DAFTAR ISI
1
PENDAHULUAN
2
LAPANGAN PANDANG
2
TEKHNIK PEMERIKSAAN PERIMETRI
6
A. Tes Tangent Screen
8
B. Per!eter G"#$!ann
1%
&. Per!etr H'!()re*
2%
TEKHNIK PEMERIKSAAN PERIMETRI LAIN
+6
P,LA
P,LA KERU
KERUSA
SAK
KAN SER
SERABUT
ABUT SAR
SARAF DENG
DENGAN
AN LAP
LAPANGA
ANGAN
N
PANDANG +-
PENUTUP
6
DAFTAR PUSTAKA
-
1
PERIMETRI
I. PENDAHULUAN
Sejumlah gangguan pada mata dan gangguan di otak dapat menyebabkan hilangnya
penglihatan. Hilangnya penglihatan ini dapat berupa gangguan pada ketajaman penglihatan
atau sampai pada gangguan lapangan pandang. (1)
Perimetri
Perimetri adalah
adalah suatu teknik
teknik pemeriksaan
pemeriksaan dimana mata dalam keadaan
keadaan terfiksasi
terfiksasi di
daerah sentral yang akan diukur kemampuannya
kemampuannya untuk dapat melihat daerah yang
yang lain pada
saat yang bersamaan. Selanjutnya akan digunakan
digunakan suatu stimulus/ target
target yang fungsinya akan
memb
member
erik
ikan
an bata
batass / threshold dimana
dimana dan seberapa
seberapa besar
besar area dari lapang
lapangan
an pandan
pandang
g
seseorang. Jadi perimetri adalah tekhnik pemeriksaan untuk mengetahui secara kuantitatif
dan kualitatif dari lapangan pandang.
ilai diagnostik pemeriksaan perimetri yang akan mengukur lapangan pandang
dalam kasus!kasus glaukoma dan
dan neuro!oftalmologi sangatlah tinggi. "es
"es perimetri ini juga
dapat
apat menjadi
adi screening test # diag
diagno
nost
stic
ic test
test dan
dan moni
monito
torin
ring
g thera
theraph
phyy test
test # yang
ang
berhubungan dengan penyakit!penyakit di retina# ner$us optik# glaukoma dan gangguan di
otak.
Perimetri selanjutnya juga akan dapat menentukan lokasi#
lokasi# luas dan tingkat
tingkat keparahan
dari gangguan tersebut. (1# %# &)
'engingat besarnya peranan pemeriksaan perimetri dalam menilai fungsi lapangan
pandang dan mempertahankan kualitas hidup# maka perlu kiranya diketahui dan dipahami
lebi
lebih
h mend
mendala
alam
m meng
mengen
enai
ai lapa
lapang
ngan
an pand
pandan
ang
g yang
yang norm
normal#
al# tekn
teknik
ik peme
pemerik
riksa
saan
an## dan
dan
gambaran patologisnya. alam sari pustaka ini juga akan membahas tentang bagaimana
interp
interpreta
retasi
si dari
dari hasil
hasil pemerik
pemeriksaan
saan perime
perimeter
ter Goldmann dan
dan perim
perimete
eterr Humprey
Humprey sebagai
standar pemeriksaan lapangan pandang dalam klinik .
2
A. Pengerti
Pengertian
an Lapangan
Lapangan Pandang
Pandang
*apangan Pandang adalah area disekitar kita# dimana mata dapat melihat dengan jelas
secara
secara bersam
bersamaan.
aan. *apang
*apangan
an pandan
pandang
g merefle
merefleksi
ksikan
kan daerah
daerah di retina
retina yang
yang memilik
memilikii sel
fotore
fotoresept
septor
or yang
yang dapat
dapat menang
menangkap
kap cahaya
cahaya yang
yang selanju
selanjutny
tnyaa oleh
oleh ner$us
ner$us optik
optik akan
akan
meneruskan
meneruskan sampai
sampai ke area penglihatan
penglihatan primer kita.
kita. +husus
+husus untuk daerah
daerah $isus perifer
perifer
ditentukan oleh sel rod yang sangat sensitif terhadap gerakan dan cahaya redup. (&)
*apang
*apangan
an pandan
pandang g dapat
dapat meliput
meliputii daerah
daerah sentral
sentral yang
yang diukur
diukur dengan
dengan tes ketajam
ketajaman
an
penglihatan dan daerah perifer yang diukur dengan cara berbeda dan memberikan gambaran
yang berbeda dari fungsi penglihatan# yaitu dengan tes Perimetri.
B. Batas
Batas Lapan
Lapangan
gan Panda
Pandangng Normal
Normal
,atas dari lapangan pandang# diukur berdasarkan derajat dari titik fiksasi ( tempat objek
dimana mata diarahkan ). imulai
imulai pada - di superior dari seluruh lapangan pandang# 0
di inferior# 1 di temporal ( arah kanan dari mata kanan# arah kiri dari mata kiri )# dan -
di daerah nasal lapangan pandang ( arah kiri dari mata kanan# arah kanan dari mata kiri).
*apangan
*apangan pandang
pandang dapat juga
juga dibagi menjadi
menjadi & 2ona yaitu daerah
daerah sentral ( dari titik
fiksasi sampai & ke perifer )# daerah intermediate ( & 3
)# dan daerah perifer ( lebih
dari ). (&# 4)
+
C. Umur
Umur dan Lapang
Lapangan an Panda
Pandang
ng
,anyak penelitian yang telah memperlihatkan adanya penurunan sensitifitas lapangan
pandang seiring dengan bertambahnya usia. ilaporkan dengan perimeter Goldmann#
Goldmann# terjadi
pengurangan lapangan pandang pada semua kuadran baik daerah sentral maupun pada daera h
perifer.
Pengaruh umur
umur akan terlihat setelah umur % an# tetapi ada yang membantahnya
membantahnya bah5a
pengaruhnya hanya akan terlihat jelas pada dekade -. Setelah usia % tahun# sensiti$itas
cahaya berkurang 1 d, per 1 tahun. 6ontohnya
6ontohnya sensiti$itas cahaya pada fo$ea pada usia %
(&#)
tahun adalah & d,# pada usia & tahun akan menjadi &4 d,.
D. ara!ter
ara!teristi
isti!
! "isual
"isual dalam Lapanga
Lapangan
n Pandang
Pandang
Setiap titik pada retina berhubungan langsung dengan arah tertentu dengan lapangan
pandang. 'isalnya# fo$ea (titik paling tengah/pusat dari bagian posterior retina)#
berkorespondensi langsung dengan titik dimana titik arah pandang dipusatkan. Sedangkan
daerah perifer dari retina berarti daerah perifer dari lapangan pandang.
+arena bayangan yang dibentuk oleh sistem optik mata yang terbalik dan dibelakang
seperti halnya kamera# maka bayangan yang diterima retina akan berbanding terbalik dengan
keberadaan objek. ,agian nasal
nasal retina akan melihat objek di temporal
temporal dari lapangan pandang
dan sebaliknya# serta bagian superior retina akan melihat objek di inferior lapangan pandang
dan sebaliknya. ()
ari seluruh titik pada retina# informasi $isual akan dikumpulkan oleh ner$us optik
yang
yang berada
berada kira!ki
kira!kira
ra 1!%
1!% derajat
derajat dari titik
titik fiksasi
fiksasi atau fo$ea yang
yang selanju
selanjutny
tnyaa akan
akan
berjalan terus sampai ke korteks lobus oksipital di otak. i tempat ini tidak mengandung sel
fotoreseptor sehingga sinar yang jatuh pada titik tersebut tidak dapat terdeteksi sehingga akan
menimbulkan skotoma yang fisiologis yang biasa dikenal dengan blind spot . +arena tempat
ini berada di bagian nasal dari mata maka blind spot berada di temporal dari lapangan
pandang. (&)
'enentukan batas paling terluar dari lapangan pandang adalah aspek yang paling
utama dalam sebuah tes lapangan pandang# tetapi yang tak kalah pentingnya adalah bah5a
setiap titik dalam area lapangan pandang mempunyai karakteristik tertentu dalam fungsi
$isual. 6ontohnya bah5a kemampuan untuk melihat detail yang paling baik adalah pada titik
fiksasi yaitu pada daerah fo$ea sentralis yang selanjutnya akan berkurang secara progressif
pada lokasi yang jauh dari fo$ea. (## -)
*apangan pandang bukan gambaran dua dimensi yang datar tapi sebenarnya adalah
konsep & dimensi. *apangan pandang dapat digambarkan sebagai sebuah pulau penglihatan
yang dikelilingi oleh lautan kegelapan# yang dikenal dengan nama Hill o% &ision. "eori ini
dikemukakan oleh Harry 'oss rauair . Pulau ini me5akili lapangan pandang yang dapat
dilihat dengan jelas sedangkan lautan kegelapan adalah area yang tidak dapat dilihat. "ajam
penglihatan paling jelas pada puncak pulau yaitu fo$ea dimana tempat sensiti$itas retina
tertinggi. ari puncak kemudian lerengnya akan menurun ke perifer dimana lereng bagian
nasal lebih curam dibanding temporal. *ereng menggambarkan makin berkurangnya
sensiti$itas retina. ,intik buta yang berkorespondensi dengan ner$us optik# tergambar sebagai
sumur yang sangat dalam.
/
,entuk pulau berhubungan dengan anatomi dari sistem $isual dan tingkat adaptasi
retina. +onsentrasi sel kerucut yang paling tinggi pada fo$ea dimana sebagian besar sel
kerucut tersebut berproyeksi langsung ke sel ganglionnya sendiri. (1#&)
,erbagai macam metode telah digunakan untuk mengetahui bagaimana fungsi penglihatan
melalui melihat lapangan pandang. "ekhnik yang sederhana dapat berupa "es +onfrontasi#
7msler 8rid # sedangkan "es Perimetri menggunakan metode yang lebih kompleks .
Perimetri sebagai metode untuk memeriksa lapangan pandang# berdasarkan cara kerjanya
dibagi menjadi % bagian yaitu 9
1. Perimeter Kinetik
"ermasuk didalamnya adalah angent creen est dan /erimeter Goldmann . Semua
ini dilakukan secara manual# dan sangat bergantung kepada kemampuan operator
sebagai pemeriksa.
2. Perimeter Statik
Perimeter statik umumnya akan dioperasikan oleh komputer. /erimeter Humprey
adalah contoh yang paling terkenal# disamping /erimeter 0ctopuss dan perimeter
$icon.(#,1)
6
Prinsip !er'a Perimetri ineti! dan Perimetri &tati!
Pada perimeter Statik# setiap titik yang berbeda dalam lapangan pandang ditentukan
sensiti$itasnya dengan menggunakan stimulus yang tidak digerakkan. Stimulus hanya akan
bertambah intensitas cahaya dan ukurannya mulai dari yang paling terlemah dan terkecil
sampai dapat terlihat pertama kali oleh pasien# yang akan mengindikasikan batas ambang dari
setiap titik dari area dalam lapangan pandang.
"hreshold / ambang batas diartikan sebagai angka yang menunjukkan sejumlah ;
kemungkinan suatu titik dalam area lapangan pandang untuk menangkap suatu stimulus
dimana titik tersebut mempunyai daerah batas tertentu yang akan diukur dalam d, atau asb.
(1#&##0)
Keterangan gambar : hreshold 2 !" log stimulus luminance dari "" probability o%
seeing(!)
-
Keterangan gambar : timulus pada perimeter kinetik yang tetap ukuran dan intensitasnya
akan digerakkan sedangkan perimetri statik tidak digerakkan tapi intensitas cahayanya akan
bertambah(1)
iba5ah ini akan dijelaskan bagaimana teknik pemeriksaan Tangent &(reen Test)
Perimeter Goldman dan Perimeter Hump#re*.
'erupakan suatu teknik perimetri yang efektif untuk menge$aluasi & dari
lapangan pandang. 'etode ini dipakai pada pasien dengan keadaan! keadaan tertentu#
misalnya 9
0 Pasien tidak dapat meletakkan dagunya di kubah perimeter
0 Pasien tidak dapat menekan tombol
0 Pasien tidak dapat memusatkan padangan pada titik fiksasi terlalu lama
'etode ini murah karena hanya memakai selembar kain hitam dan tongkat hitam
dengan target/stimulius putih diujungnya# dan dapat diba5a kemana!mana# sehingga dapat
dipakai sebagai tes skrining.
Pada kain hitam tersebut tergambar lingkaran konsentris berjarak dengan garis
radier berjarak 1. Pada daerah sentral terdapat titik putih sebagai objek dengan ukuran
maksimal - mm.
Cara !er'a ,
Pasien didudukkan didepan layar sejauh 1 meter. "utup satu mata dan mata harus
sejajar dengan objek di sentral layar . <uangan yang dipergunakan harus agak gelap .
8
"ongkat digerakkan dari perifer (area yang tidak terlihat ) menuju kesentral dengan kecepatan
perdetik. Pada prinsipnya dokter akan menandai daerah yang dapat terlihat dan tidak
terlihat dari pasien sehingga akan didapatkan sejumlah titik yang menggambarkan peta
lapangan pandang dari pasien. Setiap titik yang telah diberi tanda lalu dihubungkan sehingga
mendapatkan isopter yaitu batas terluar yang masih dapat dilihat atau terdapatnya skotoma
dari pasien tersebut.(=)
Perimetri Goldmann
,eberapa tahun terakhir ini standar pemeriksaan lapangan pandang adalah perimetri klinis
yaitu perimeter 8oldman atau perimeter Humprey# dimana perimetri klinis ini dalam
pemeriksaan lapangan pandang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya defek lapangan
pandang dan sebagai pemeriksaan kuantitatif untuk follo5 up penyakit# khususnya penyakit
glaukoma.
Perimeter 8oldmann adalah alat yang berbentuk setengah kubah dengan 5arna latar
belakang putih dan berjari!jari & cm. Sebuah alat yang dapat digerakkan dan memancarkan
cahaya target ke dalam kubah dengan jarak & cm dari kornea yang secara kontinyu atau
berkala dengan ukuran yang berbeda!beda serta intensitas yang berbeda pula. Pemeriksa akan
mengamati pasien melalui sebuah teleskop dan pasien akan merespon stimulus melalui
sebuah tombol. (1##>)
Keterangan gambar : /erimetri Goldmann
0 Jika menginginkan pemeriksaan lapangan pandang yang lebih dari &# dimana
perimeter statik hanya dapat membatasi sampai &.
0 Jika terdapat indikasi terjadi 6unctional 6ield 7oss.
0 Jika kepatuhan pasien kurang baik dalam memfiksasi mata sehingga diperlukan operator
dalam memonitor fiksasi mata pasien .(>)
1%
B. Cara er'a dan Persiapan Pasien
0 Pasien duduk dalam keadaan nyaman. Perhatikan pupil pasien jika kurang dari % mm
maka lakukan penetesan %# ; phenylephrine.
0 +etajaman penglihatan dekat harus dikoreksi sebelum dilakukan pemeriksaan. Sangat
diutamakan jika pasien memakai kontak lensa. Posisikan frame kacamata jangan sampai
menyentuh bulumatanya.
0 Siapkan seluruh peralatan sebelum pasien didudukkan depan mesin. Pasang kertas
perimeter. Pastikan posisi kertas tepat pada framenya.
0 Jelaskan kepada pasien tentang cara kerja pemeriksaan ini. ,erikan latihan pada pasien
dalam mempergunakan tombol jika melihat stimulus cahaya.
0 "utup mata yang tidak diperiksa dengan baik. Jika terdapat dermatokalasis# plester
lipatan kulit keatas# jika ada ptosis# ele$asi palpebra superior ke atas dengan plester tapi
jika kurang kuat# siapkan seseorang untuk mengangkat palpebra selama pemeriksaan.
Posisikan dagu dan dahi pasien pada tempatnya.
0 <edupkan lampu ruangan dan berikan kesempatan kepada pasien untuk beradaptasi
sebelum memulai pemeriksaan.
0 Perhatikan mata pasien melalui teleskop# dan instruksikan untuk tetap terfiksasi tetap di
sentral. Jika tidak pada posisi sentral# atur posisi $ertikal dan horisontal dari dudukan
dagu melalui alat diba5ah kertas.
0 nstruksikan kepada pasien untuk terus melihat lurus kedepan# 5alaupun akan ada cahaya
yang lain yang mungkin lebih terang dan yang lain akan lebih redup. Perintahkan untuk
menekan tombol kapan saja dia melihat cahaya.
0 Pilih ukuran dan intensitas cahaya target . 'ulai dengan daerah perifer tanpa lensa
koreksi.
0 8erakkan pantograf dari area tak terlihat menuju area yang dapat dilihat oleh pasien
dengan kecepatan &! derajat perdetik.
0 nstruksikan pasien jika melihat cahaya untuk menekan tombol.
0 Jika telah didapatkan isopter daerah perifer# pasangkan lensa koreksi # jika memang
diperlukan# dan mulai kembali untuk daerah sentral dengan memakai beberapa isopter.
0 ,lind spot didapatkan dengan target yang paling kecil.
0 :ntuk menghindari kelelahan dari pasien# jangan lakukan pemeriksaan lebih dari 1
menit permata. Jika terlihat tanda kelelahan # berikan 5aktu untuk istirahat pada pasien.
0 Sangat penting untuk menge$aluasi konsistensi pasien dalam melakukan pemeriksaan ini
,iasanya kita mematikan alat untuk beberapa detik# seharusnya pasien akan tidak
memberikan respon selama 5aktu tersebut. an yang terpenting juga adalah kita harus
memperhatikan fiksasi mata pasien melalui teleskop# jika tidak terfiksasi dengan baik#
instruksikan untuk memperbaiki fiksasi matanya.
11
0 Jika ingin melanjutkan pada mata sebelahnya# berikan 5aktu untuk istirahat. Pastikan
semua kuadran telah diperiksa semua. (>)
C. Te#ni! Pemeri!saan
-. enis dan U!uran Target
"arget diartikan sebagai suatu stimulus yang mempunyai dua parameter# yaitu ukuran
besarn ukuran stimulus dan luminance atau intensitas / terangnya stimulus yang diukur
dalam apostilb (asb).
7da - jenis ukuran target/stimulus dimana merupakan kelipatan 4 dari ukuran target
sebelumnya# yaitu 9
12
Suatu stimulus akan dapat terlihat oleh pasien jika diberikan pencahayaan kontras.
:ntuk perimetri 8oldman 5arna stimulus dan 5arna latar belakang sama yaitu 5arna putih#
sedangkan pencahayaan latar belakang ( background luminance ) telah memakai ukuran
standar yaitu sekitar &1# asb ( perimetri kinetik dan statik ). Stimulus untuk dapat terlihat
harus memiliki intensitas yang melebihi intensitas latar belakangnya.
/. Pemili#an Target
:ntuk mendapatkan hasil yang maksimal# setiap mata yang diperiksa seharusnya dengan
& jenis target untuk mendapatkan & lingkaran isopter. :kuran target yang terkecil diberikan
pada lapangan pandang sentral ( 1)# dan semakin ke perifer menggunakan target yang lebih
besar.
Aang terutama adalah isopter yang berada di paling terluar dari lapangan pandang dengan
stimulus yang besar dan terang ( @4e) dan stimulus yang kecil dan agak redup untuk
memeriksa lapangan pandang dalam area & derajat ( %e # &e atau 4e).
Jika sebuah defek dapat terlihat dengan isopter %e tapi tidak dengan isopter 4e maka
daerah antaranya dapat diisi dengan isopter &e. Jika ada kecurigaan adanya defek di sentral
atau para sentral# maka B&e isopter dapat digunakan. Sangat diperlukan pengetahuan serta
pengalaman untuk dapat menemukan target yang tepat sehingga defek dapat ditemukan.
(%#&1)
1+
Pada gambar diatas memperlihatkan pemeriksaan dengan menggunakan & buah isopter
yang terlihat lebih jelas memperlihatkan adanya defek. 8ambar 7 adalah gambaran perimetri
8oldmann dimana memperlihatkan isopter terluar adanya konstriksi daerah nasal lapangan
pandang# isopter tengah menunjukkan adanya defek arkuata superior dan inferior nasal
sedangkan isopter terdalam menunjukkan puncak sensiti$itas. 8ambar , memperlihatkan
gambaran & dimensinya yang dibandingkan dengan gambaran normalnya di gambar 6.(1)
alam pemeriksaan perimetri pemetaan terhadap blind spot sangatlah penting# biasanya
digunakan ukuran target 4e atau %e. "arget yang lebih besar tidak akan dapat menemukan
ukuran dari blind spot yang kecil.
1
gerakkan keatas # keba5ah# kelateral dan ke nasal sampai pasien mengatakan melihat
stimulus. aerah yang tidak terlihat itulah tempat blind spot berada yang berada antara 1!%
derajat temporal dari titik fiksasi.(1)
Pertama gerakkan stimulus dari arah nasal diba5ah dan diatas meridian horisontal#
selanjutnya akan terlihat ketidaksesuaian. Stimulus lalu digerakkan secara perpendicular di
daerah nasal . *akukan pada beberapa tempat di daerah sekitar nasal dan superior untuk lebih
mengeksplorasi defek di superonasal.
1/
Keterangan gambar : pemetaan meridian horisontal dengan de%ek nasal step pada mata
kanan. 8-9 Gerakkan stimulus yang berada di atas dan dibaah meridian horiontal sampai
terlihat adanya disparansi daerah superior. ;-$ <ksplorasi daerah superior dengan
menggunakan beberapa stimulus ukuran yang sama tetapi intensitas berbeda (static) sampai
didapatkan daerah terlihat (0) dan tidak terlihat (=). < pemetaan kinetic lebih pada daerah
superior sampai didapatkan isopter (6) ()
. Pemetaan Meridian!ertikal
Keterangan gambar : /erimetri kinetik dilakukan untuk memeriksa meridian >ertikal dengan
cara memilih 3 isopter yaitu pada isopter 3", ?" dan !" derajat. timulus digerakkan diatas
dan dibaah garis meridian.()
16
Pada gambar diatas memperlihatkan gambaran normal dari lapangan pandang mata
kanan seseorang yang berumur % tahun. /hysiologic 9lind pot berada di antara 1!% dari
titik fiksasi. "idak terdapat keterangan nama# tanggal pengambilan# diameter pupil.
Pemeriksaan dilakukan dengan 4 isopter berbeda sehingga jelas memperlihatkan batas!batas
lapangan pandang dibeberapa derajat dari titik fiksasi. Perhatikan daerah lateral lebih luas
dari daerah nasal yang sesuai dengan gambaran normal lapangan pandang. +eterangan besar
ukuran dan intensitas cahaya stimulus disebutkan di kotak pojok kanan ba5ah.(1)
%. &rte'ak
1. *ens <im 7rtifact dan *ids 7rtifact
Perhatikan jika lens holder terdorong keba5ah atau terdapat ptosis atau blepharokalasis#
sehingga akan menghalangi $isualisasi lapangan pandang daerah superior.
%. 8eneral constriction
Pupil yang kecil# atau refractif error yang tidak terkoreksi dengan baik# ketidak
konsistensian dari pasien dalam memfiksasi matanya# akan mempengaruhi hasil lapangan
pandang terutama daerah sentral. Juga dipengaruhi oleh cara pemeriksa dalam
menggerakkan stimulus yang terlalu cepat sehingga stimulus yang seharusnya terlihat
menjadi tidak terlihat.
1-
+eterangan gambar 9 *ens artifact
>. (entuk
Setiap defek pada hasil pemeriksaan perimeter 8oldmann adalah perubahan dari pola
isopter. Jika lingkaran isopter mengalami perlekukan# hal ini mengartikan bah5a ada area
yang tidak terlihat pada lapangan pandang dimana stimulus tidak terlihat oleh pasien.(11#1%)
alam pemetaan lapangan pandang sangat tergantung kepada perubahan dari ambang
batas penglihatan ( $isual threshold ) pada setiap titik dalam area lapangan pandang.
Perubahan yang dimaksud adalah bertambahnya batas ambang# yang berarti sensiti$itas
retina menjadi berkurang dalam menangkap stimulus sehingga akan memberikan gambaran
lekukan atau indentasi terhadap permukaan batas ambang yang semestinya. 7da & jenis
gambaran gangguan yang biasa didapatkan# yaitu 9
1. cotoma# yaitu daerah berupa ka5ah yang dalam tapi dikelilingi oleh daerah yang
normal. Skotoma berarti hilangnya penglihatan 5alau dengan target yang paling besar
dan yang paling terang. ibedakan atas skotoma absolut yang mempunyai sensiti$itas
18
retina d, misalnya fisiologis blind spot dan skotoma relatif dimana masih mempunyai
sedikit sensiti$itas retina.
%. ;onstriction# yaitu daerah lekukan yang melibatkan batas terluar dari lapangan pandang.
3. $epression, yaitu daerah lekukan yang tidak lebih dalam dari scotoma tapi luas. ni
menandakan bah5a hilangnya sensiti$itas retina tidak lebih banyak dari skotoma relatif.
(11)
Perimeter Humpre*
Perimeter Humphrey ( Humphrey &isual 6ield 8nalier) adalah suatu unit yang %ull
automatic, computeried # sangat sensitif serta sangat akurat dalam memeriksa lapangan
pandang. (1#1)
Perimetri Humphrey dengan hasil pemeriksaan yang begitu lengkap dan akurat akan
dapat 9
Pencahayaan latar belakang sama dengan perimeter 8oldmann yaitu sekitar &1# asb
yang telah ditentukan oleh Anternational /erimetric ociety. Perimeter ini akan menggunakan
stimuli yang dipancarkan ke kubah dengan intensitas yang ber$ariasi sampai 1 d,# tetapi
1
ukuran stimuli telah ditentukan sebelum pemeriksaan dilakukan. :kuran besarnya stimulus
sama dengan perimetri 8oldmann. (1-)
Satu prinsip kerja yang paling utama yang membedakan perimeter kinetik dengan
perimeter statik # yaitu perlakuan dari stimulusnya. Stimulus atau target dari perimeter
Humprey tidak akan bergerak tetapi tetap / statik hanya akan bercahaya selama % ms pada
beberapa lokasi yang berbeda!beda dalam bentuk sebaran /grid.
Stimulus ini akan menentukan threshold dari titik!titik pada pola sebaran. Stimulus ini
sudah ditentukan ukuran besar stimulus biasanya ukuran atau @tetapi intensitas cahayanya
akan berubah!ubah. Stimulus ini akan memberikan pencahayaan dimulai pada satu titik
tertentu yang selanjutnya akan berpindah ke daerah yang terdekat sampai pada daerah yang
terjauh dari titik a5al seperti anak tangga# sampai seluruh lapangan pandang terpenuhi.
(1#1)
2%
Keterangan gambar : pola sebaran titik 8 : 3" derajat, 9 : #" derajat, ; : " derajat()
Pola sebaran pada lapangan pandang ini tidak ada hubungan interpolarisasi# yang
berarti bah5a daerah antara dua titik tidak akan mendapatkan cahaya sehingga skotoma yang
sangat kecil yang berada pada % titik tidak akan terdeteksi# jika jarak antara titik terlalu jauh.
Semakin banyak titik yang diperiksa maka semakin lama 5aktu pemeriksaan.
,iasanya pemeriksaan hanya melihat !1% titik# dimana yang tersering adalah 0- titik
dengan jarak - dengan luas lapangan pandang & ( &!1 atau &!% ).
Setiap titik ini akan memiliki angka sebagai threshold dari sensiti$itas retina /
kemampuan dari titik tersebut untuk menangkap stimulus yang terlemah ( ;). 7ngka
tersebut akan diukur dalam decibel (d,).
Keterangan gambar : sensiti>itas retina digambarkan secara kuantitati% dalam decibel (d9)
dan digambarkan secara simbolik Greytone dalam gambaran titik-titik .
21
Semakin besar angka numeriknya yang berarti semakin tinggi sensiti$itas retina untuk
menangkap stimulus# maka dengan Graytone simbol akan menampakkan gambaran titik yang
semakin putih dan sebaliknya.
Prinsip kerja yang lain dari perimeter otomatis ini adalah bah5a data hasil
pemeriksaannya akan dikalkulasikan secara statistik dengan data kharakteristik normal
lapangan pandang pada umur yang sama dan abnormal yang telah dimiliki oleh perimeter ini.
engan perimeter ini juga akan mengukur berapa besar de$iasi/ perbedaan gambaran
lapangan pandang pasien dengan gambaran normal pada umur yang sama# sehingga sangat
perlu pengambilan data umur dan ri5ayat kelainan lainnya.
Hasil pemeriksaan ini akan memberikan kesimpulan akhir tentang# adanya defek
lapangan pandang# jenis defek# seberapa luas dan besar defek# serta seberapa besar
kemungkinan perubahan dari hasil normal dengan umur yang sama.
Perimeter statik telah memiliki program tertentu yang setiap jenis memiliki program
tersendiri dimana program ini akan menentukan batas luas daerah pemeriksaan# kecepatan
serta keakuratan dalam pemeriksaan.(1#10)
Persiapan pasien sama saja dengan perimeter 8oldmann# tapi pemeriksaan akan
sepenuhnya dilakukan oleh komputer. Aang perlu sangat diperhatikan bah5a karena
keterbatasan lapangan pandang yang diperiksa hanya sampai pada & derajat maka pasien
harus diberikan koreksi penglihatan dekatnya.
C. Pemasu!an Data
Pemasukan data sangat penting sebagai langkah a5al pemeriksaan yang akan
membuat hasil pemeriksaan lebih akurat dan detail. ata!data ini sangat diperlukan juga
untuk kepentingan follo5 up penyakitnya. ata!data tersebut adalah 9
22
Setiap jenis kelainan mata akan memerlukan jenis tes yang berbeda. "ipe program
atau strategi yang akan digunakan akan menentukan berapa luas lapangan pandang
yang akan diukur sehingga akan memberikan hasil yang maksimal.
D. Pemili#an program
,erbagai macam program telah disediakan untuk mendeteksi daerah!daerah tertentu
dalam lapangan pandang. Program ini bergantung kepada gangguan tertentu yang dicurigai.
Program 3program yang dimaksud adalah 9
-. Suprat)res)old strate*ies 0strategi s!rining1
Program ini diberikan kepada pasien yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan
dan kecurigaan adanya kelainan hanya ringan saja. Program ini berlangsung cepat yaitu
sekitar - menit permata dan hanya akan memberikan keterangan adanya defek tapi detail
lokasinya kurang jelas. Program ini kurang baik untuk pemeriksaan penyakit glaukoma.
Jika ada defek yang absolut akan diberi tanda bulat hitam dan defek yang relatif diberi
tanda silang. :ntuk mengetahui detail defek untuk seluruh lapangan pandang sangat baik
dengan perimetri 8oldmann. Sedangkan untuk memeriksa secara detail lapangan
pandang sentral menggunakan threshold strategies# sedangkan besar stimulus yang
diberikan - d, lebih terang dari tes "hreshold.
2. +)res)old Strate*ies
Program ini akan mengukur reduksi/ pengurangan dari sensiti$itas retina pada seluruh
titik yang akan diperiksa. Sangat berguna dalam menggambarkan secara detail defek
yang terjadi. 7da & macam program threshold ini# yaitu 9
a. ,ull +)res)old
Program ini adalah gold standar untuk pengukuran penyakit glaukoma. Aang tersering
diapakai adalah program &!% atau %4!%.
+omputer a5alnya akan mengukur threshold pada titik utama pada setiap kuadran
yaitu sekitar > dari meridian $ertikal dan meridian horisontal untuk program &!%.
Selanjutnya akan mengukur titik!titik disebelahnya secara berturut!turut seperti anak
tangga. 75alnya setiap titik akan diberikan 4 d, sampai pasien tidak dapat
melihatnya# yang selanjutnya akan dinaikkan tiap % d, sampai dapat dilihat oleh
pasien. 7ngka dimana pemberian % d, terakhir yang dapat dilihat oleh pasien adalah
threshold dari titik tersebut.
2+
Keterangan gambar : 'etode 6ull hreshold dan 6astpac ( 6ast threshold )
0. ''iient +)res)old Starte*ies / Sedis) 3nterative +)res)oldin* &l*oritm -S3+&
Program ini merupakan program standar baru yang lebih baik dibanding dengan
program "hreshold. Program ini dibuat supaya dalam menganalisa hasil pemeriksaan lebih
cepat dan tidak terlalu ber$ariasi serta lebih akurat. (%#1%#1&)
Program terdahulu untuk melihat threshold dari suatu titik akan melakukan staircase
methode yang akan memakan 5aktu lama tapi program S"7 ini melihat besarnya
perkiraan yang terbaik dari suatu titik untuk dapat dilihat oleh orang dengan umur yang
sama.
Program S"7 ini sangat cepat dalam pemeriksaannya# yaitu % kali lebih cepat dari
Dull threshold. Program S"7 terbagi atas % macam yaitu S"7 Standar dan S"7 Dast.
2
"idak ada program Humprey yang dapat menjangkau seluruh lapangan pandang. Paling
terbanyak hanya 1% titik# sehingga untuk pemeriksaan ini sangat baik dilakukan oleh
Perimeter 8oldmann.
d. Daera# #usus
Pada penyakit glaukoma daerah sentral dan 1 di daerah nasal meridian adalah daerah
yang sangat bermakna. Program 7rmaly dipakai untuk melihat daerah ini# demikian
pula untuk menilai meridian horisontal dan $ertikal. :ntuk daerah temporal sebaiknya
menggunakan perimeter 8oldmann. (1# &# 1&# 10)
7da beberapa parameter yang terlihat melalui lembaran pemeriksaan yang akan
sangat memberikan informasi tentang keakuratan dari pemeriksaan.
Hal!hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menilai suatu lembar pemeriksaan
perimeter Humphrey adalah sbb 9
2/
adanya kelainan tapi secara detail masih perlu pemeriksaan lanjut yaitu dengna program
threshold dimana akan menunjukkan secara detail gambaran defek yang ada. Pilihannya
adalah Suprathreshold# Dull threshold# S"7 Standar atau S"7 Dast.
%. ore!si pengli#atan
Sangat penting kiranya memasukkan data berapa besar koreksi untuk penglihatan terdekat.
+ita dapat melakukan manual atau komputer dapat menghitung berapa besar koreksi yang
harus diberikan kepada pasien.
4. Besar Pupil
Pupil yang kecil dapat mengurangi lapangan pandang# jadi ukuran pupil yang terkecil yang
dapat memberikan hasil terbaik adalah & mm. Perhatikan jika dilakukan pemeriksaan
kedua hendaknya memakai ukuran pupil yang sama pula.
5. 6uestion As!
7ngka ini menandakan indikator lamanya 5aktu yang diperlukan selama pemeriksaan.
7. Inde!s e$enaran 0Relia$ilit* Indi(es 1
+erjasama dan respon pasien sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan. ndeks ini melihat
apakah hasil pemeriksaan dapat dipercaya atau tidak karena kerjasama dari pasien. 7da
beberapa parameter untuk menilai apakah pasien telah cukup baik dalam kerjasama serta
dalam merespon setiap instruksi yang kita berikan# yaitu 9
a. 3lu!tuasi
Dluktuasi ini diukur dengan cara memberikan stimulus dua kali pada titik yang
sama# sehingga terlihat perbedaan threshold pada % titik tersebut. Perbedaannya lalu
diukur dengan indikator p $alue# sehingga semakin kecil harga p maka semakin besar
ketidak responan dari pasien dalam mengartikan suatu stimulus sehingga yang
tergambar banyak glaukomatous field loss.
$. 3i8ation Loss
Perimeter secara periodik akan memancarkan cahaya stimulus pertama kali pada daerah
blind spot. Pasien tentunya tidak akan melihat cahaya tersebut# tetapi jika pasien
tersebut tidak melihat pada titik fiksasi maka akan melihat cahaya dan menekan tombol.
Perimeter akan menunjukkan berapa kali melakukan tes ini dan berapa kali pasien
gagal dalam memfiksasi matanya.
7ngka ini akan menunjukkan seberapa besar kemampuan pasien dalam kepatuhan
mempertahankan fiksasi matanya. Pemeriksa harus selalu memeriksa fiksasi mata
pasien melalui monitor yang tersedia.
Secara kuantitatif akan terukur misalnya pada daerah blind spot dengan angka seperti
/1 atau %/1 yang berarti tidak ada atau ada % fiksasi yang salah dari 1 titik yang
berada di daerah blind spot. Jika terdapat % ; fiksasi yang salah maka komputer akan
memberikan tanda EE disamping angka fiFation loss.
26
(. 3alse Positi9e
Hal ini terjadi jika pasien terlebih dahulu menekan tombol dimana sebenarnya stimulus
belum diberikan ( pasien terlalu bersemangat / Gtrigger happyG ) . ,iasanya normal
akan terdapat 1 false positif diantara & titik yang diperiksa# tetapi jika terdapat & ;
terdapat false positi$e maka komputer akan menganggap suatu kesalahan.
d. 3alse negati9e
,iasanya komputer akan memberikan > db lebih terang dari pada stimulus yang
pertama# tapi jika stimulus tidak terlihat oleh pasien maka ada terjadi keadaan tertentu
misalnya kelelahan dari pasien. Jika terdapat &; false negati$e maka komputer akan
menganggap suatu kesalahan.
:. Data Numeri!
ata ini menunjukkan berapa besar sensiti$itas retina dalam menangkap stimulus
yang diukur dengan d,. 7ngka yang besar menandakan sensiti$itas retina lebih besar
dimana dengan intensitas cahaya yang redup ( d, besar ) sudah dapat ditangkap oleh sel
fotoreseptor retina. Jika terdapat % angka pada satu titik berarti dilakukan % kali
pemeriksaan pada titik tersebut.
;. Gra*s(ale
6ara yang tercepat untuk menilai hasil pemeriksaan# biasanya langsung melihat di
gambaran 8rayscalenya tetapi hal ini hanya memberikan secara kasar dari besarnya
penurunan sensiti$itas retina secara menyeluruh / general depression# tanpa melihat ada
tidaknya local depression/ scotoma..
8ambaran pemetaan dalam bentuk 5arna# dimana semakin hitam maka semakin banyak
rendah sensiti$itasnya# yang dinyatakan dalam bentuk 8raytone symbol dan dapat
dikon$ersikan ke d, dan asb.
2-
kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Sehingga skotoma atau defek yang berada diba5ah
tidak dapat terlihat# untuk hal tersebut kita harus melihat Pattern e$iasi.
Jika terdapat de$iasi atau pengurangannya# misalnya tertulis angka !%# berarti pasien
ini kuarang % d, sensitif dari orang normal pada umur yang sama# dan sebaliknya jika
tertulis & maka pasien ini & d, lebih baik dibandingkan dengan orang normal. Selanjutnya
dengan gambaran 8rayscale akan digambarkan dengan titik!titik yang dapat ditunjukkan
dengan harga P ( Probability symbol ). Jika harga P 1; ini mengartikan bah5a kurang
dari 1; dari populasi normalumur sama yang mempunyai nilai sensiti$itas retina tersebut.
Semakin hitam ( P semakin kecil ) maka semakin besar perbedaan kekurangannya yang
berarti semakin kecil kemungkinan sama dengan orang normal# yang berarti semakin
jelek.
-=. Pattern De9iasi
Pola normal dari @ision of Hill menggambarkan sensiti$itas tertinggi berada di sentral
dan akan menurun secara gradual ke perifer. Pattern e$iasi ini akan melihat adanya lokal
defek/skotoma setelah menghilangkan / mengurangi harga generalised depression dari
"otal e$iasi. Suatu skotoma dapat menjadi tidak terlihat karena "otal e$iasi hanya
memperhitungkan depresi yang terdapat diatas skotoma ( hidden scotoma )# sehingga
Pattern e$iasi ini kan dapat menghilangkan harga "otal e$iasi sehingga suatu skotoma
akan dapat terlihat. Jadi Pattern e$iasi ini sangat mempunyai arti yang penting dalam
pemeriksaan. ijabarkan dalam bentuk angka!angka# dan dimana semakin hitam maka
semakin banyak de$iasi lokal.
--. Glau(oma Hemi2ield Test 0GHT1
8laucoma Hemifield "est didasarkan atas pemikiran bah5a penyakit glaukoma dapat
menyebabkan kehilangan lapangan pandang asimetris dan bukan hanya pengurangan
lapangan pandang secara difus# sehingga dengan 8H" ini akan membandingkan gambaran
lapangan pandang superior dengan inferior. 8H" akan menge$aluasi titik di daerah
superior lapangan pandang kemudian akan dibandingkan seperti layaknya cermin dengan
titik di daerah inferior lapangan pandang.
Penilaiannya terdiri dari 9 8H" 5ithin normal limit# outside normal limit dan border line
normal limit.
28
Keterangan gambar : Glaucoma Hemi%ield est pada beberapa tempat berbeda. /attern
$e>iasi membandingkan ! daerah superior terhadap daerah yang sama di daerah
in%erior.
2
,esarnya angka pada Pattern e$iasi kadang disebabkan oleh karena tingginya angka
SD# dan 6PS dijadikan sebagai indikator penilaian dari kebenaran harga Pattern e$iasi.
(1# &# 1# 1&# 10) .
Pemeriksaan dianggap tidak akurat jika terdapat % atau le$i# kriteria sbb 9
1. "otal uestion K 4
%. DiFation loss K % ;
Suatu defek yang disebabkan oleh glaukoma ( Glaucomatous $e%ect ) dapat terdeteksi
melalui pemeriksaan ini dengan melihat sala# satu kriteria sebagai berikut 9
1. Paling sedikit & atau lebih titik!titik depresi yang berdekatan pd lapangan pandang sentral
dengan P ; pd penampakan Pattern e$iasi dan salah satunya harus P 1 ;.
+%
+eterangan gambar 9 *embar pemeriksaan Perimeter Humphrey (%)
+1
terlihat bersih di plot Pattern e$iasinya. engan harga SD %#-&# 6PS memperhitungkannya
dan terlihat normal. 8H" memperlihatkan harga yang normal dengan kriteria!kriteria diatas.
+2
dengan harga P yang lebih jelek yaitu P #;. (1)
i ba5ah ini terdapat % lembar hasil pemeriksaan lapangan pandang pada orang yang
sama# tetapi dengan program yang berbeda.
Pemeriksaan pertama (7)# pasien diperiksa dengan program "hreshold %4!% dan terlihat
ada penurunan sensiti$itas di daerah superonasal sentral lapangan pandang yaitu sekitar 1
daerah sentral. <eliability indices menunjukkan angka!angka yang normal# yang berarti
tingkat kebenaran/kepatuhan pasien sangat baik. 8lobal ndices menjabarkan bah5a 'ean
e$iasi (') atau secara total de$iasi terdapat penurunan sebesar 1#44 d, ( depresi
menyeluruh)# pada PS terdapat de$iasi atau skotoma sebesar #41 d, di daerah titik 1
dengan harga P hanya 1; tetapi harga 6PS memperbaiki dengan memperhitungkan harga
SD dan ternyata menjadi #10 d, dengan harga P # ; (semakin besar de$iasi karena
skotoma dibanding orang normalnya). ni berarti bah5a terdapat penurunan sensiti$itas atau
skotoma pada titik!titik di daerah 1 dari titik fiksasi dibandingkan dengan orang dengan
umur yang sama.
ari 8H" terlihat But of *imit dan terlihat lebih dari & titik yang mengalami depresi pada
lapangan pandang sentral dengan harga P 1; dan 6PS 9 P #; # sehingga dapat
dipastikan bah5a pasien ini mempunyai defek karena penyakit glaukoma. (1)
++
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut daerah sentral dengan program 1!% (,)
sehingga terlihat lebih detail seberapa besar penurunan sensiti$itas pd daerah defek.(1)
+
Keterangan gambar : 8.Hasil pemeriksaan perimetri Humphrey dengan program threshold
#?-#
+/
Keterangan Gambar : 9. Hasil pemeriksaan perimeter Humphrey dengan program "-#
yang berasal dari pasien yang sama dengan pemeriksaan diatas
+6
penerimaannya jika diberikan background luminance 5arna kuning. Hal inilah yang
mendasari tekhnik SC7P.
"ekhnik ini sangat baik untuk mendeteksi adanya early glaucoma . "ekhnik SC7P ini
hanya dimiliki oleh Humphrey (0 series) dan Bctopuss 1!%!&.
2. ,+ - ,re8uenydou$lin* +e)nolo*y
idasarkan atas pengukuran batas ambang kontras terhadap target dengan frekuensi
tertentu # yang terdiri atas high freuency dan lo5 freuency. Sel yang berperan
adalah sel ' ('agno) dari sel ganglion retina."ekhnik ini juga sangat bagus untuk
menilai suatu early glaucoma .(1>#%)
+-
sering terkena. ama yang diberikan biasanya sesuai dengan gambaran klasik defek lapangan
pandang yang dihasilkan pada hasil pemeriksaan perimeter.
Pada gambar diatas menunjukkan# suatu kerusakan serabut saraf di bundel ner$us
optik daerah inferior temporal# maka serabut saraf daerah inferotemporal diba5ah meridian
horisontal yang menyuplai daerah tersebut akan mengalami penurunan sensiti$itas# yang
mengakibatkan defek lapangan pandang pada daerah superonasal lapangan pandang# yaitu
parasentral scotoma.(-)
+erusakan serabut saraf karena penyakit glaucoma ( 8laucomatous @isual Dield
efect ) dapat berupa 9
1. 8enerali2ed epression
%. Paracentral Scotoma# suatu skotoma yang berada di sebelah dari daerah sentral.
&. 7rcuate efect atau ,jerrum Scotoma#dimulai dari meridian horisontal nasal lalu
akan membentuk sudut sempit dan bertemu dengan blind spot.
4. asal Step# diskontinuitas yang tajam antara lapangan pandang atas dan ba5ah
sepanjang meridian horisontal dan merupakan ekspresi minimal dari arkuata
defects.
. 7ltitudinal efect *apangan pandang superior atau inferior telah hilang# dengan
$ariasi menyisakan daerah sentral atau temporal.
C. "emporal Cedge# seperti potongan kue pie# dimana apeksnya mengarah ke blind
spot. (0)
+8
8ambar diatas menunjukkan suatu defek lapangan pandang yang disebut scotoma
arcuata yang muncul pada area 1!%. +erusakan serabut saraf terjadi pada bundel ner$us
optik daerah inferior atau superior temporal# sehingga serabut saraf yang mensuplai daerah
tersebut akan mengalami penurunan sensiti$itas dan akan menggambarkan pola arkuata
sesuai dengan perjalanan serabutnya.
+
+eterangan 8ambar 9 efek inferior arkuata (glaukoma) yang berat pada mata kiri.
"erlihat tidak ada perubahan/ perbaikan dari beberapa kali pemeriksaan
+eterangan gambar 9 Pola kerusakan serabut saraf dengan defek asal Step
%
+eterangan 8ambar 9 Pada mata kanan memperlihatkan asal steps (galukoma) yang
bertambah pada pemeriksaan berikutnya. Pada mata kiri terdapat asal step ditambah dengan
superior arkuata.
1
+eterangan gambar 9 7ltitudinal defek yang melibatkan daerah nasal dan temporal pada mata kanan.
2
+eterangan 8ambar 9 Hemianopia. "erdapat *eft Homonimous Hemianopia pada mata kanan
dan kiri
+eterangan 8ambar 9 8angguan $askular pada ner$us optik ( 7nterior skemik Bptik
europati) menyebabkan konstriksi yang berat pada daerah nasal pada mata kanan. "erlihat
pula skotoma sentral ( harga d, pada daerah titik fiksasi ). Pada mata kiri terlihat sedikit
konstriksi pula di daerah nasal melalui plot Pattern e$iasi.
+
+eterangan gambar 9 *eft Superior Muadrantanopia pada mata kanan dan kiri
+eterangan gambar 9 6entral Scotoma pada mata kanan dan gambaran normal pada mata kiri.
"erlihat ada perbaikan setelah pemeriksaan berikutnya.
/
PENUTUP
alam kasus!kasus glaukoma dan neuro!oftalmologi# pemeriksaan lapangan pandang
sangat menentukan dalam diagnosa. Pemeriksaan perimetri sendiri selain sebagai screening
test, diagnostic test dan juga sekaligus monitoring teraphy test.
Perimetri sebagai pemeriksaan subjektif dan objektif dalam memeriksa lapangan
pandang sangat tergantung oleh berbagai macam $ariabel# salah satunya oleh jenis perimetri
yang dipakai.
Perimetri menurut cara kerjanya terbagi atas % yaitu perimetri kinetik dengan
pelaksanaan manual dan perimetri static yang otomatis dikerjakan oleh sistem komputer.
Perimetri 8oldmann sebagai perimetri kinetik manual mempunyai kelebihan!
kelebihan dan juga kekurangan yang dibedakan dengan perimetri statik/ otomatis salah
satunya dengan Perimetri Humphrey.
Hasil pemeriksaan perimetri 8oldmann sangat ditentukan oleh operator / pemeriksa
dalam pelaksanaannya sedangkan hasil pemeriksaan Humphrey bergantung oleh banyak
$ariabel seperti kepatuhan pasien serta data umur# kelainan penyerta yang akan
diperhitungkan secara statistik tentang pola perbedaan hasil lapangan pandang pasien
dibandingkan dengan populasi normal umur yang sama.
Perimetri Humphrey mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan perimetri
8oldmann khususnya dalam mendeteksi suatu defek karena penyakit glaukoma# sekaligus
juga dapat melihat progresifitas penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bart"n 3 Benatar M. Fe#$ "4 5s"n . A Man'a# an$ At#as "4 Per!etr. Frst
E$t"n. H'!ana Press T"t"a3 Ne erse*3 2%%+ 7 +102%6
2. Lesegang T3 S'ta GL3 &ant"r LB. T)e Patent t) Decrease$ 5s"n9
Ne'r"0"()t)a#!"#"g*. A!ercan "4 ,()t)a#!"#"g*. USA.2%%802%% 9 8-0
1%2
6
+. An$ers"n DR3 5ncent MP. A't"!atc Statc Per!etr*. Sec"n$ E$t"n.
M"s:*. 1. /018
. Nee## F;. 5s'a# Fe#$. ,()t)a#!"#"g*. Prnc(#es an$ &"nce(ts. S<t)
E$t"n. T)e M"s:* &". St. L"'s. 186 7 1/8016+
/. Sa#!"n F3 Kans . G#a'c"!a. A &"#"'r Man'a# "4 Dagn"ss an$
Treat!ent. T)r$ E$t"n. B'tter"rt)0Hene!ann. E$n:'rg). 2%%7 +/0
6. Un$erstan$ng 5s'a# Fe#$ Testng. A=a#a:#e
"n 9)tt(9>>.##sg#a'c"!a."rg.)t!
-. S'ta GL3 &ant"r LB. &#nca# E=a#'at"n. G#a'c"!a. Sect"n 1%. A!ercan
Aca$e!* "4 ,()t)a#!"#"g*. USA. 2%%802%% 7 ++08+
8. Tangent Screen. A=a#a:#e "n 9 . Te<t?TangentScreen
. Ders' I3 ;ggns MN et a#. Un$erstan$ng 5s'a# Fe#$. Part I 9 G"#$!ann
Per!etr. "'rna# "4 Me$ca# Tec)n"#"g*. A=a#a:#e "n9
.,MT"n#ne.c"!
1%.R"e F. 5s'a# Fe#$ =a 5s'a# Pat)a*. Met)"$s "4 5s'a# Fe#$
assess!ent. Frst E$t"n. B#ace## P':#s)er.2%%67 2-0-1
11.Hnts "n 5s'a# Fe#$ E<a!nat"n. A=a#a:#e "n
9)tt(9>>."4t.g'.se>e:$agn"s>&"ntents.)t!#
12.Sc"t"!a. A=a#a:#e "n 9 )tt(9>>!e$ca#0$ct"nar*.t)e4ree$ct"nar*.c"!
1+.H'!()re*@s Statc T)res)"#$ Re#ate$A't"!ate$ Fe#$ Ana#*Cer. A=a#a:#e
"n 9
)tt(9>>."(t.n$ana.e$'>r#e*>H"!ePage>A't"!ate$?Per!etr*>Te<t?A't
"?(er!.)t!#
1.;an S3 Sa$ MM3 Nast AR. A't"!ate$ Per!etr*7 Inter(retng t)e Data.
A=a#a:#e "n 9 $ran!ns.c"!
1/.E<(an$ng *"'r Fe#$ 5s"n. A=a#a:#e "n 9 .6+%-8?Per!etr*.($4
16.Internat"na# 5s'a# Fe#$ an$ I!agng S*!("s'!. A=a#a:#e "n 9 A:stract0
2%%6.($4
1-.S< Ste( A((r"ac) t" e=a#'ate 5s'a# Fe#$. A=a#a:#e "n 9 .
1%?S<Ste(A((r"ac).($4
18.M'sta4a S. H" t" rea$ Statc Per!etr*. Hg) Lg)t n Ne Manage!ent "4
G#a'c"!a Patents. Se!nar G#a'"!a $an ;"rs)"( . FKUI RS&M.
2%%.101
1.S)"rt0;a=e A't"!ate$ Per!etr. A=a#a:#e "n 9
)tt(9>>e:e*e."()t).'"a.e$'>(s>searc).)t!
2%.Ear#* 5s'a# Fe#$ n G#a'c"!a. A=a#a:#e "n 9
)tt(9>>.g#a'c"!a"r#$.net>n$e<2.)t!#
-