PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat
Tuberkulosis telah menurun, namun menurut data dari World Health Organization
pada tahun 2015 Tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan
menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia, dan China
23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita di dunia.1 Berdasarkan Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2015, Pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis
tahun 2015 sebesar 85% menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yakni
sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan meskipun pada tahun 2015 angka
sudah memenuhi target dari WHO yaitu sebesar 85%. Untuk angka keberhasilan
1
(success rate) pengobatan sendiri, pada tahun 2010 sebesar 93.9%, tahun 2011
individu lain, kegagalan dari pengobatan TB sendiri akan berdampak tidak hanya
sulit dikendalikan.5
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan TB, salah
satunya adalah pengobatan TB yang kepatuhan tingkat tinggi dan jangka waktu
lama. Keluarga sebagai unit yang terdekat dengan penderita memiliki peran penting
tidak bosan minum obat. Pengetahuan dan presepsi mengenai TB paru yang
meliputi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan, cara perawatan,
dan pengobatan, serta cara pencegahan sangat diperlukan oleh keluarga dalam
merupakan salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
2
B. PERMASALAHAN
BTA yang tidak berkonversi dan 14 pasien yang mengalami konversi BTA.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk penderita TB yang telah
tuntas pengobatan pada wilayah kerja Puskesmas Banjarmasin Indah, hanya 70%
pasien yang mengalami konversi sedangkan target yang ditetapkan yaitu 85%.7
mengenai efek samping yang masih minimal, meminum obat tidak sesuai anjuran
Dari hasil analisis situasi tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan
(KKP-TB) dimana KKP-TB memiliki peran pula sebagai PMO (Pengawas Menelan
Obat).
3
Angka kegagalan Peran keluarga yang kurang
pengobatan TB tinggi dalam mendukung Akibat
keberhasilan pengobatan TB
4
Berdasarkan survei terhadap 6 responden yang diambil dilakukan dengan cara
setelah pengobatan.
1. Faktor Internal
(17%)
2. Faktor Eksternal
5
C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
2. Faktor Eksternal
a. PMO tidak mengingatkan pasien Membentuk Kelompok Keluarga Peduli TB
untuk meminum obat (KKP-TB)
b. Pengetahuan keluarga mengenai Penyuluhan mengenai TB secara umum
TB minimal
c. Keluarga tidak mengetahui tugas Penyuluhan mengenai pentingnya peran
dan peran dari PMO keluarga dalam keberhasilan pengobatan TB
penentuan prioritas masalah dibedakan atas 2, yaitu: secara scoring dan non-
scoring jenis metode Bryant. Cara ini menggunakan 4 macam kriteria, yaitu: (1)
penting. (2) Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit
6
tersebut. (3) Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit
tersebut. (4) Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk
mengatasinya.
atau kelompok masyarakat terlibat, makin besar jumlah semakin tinggi skor
yang diberikan
7
1. Perhitungan skor
a. P (Prevalence)
P =5- A/O
A = jumlah aset,
O = jumlah pengguna.
b. S (Seriousness)
c. C (Community concern)
8
d. M (Manageability)
Setelah nilai dari tiap kriteria didapatkan, kemudian nilai dari tiap kriteria
tersebut ditotal dengan cara dikalikan, nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas