BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Serangga
Serangga secara umum merupakan kelompok hewan yang memiliki kaki
enam (hexapoda), dimana badannya tersusun atas tiga bagian yaitu kepala, dada,
dan perut, kepala mempunyai satu oaang antena dan dada dengan tiga pasang kaki
dan biasnya terdapat satu atau dua pasang sayap pada saat dewasa seta perutnya
dibagian dada.
Serangga juga sangat berpengaruh pada tanaman. Sebagai contoh apabila
benthos (larva serangga yang hidup di tanaman) jumlahnya sedikit, secara langsung
akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas tanaman yang menghasilkan buah dan
sayur.
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan dimuka bumi dengan
jumlah spesias hampir 80 persen dari jumlah total hewan dimuka bumi dari 751.00
spesies golongan serangga, 250.000 spesies berada di indonesia. Serangga dibidang
pertanian banyak dikenal sebagai hama dan sebagian bersifat predator, parasetoid,
atau musuh alami. Tinnginya jumlah serangga dikarnakan serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapitas
produksi yang tinngi dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuh.
Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) adalah salah satu jenis dari
serangga, semut rangrang merujuk kepada semut yang bewarna merah dan mampu
mengigit makhluk hidup lain. Tubuh semut rangrang terdiri atas tiga bagian, yaitu
kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut rangrang cukup
jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar
metapleural, dan bagian perut yang berhubungan ke tangkai semut membentuk
pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah
perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole
yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua
dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud). Tubuh semut rangrang) memiliki
5
eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai
tempat menempelnya otot. Menurut Tarumingkeng (2001) bahwa, semut api
memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk
sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Di bagian metasoma (perut) semut
api terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Semut
juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk
melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.
memiliki kandungan minyak yang cukup, tumbuhan ini berpotensi sebagai sarana
pendukung difersivikasi bahan bakar. Terdapat beberapa pengujian kepada
biodiesel yang terbuat dari jarak pagar menyatakan bahwa tumbuhan ini memiliki
emisi rendah dan meningkatkan peforma mesin. Ciri khas pada wujud tumbuhan
ini yaitu daun berwarna hijau pucat dengan tiga sampai lima lekukan, buah
berwujud bundar dan biji yang menjadi dewasa saat warna buah berubah dari hijau
menjadi kuning.
(A) (B)
(C)
Gambar 2.2 (A) Buah jarak pagar, (B) Daun jarak pagar, (C) Biji jarak pagar
7
mengandung lebih dari satu macam Saponin. Berikut beberapa tanaman yang
terdapat kandungan saponin dapat dilihat pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Jenis Taman yang mengandung saponin
Nama Letak saponin pada tanaman Kadar
Tanaman saponin (%)
Yucca Akar 10
schidigera
2.4 Pestisida
Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur
tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang
digunakan untuk perlindungan tanaman (PP RI No.6 tahun 1995). USEPA
menyatakan pestisida sebagai zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan,
tanaman, dan mikroorganisme penggangu.
Pestisida berasal dari kata pest yang berani hama dan sida berasal dari kata
caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai
pembunuh hama Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 dan
peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah campuran bahan kimia
yang di gunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan
11
2. Fungisida
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa
digunakan untuk memberantas dan mencengah limgi/cendawan Selain untuk
mengendalikan serangan cendawan di areal pertanaman, fungisida juga banyak
diterapkan pada buah dan sayur pascapanen.
3. Bakterisida
Bakterisida adalah senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang bisa
membunuh bakteri.
4. Nematisida
Nematisida adalah racun yang dapat mengendalikan nematode.
5. Akarisida
Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang
mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau,
caplak dan laba-laba
6. Rodentisida
Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
7. Moluskida
Moluskida adalah pastisida untuk membunuh moluska, yaitu siput telanjang,
siput setengah telanjang, sumpit, bekicot, serta trisipan yang banyak terdapat di
tambak.
8. Herbisida
Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk
membunuh tumbuhan penggangu yang disebut gulma
9. Pestisida lain
Selain beberapa jenis pestisida di atas masih banyak jenis pestisida lain. Namun
karena kegunaanya jarang maka produsen pestisida belum banyak yang menjual,
sehingga di pasaran bisa dikatakan sulit ditemukan Pestisida tersebut adalah
sebagai berikut:
l. Pestisida, adalah bahan senyawa kimia beracun untuk mengendalikan ikan mujair
yang menjadi hama di dalam tambak dan kolam.
17
4. Injeksi batang: Dengan insektisida sisitemik bagi hama batang. daun, dan
penggerek
5. Dipping: rendaman/pencelupan seperti untuk biji/bmih kayu
6. Fumigast: penguapan, misalnya pada hama gudang am: kayu
7. Tanin diproduksi oleh tanaman, berfimgsi sebagai subtansi pelindung pada dalam
jaringan maupun luar jaringan Tanin umumnya tahan terhadap perombakan atau
fermentasi selain itu menurunkan kemampuan binatang untuk mengkonsumsi
tanaman atau juga mencegah pembusukan daun pada pohon. Tanin bekerja
sebagai zat astringent, menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada
kulit dan mukosa (Healthlink, 2000).
2.8.2 Sabun Colek
Sabun colek mengandung trigliserida dan terbuat dari minyak dan NaOH
sebagai pengemulsi atau busa. Sehingga ketika pestisida dicampurkan dengan
sabun, pestisiada dapat menyebar pada saat disemprotkan pada tanaman karna
sabun mengandung senyawa triliserida, pestisida juga dapat merekat pada merekat
pada saat disemprotkan pada tanaman.
2.9 Karakteristik Pestisida
Untuk mengendalikan organisme pengganggu dengan dosis yang tidak
terlalu tinggi, sehingga dapat memperkecilkan dampak buruknya terhadap
lingkungan Dalam menentukan pastisida yang tepat, perlu diketahui karakterisitk
pestisida yang meliputi: efektivitas, selektivitas, fitotoksitas, residu, resistensi, LD
50, dan kompabilit.
2.9.1 BMR (Batas Minimum Residu)
BMR merupakan batas dugaan maksimum residu pestisida yang ada dalam
berbagai hasil pertanian yang diperoleh. Standar Nasional Indonesia (SNI)
merumuskan tentang batas maksimum residu pestisisida pada beras, yaitu untuk
jenis pestisida khususnya golongan organofosfat, seperti klorpin'fos residu pestisida
pada berat yang diperbolehkan sebesar 0,5 mg/kg, klorfenvinfos 0,05 mg/kg,
fenitrotion 1 mg/kg, dan diazinon sebesar 0,1 mg/kg.
2.9.2 Kriteria Toksitas
Toksisitas merupakan istilah dalam toksikologi yang didefinisikan sebagai
kemampuan bahan kimia untuk menyebabkan kerusakan/injuri. Istilah toksisitas
merupakan istilah kualitatif, terjadi atau tidak terjadinya kerusakan tergantung pada
jumlah unsur kimia yang terabsorpsi. Sedangkan istilah bahaya (hazard) adalah
kemungkinan kejadian kerusakan pada suatu situasi atau tempat tertentu; kondisi
22
Tabel 2.2 kriteria klasifikasi pestisida berdasarkan bentuk fisik, jalan masuk
kedalam tubuh dan daya racunya
LD50 untuk tikus (mg/kg)
Tabel 2.3 kriteria toksitas untuk pengujian laboratorium yang dikeluarkan oleh
komisi pestisida departemen pertanian
Nilai LC50 (mg/l) Tingkat daya racun
<1 Sangat tinggi
>10-100 Tinggi
<10-100 sedang
<100 rendah
Sumber : kementrian RI, 2012
24
Tabel 2.4 kelas toksisitias yang bahan aktif teroplong dalam kelas toksisitas
tersebut
Kelas toksitas bahan aktif Contoh bahan atif
Ia Parathion,Tebupirimfos, terbufos
Ib Carbuforan, cyfluthrin, bata-cyfluthrin, zeta-
cypermethrin, dichalorvos, methiocarb, nicotine,
tefluthrin
II Allethrin, bendiocarb, bifentharin, bioallethrin,
carbaryl, carbosulfan, chlorpyrifos, cyhalothrin,
cypermethrin, alpha-cypermethrin, cyphenothrin,
DDT, deltamethrin, diazinon, esbiothrin,
paraquat, permethrin, prallethrin, profenofos,
propoxur, pyrethrin,tetraconazole
III Bacillus thuringiensis, buprozin, diflubenzuran,
melathion, resmethrin,temephos, DEET, d-
allethrin
IV Benfluralin, benomyl,
bioresmethrin,transfluthrin
Sumber : kementrian RI, 2012