Anda di halaman 1dari 25

AUDITING 1

(Pemeriksaan Akuntansi 1)

Etika Profesional dan Tujuan


Auditing
1 INTRODUCTION
REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1
Etika Profesional 12 -2

Salah satu hal yang membedakan sifat


setiap profesi adalah adanya kode perilaku
profesional atau etika bagi para anggotanya

Perilaku etika memerlukan pertimbangan


lebih d/p aturan perilaku dan pengaturan
aktivitas
Etika dan Moralitas 12 -3

Etik berarti sifat atau karakter atau moralitas

Moralitas adalah kebiasaan, yg fokusnya


pada perilaku yang baik dan yang salah

Etika berkaitan dengan masalah bagaimana


seseorang bertindak terhadap orang lain
Etika Umum 12 -4

Org selalu dihadapkan pada suatu pemilihan yang


akan berakibat terhadap dirinya dan terhadap orang lain.

Dilema etika timbul bilamana apa yg baik bagi satu


pihak berakibat tidak baik bagi pihak lain.

Etika umum berusaha memecahkan hal ini dg


menetapkan kewajiban individu terhadap dirinya dan orang lain
Langkah Pengambilan Keputusan 12 -5

Etika Umum

Dapatkan fakta yg relevan dg keputusan

Berdasarkan fakta lakukan identifikasi issue etik

Tentukan siapa yg akan dipengaruhi oleh keputusan dan bagaimana pengaruhnya

Identifikasi alternatif pengambil keputusan

Identifikasi akibat dari setiap alternatif

Pilih tindakan etis


Etika Profesional 12 -6

Etika profesional harus lebih luas d/p


prinsip-prinsip moral.

Harus mencakup standar perilaku utk seorang


profesional yg dirancang baik utk tujuan praktis maupun
tujuan ideal

Harus dapat mendorong perilaku ideal, tetapi pada


saat yg sama harus realistis dan dapat dipaksakan
12 -7
Prinsip-Prinsip Etika

 Tanggungjawab

 Kepentingan Publik

 Integritas

 Obyektivitas dan Independensi

 Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional

 Kerahasiaan

 Perilaku Profesional

 Standar Teknis 7
12 -8
Tanggungjawab

 Dalam menjalankan tanggungjawabnya sebagai


profesional anggota harus melaksanakan seluruh
aktivitasnya dengan menggunakan pertimbangan
profesi dan moral
 Mengembangkan ilmu akuntansi
 Menjaga kepercayaan publik

8
12 -9
Kepentingan Publik

 Anggota harus menerima kewajiban untuk


bertindak dalam melayani kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan
mendemonstrasikan komitmennya sebagai
profesional
 Termasuk publik adalah:
 Klien, kreditor, instansi pemerintah, karyawan,
pemegang saham, dan masyarakat umum

9
12 -10
Integritas

 Untuk menjaga kepercayaan publik anggota


harus menjalankan tanggungjawab
profesionalnya dengan integritas yang tinggi.
 Untuk menjaga integritas anggota harus jujur
dan cerdik

10
12 -11
Obyektivitas dan Independen

 Anggota harus menjaga obyektivitasnya dan


bebas dari konflik kepentingan dalam
menjalankan tanggungjawab profesionalnya.
 Anggota harus independen secara nyata dan
independen dalam penampilan.

11
Kompetensi dan Kehati- hatian 12 -12

Profesional
 Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.
Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki
keandalan atau pengalaman yang tidak mereka miliki.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang
terpisah:

 1. Pencapaian Kompetensi Profesional.


Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan
umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan
dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal
ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.

12
Kompetensi dan Kehati- hatian 12 -13

Profesional
 2. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.
Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen,
pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran
untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta
anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang
untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan
jasa profesional yang konsisten.

Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota


untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan
kompetensi dan ketekunan

13
12 -14
Kerahasiaan

 Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan


informasi yang diperoleh selam melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk
memastikan bahwa staff di bawah
pengawasannya dan orang- orang yang diminta
nasihat dan bantuannya menghormati prinsip
kerahasiaan.

14
12 -15
Perilaku Profesional

 Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang


dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
oleh amggota sebgai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan
masyarakat umum.

15
12 -16
Standar Teknis

 Setiap anggota harus melaksanakan jasa


profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar professional yang relevan.

 Standar teknis dan standar professional yang


harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh IAI, International Federation of
Accountants, badan pengatur, dan peraturan
perundang- undangan yang relevan.

16
12 -17

Rerangka Kode Etik Akuntan


Indonesia

Kode Etik IAI ada 4 bagian :


1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi Aturan Etika
4. Tanya Jawab
12 -18
Kecurangan Praktik Akuntansi

Enron

Worldcom

Xerox Corporation

Tyco Internatonal

American International Group


12 -19
Kecurangan Praktik Akuntansi

• Toshiba telah berkiprah dalam industry teknologi di seluruh


dunia sejak tahun 1875
• Inisiatif Pemerintahan Perdana Menteri Abe yang mendorong
transparansi yang lebih besar di perusahaan-perusahaan
Jepang

• Toshiba menyewa panel independen yang terdiri dari para akuntan dan
pengacara untuk menyelidiki masalah transparansi di Perusahaannya

• Tiga direksi telah berperan aktif dalam menggelembungkan laba usaha Toshiba
sebesar ¥151,8 miliar (setara dengan Rp 15,85 triliun) sejak tahun 2008

• Akibat laporan ini CEO Toshiba, Hisao Tanaka, mengundurkan diri, disusul
keesokan harinya pengunduran diri wakil CEO Toshiba, Norio Sasaki. Atsutoshi
Nishida penasihat Toshiba juga mengundurkan diri

• Saham Toshiba turun sekitar 20% sejak awal April ketika isu akuntansi ini
terungkap. Nilai pasar perusahaan ini hilang sekitar ¥ 1,67 triliun (setara
dengan RP174 triliun)
12 -20
Kecurangan Praktik Akuntansi
Tujuan Pelaksanaan Audit Keuangan 12 -21

Tujuan dari audit adalah untuk menyediakan pengguna


laporan keuangan dengan sebuah opini oleh auditor
yang menyatakan apakah laporan keuangan
disajikan wajar, semua aspek material, dan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia (PABU) yang mencakup:

PSAK

PABU Peraturan OJK

Peraturan BEI

Perturan khusus lain


Auditor’s Responsibilities 12 -22

Material Reasonable
misstatements Assurance

Professional
Errors vs. Fraud
Skepticism
Fraudulent
reporting
vs.
theft of assets
Financial Statements Cycles 12 -23

Audits are performed by dividing the financial


statements into smaller segments or components.
Relationships Among
12 -24

Transaction Cycles
General
cash

Capital acquisition
and repayment cycle

Sales and Acquisition Payroll and


collection and payment personnel
cycle cycle cycle

Inventory and
warehousing
cycle
THE END

25

Anda mungkin juga menyukai