kegiatan pertukaran
tersebut relatif besar.
b) Perekonomian uang.
Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu media yang
disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan juga mengalami perkembangan
sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar. Dalam kepustakaan teori ekonomi moneter
dikenal 4 kegunaan uang berikut, dua yang pertama diantaranya sangat mendasar sedang dua
lainnya merupakan tambahan, yaitu: (a) alat tukar, (b) alat penyimpan nilai/daya beli, (c)
Satuan hitung, (d) Ukuran pembayaran masa depan (hutang piutang).
c) Kredit
Dalam setiap transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam kenyataan jumlahnya
selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak terbatas yang berimplikasi kepada tidak
terbatas pula kebutuhan terhadap uang.Dengan kata-kata lain uang merupakan kendala dalam
memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan ini, maka kredit jelas merupakan suatu
terobosan dalam mengatasi kelangkaan persediaan uang untuk transaksi. Pengenalan kredit
akan memperlancar kegiatan transaksi, yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi
dan konsumsi yang dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
3) Karl Bucher (1893)
Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi perekonomian
di Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand dengan mengatakan
bahwa perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu:
1) Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).
Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang mereka
butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti yang banyak dikenal pada
saat sekarang.Unit-unit produksi dengan sendirinya juga merupakan unit-unit konsumsi.
Dalam pada itu kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa masih sangat
terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat
pokok dengan menggunakan teknologi yang masih sangat sederhana.
2) Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.
Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah terjadi juga
perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin hanya bersifat antar keluarga di
suatu dusun, kampung atau pedesaan, dimana diantara para pelaku satu sama lain mungkin
masih saling mengenal. Pasar (terutama dalam arti fisik) memang cenderung untuk berada di
tempat yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah pedesaan. Dengan semakin
berkembangnya perdagangan, maka pasar akan semakin ramai pula, seingga lama-kelamaan
berkembang menjadi suatu kawasan yang disebut kota yang melahirkan perekonomian kota.
3) Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar (market
oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.
Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan selangkah lagi dimana
hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan pedesaan di suatu negara sudah semakin
terintegrasi. Begitu pula batas wilayah kekuasaan antara satu negara dengan negara lainnya
sudah semakin jelas.

4) W. W. Rostow.
Menurut W. W. Rostow, teori perkembangan ekonomi, secara umum dapat dikatakan sejarah
perkembangan ekonomi melalui beberapa tingkat, antara lain:
1. Masyarakat tradisional
Dalam menyusun fase perkembangan ekonomi, fase permulaan atau tradisional digambarkan
dengan adanya fungsi produksi yang terbatas .Fase ini dapat dilihat dalam masyarkat dengan
adanya perubahan-perubahan dalam perdagangan dan tingkat produksi pertanian
bertambah.selain itu perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat didalam hasil
industri,gelombang penduduk dan pendapatan riil.Tetapi perkembangan ini dibatasi oleh
tingkat teknologi .
Dalam masyarakat keadaan tidaklah statis kadang memiliki produktivitas tinggi. Akan tetapi
tingkat produktivitas yang dapat dicapai terbatas. Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan
dan teknologi modern belum ada atau belum secara systematic penggunaanya.Karena
terbatasnya produktivitas maka sebagian dari sumber tenaga kerja berada disekitar pertanian.
2. Masyarakat precondition for take off
Merupakan tahap yang diperlukan agar perkembangan perekonomian dapat lepas landas.
Syarat-syarat yang pada mulanya dikembangkan oleh Eropa Barat:
a. Pertumbuhan perlahan-lahan ( evolusi ) dalam ilmu pengethuan modern.
b. Inovasi-inovasi.
Demonstration efect ( efek pamer ) selain mempunyai pengaruh negative dan positif pada
masyarakat tradisional, efek tersebut juga dapat menciptakan keadaan yang cocok untuk tahap
prasyarat lepas landas dalam masyarakat lepas landas.
Dalam tahap ini dibutuhkan adanya perubahan yang radikal dalam tiga sektor nonindustri:
a. Membangun fasilitas prasarana umum ( social overhead capital ) terutama di bidang
transport.
b. Revolusi teknik di bidang pertanian.
c. Perluasan impor yang dibiayai dengan perdagangan komoditi sumber alam yang ada.
Dengan adanya pembangunan diatas diharapkan industri kecil dapat berkembang.
Perkembangan terjadi bila masyarakat tradisional mau menerima dan menggunakan teknologi
baru. Pemerintah juga berperan umtuk memelihara keamanan yang mendorong munculnya
kegiatan-kegiatan modern, serta mampu dan mau membangun prasarana umum untuk
berhasilnya kebajikan perdagangan dan pembangunan industri
3. Masyarakat take off
Tahap ini merupakan tercapainya perkembangan pesat pada sektor tertentu yang telah
menggunakan teknik produksi modern.
Perbedaan antara tahap lepas landas dan tahap sebelumnya ialah bahwa dalam tahap ini
pengetrapan teknik-teknik baru dalam industri dapat berjalan dengan sendirinya. Pada tahap
sebelum lepas landas sudah ada industri-industri, tetapi masih belum berjalan dengan lancar.
Untuk bias naik ke tahap lepas landas tidak hanya ke tiga sektor ( fasilitas prasarana umum,
pertanian dan perdagangan ) saja yang harus didorong, tetapi golongan wiraswasta harus juga
diperluas serta sumber kapital perlu diatur.
Dalam arti nonekonomi, lepas landas biasanya menunjukkan kemenangan-kemenangan sosial,
politik dan kebudayaan dari orang-orang yang hendak memodernisasi perekonomian atas
masyarakat tradisional yang kuat. Kemenangan berupa suatu keadaan yang saling
menyesuaikan diri yang mana perkembangan ini selanjutnya mendorong masyarakat untuk
memusatkan perhatian pada usaha-usaha teknik modern di luar sektor-sektor yang telah
dimodernisasi selama lepas landas.
4. Masyarakat drive to manurity
Menurut Rostow tahap ini sebagai suatu periode ketika masyarakat secara efektif meerapkan
teknologi modern terhadap sumber-sumber ekonomi. Dalam tahap sector-sektor yang
memimpin ( leading sector ) selama dalam lepas landas, sudah mulai berkurang
perkembangannya.
Sektor-sektor penting yang memimpin dalam tahap menuju kematangan itu ditentukan bukan
hanya oleh baik dan banyaknya teknologi tetapi juga oleh kualitas persediaan faktor-faktor
produksi yang selama ini banyak dipengaruhi oleh politik pemerintah. Contoh negara yang
mengalami tahap kematangan teknologi: USA ( 1900), Perancis (1910 ), jepang (1940 ).
Kematangan teknologi setelah take off tergantung terutama pada keseimbangan antara jumlah
penduduk faktor-faktor produksi yang ada dan kebijakan-kebijakan distribusi pendapatan.
Struktur dan kualitas tenaga kerja berubah ketika suatu masyarakat berkembang ke tahap
kematangan teknologi, sifat kepimpinan dalam industri juga berubah dari yang kurang
semangat menjadi pimpinan yang bersemangat untuk berkembang dan berkuasa banyak
muncul manager-manager professional yang kedudukannya makin penting. Perubahan dalam
angkatan kerja ini disertai dengan perubahan-perubahan kehendak dari masyarakat lewat kaum
cendekiawan dan politisi yang mulai terang-terangan mengecam keadaan sosial. Tahap menuju
kematangan ini selain berdampak majunya teknologi, tetapi juga beralihnya tujuan pokok
perkembangan ekonomi yaitu beralihnya perluasan industrialisasi yang tidak penting lagi.
Selain itu, makin banyak penduduk yang tinggal di kota sehingga menharapkan agar
pemerintah ikut campur dalam memberikan jaminan sosial dan ekonomi.
5. Masyarakat higg mass consumption ( masa konsumsi yang berlebih )
Tiga kegiatan yang digunakan dalam tahap ekonomi yang matang yaitu:
a. Menyediakan atau menawarkan ( sesuai denngan ukuran masyarakat setempat ) jaminan
yang lebih baik ,kemakmuran pada angkatan kerja.
b. Menyediakan private consumption yang lebih banyak ( termasuk sibgle family homes,
durable consumer goods )
c. Mencari perluasan kekuatan bagi Negara yang matura ( dewasa )dimata dunia .
Dalam tahap ini keadaan atau sifat yang ada di Negara yang satu berbeda dengan di Negara
yang lain. Seperti di Amerika Serikat, memilih alternatif yang kedua, sedangkan Inggris dan
Eropa Barat memilih alternatif yang pertama. Karena untuk mempertahankan pengaruh
sosialisme yang makin kuat di Eropa. Sedangkan Jerman memilih alternatif yang ke-3 vyaitu
perluasan daerah.
Pada waktu Eropa Barat dan Jepang memasuki zaman konsumsi yang berlebih, maka timbul
unsure-unsur baru dalam sistem perekonomian dunia. Unsur tersebut adalah adanya
kecenderungan kenaikan tingakat kelahiran di negara-negara kaya.

B. Perencanaan Pembangunan Ekonomi.


Y. Dior dalam bukunya “the planning process’ mengatakan bahwa “perencanaan adalah
suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan
datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu”. Dengan definisi tersebut berarti
perencanaan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan hari depan
2. Menyusun seperangkat kegiatan secara sistematis
3. Dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan merupakan suatu proyeksi yang diharapkan terjadi dalam jangka waktu
tertentu dimasa yang akan datang. Oleh karena itu pembuat rencana perlu menghitung,
membuat asumsi-asumsi agar proyeksi tersebut dapat tercapai, disamping itu juga perlu ada
lembaga yang mengkoordinasikan semua kegiatan yang direncanakan tersebut.
Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang
seperti negara kita, negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti perlu juga
meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat
pendapatan, tabungan, dan investasi.
Peningkatan laju pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi berbagai kendala,
salah satunya yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena
tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat pendapatan rendah.
Dankarena itu semua berakibat pada laju investasi, laju investasi juga rendah dan
berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas indonesia.
Tahapan Perencanaan Pembangunan:
a) Penyusunan Rencana
b) Penetapan Rencana
c) Pengendalian Pelaksanaan Rencana
d) Evaluasi Pelaksanaan Rencana
a) Penyusunan Rencana
 Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan
terukur.
 Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja.
 Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan rencana pembangunan.
 Penyusunan rancangan akhir perencanaan pembangunan.
b) Penetapan Rencana
 Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya.
 RPJP Nasional-UU.
 RPJP Daerah-Peraturan Daerah.
 RPJM & Tahunan Nasional-PP.
 RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.
c) Pengendalian Pelaksanaan Rencana
 Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan.
 Dilakukan oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD.
 Dihimpun dan dianalisis oleh Menteri/Kepala Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan
rencana pembangunan.
d) Evaluasi Pelaksanaan Rencana
 Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran,
tujuan dan kinerja pembangunan.
 Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja mencakup input, output, result,
benefit, dan impact.
 Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang
terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.

Dokumen Perencanaan
 RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pernerintahan Negara
Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah
pernbangunan Nasional.
 RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi pembangunan
nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi
makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) adalah sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada tahun
2011. Dalam masterplan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada
kisaran tujuh hingga delapan persen per tahun mulai 2013. Hal itu bertujuan untuk
menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan ekonomi terbesar pada
2025. Masterplan ini mencakup investasi senilai USD 470 miliar yang sebagian besar
akan ditawarkan kepada swasta melalui program kerja sama pemerintah dan swasta.
C. Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi, yaitu
sebagai berikut.
a. Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi nasional yang
tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan
kerja tinggi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
b. Pendapatan per Kapita
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan per kapita.
Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan sejauh mana kemampuan
penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan per
kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah negara dalam
memenuhi kebutuhan warganya.
c. Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Jika hanya
sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya berpendapatan
rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang
atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi karena
penduduk berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d. Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan semakin
maju suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya proporsi kontribusi
sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan
ekonomi.
e. Kesempatan kerja
Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang tinggi
(full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju perkembangan ekonominya.
HaI ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi, meningkatnya lapangan kerja baru, dan
berkurangnya pengangguran.
f. Stabilitas ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan kesempatan
kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam negeri. Suatu negara dikatakan
berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila mampu menjaga stabilitas ekonominya.
g. Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang sebab
jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas negara tersebut.
Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan
kondisi seimbang karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi.


Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi
dan faktor nonekonomi.
 Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya
adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
 Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah
dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses
produksi).
 Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui
jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada.
 Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
 Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

E. Manfaat Pembangunan Ekonomi.


Dengan melihat tujuan pembangunan ekonomi yang telah diuraikan diatas, dapat diuraikan
manfaat pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara. Adapula manfaatnya antara lain:
1) Dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.
2) Masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan pilihan, baik untuk mengkonsumsi atau
memproduksi.
3) Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia untuk menguasai alam dan
mempertinggi kebebasan manusia untuk melakukan berbagai tindakan.
4) Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas.
5) Pembangunan ekonomi dapat mengurangi perbedaan antara kaum kaya dengan kaum miskin.

8. Kebijakan dan Strategi Pembangunan.


Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang ekonomi
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi adalah untuk
meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain kebijakan ekonomi
diperlukan juga kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah
pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Kebijakan Mikro.
Kebijakan mikro adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan
tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana dan diwilayah mana
perusahaan yang bersangkutan beroperasi.
Contoh kebijakan pemerintah :
a) Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola hubungan kerja (manajer dengan para
pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
b) Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.
c) Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan lain-lain.
d) Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi produsen atau konsumen.
2) Kebijakan Meso.
Kebijakan Meso di bagi menjadi 2 arti yaitu :
1. Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral adalah kebijakan ekonomi yang khusus
ditunjukan pada sektor-sektor tertentu. Setiap departemen pemerintah mengeluarkan kebijakan
sendiri, yang bisa sama / berbeda, untuk sektornya. Kebijakan ini mencangkup keuangan,
distribusi, produksi, tata niaga, sistem pengadaan bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk
system penggajian, investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan sebagainya.
2. Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional adalah kebijakan ekonomi yang ditunjukan
pada wilayah tertentu. Misalnya, kebijakan industri regional dikawasan timur Indonesia (KTI)
yang menyangkup kebijakan industry regional, kebijakan investasi regional, kebijakan fiscal
regional, kebijakan pembangunan infrastruktur regional, kebijakan pendapatan, dan
pengeluaran pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan regional, kebijakan
pendapatan, kebijakan perdagangan regional, dan sebagainya. Kebijakan ekonomi regional
bisa dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
3) Kebijakan Makro.
Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat nasional, misalnya kebijakan
uang ketat (kebijakan moneter). Kebijakan makro ini bisa mempengaruhi kebijakan meso
(sektoral atau regional), kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Instrumen yang
digunakan untuk kebijakan ekonomi makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran pemerintah
melalui APBN, ketetapan pemerintah dan intervensi langsung di pasar valuta untuk
mempengaruhi nilai tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus Tambunan, 1996).

Untuk menjalankan kebijakan yang sudah dijelaskan tersebut harus disusun strategi
tertentu. Berikut ini strategi pembangunan ekonomi di Indonesia.
1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-
pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-
sumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia
terbagi dalam empat tahap :
1) Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
2) Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
3) Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area
tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
4) Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya
menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa
mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan
menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas
antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi
ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi
produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada
jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa,
TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa
berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali
populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga
strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi,
perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan
kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan
level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan
pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan
anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat
ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan
untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada.
Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan
penggunanya tak terbangun dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai