Anda di halaman 1dari 8

45

BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian


Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cikijing terletak di Jl. Dewi
Sartika No. 07, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten
Majalengka dengan kode pos 45466.
Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) 1 Cikijing memiliki Visi dan
Misi:
1. Visi
Agamis, bercitra wawasan wiyata mandala, unggul dalam prestasi, ramah
dengan lingkungan, tertib administrasi, profesional dalam pelayanan.
2. Misi
a. Membina dan menumbuhkembangkan peserta didik berlandaskan
keimanan dan ketakwaan.
b. Mewujudkan sekolah sebagai Wawasan Wiyata Mandala.
c. Mewujudkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang bercitra
nyaman, rindang, asri dan aman.
d. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan peserta didik guna
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
e. Meningkatkan kemampuan sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya.
f. Meraih prestasi guna meningkatkan citra sekolah baik kegiatan belajar
mengajar maupun ekstrakurikuler.
g. Melakukan pembaharuan dalam semangat kekeluargaan dan suasana
demokratis.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cikijing memiliki 27 orang guru
dengan 10 orang staff dan memiliki siswa dengan jumlah 240 orang diantaranya
kelas X sebanyak 86 siswa, kelas XI sebanyak 86 siswa dan kelas XII sebanyak 82
siswa yang diantaranya bersedia menjadi responden penelitian sesuai dengan kriteria
inklusi.
46

5.2 Karakteristik Responden


5.2.1 Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
dalam tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Intervensi Kontrol
Kelamin Frekuensi % Frekuensi %
L 10 20 12 24
P 40 80 38 76
Total 50 100 50 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa distribusi jenis
kelamin pada kedua kelompok tidak merata, yaitu sebagian besar pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol lebih banyak berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah 40 orang (80%) pada kelompok
intervensi dan 38 orang (76%) pada kelompok kontrol.

5.2.2 Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat dalam
tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur Intervensi Kontrol
Frekuensi % Frekuensi %

15-17 43 86 46 92
≥ 17 7 14 4 8
Total 50 100 50 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa distribusi umur responden


pada kedua kelompok tidak merata, yaitu sebagian besar pada kelompok
intervensi dan kontrol lebih banyak terlihat responden yang berumur 15-17
tahun dengan jumlah 43 orang (86%) pada kelompok intervensi, dan 46 orang
(92%) pada kelompok kontrol.
47

5.2.3 Kelas
Karakteristik responden berdasarkan kelas dapat dilihat dalam tabel 5.3
berikut ini.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas
Kelas Intervensi Kontrol
Frekuensi % Frekuensi %
X 20 40 33 66
XI 30 60 17 34
Total 50 100 50 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa distribusi kelas pada kedua
kelompok tidak merata, yaitu sebagian besar pada kelompok intervensi
kebanyakan berasal dari kelas XI dengan jumlah 30 orang (60%), sedangkan
sebagian besar pada kelompok kontrol kebanyakan berasal dari kelas X
dengan jumlah 33 orang (66%).

5.3 Analisis Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang


Akibat Kehamilan Remaja Di Luar Nikah
5.3.1 Analisis Univariat
5.3.1.1 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan siswa-siswi mengenai akibat kehamilan
remaja di luar nikah di SMAN 1 Cikijing di Kabupaten Majalengka
tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini :
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa-Siswi Mengenai
Akibat Kehamilan Remaja Di Luar Nikah di SMAN 1 Cikijing.
No Pengetahuan f %

1 Kurang baik 46 46,0

2 Baik 54 54,0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 100 responden di


SMAN 1 Cikijing 54 orang atau 54 % memiliki pengetahuan baik
mengenai akibat kehamilan remaja di luar nikah dan sisanya 46
orang atau 46% memiliki pengetahuan kurang baik.
48

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 100


responden tersebut memiliki jumlah yang hampir seimbang dari
responden yang memiliki pengetahuan baik dan responden yang
memiliki pengetahuan kurang baik tentang akibat kehamilan
remaja di luar nikah.
5.3.2 Analisis Bivariat (Hubungan Antara Penyuluhan Dengan Tingkat
Pengetahuan)
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
penyuluhan dengan tingkat pengetahuan siswa-siswi mengenai akibat
kehamilan remaja di luar nikah di SMAN 1 Cikijing. Hasil analisis
bivariat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.5 Hubungan Antara Penyuluhan dengan Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi Mengenai Akibat Kehamilan Remaja di Luar Nikah di SMAN 1
Cikijing Tahun 2014
Penyuluhan Pengetahuan Total
Kurang baik Baik
Penyuluhan Jumlah
Responden 45 5 50
Nilai
Expected 23,0 27,0 50,0
Tidak Jumlah
Penyuluhan Responden 1 49 50
Nilai
Expected 23,0 27,0 50,0
Total Jumlah
Responden 46 54 100
Nilai
Expected 46,0 54,0 100,00
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai observed untuk sel a,
b, c dan d adalah 45,5,1 dan 49 , sedangkan nilai dan expected adalah
23,0 ;27,0;23, 0; dan 27,0.
Karena tidak ada nilai expected yang kurang dari lima maka tabel
2x2 diatas layak diuji dengan chi Square. Hasil perhitungan chi Square
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
49

Tabel 5.6 Uji Chi-Square


Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 77,939(b) 1 ,000
Continuity
74,436 1 ,000
Correction(a)
Likelihood Ratio 95,677 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
77,159 1 ,000
Association
N of Valid Cases 100
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,00.

Dari tabel diatas menunjukkan tabel chi square, nilai yang dipakai adalah
pearson chi Square. Nilai significance nya (P-value) adalah 0,000. Karena P
value < 0,05 maka Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan dengan tingkat pengetahuan siswa-siswi terhadap akibat kehamilan
remaja di luar nikah.
50

BAB VI
PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan untuk mengamati pengaruh penyuluhan kesehatan


reproduksi terhadap tingkat pengetahuan tentang akibat kehamilan remaja di luar
nikah pada siswa-siswi SMAN 1 Cikijing. Penelitian dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan pada kelompok eksperimen (intervensi) dan dilanjutkan
dengan test akhir (posttest) dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol)
yang tidak diberikan penyuluhan sebelumnya.
Dari hasil analisis data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang akibat kehamilan
remaja di luar nikah. Terjadi peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi
(eksperimen) yang diberikan penyuluhan daripada kelompok kontrol yang tidak
diberikan penyuluhan.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepasi
terhadap objek. (Notoatmodjo, 2005)
Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan.
Dengan demikian, masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau
dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. (Maulana,
2009). Penyuluhan disini adalah penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
mengenai akibat kehamilan remaja di luar nikah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 100 responden di SMAN 1 Cikijing
54 orang atau 54 % memiliki pengetahuan baik mengenai akibat kehamilan
remaja di luar nikah dan sisanya 46 orang atau 46% memiliki pengetahuan kurang
baik.
Berdasarkan hasil penelitian interpretasi hasil dari uji Chi Square,
diperoleh 0,000 nilai significance nya (P-value) adalah 0,000. Karena P value <
0,05 maka Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan
51

dengan tingkat pengetahuan siswa-siswi terhadap akibat kehamilan remaja di luar


nikah.
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari penyuluhan
terhadap tingkat pengetahuan siswa-siswi SMAN 1 Cikijing. Dikarenakan
penyuluhan merupakan bagian dari proses belajar yang dimulai dari kontak
individu dengan dunia luar yang kemudian terjadi proses transformasi untuk
dimasukkan kedalam ingatan supaya dapat mengubah perilaku perseorangan dan
atau masyarakat dalam bidang kesehatan. (Notoatmodjo, 2005)
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pada penelitian ini hanya meneliti
variabel pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang akibat
kehamilan remaja di luar nikah dan mengabaikan variabel perancu seperti
pekerjaan, pengalaman, minat, kebudayaan lingkungan, informasi yang mungkin
juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang akibat kehamilan remaja di
luar nikah.
52

BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan
Ada pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap
tingkat pengetahuan tentang akibat kehamilan remaja di luar nikah dengan
nilai hasil P value = 0,000.

7.2 Saran
7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Perlu meningkatkan tindakan preventif terjadinya kehamilan
remaja di luar nikah melalui pemberian informasi pengetahuan tentang
akibat kehamilan remaja di luar nikah sehingga siswa-siswi tidak hanya
sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran
terhadap apa yang diinformasikan mengenai kesehatan khususnya pada
siswa-siswi SMAN 1 Cikijing.
7.2.2 Bagi Remaja
Perlu meningkatkan pengetahuan tentang akibat kehamilan remaja
di luar nikah melalui media-media yang tersedia lainnya.
7.2.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat tidak menganggap tabu dalam menjelaskan
tentang akibat kehamilan remaja di luar nikah.
7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dilakukan penyuluhan yang lebih intensif
dikalangan remaja dengan menggunakan variabel lain hasil
pengembangan dari penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai